Anda di halaman 1dari 20

MEMBANGUN GEREJA YANG MEMILIKI

KETAHANAN DAN DAYA JUANG DEMI


KUALITAS HIDUP BERSAMA DI TENGAH
PERGUMULAN PANDEMI COVID-19 DAN
TRANSFORMASI DIGITAL

SUB TEMA GPM TAHUN 2022


PENGANTAR
• BERKEMBANGNYA VIRTUALISME mengikuti perkembangan Artificial
Intelligence (AI) menarik masyarakat ke dunia digital sebenarnya
sudah sangat lama (sejak zaman ditemukannya mesin cetak oleh
Johannes Gutenberg)
• Covid-19 memaksa dunia masuk lebih cepat ke realitas virtual.
• Malah mendorong semacam eklesiologi dan misiologi virtual (lht.
Beberapa kebijakan MPH Sinode GPM dalam masa penanggulangan
covid-19, termasuk penyesuaian pelaksanaan program dan sidang
gerejawi)
Tipologi Jemaat dalam konteks
Transformasi Digital/Virtual
Urban Ru-ral
Ru-ban

Kota - Akses Internet baik Desa- Akses Internet cukup baik Desa – tidak ada akses internet

Dinamika berteologi dan eklesiologi berbeda sesuai tipologi jemaat di era digitalisasi
Struktur Perilaku
• Kepemilikan perangkat smart-phone
Urban merata di segala usia
• Akses internet super cepat (4G/5G)
• Waktu berselancar di media sosial
tinggi
• Memiliki beberapa akun media sosial
Kota - Akses Internet baik • Pemanfaatan media bervariasi sesuai
hoby/minat, kebutuhan berbasis
Nitiket – Internet yang etis
online (Pendidikan, ekonomi,
Nitiral – Internet yg bermoral
hiburan, komersialisasi, dlsb)
Struktur Perilaku • Kepemilikan perangkat smart-phone
merata di segala usia
Ru-ban • Akses internet cepat (4G)
• Waktu berselancar di media sosial
tinggi
• Memiliki beberapa akun media sosial
• Pemanfaatan media bervariasi sesuai
Desa- Akses Internet cukup baik hoby/minat, kebutuhan berbasis online
(Pendidikan, ekonomi, hiburan,
komersialisasi, dlsb)
Struktur Perilaku • Kepemilikan perangkat smart-phone
terbatas pada kelompok usia tertentu dan
Ru-ral latarbelakang ekonomi tertentu
• Akses internet lambat (EDGE) atau tidak
ada
• Waktu berselancar di media sosial rendah
• Menggunakan HP untuk kepentingan
telepon
Desa – tidak ada akses internet • Ada yang tidak memiliki akun media sosial
• Menonton film offline (didownload) pada
perangkat HP, Laptop, PC
MEMBENTUK PERILAKU
Di era transformasi digital, perlu perilaku berinternet yang beretika (Netiket) dan
bermoral (Netiral).
NETIKET: NETIRAL:
• Berinternet/bermedsos secara cerdas • Berpegang pada kebenaran actual (anti-
• Mengemas content yang edukatif, hoax)
informatif, pastoralistik/gerejawi berdasar • Menjunjung kesetaraan, kesusilaan,
kebenaran aktual (anti-hoax) persaudaraan, perdamaian, anti ujaran
• Otak, jari, kata-kata selaras kebencian (hate speech)
• Memahami perbedaan sosial • Menjauhi pedofilia dan prostitusi online
pengguna/public
• Membangun budaya
• Menjadi ruang kerja online yang sehat dan beragama/bergereja yang terbuka
tidak melanggar UU, norma kesusilaan dan
tidak SARA • Membentuk moral publik
Konstruksi Berteologi
• Multidisipliner dan micrososiologi : bagaimana memahami Tuhan dan
sesame serta refleksi sistematis terhadap eksistensi Tuhan dan
sesama dalam realitas cyber.

[Artinya: di satu sisi teologi gereja tidak bisa terus dikembangkan


dalam paradigma tradisional/aksiomatik; di sisi lain, kontekstualisasi
teologi digital membimbing kita masuk ke realitas cyber dengan
kesadaran teologi baru dimana pemahaman tentang Tuhan sudah
harus dikomunikasikan dengan bahasa algorit sebagai bahasa yang
turut diciptakan oleh Tuhan]
Empat Ruang dan Imajinasi Teologi
Digital

Hyperrality Virtual Sacramental


cyberspace
Limonoid Sphere

Lihat Penjelasan Berikutnya


Cyberspace
• Berteologi dan misiologi gereja sudah tidak terpusat (centralized)
pada suatu tempat melainkan lebih leluasa, di lingkungan offline dan
online.
• Jadi “tempat” kini tidak harus dipahami dengan materi tetapi
konstruksi manusia tentang apa yang berharga, apa yang terhubung
dengan dia dan apa yang menjadi imaginasinya (cyberspace).
• Hal ini turut mempertanyakan ruang sakral kehadiran Tuhan, apakah
hanya pada satu tempat, dan juga cara sakral aktivitas keagamaan
apakah hanya pada satu cara.
Hyperrality
• Reproduksi media dan pengaruhnya pada struktur berpikir dan
bertindak (ada media mempublikasi spot yang indah, kota yang
megah, tetapi ada pula yang menunjukkan sisi buruk kota, sampah,
rumah kumuh, dll)
• Kekuatan imajinasi dan penafsiran terhadap tanda, gaya Bahasa,
meme, dan struktur tanda (semantik) media yang lain (mis. Emoticon)
• Imajinasi Tubuh Kristus; tubuh historic, metaforik, aktual, dan virtual
Virtual Limonoid
• Virtual Limonoid – komunikasi di antara [langsung antarorang] dan
dengan [media/jaringan]
• Perilaku orang dalam berbicara di media terbentuk dalam etika
tertentu yang kadang situasional [berani protes di media sosial, tetapi
tidak dalam perjumpaan langsung]
• Dunia cyber mempengaruhi cara orang berpikir, belajar,
berkomunikasi dan hidup, termasuk memahami imannya dalam relasi
dengan orang lain
Sacramantal Sphere
Dalam realitas cyberteologi, kita memahami TUHAN ada secara
transenden, imanen dan virtual. Artinya bukan hanya memahami
Tuhan:
 yang jauh di sana (transenden) atau,
 yang dekat dengan manusia termasuk orang miskin dan tertindas
(imanen),
 tetapi juga Tuhan ada dalam realitas virtual yang ada di mana-mana
tergantung bagaimana cara manusia memahami kehadiranNya
sebagai yang sacral (bd. doa melalui telepon seluler/HP)
Sacramantal Sphere
Sacramental Sphere – berarti lingkungan imajinatif. Kita bisa berada
dalam satu ruang suci yang sama, dalam wujud click holy-communion
(misalnya yang terbentuk dalam kebaktian live streaming, atau ibadah
melalui platform zoom meeting atau juga melalui TOA seperti kebijakan
MPH dalam masa pandemic covid-19)
MISI GPM DALAM GELOMBANG
DIGITAL
BEBERAPA HAL PRINSIP:
 TRANSFORMASI DIGITAL harus mengatasi kesenjangan budaya dalam
memahami ke arah mana organisasi dan proses transformasi dilakukan
 MISIOLOGI mesti dilihat sebagai TEOLOGI PRAKTIKA yang kini
memerlukan kontribusi ilmu yang lain dan dikembangkan dengan
metode dan Teknik yang relevan untuk menjawab tujuan pelayanan
GPM (menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di bumi)
 GPM dan MEDIA sudah menjadi bidang kajian teologi, tetapi juga aspek
penting dalam eklesiologi, serta media menjadi ruang misiologi
kontekstual di era transformasi digital
BENTUK TRANSFORMASI
MISIOLOGI DIGITAL GPM
• Kesadaran pengolahan dan manajemen data berbasis computer
(computerbased – 2000-2005)
• Kesadaran pengolahan dan manajemen data berbasis internet
(internetbased – 2005-2015)
• Kesadaran pengolahan dan manajemen data berbasis online
(onlinebased – 2016…)
WUJUD TRANSFORMASI DIGITAL
• MSIPT = Manajemen Sistem Informasi Pelayanan Terpadu sebagai aplikasi
database Jemaat dan Pelayan Organik GPM secara integral
• i-office = Aplikasi pengelolaan manajemen adminstrasi dan organisasi internal
GPM
• Aplikasi Pengelolaan Barang Milik Gereja sebagai aplikasi yang menginput
semua BMG GPM di Sinode, Klasis, Jemaat, Unit Usaha, dlsb milik GPM
• i-program = sebagai aplikasi perencanaan program, anggaran, moneva PIP-RIPP
dan Renstra yang mengintegrasikan Sinode, Klasis dan Jemaat
• i-CPRF = sebagai aplikasi pelayanan pastoral GPM
• Marketplace BaliDo = sebagai platform penjualan produk usaha ekonomi jemaat
secara online
Menakar Koinonia, Diakonia dan Marturia
dalam Konteks Digital
 Perilaku baru anak dalam belajar – dampak covid-19 dan kesiapan keluarga
(Pendidikan Intergenerasi)
 Adaptasi perubahan baru membutuhkan kedisiplinan diri dan ketangguhan
komunitas
 Ruang Kerja Ekonomi Kreatif berbasis digital (pemasaran online/marketplace) –
memerlukan kreatifitas dan inovasi ekonomi pemuda gereja
 Oikonomia yang saling berbagi, dan sharing cerita sukses di bidang
ekonomi/bisnis
 Koinonia transformatif dengan mentransformasi media sebagai sarana
pemberitaan Injil dan memperkuat tubuh virtual Kristus
 Pastoralia gereja di era digital – perluasan ruang komunikasi dan re-kreasi metode
pendampingan pastoralia
BERITAKAN TAHUN RAHMAT TUHAN TELAH
DATANG DAN KERJAKANLAH KESELAMATANMU
DI ERA DIGITAL
 Metode Pemberitaan Injil yang transformatif, dengan memanfaatkan
platform mediasosial secara etis, bermoral dan gerejawi
 Isi Berita Gereja adalah KABAR BAIK dalam perjumpaan langsung (between)
maupun melalui komunikasi media (betwixt)
 Ruang Perjumpaan virtual tidak mengganti ruang sosial aktual, namun ruang
perjumpaan gereja dengan sesama tidak mesti dibenturkan pada ruang
sakral dan profan; sebab Tubuh Eukaristi Kristus ada juga dalam wujud tubuh
virtual-Nya
 Misi Gereja di era digital menjadikan metode teknologi digital sebagai ALAT
KERJA TEOLOGI BARU
Terimakasih
© sektumGPM - 2021

Berdasarkan Materi yang ditulis Pdt. Izak M. Latu, Ph.D dan Pdt. Maryo I Manjaruni, M.Com

Anda mungkin juga menyukai