Anda di halaman 1dari 9

Pemberdayaan masyarakat

terhadap bencana
Pengertian

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana


masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk
memfasilitasi lokal dalam perencanaan, memutuskan dan mengelola
sumberdaya lokal yang dimiliki melalui aksi kebersamaan dan
jaringan,sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan
kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial.
Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat
a. Program yang disusun sendiri oleh masyarakat.
b. Mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung
keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya.
c. Dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya
lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak mnciptakan
ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat.
d. Instansi pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi,
LSM,swasta dan pihak lainnya.
e. Dilaksanakan secara berkelanjutan.

Tujuan
a. Terwujudnya komitmen masyarakat dalam menghadapi bencana.
b. Terlaksananya kesiap dan kemampuan masyarakat dalam upaya
penanggulanga bencana.
c. Terwujudnya kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam
melaksanakan upaya pengurangan risiko bencana
d. Terwujudnya masyarakat sadar dan akrab bencana.
Pendidikan dan Kesiapsiagaan
Terhadap Bencana
1. Pendidikan Bencana
Pendidikan kebencanaan adalah salah satu solusi internal di masyarakat untuk
mengurangi dampak bencana, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap
dan sigap terhadapbencana yang terjadi.
pendidikan kebencanaan tidak boleh terlepas dari empat konsep kunci
pendekatan, yaitu (1) Saling ketergantungan (Interdependency) (2)
Keberlanjutan (Sustainability) (3) Keanekaragaman (Diversity) (4) Tanggung
jawab personal dan sosial aksi (Personal And Sosial Responsibility For Action.

2. Kesiapsiagaan Bencana
a. Konsep Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorgani- sasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (BNPB, 2017). Kesiapsiagaan berarti
merencanakan tindakan untuk merespons jika terjadi bencana.
Banyak upaya kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana.
Beberapa upaya penting untuk kesiapsiagaan adalah:
a) Memahami bahaya di sekitar Anda. Memahami sistem peringatan dini
setempat.
b) Mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian.
c) Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan
mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri.
d) Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan mempraktekkan
rencana tersebut dengan latihan.
e) Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi.
f) Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.

b. Parameter Kesiapasiagaan
Parameter Kesiapsiagaan Masyarakat Menurut LIPI - UNESCO/ISDR (2006)
ada lima parameter yang digunakan dalam mengkaji tingkat kesiapsiagaan
masyarakat dalam kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana yaitu : 1)
Pengetahuan dan sikap tentang risiko bencana; 2) Kebijakan dan panduan; 3)
Rencana tanggap darurat; 4) Sistem peringatan bencana; 5) Mobilisasi sumber
daya (Hidayati dkk, 2017).
c. Parameter Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah
Menurut LIPI - UNESCO/ISDR (2006) Kajian kesiapsiagaan komunitas
sekolah lidasarkan atas lima parameter yaitu: 1) pengetahuantentang
fenomena gempa lan
tsunamisertarisikobencana;2)kebijakandanpanduan;3)rencanatanggap
larurat ; 4) sistem peringatan bencana; dan 5) mobilisasi sumber daya.

d. Rencana kesiapsiagaan
Tiga upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan
menghadapi bencana.
a) Miliki sebuah rencana darurat keluarga.
b) Tas Siaga Bencana (TSB)
c) Menyimak informasi dari berbagai media, seperti radio, televisi,
media online, maupun sumber lain yang resmi.
C. Evidence Based Practice Keperawatan
Bencana
1. Definisi Evidence Based Practice
Clinical Based Evidence atau Evidence Based Practice (EBP) adalah tindakan
yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti (berbasis bukti)
yang berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk menuntun
pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008).

2. Hierarki Evidance Based Practice (EBP)


Dibawah ini mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi :
a) Laporan fenomena atau kejadian-kejadian yang kita temuai sehari-hari Studi
kasus
b) Studi lapangan atau laporan deskriptif
c) Studi percobaan tanpa penggunaan tekhnik pengambilan sampel secara acak
(random)
d) Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok
pembanding, dan menggunakan sampel secara acak
e) Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau meta-analisa
3. Tujuan EBP
Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam
praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan.

4. Pentingnya EBP
Mengapa EBP penting untuk praktik keperawatan :
1) Memberikan hasil asuhan keperawatan yang lebih baik kepada
pasien
2) Memberikan kontribusi perkembangan ilmu keperawatan
3) Menjadikan standar praktik saat ini dan relevan
4) Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
5) Mendukung kebijakan dan rosedur saat ini dan termasuk menjadi
penelitian terbaru
6) Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.
5. Hambatan Untuk Menggunakan EBP
Hambatan dari perawat untuk menggunakan penelitian dalam praktik
seharihari telah dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya (Clifford
&Murray, 2001) antara lain :
1) Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek
2) Kesulitand alam mengubah praktek
3) Kurangnya dukungan administratif
4) Kurangnya mentor berpengetahuan
5) Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
6) Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
7) Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis
bukti
8) Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
9) Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artikel
10) Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian
11) Kompleksitas laporan penelitian
12) Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel
13) Merasa kewalahan

Anda mungkin juga menyukai