Contoh :
1. Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat
memprihatinkan, hal ini terlihat dari banyaknya anak yang
menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.
Contoh :
1. Bermakna 1. Signifikansi
2. Sejajar 2. Paralel
3. Tahap 3. Stadium
4. Isi 4. Volume
5. Batasan 5. Definisi
6. Berbahaya 6. Kritis
7. Besar 7. Makro
8. Wajar 8. Natural
9. Tetap 9. Konsisten
10. Arang 10. Karbon
VI. KATA DALAM PERCAKAPAN
Dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa lain, terdapat kata yang
mengalami penyempitan makna maupun perluasan makna. Hal ini terjadi seiring
dengan perkembangan kehidupan manusia.
Contoh kata Indonesia yang mengalami penyempitan makna adalah sarjana
dan pendeta. Kata sarjana semula digunakan untuk menyebut semua
cendekiawan; kini kata tersebut digunakan untuk menyebut cendekiawan lulusan
perguruan tinggi saja. Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu,
kini hanya digunakan untuk menyebut guru atau pemuka agama Kristen.
Contoh kata yang mengalami peluasan makna adalah kata berlayar, bapak,
ibu, saudara, dan putra–putri. Kata berlayar semula digunakan dengan makna
‘bergerak di laut menggunakan perahu layar’. Kini maknanya meluas, yaitu
‘bepergian lewat laut, baik memakai perahu layar maupun alat transportasi jenis
lain’. Kata bapak, ibu, dan saudara semula digunakan hanya dalam hubungan
kekerabatan; kini ketiga kata tersebut digunakan juga untuk menyebut orang
yang bukan anggota keluarga. Kata putra dan putri semula digunakan hanya
untuk menyebut anak raja; kini anak siapa pun disebut putra dan putri.
VIII. KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN
KATA
3. Peluluhan bunyi /c/ sering luluh kalau bertemu awalan me- seharusnya tidak.
1. Atas – bawah h
2. Sogok – amplop e a. Homograf
3. Apel – apel a b. Hiponim
4. Bisa – bisa c c. Homofon
d. Sinestesia
5. Besar kepala
e. Asosiasi
6. Temu wicara f. Idiom
7. Bersilat lidah g. Frasa
8. Ikan – bandeng h. Antonim
9. Sejak – dari i. Sinonim
10. Bank - bang j. Homonim
Sekian
&
Terima kasih