Anda di halaman 1dari 41

BENTUK DAN STRUKTUR PASAR

BENTUK-BENTUK PASAR

1. Pasar persaingan sempurna


2. Monopoli
3. Persaingan monopolistik
4. Oligopoli
BAB IX
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

• Definisi
• Ciri-ciri / karakteristik
• Permintaan dan penerimaan
• Keseimbangan jangka pendek
• Keseimbangan jangka panjang
• Penawaran perusahaan
• Kekuatan dan kelemahan
DIFINISI PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA

Yang disebut pasar persaingan


sempurna adalah jika dalam suatu
pasar terdapat banyak perusahaan
dan tidak terdapat kemampuan
setiap perusahaan untuk
mempengaruhi pasar
DEFENISI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling
ideal karena dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar
yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi
barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya.
• Yang ada adalah yang mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur
pasar dari berbagai kegiatan disektor pertanian. Namun
demikian, walaupun pasar persaingan sempurna yang murni
tidak wujud di dalam praktek.
• Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai
struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual
dan pembeli. Dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
(Perfect Competition Market)

CIRI-CIRI:
1. Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak
2. Produk/barang bersifat homogen/mirip
3. Kedudukan satu perusahaan dalam pasar sangat
kecil sehingga tidak mampu mempengaruhi pasar
(hanya sebagai Price Taker)
4. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/
informasi sempurna
5. Setiap perusahaan bebas keluar masuk
pasar/industri.
CIRI-CIRI (KARAKTERISTIK) PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
1.Semua perusahaan memproduksi barang yang
homogen (homogeneous product)
2.Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau
informasi yang sempurna (perfect knowledge)
3.Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar
(price taker)
4.Output sebuah perusahaan relatif kecil dibandingkan
output pasar (small relatifely output)
5.Semua perusahaan bebas keluar dan masuk pasar
(free entry and exit)
PERMINTAAN DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
• Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran
• Konsekuensinya kurva permintaan satu
perusahaan berbentuk garis lurus horizontal sejajar
sumbu jumlah artinya secara hipotetis perusahaan
bisa menjual dalam jumlah berapapun pada harga
yang telah ditentukan pasar
• Kurva
PENERIMAAN PERUSAHAAN

• Penerimaan total (total revenue/TR)


perusahaan sama dengan jumlah output(Q)
dikali harga jual (P)
• Karena harganya tetap maka penerimaan
rata-rata (AR) dan penerimaan marjinal
(MR) sama dengan harganya
• Kurva penerimaan total berbentuk garis
lurus dengan sudut kemiringan positif
bergerak dari koordinat (0,0)
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
DUA SYARAT KESEIMBANGAN JANGKA
PENDEK:
1.Perusahaan hanya berproduksi paling tidak
bila biaya variabel sama dengan penerimaan
total atau biaya variabel rata-rata sama dengan
harga
2.Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC
agar memperoleh laba maksimum atau
menderita kerugian minimal
3.Kurva
KEKUATAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Merupakan bentuk pasar yang ideal


2. Perusahaan berproduksi pada skala yang efisien
dengan harga produk paling murah
3. Output maksimum
4. Memberikan kemakmuran yang maksimal karena:
• Harga jual yang termurah
• Jumlah output paling banyak sehingga ratio output per
penduduk maksimal
• Masyarakat merasa nyaman dan tidak takut ditipu
karena informasi sempurna.
KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

• Kelemahan dalam hal asumsi:


Asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan
sempurna mustahil terwujud.
• Kelemahan dalam pengembangan teknologi :
Dalam jangka panjang perusahaan dapat laba
normal sehingga apakah mungkin perusahaan
dapat melakukan kegiatan riset.
• Konflik efisiensi-keadilan
KELEMAHAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

• Persaingan sempurna tidak mendorong


inovasi
• Persaingan sempurna adakalanya
menimbulkan biaya sosial
• Membatasi pilihan konsumen
• Biaya produksi dalam persaingan
sempurna mungkin lebih tinggi
KEBAIKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Harga jual adalah yang termurah


2. Jumlah output paling banyak sehingga
rasio output per penduduk maksimal
(kemakmuran maksimal)
3. Masyarakat merasa nyaman karena tidak
mengalami kesulitan memilih produk
(homogen) dan terhindar dari penipuan
karena pengetahuannya sempurna
KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

1. Kelemahan dalam kesesuaian asumsi dengan


fakta
2. Perolehan laba yang hanya sebatas laba normal
membuat perusahaan tidak memiliki dana untuk
melakukan riset dan pengembangan sehingga
inovasi menjadi tidak dilakukan
3. Konflik efisiensi dan keadilan. Jika persaingan
terjadi antar negara maka perusahaan dari negara
maju akan memenangkan persaingan karena
mereka pasti beroperasi lebih efisien
KURVA PENAWARAN JANGKA PENDEK

• Kurva penawaran dalam jangka pendek pada pasar


persaingan sempurna adalah sepanjang kurva MC
yang berada di atas AVC
• Semakin tinggi harga maka akan semakin banyak
jumlah barang yang produsen bersedia tawarkan
(sesuai hukum penawaran)
• Kurva MC yang berada di bawah AVC tidak
termasuk kurva penawaran karena pada saat itu
posisi perusahaan mengalami kerugian sekaligus
harga jual di bawah biaya variabelnya
Kurva penawaran jangka panjang
1. Industri dengan biaya konstan (constant
cost undustry)
2. Industri dengan biaya meningkat
(increasing cost industry)
3. Industri dengan biaya menurun
(decreasing cost industry)
INDUSTRI DENGAN BIAYA MENINGKAT

• Terjadi jika masuknya perusahaan baru membuat


harga faktor produksi meningkat dan membuat
struktur biaya dalam industri menjadi lebih tinggi.
Peningkatan permintaan dan penawaran tidak
mampu mengembalikan harga kembali ke posisi
sebelum terjadinya perubahan sehingga dalam
jangka panjang kurva penawaran akan menuju
kanan atas artinya harga keseimbangan semakin
tinggi
INDUSTRI DENGAN BIAYA MENURUN

• Terjadi jika masuknya perusahaan lain justru


justru akan menurunkan harga faktor produksi
karena efisiensi skala besar. Naiknya permintaan
memang akan meningkatkan harga tetapi akan
segera dikoreksi dengan bertambahnya penawaran
sehingga dalam jangka panjang kurva penawaran
akan bergerak menuju ke kanan bawah artinya
harga keseimbangan semakin rendah
TABEL BIAYA DAN PENERIMAAN DALAM
PERSAINGAN SEMPURNA
BIAYA RATA-RATA DAN HARGA,PENJULAN,
BIAYA-BIAYA TOTAL
Q MARJINAL UNTUNG/RUGI
TFC TVC TC AVC AC MC P=MR TR µ
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
0 20 - 20 - - - - 0 -20
1 20 8 28 8 28 8 10 10 -18
2 20 14 34 7 17 6 10 20 -14
3 20 18 38 6 12,7 4 10 30 -8
4 20 20 40 5 10 2 10 40 0
5 20 24 44 4,8 8,8 4 10 50 6
6 20 31 51 5,2 8,5 7 10 60 9
7 20 42 62 6 8,9 11 10 70 8
8 20 56 76 7 9,5 14 10 80 4
9 20 76 96 8,4 10,7 20 10 90 -6
10 20 108 128 10,8 12,8 32 10 100 -28
MENENTUKAN LABA MAKSIMUM
1. Pendekatan total (Total Approach), yaitu
menemukan selisih positif terbesar antara TR
dengan TC yakni pada penjualan 6 unit dengan
TR (60) TC (51) sehingga laba sebesar 9
2. Pendekatan marjinal (marginal approach)
yaitu terpenuhinya syarat MR = MC, jika syarat
ini tidak terpenuhi maka harus memenuhi
syarat MR – MC = positif terkecil dalam hal ini
juga pada penjualan 6 unit dengan laba Rp. 9
3. Kurva
BENTUK-BENTUK PASAR:
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (LANJUTAN)
TIGA KEMUNGKINAN POSISI KEGIATAN
PERUSAHAAN JANGKA PENDEK

1. Mendapatkan keuntungan normal atau


lebih normal yaitu jika harga yang mereka
terima lebih besar atau sama dengan biaya
rata-rata yang ditanggung (P lebih besar
atau sama dengan AC)
2. Perusahaan bisa melanjutkan usaha
MENGALAMI KERUGIAN DAN
MELANJUTKAN USAHA
1. Yaitu jika harga yang mereka terima
lebih rendah dari biaya rata-rata yang
ditanggung tetapi lebih tinggi dari biaya
variabel rata-rata yang ditanggung (AC
>P>AVC)
2. Dalam jangka pendek perusahaan
dibenarkan untuk melanjutkan
usahanya
MENGALAMI KERUGIAN DAN MENGHENTIKAN
USAHANYA (SHUT DOWN POINT)

• Yaitu apabila harga yang diterima perusahaan


sudah lebih rendah dari biaya variabel setiap
unitnya sehingga jumlah penerimaan jangankan
untuk menutup seluruh biaya bahkan untuk
menutup biaya variabelpun tidak mencukupi
(P<AVC<AC)
• Dalam jangka pendek perusahaan lebih baik
menghentikan kegiatan usahanya (shut down
point)
KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN

Kurva Permintaan Elastis Sempurna


P

Q
KURVA PERMINTAAN PASAR

D
Q
P PASAR / INDUSTRI P PERUSAHAAN

Q Q
TABEL PENERIMAAN

P Q TR AR MR

10 1 10 10

10 2 20 10 10

10 3 30 10 10

10 4 40 10 10

10 5 50 10 10
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar


perusahaan berada dalam keseimbangan :
1.Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi,
paling tidak bila biaya variabel (VC) =
penerimaan total (TR), atau AVC = P
2.Perusahaan memproduksi saat MR = MC agar
perusahaan memperoleh laba maksimum.
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK

P Laba = ( P-AC)x Q
MC = (10-8)x 20
= 40
Laba Super Normal
AC
10 D=AR=MR

20 Q
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK DALAM
KONDISI IMPAS

P Laba Normal Laba = (P-AC)x Q


MC = (8-8)x 25
AC =0

8 D1=AR1 =MR1

25 Q
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG

P
Laba = (P-AC)x Q
Rugi MC AC
= (6-8)x 30
= - 60 (Rugi)
8
6 D2=AR2 =MR2

30 Q
LATIHAN SOAL

Soal Kasus 1
Perusahaan ABCD menghasilkan barang X yang dijual di pasar persaingan sempurna. Harga jual barang X di
pasar adalah Rp. 10. Kurva biaya yang dihadapi perusahaan A untuk memproduksi barang X dan Kurva
Permintaan barang X bagi perusahaan A seperti pada gambar berikut ini.

Pertanyaan:
•Tentukan jumlah barang keseimbangan bagi perusahaan A. Pada kondisi keseimbangan tersebut, apakah
perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi?
•Tentukan besarnya laba/rugi terjadi pada perusahaan A pada kondisi keseimbangan tersebut.
JAWABAN LATIHAN
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan ABCD adalah 100 unit.
Karena pada tingkat produksi tersebut harga (P) sama dengan biaya marjinal
(MC), yang merupakan pernyataan kondisi keseimbangan bagi perusahaan di
pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output sebanyak 100 unit,
perusahaan memperoleh laba. Karena pada tingkat output tersebut harga
barang X (P) = Rp. 10 lebih besar daripada biaya rata-rata (AC) = Rp 7

b. Laba yang diperoleh perusahaan ABCD dari barang X adalah sebagai berikut:

π = TR – TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 10 X 100 unit) – ((Rp. 7 X 100 unit)
= Rp. 1.000 – Rp. 700
= Rp. 300

Jadi perusahaan memperoleh laba dari barang X sebesar Rp. 300


Soal Kasus 2
Perusahaan ABCD menghasilkan barang X yang dijual di pasar persaingan
sempurna. Harga jual barang X di pasar adalah Rp. 8. Kurva biaya yang
dihadapi perusahaan ABCD untuk memproduksi barang X dan Kurva
permintaan barang X bagi perusahaan A seperti pada gambar berikut:

Pertanyaan:
a.Tentukan jumlah barang keseimbangan bagi perusahaan A. pada
kondisi keseimbangan tersebut, apakah perusahaan memperoleh
laba atau rugi?
b.Tentukan besarnya laba/rugi yang diperoleh perusahaan A pada
kondisi keseimbangan tersebut.
JAWABAN:
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan ABCD adalah 90 unit.
Karena pada tingkat produksi tersebut harga (P) sama dengan biaya marjinal
(MC), yang merupakan persyaratan kondisi keseimbangan bagi produsen di
pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output sebanyak 90 unit, perusahaan
berada pada titik pulang pokok (break-even point). Karena pada tingkat output
tersebut harga barang X (P) = Rp. 8 sama dengan biaya rata-rata (AC) = Rp. 8.

b. Laba yang diperoleh perusahaan A dari barang X adalah

π = TR –TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 8 X 90 unit) – (Rp. 8 X 90 unit)
= Rp. 720 – Rp. 720
=0

Jadi perusahaan ABCD tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.
Soal Kasus 3
Perusahaan ABCD menghasilkan barang X yang dijual di pasar persaingan
sempurna. Harga jual barang X di pasar adalah Rp. 4. Kurva biaya yang
dihadapi perusahaan ABCD untuk memproduksi barang X dan kurva permintaan
barang X bagi perusahaan ABCD seperti pada gambar berikut:

Pertanyaan:
a.Tentukan jumlah barang keseimbangan bagi perusahaan ABCD. pada kondisi
keseimbangan tersebut, apakah perusahaan dapat memperoleh laba?
b.Tentukan besarnya laba yang diperoleh perusahaan ABCD, pada kondisi
keseimbangan tersebut.
c.Misalnya harga turun sampai lebih kecil dibawah Rp. 4. apakah perusahaan
sebaiknya menutup usahanya? Mengapa?
Jawaban:
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan ABCD adalah 50 unit. Karena pada
tingkat produksi tersebut harga (P) sama dengan biaya marjinal (MC), yang merupakan
persyaratan kondisi keseimbangan bagi perusahaan di pasar persaingan sempurna. Pada
tingkat output sebanyak 50 unit, perusahaan menderita rugi, karena pada tingkat output
tersebut harga barang X (P) = Rp. 4 lebih kecil daripada biaya rata-rata (AC) = Rp. 6.

b. Rugi yang diderita perusahaan A dari barang X adalah;

π = TR – TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 4 X 50 unit) – ( Rp. 6 X 50 unit)
= Rp. 200 – Rp. 300
= Rp. 100

Jika beroperasi perusahaan ABCD akan menderita rugi sebesar Rp. 100. Besarnya kerugian
perusahaan sama dengan besarnya biaya tetap. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
AC = AFC – AVC
AFC = AC – AVC = Rp. 6 – Rp. 4 = Rp. 2
TFC = AFC X Q
= Rp. 2 X 50 unit
= Rp. 100
Dengan demikian, jika P = AVC, perusahaan akan
mengalami kerugian yang sama apakah ia berproduksi
atau menutup usahanya, yaitu sebesar biaya tetap.

c. Jika P < AVC, sebaiknya perusahaan menutup


usahanya dengan bersedia menanggung kerugian sebesar
biaya tetap, karena jika perusahaan tersebut tetap
beroperasi maka akan menderita kerugian yang lebih
besar daripada biaya tetap.

Besarnya kerugian dengan tetap berproduksi adalah


biaya tetap ditambah sebagian biaya variabel yang tidak
bisa ditutupi oleh harga barang.

Anda mungkin juga menyukai