Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN
TEKNIKA
DIKSI

Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang


sangat penting. Dalam memilih kata-kata, ada dua
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

1.Ketepatan : dapat mengungkapkan apa yang ingin


diungkapkan.

2.Kesesuaian : kecocokan antara kata-kata dengan


kesempatan dan keadaan.
I. Kata – kata yang memiliki persamaan dibeberapa bagian
A. Sinonim : Persamaan arti (abadi=awed,abang=kakak)
B. Antonim : Lawan arti (asli=palsu,baru=lama)
C. Homonim : Dua istilah/lebih sama ejaan dan lafal, beda
makna/arti. (bulan=kalender,bulan sungguhan)
D. Homofon : Sama lafal, beda ejaan dan makna/arti.
(bang=bank,mental=mental)
E. Homograf : Sama ejaan, beda lafal dan makn/arti.
(apel=buah/kumpul, keset=bersih/pembersih pengelap kaki)
F. Hiponim : Bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim.
(ayam, bebek)
G. Hipernim : Superordinat yang mempunyai makna lebih luas.
(unggas)
II. DENOTASI dan KONOTASI
Contoh :
1. Ayahnya pekerja di kantor itu.
2. Ayahnya pegawai di kantor itu.
3. Ayahnya buruh di kantor itu.
4. Gadis itu bunga di desanya.
5. Penata bunga itu sedang bekerja.
6. Banyak kupu-kupu beterbangan di malam hari
diatas kebun bunga nenek.
7. Kupu – kupu malam itu ditangkap petugas
trantib.
III. ABSTRAK dan KONGKRIT

Contoh :
1. Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat
memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang
menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.

2. Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat


puisi, prosa, dan kegiatan-kegiatan lain karena adanya
kebebasan yang diberikan pihak Universitas.
IV. UMUM dan KHUSUS

Contoh :

1. Perlengkapan kantor yang baru dibeli itu hilang dicuri


maling, seperti : komputer, printer, dan pemotong kertas.

2. Penata bunga itu merangkai beraneka bunga seperti : melati,


mawar, anyelir dan anggrek di meja panjang itu.

3. Bentuk-bentuk surat dapat dilihat pada buku itu seperti:


surat dinas, surat pajak, dan surat pribadi.
V. POPULER dan KAJIAN

1. Bermakna 1. Signifikansi
2. Sejajar 2. Paralel
3. Tahap 3. Stadium
4. Isi 4. Volume
5. Batasan 5. Definisi
6. Berbahaya 6. Kritis
7. Besar 7. Makro
8. Wajar 8. Natural
9. Tetap 9. Konsisten
10. Arang 10. Karbon
VI. KATA DALAM PERCAKAPAN

 JARGON : Kata-kata teknik yang dipakai oleh


segolongan/ kelompok tertentu dalam berkomunikasi.
Bentuknya bisa seperti sandi, kode rahasia atau morse.

 SLANG : Kata-kata yang biasa dipakai para remaja


dalam berkomunikasi. Tercipta karena para pemakai
ingin berbeda dari orang kebanyakan.
VII. PERUBAHAN KATA

1. Meluas : putra-putri, bapak, ibu, dll.


2. Menyempit : sarjana, kiai, pendeta, dll.
3. Sinestesia : mukanya masam, panjang tangan,
bermuka dua, dll.
1. Amelioratif : istri - bini
2. Asosiasi : amplop, sogok.
3. Peyoratif : oknum, gerombolan, antek.
Kata yang Mengalami Perubahan Makna

Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang
mengalami penyempitan makna maupun perluasan makna. Hal ini terjadi seiring
dengan perkembangan kehidupan manusia.
Contoh kata Indonesia yang mengalami penyempitan makna adalah sarjana
dan pendeta. Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua
cendekiawan; kini kata tersebut digunakan untuk menyebut cendekiawan lulusan
perguruan tinggi saja. Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu,
kini hanya digunakan untuk menyebut guru atau pemuka agama Kristen.
Contoh kata yang mengalami peluasan makna adalah kata berlayar, bapak,
ibu, saudara, dan putra–putri. Kata berlayar semula digunakan dengan makna
‘bergerak di laut menggunakan perahu layar’. Kini maknanya meluas, yaitu
‘bepergian lewat laut, baik memakai perahu layar maupun alat transportasi jenis
lain’. Kata bapak, ibu, dan saudara semula digunakan hanya dalam hubungan
kekerabatan; kini ketiga kata tersebut digunakan juga untuk menyebut orang
yang bukan anggota keluarga. Kata putra dan putri semula digunakan hanya
untuk menyebut anak raja; kini anak siapa pun disebut putra dan putri.
VIII. KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN
KATA

1. Penanggalan Awalan meng- Bentuk yang salah


a. Jaksa Agung periksa mantan Presiden Soeharto.
b. Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbus.

2. Penanggalan Awalan ber- Bentuk yang salah


a. Sampai jumpa lagi
b. pendapat saya beda dengan pendapat mu.

3. Peluluhan bunyi /c/ sering luluh kalau bertemu awalan me- seharusnya tidak.

4. Penyengauan Kata Dasar

5. Hukum /k/, /p/, /t/, /s/

6. Awalan ke – yang keliru

7. Pemakaian akhiran –ir


Latihan.
Jodohkan sebelah kanan dengan kiri !

1. Atas – bawah h
2. Sogok – amplop e a. Homograf
3. Apel – apel a b. Hiponim
4. Bisa – bisa c c. Homofon
d. Sinestesia
5. Besar kepala
e. Asosiasi
6. Temu wicara f. Idiom
7. Bersilat lidah g. Frasa
8. Ikan – bandeng h. Antonim
9. Sejak – dari i. Sinonim
10. Bank - bang j. Homonim
Sekian
&
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai