Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B.D. van Rietschoten
pada 1889, di Desa Wajak, Tulungagung. Setelah Homo Wajakensis ditemukan, ada ilmuwan lain bernama Eugene Dubois yang sedang melakukan penelitian di daerah Ngawi dan ketika sedang melakukan penelitiannya pada tahun 1891 Ciri – Ciri Homo Wajakensis secara Fisik 1. Homo Wajakensis memiliki ciri Mongoloid maupun Austromelanesoid.
2. Diperkirakan Homo Wajakensis merupakan sub ras dari Melayu Indonesia dan berevolusi menjadi Austromelanesoid saat ini.
3. Ukuran tengkoraknya sedang dan agak lonjong
4. Muka datar dan lebar
5. Akar hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol sedikit
6. Dahinya sediki miring dan di atas matanya ada busur kening nyata
7. Volume otak sekitar 1.630 cc
8. Tingginya sekitar 173 cm
Homo Wajakensis diperkirakan hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu. Meski ditemukan di Jawa Timur, Homo Wajakensis juga tersebar di Indonesia bagian timur. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak, fragmen rahang bawah dan beberapa ruas tulang leher. Diduga, fosil-fosil tersebut milik manusia berjenis kelamin Perempuan yang berusia 30 tahun. Homo Wajakensis digolongkan sebagai Homo Sapiens pertama di Asia. B. Corak Kehidupan Manusia Masa Praaksara Corak kehidupan masyarakat praaksara dibagi menjadi masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan beternak, serta masa perundagian atau masa kemahiran teknik. Masa praaksara di Indonesia dibagi menjadi dua aspek yaitu: Berdasarkan kebudayaanya dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Berdasarkan kemampuannya dibagi menjadi masa berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, dan perundagian. C. Paleolitikum dan A. Paleolitikum Mesolitikum Zaman Paleolitikum atau dikenal juga dengan zaman Batu Tua adalah masa peradaban yang terjadi sebelum zaman Logam dan masih menggunakan perkakas yang terbuat dari batu kasar yang belum diasah dan masih sangat sederhana. Zaman Paleolitikum diperkirakan berlangsung sejak 600.000 tahun yang lalu. Alat-alat yang digunakan pada masa Paleolitikum di bagi mejadi 2 kebudayaan Kebudayaan Ngandong:
Kebudayaan Pacitan (1935) • Kapak Genggam
• Alat-alat dari tulang hewan • Kapak Genggam yang dibentuk menjadi • Kapak Perimbas semacam belati • Alat-alat serpih (flakes) • Ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisiya • Alat-alat serpih (flakes) C. Paleolitikum dan Mesolitikum B. Mesolitikum
Zaman Mesolitikum atau sering disebut dengan zaman Batu Madya
adalah suatu periode perkembangan manusia antara zaman batu tua dan zaman batu muda. Pada zaman ini, kehidupan manusia beralih dari pola berburu-mengumpulkan menjadi menghasilkan makanan. Alat Alat Pada Zaman Mesolitikum
Pebble Sumatra (Kapak genggam Sumatra)
Hachecourt (Kapak pendek) Pipisan (Batu-batu penggiling) Hasil Kebudayaan pada Zaman Mesolitikum • Kjokkenmoddinger (Sampah dapur) Fosil yang berupa timbunan atau tumpukan kulit kerrang dan siput yang mencapai ketinggian kurang lebih 7 meter. Fosil ini banyak ditemukan disepanjang tepi Pantai timur Sumatra.
• Kebudayaan tulang dari sampung
Alat-alat yang ditemukan banyak berupa tulang, maka para Arkeolog menyebutnya sebagai tulang dari sampung.
• Abris Sous Roche
Merupakan goa yang menyerupai ceruk batu karang sebagai tempat tinggal manusia pada zaman itu. TERIMAKASIH