Anda di halaman 1dari 16

Analisa karya

seni rupa dua


dimensi
XII MIPA 2
KELOMPOK 9
Firmansyah

Amelia Suganda Regina Mudrika


Putri Damayanti

Zahwa Aurelly
Bilbina S
Lukisan “Berburu” karya
Raden Saleh

Lukisan karya Raden Saleh


yang satu ini memiliki ukuran
berdimensi 110 × 180 cm
dengan tema perburuan yang
memperlihatkan konflik antara
manusia dan hewan liar yang
dramatis.
Selain itu, terdapat pula ciri paradoks dari Dilukisan tersebut, tampak
Romantisisme disini, yaitu; manusia seolah segerombolan manusia yang sedang
diputarbalikan menjadi mahluk yang buas memburu Banteng. Mereka semua
(seperti hewan) yang berburu mangsanya. tampak beringas, menunjukan
Padahal banteng bukanlah hewan yang emosi yang siap untuk membunuh
lazim untuk diburu di nusantara. Tidak ada banteng yang berusaha untuk
budaya untuk memakan santapan daging melawan. Kemudian, perlawanan
banteng di Hindia Belanda, sehingga hal banteng tersebut berhasil
tersebut menjadi latar belakang Raden menjatuhkan salah satu pemburu
Saleh dalam menciptakan karya ini. yang berusaha menangkapnya.
Tapi manusia dengan nafsu yang tidak Hal tersebut pun telah pelukis
terbatas berani dan bahkan berhasil gambarkan lewat sebuah hewan yang
menaklukan hewan yang raja rimba saja dipertemukan dengan sifat agresif
tidak berani menyentuhnya. Singa manusia. Secara tidak langsung, Raden
berburu agar dapat bertahan hidup, Saleh menyindir nafsu manusia yang
berburu adalah satu-satunya sumber terus mengusik mahluk lain. Padahal
makanan baginya. Sementara manusia? predator alami sendiri biasanya tidak
Sebetulnya apa yang diburu dalam berani untuk memburu banteng.
perburuan banteng itu?
Maka dari itu, berdasarkan pembahasan makna dari lukisan
"berburu rusa" tersebut, lukisan ini memiliki gaya aliran
Romantisisme; yaitu aliran yang mengutamakan imajinasi,
emosi, dan sentimen idealisme yang biasanya dituangkan
melalui alegori alam serta kaya akan perpaduan warna yang
kontras.

Teknik yang digunakan Raden Saleh dalam pembuatan lukisan


ini adalah teknik basah. Teknik basah itu sendiri merupakan
cabang dari teknik cat minyak yang pada dasarnya dalam
teknik ini cat dicampurkan minyak terlebih dahulu. Baru
kemudian digoreskan pada kanvas.
Ada beberapa unsur dan prinsip yang menonjol dalam
lukisan ini diantaranya :
Unsur – unsur. Prinsip
● Garis, terdapat garis-garis yang ● Kesatuan
melengkung dan membentuk ● Kseimbangan
● Irama
rerumputan.
● Komposisi
● Proporsi
● Warna, terdapat perbedaan yang mencolok
● Pusat perhatian
pada warna-warna di lukisan tersebut ● Keselarasan
sehingga setiap objek dapat dengan mudah ● Gradasi
dibedakan. Contohnya adalah antara kuda ● Penekanan
yang satu, dengan kuda yang lainnya.
Lukisan “The Three Moods”
karya Affandi

The Three Moods adalah sebuah karya


seni yang mendeskripsikan tentang tiga
wajah yang berbeda ekspresi dan
mempunyai warna yang berbeda-beda
sesuai dengan ekspresi.
Pada bagian lukisan yang berwarna biru kehijauan,
menggambarkan ekspresi wajah atau raut muka
orang yang sedang gundah, getir, atau sedih. Sangat
jelas terlihat dari ekspresi wajahnya dan matanya
yang menunjukkan kesedihan. Bibirnya yang
terangkat keatas membuat timbul kesan kekecewaan
pada wajah tersebut.

Pemilihan warnanya yang agak gelap semakin


mempertegas kesan kesedihan yang digambarkan
pada figur ini. Pemilihan warnanya yang agak gelap
semakin mempertegas kesan kesedihan yang
digambarkan pada figur ini.
Bagian lukisan yang berwarna merah menggambarkan ekspresi wajah atau air
muka orang yang sedang gusar, atau marah. Tampak dari wajahnya yang
terlihat merajuk, dari yang berkerut, dan mata yang membulat, serta
pemilihan warna merah yang sesuai dengan air muka atau ekspresi seseorang
yang sedang marah.
Bagian yang berwarna kuning merupakan
penggambaran ekspresi wajah atau air muka orang
yang sedang tertawa bahagia. Hal ini dapat dilihat dari
pemilihan warna yang cerah dan bentuk mulutnya yang
terbuka lebar, menggambarkan air muka seseorang
yang tengah tertawa bahagia. Plototan-plototan warna
pada sekitar wajah ini semakin memperjelas ekspresi
yang dimaksud oleh seniman. Selain itu, pemberian
warna hitam untuk mempertegas dan merupakan
outline yang dibuat agar kontras dengan pemiliha
warna dan bahadigambar lukisan tersebut digambar.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa lukisan
ini bergaya Ekspresionisme. Lukisan dengan gaya ekspresionisme
adalah aliran yang menyimpang dari wujud aslinya dan
mengutaman curahan hati (emosi) seniman yang melukisnya.
Biasanya, objek-objek yang dilukiskan dengan gaya
ekspresionisme adalah suasana kesedihan, marah, gembira, seperti
pada lukisan The Three Moods karya Affandi.

12
Kemudian, teknik yang
digunakan dalam proses
pembuatan lukisan ini adalah
teknik spontanitas. Teknik
spontanitas itu sendiri
merupakan gerakan tangan
yang mengalun sesuai
kehendak hati dalam
menciptakan kesan objek.
Sehingga, hasil lukisan
tersebjt terlihan spontan.
Ada beberapa unsur dan prinsip yang
menonjol dalam lukisan ini
diantaranya :
● UNSUR
Garis, lukisan tersebut tampak miliki garis-garis lengkung terutama pada bagian
rambutnya.
Warna, didalam lukisan tersebut warna yang sangat menonjol adalah warna kuning,
merah, hitam, biru, dan hijau. Beberapa warna tersebut digunakan untuk menggambarkan
ekspresi.
Gelap terang, memiliki rekaan perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan
benda yang digambar atau dilukis pada karya tersebut, terutama pada bagian transisi
perubahan antara sedih, marah, hingga bahagia
● PRINSIP 60

1. Kesatuan
2. Keseimbangan
40
3. Irama
4. Komposisi
5. Proporsi
20
6. Pusat perhatian
7. Keselarasan
8. Gradasi
0
9. Penekanan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai