Anda di halaman 1dari 122

COACHING UNTUK SUPERVISI

AKADEMIK
DIKLAT KEPALA SMK
19 S.D. 24 JUNI 2023

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Selamat datang!
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:

TUJUAN
1. Peserta melakukan refleksi mengenai pengalaman dalam
supervisi akademik
2. Peserta memahami kaitan antara coaching dan supervisi
akademik
3. Peserta dapat menjelaskan konsep Coaching
4. Peserta dapat memahami prinsip-prinsip coaching dan
paradigma berpikir coaching dan mengaitkannya dengan
supervisi akademik.
5. Peserta memahami kompetensi inti Coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Selamat datang!
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:

TUJUAN
6. Peserta mendapatkan pemahaman mengenai percakapan coaching dengan
alur TIRTA
7. Peserta mendemonstrasikan pemahaman tentang alur percakapan
TIRTA
8. Peserta memahami 4 jenis percakapan menggunakan alur percakapan
TIRTA
9. Peserta mendemonstrasikan pemahaman mengenai supervisi akademik
berbasis coaching melalui latihan untuk pengembangan kompetensi
coaching.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


AGENDA
● Coaching dan Supervisi Akademik
● Konsep Coaching
● Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching
● Kompetensi Inti Coaching
● Percakapan Coaching menggunakan alur
TIRTA
● Latihan Coaching menggunakan alur
TIRTA
● Empat jenis percakapan menggunakan
alur TIRTA

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


AGENDA
● Supervisi Akademik Berbasis Coaching
● Latihan Supervisi Akademik untuk
pengembangan kompetensi coaching
● Refleksi Coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


• Menghargai sesama peserta dan fasilitator
• Satu berbicara, semua mendengarkan
KESEPAKATAN
• Tepat waktu
BERSAMA
• Berpartisipasi aktif
• Fokus pada sesi belajar

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


1. COACHING DAN SUPERVISI
AKADEMIK
eveash.com
Mari membentuk kelompok!

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

1. 1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2. 2.
3. 3. 3. 3. 3.
4. 4. 4. 4. 4.
5. 5. 5. 5. 5.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Mari berbagi …
1. Bagaimana perasaan Anda ketika melakukan
supervise/observasi kepada Guru?
2. Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca
kegiatan observasi tersebut.
3. Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik
yang ideal yang dapat membantu Guru berkembang
sebagai seorang pendidik?
4. Menurut Anda, dimana posisi Anda sehubungan dengan
gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum
ideal 1 dan situasi ideal 10.
5. Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai
situasi ideal itu?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Diskusi kelompok

“Apa yang membedakan


supervisi akademik yang
dilakukan dengan
pendekatan coaching? “

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


ATURAN

• Masing-masing kelompok memiliki waktu maksimal 10


menit untuk berdiskusi.
• Hasil diskusi ditulis di kertas metaplan
• Pilih juru bicara untuk presentasi selama maksimal 3
menit
• Ketika ada yang presentasi, semua peserta wajib
mendengarkan dengan seksama.
• Setelah semua kelompok selesai presentasi, tempelkan
hasil diskusi pada kertas plano

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


2. KONSEP COACHING
eveash.com
Tetaplah berada di kelompok masing-masing.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Penguatan Pemahaman

Definisi Coaching secara Umum

Kemitraan dengan individu dalam


suatu proses kreatif, dengan tujuan
memaksimalkan potensi pribadi
dan profesionalnya.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Perbedaan Coaching dengan metode pengembangan diri lainnya

No Aspek Coaching Mentoring Konseling Fasilitasi Training


1. Tujuan menuntun coachee membagikan biasanya dilakukan membantu memudahkan mengembangkan
untuk menemukan ide pengetahuan, ketika ada masalah kelompoknya dalam pengetahuan dan
baru atau cara untuk keterampilan, dan emosi dan psikologis, mengidentifikasi dan keterampilan trainee
mengatasi tantangan pengalamannya untuk fokus pada pembenahan memecahkan masalah dan
yang dihadapi atau membantu mentee masa lalu, dan kadang membuat keputusan untuk
mencapai tujuan yang mengembangkan dirinya melibatkan terapi dan meningkatkan efektivitas
dikehendaki pendekatan remedial kelompok itu
2. Hubungan membangun kemitraan hubungan antara hubungan antara hubungan seseorang yang hubungan antara
yang setara dan coachee seseorang yang seorang ahli dan berada di luar kelompok seorang ahli dan
sendiri yang mengambil berpengalaman dan yang seseorang yang dengan suatu kelompok kelompok yang perlu
keputusan. Coach hanya kurang berpengalaman. membutuhkan yang difasilitasinya. ditingkatkan
menghantarkan melalui Mentor langsung bantuannya. Konselor Fasilitator membantu pengetahuan dan
mendengarkan aktif memberikan tips bisa saja langsung mengefektifitaskan keterampilannya.
dan melontarkan bagaimana menyelesaikan memberi solusi. kelompok tersebut.
pertanyaan, coachee lah suatu masalah atau
yang membuat mencapai sesuatu
keputusan sendiri

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Mari analisis kasus berikut:

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Kasus 1
“Saya sangat ingin berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia,
tapi tidak tahu caranya. Suatu hari saya membaca perekrutan menjadi Calon
Guru Penggerak. Wah, ini kesempatan saya mendaftar. Akhirnya, hari ini saya
duduk di kelas ini sebagai Calon Guru Penggerak pada PTM 2”.

Apakah kasus ini menggambarkan pendekatan Coaching atau bukan? Alasannya?


Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Kasus 2
“Saya sudah selesai pembekalan sebagai Calon Guru Penggerak. Sekarang
waktunya bekerja menjadi Guru Penggerak. Namun saya masih merasa belum
terampil melakukan percakapan coaching. Saya kemudian menghubungi
fasilitator saya saat PTM dan memintanya untuk membantu saya agar menjadi
lebih terampil dalam melakukan percakapan coaching. Saya bertemu beberapa
kali dengan instruktur ini secara daring, dan saya diajari, dibimbing, dan dilatih
sehingga saya lebih terampil dalam melakukan percakapan coaching.”

Apakah kasus ini menggambarkan pendekatan Coaching atau bukan? Alasannya?


Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Kasus 3
“Sekarang, saya telah menjadi seorang Guru Penggerak dan siap
mengimplementasikan apa yang sudah pelajari. Ketika saya menerima kabar
mengenai Kepala Sekolah baru yang akan bertugas di sekolah saya, langsung
membuat dada saya sesak dan saya berkeringat dingin. Saya teringat suatu kejadian
di masa kecil yang sangat membekas hingga kini. Saya kemudian menemui seseorang
untuk membicarakan hal ini. Orang ini bertanya tentang kejadian masa kecil itu, apa
yang saya rasakan. Dia juga memberi teknik untuk bisa mengatasi sesak napas dan
berkeringat dingin yang saya alami”.

Apakah kasus ini menggambarkan pendekatan Coaching atau bukan? Alasannya?


Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Kasus 4
“Sebagai Guru Penggerak, saya melihat bahwa kelima orang rekan sejawat
ternyata memiliki pengalaman-pengalaman yang saya rasa jika dibagikan akan
membuat satu sama lain belajar. Saya kemudian menggagas suatu pertemuan
untuk berbagi. Saya meminta masing-masing untuk bercerita tentang
pengalamannya, dan menanyakan apa pendapat mereka dan apa pembelajaran
yang didapatkan.”

Apakah kasus ini menggambarkan pendekatan Coaching atau bukan? Alasannya?


Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Kasus 5
“Saya sudah selesai mengikuti pendidikan sebagai Calon Guru Penggerak. Sekarang
waktunya bekerja menjadi Guru Penggerak. Namun saya masih merasa belum efektif
dalam berkomunikasi. Saya kemudian menghubungi salah satu Fasilitator saya saat
pendidikan dan memintanya untuk membantu saya agar menjadi lebih efektif dalam
berkomunikasi. Saya bertemu beberapa kali dengan instruktur ini secara daring. Di
awal pertemuan, ia menanyakan apa tujuan yang ingin saya capai. Dalam pertemuan-
pertemuan kami, ia selalu mengajukan pertanyaan dan saya menjawab.”

Apakah kasus ini menggambarkan pendekatan Coaching atau bukan? Alasannya?


Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
3. PARADIGMA BERPIKIR DAN
PRINSIP COACHING
eveash.com
Paradigma Berpikir
Coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Menurut Bapak Ibu, apa saja yang termasuk dalam
paradigma berpikir coaching?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Paradigma Berpikir Coaching


1 3
Fokus pada Coachee 2 3 Memiliki Kesadaran
Diri yang Kuat
4
1

2 4

Bersikap terbuka dan Saya membantu


ingin tahu lebih banyak coachee melihat
peluang-peluang baru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Fokus Pada Coachee


• Coach memusatkan perhatian pada orang yang
dicoachingnya, bukan pada "topik" yang
dibawanya dalam percakapan.

• Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa pun


yang dibawa oleh coachee, dapat membawa
kemajuan pada coachee, sesuai keinginan
coachee.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bersikap Terbuka
• Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap
pemikiran-pemikiran coachee
• Ditandai dengan minimnya penilaian/pelabelan atau
analisa tentang baik/buruk atau benar/salahnya
pemikiran tersebut
• Ditandai juga dengan kemampuan menerima
pemikiran dengan tenang, dan tidak menjadi
emosional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bersikap Ingin
Tahu Lebih Banyak
• Seorang coach memelihara rasa ingin tahu
(curiosity) yang besar terhadap apa yang
membuat coacheenya memiliki
pemikiran/pendapat/perasaan tertentu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Memiliki Kesadaran Diri


yang Kuat
• Kesadaran diri yang kuat membantu coach untuk
bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi
selama pembicaraan

• Juga mampu menangkap adanya emosi/energi


yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik
dari dalam diri maupun dari coachee
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mampu Melihat
Peluang Baru
& Masa Depan
• Coach harus mampu melihat peluang
perkembangan yang ada dan juga bisa
membawa coachee melihat masa depan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari kita tonton video ini bersama-sama


Berbagi pendapat …
Fokus pada Coachee
● Apa situasi yang terjadi?
● Situasi ideal seperti apa yang
diharapkan?
● Apa yang dapat Bapak Ibu simpulkan
dari perkataan Coach yang terakhir?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Bersikap terbuka dan ingin tahu
● Bagaimana coach berusaha untuk tidak
menghakimi, melabel, berasumsi, atau
menganalisis pemikiran orang lain?
● Bagaimana coach mampu menerima pemikiran
orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi
emosional?
● Bagaimana coach tetap menunjukkan rasa
ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa
yang membuat orang lain memiliki pemikiran
tertentu?
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Berbagi pendapat …
Memiliki kesadaran diri yang kuat

● Bagaimana coach menangkap energi/emosi


coachee dalam percakapan tersebut?
● Bagaimana coach menangkap energi/emosi
dirinya sendiri dalam percakapan tersebut?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Membantu coachee melihat
peluang-peluang baru

● Bagaimana coach membawa coachee untuk


melihat peluang baru dan masa depan?
● Apa fokus coach untuk membawa coachee
ke masa depan?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Prinsip
Coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …

● Bagaimana hubungan antara coach dan


coachee?

● Bagaimana caranya?

● Apa tujuannya?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Kemitraan

● Bagaimana proses kemitraan terjalin antara


coach dan coachee?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Proses Kreatif
● Bagaimana percakapan coaching tersebut
terjadi dua arah?
● Bagaimana coach memicu proses berpikir
coachee?
● Bagaimana coach memetakan dan menggali
situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide
baru?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Memaksimalkan Potensi
● Bagaimana cara coach memaksimalkan potensi
yang dimiliki coachee untuk melangkah ke
tindak lanjut?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Berbagi pendapat …
Proses Kreatif
● Bagaimana percakapan coaching tersebut
terjadi dua arah?
● Bagaimana coach memicu proses berpikir
coachee?
● Bagaimana coach memetakan dan menggali
situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide
baru?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Prinsip-prinsip Coaching

Kemitraan Proses Kreatif Memaksimalkan


Potensi

• Ditandai oleh adanya • Percakapan 2 arah • Percakapan harus ditutup


tujuan percakapan • Percakapan dilakukan untuk dengan kesimpulan yang
yang disepakati. menggali, memetakan situasi dinyatakan oleh coachee
• Idealnya tujuan datang coachee • Percakapan menghasilkan
dari coachee • Percakapan ditujukan untuk rencana tindakan
menghasilkan pemikiran atau
ide-ide baru

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Penguatan Pemahaman

Pemimpin pembelajaran perlu mengetahui


Pemimpin pembelajaran akan menerapkan perbedaan fungsi pendukung dalam usaha kita
prinsip dan paradigma berpikir coaching untuk memberdayakan setiap potensi yang ada dalam
memberdayakan murid dan guru serta akan komunitas sekolah. Posisi awal yang kita ambil
membantu memberdayakan guru adalah posisi sebagai seorang coach, sebelum
mengembangkan potensinya yang salah kita mengetahui tujuan dan hasil yang
satunya melalui supervisi akademik. diharapkan oleh guru yang akan kita
berdayakan.
Untuk memberdayakan potensi, beberapa
fungsi pendukung akan melengkapi peran Oleh sebab itu, prinsip dan paradigma
Bapak Ibu sebagai pemberdaya. berpikir coaching ini perlu selalu ada
sebelum kita memberdayakan seseorang.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


4. KOMPETENSI COACHING
eveash.com
Hadir Seutuhnya
● Kondisi dimana badan, pikiran, hati selaras saat sedang
melakukan percakapan coaching
● Merupakan kesadaran diri yang akan membantu
munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat
kita melakukan percakapan coaching.
● Hadir sepenuhnya sebelum dan selama coaching agar
kita bisa selalu fokus untuk bersikap terbuka, sabar, ingin
tahu lebih banyak tentang coachee (Bisa pakai teknik
STOP).
● Bersikap terbuka
● Bersikap sabar
● Bersikap inginWuryaningsih
tahu -lebih banyak
Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
MENDENGARKAN AKTIF
● Komunikasi berpusat dan berfokus pada
coachee sebagai mitra
● Menyimak: lebih banyak mendengarkan
daripada berbicara, memahami lebih dalam
apa yang dikatakan coachee.
● Mengesampingkan Agenda Pribadi
● Menghindari penilaian terhadap coachee

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


MENDENGARKAN AKTIF

3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN

• Asumsi - sudah mempunyai anggapan tertentu


tentang suatu situasi
• Judgment/Melabel -memberi label pada
seseorang dalam situasi tertentu
• Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman
pribadi
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
MENGAJUKAN
PERTANYAN BERBOBOT

• Pertanyaan lahir dari mendengarkan


• Berbentuk pertanyaan terbuka
• Membuat coachee merenung, menggali,
mengingat, mengaitkan
• Diajukan pada saat yang tepat

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


MENGAJUKAN
PERTANYAN BERBOBOT
• Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan
kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA.
• Tidak menggunakan kata KENAPA atau
MENGAPA
• Bukan PERTANYAAN TERTUTUP: Apakah,
Sudahkah, Apa sudah, atau pertanyaan yang
dijawab dengan Ya atau Tidak
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
MENDENGARKAN &
BERTANYA DENGAN
RASA R
R - receive A A
A - acknowledge
S - summarize
A - ask
S
Model mendengarkan yang dikembangkan oleh Julian Treasure
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
RECEIVE (Terima)
Menangkap kata kunci - kata-kata yang diucapkan coachee

CIRI-CIRI KATA KUNCI:


• diucapkan berulang-ulang
• diucapkan dengan intonasi tertentu
• berupa kata yang aneh/metafora/analogi
• tertangkap ada emosi saat diucapkan
• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia
saat itu
• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
ACKNOWLEDGE
(Beri tanda)
• Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
• Dengan anggukan, dengan kontak mata
• Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
• Memberikan perhatian penuh pada coachee.
• Tidak sibuk mencatat
• Tidak terganggu dengan situasi lain

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


SUMMARIZE (Rangkum)

• Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk


memastikan pemahaman kita sama
• Gunakan kata kunci
• Digunakan juga untuk merangkum potongan-
potongan informasi yang telah didapatkan
sebelum ini.
• Minta konfirmasi dari coachee apakah
rangkuman kita betul

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


ASK (Tanya)
• Berdasarkan yang kita dengar dan hasil
merangkum (summarizing), ajukan
pertanyaan yang membuat pemahaman
coachee lebih dalam tentang situasinya
• Pertanyaan harus merupakan hasil
mendengarkan - mengandung penggalian
atas kata kunci atau emosi yang sudah
dikonfirmasi
• Dalam format pertanyaan terbuka:
menggunakan apa, bagaimana, seberapa,
kapan, siapa atau di mana.
• Jangan gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’
atau ‘sudahkah’.
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
LATIHAN MENDENGARKAN dan
BERTANYA dengan
RASA

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


ATURAN

• Hadirlah seutuhnya
• Dengarkan dengan aktif untuk
menangkap kata kunci, dan
memparafrase
• Ajukan pertanyaan berbobot dari hasil
mendengarkan aktif

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Latihan Mendengarkan Aktif
• Saya ingin menjadi pelopor dan agen perubahan dalam pendidikan,
tapi saya belum tahu bagaimana saya bisa melakukannya. Kelihatannya
masih banyak yang harus saya siapkan
• Saya ingin membuka wawasan dan berbagi benih praktik baik sebagai
guru. Saya harus mulai dari mana, ya?
• Bagaimana, ya, saya bisa efektif kalau saya harus menjadi satu
kelompok dengan guru lain yang levelnya berbeda. Saya hanya guru SD
sementara CGP di kelompok saya merupakan guru SMA
• Saya mendaftar menjadi CGP karena ingin melihat pendidikan Indonesia
maju. Paling tidak, saya bisa berkontribusi dalam proses memajukan
pendidikan Indonesia.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


5. ALUR PERCAKAPAN COACHING
MENGGUNAKAN ALUR TIRTA
eveash.com
ALUR PERCAKAPAN “TIRTA”
TIRTA membantu menguatkan peran penting seorang coach yaitu “membantu coachee menyadari potensi yang
dimiliki untuk mengembangkan kompetensi dirinya, dan menjadi mandiri melalui pendampingan yang
mengedepankan semangat memberdayakan.” TIRTA membantu coach menemukan intensi dan tujuan dari
percakapan

2
1 T (Tujuan) 2 I (Identifikasi)

-T

-I
Menyepakati topik pembicaraan Menggali dan memetakan

1
dan hasil pembicaraan situasi saat ini. Hubungkan
fakta-fakta yang ada.
TIRTA
3 R (Rencana Aksi) 4 TA (Tanggung Jawab)

-R
Mengembangkan ide untuk Berkomitmen akan

4
alternatif rencana aksi/solusi langkah selanjutnya

3
-T
A
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Simak video Percakapan Alur TIRTA berikut ini.
Setelah menonton, mari mengidentifikasikan alur TIRTA dan pertanyaannya.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


● Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee
T Tujuan
menyepakati tujuan pembicaraan yang akan
berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari
coache

I ● Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:


○ Agenda/Topik Percakapan
○ Hasil dari Percakapan

R Pertanyaan yang Harus diajukan:


● Apa rencana pertemuan ini?
● Apa tujuannya?

TA ● Apa tujuan dari pertemuan ini?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


● Coach melakukan penggalian dan pemetaan

T situasi yang sedang dibicarakan, dan


menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada
pada saat sesi)

I Contoh pertanyaan:

Identifikasi ● Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?


● Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu
sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?

R
● Apa kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan
tersebut?
● Peluang/kemungkinan apa yang bisa Bapak/Ibu
ambil?
● Apa hambatan atau gangguan yang dapat
TA menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?
● Apa solusinya?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


● Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk
T rencana yang akan dibuat)

I
Contoh Pertanyaan:
● Apa rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan?
● Adakah prioritas?
R Rencana ● Apa strategi untuk itu?
● Bagaimana jangka waktunya?

aksi
● Apa ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu?
● Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi
TA gangguan?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk
T langkah selanjutnya.

I
Contoh pertanyaan:

R ● Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?


● Siapa dan apa yang dapat membantU Bapak/Ibu
dalam menjaga komitmen?
● Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching

TA Tanggung ini?

jawab
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Pemberian Umpan Balik
Berbasis Coaching
Memberikan Umpan Balik dengan Prinsip Coaching
• Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee.
• Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah
• Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tidak boleh menghilangkan prinsip
kemitraan.
• Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coachee

Ada 2 jenis umpan balik


• UMPAN BALIK APRESIATIF
• UMPAN BALIK KONSTRUKTIF
Umpan Balik Apresiatif
Kapan disampaikan:
• Setiap kali kita melihat ada hal baik (kualitas, tindakan, keputusan, cara
pandang) yang ditunjukkan oleh coachee.
• Baik itu patokannya adalah merupakan kekuatan coachee (kualitas) atau
membawa coachee mendekati tujuannya (tindakan, keputusan)
Harus spesifik
• Jangan sekadar: bagus, hebat.
Rumusnya:
“Nyatakan segera, saat kita melihatnya”.
Umpan Balik Konstruktif
Kapan disampaikan:
• Setiap kali kita melihat ada hal/perilaku yang dilakukan/ditunjukkan coachee
dan belum sesuai dengan standar/rencana.
• Baik itu patokannya adalah merupakan kekuatan coachee (kualitas) atau
membawa coachee mendekati tujuannya (tindakan, keputusan)
Harus spesifik
• Jangan sekadar: masih jelek, masih kurang.
Rumusnya:
“Lakukan berdua saja, jadikan momen positif”.
Umpan Balik Konstruktif
Kapan disampaikan:
• Setiap kali kita melihat ada hal/perilaku yang dilakukan/ditunjukkan coachee
dan belum sesuai dengan standar/rencana.
• Baik itu patokannya adalah merupakan kekuatan coachee (kualitas) atau
membawa coachee mendekati tujuannya (tindakan, keputusan)
Harus spesifik
• Jangan sekadar: masih jelek, masih kurang.
Rumusnya:
“Lakukan berdua saja, jadikan momen positif”.
Tips Umpan Balik Konstruktif
• Coach harus dalam suasana hati positif (kalau sedang marah/jengkel jangan
memberi feedback).
• Pastikan saat memberikan feedback berdua saja.
• Dapatkan dulu pandangan coachee tentang situasi yang akan diberi feedback.
• Dengarkan, dapatkan kata kunci, perdalam dari situ.
• Jangan lupa memberikan umpan balik apresiatif, jika ada hal-hal baik yang
ditunjukkan coachee.
Latihan Coaching
Menggunakan Alur
Percakapan TIRTA
Ingat!
Selalu siapkan PRESENCE (Kehadiran Penuh) sebelum
melakukan sesi atau percakapan coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Tips untuk bisa Hadir Sepenuhnya

HADIR SEPENUHNYA SABAR, SABAR, SABAR BERSIKAP TERBUKA DAN INGIN TAHU
Pastikan Bapak Ibu bisa hadir Menguatkan kualitas sabar di dalam Berniat untuk tidak memberi label pada coachee
sepenuhnya, agar memudahkan diri, sehingga selama percakapan atau apapun yang dikatakannya
untuk fokus kepada coachee. bisa merespons pada saat yang tepat
serta mampu memberikan ruang Bangun kualitas keingintahuan Bapak Ibu tahan
Jangan melakukan coaching saat kepada coachee untuk bicara diri untuk memberi nasihat atau memberikan
sulit untuk hadir sepenuhnya: solusi.
tanggal/jam sibuk Anda, sedang
sakit. Pusatkan rasa ingin tahu pada apa yang ada di
balik ucapan-ucapan atau pemikiran-pemikiran
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
coachee.
PUTARAN 1

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Latihan Berpasangan
ATURAN
● Setiap pasangan saling bergantian menjadi coach dan coachee.
● Masing-masing Peserta mempunyai waktu 12 menit untuk
percakapan dan 3 menit untuk refleksi setelah latihan. Refleksi
dilakukan antar pasangan.
● Total latihan secara berpasangan adalah 30 menit.
● Setelah selesai berlatih putaran pertama, seluruh pasangan
kembali berkumpul untuk briefing bersama fasilitator selama 15
menit

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Selamat berlatih!

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Debriefing
● Bagaimana pengalaman Bapak Ibu saat berhasil menghadirkan fokus
sebelum dan selama melakukan percakapan dengan coachee
● Tuliskan pengalaman Bapak Ibu saat hilang fokus di saat sedang
melakukan percakapan dengan seseorang
○ Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya fokus?
○ Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus?

● Apa yang sudah berjalan baik saat melakukan percakapan coaching?


○ Untuk coach: Apa yang Bapak/Ibu rasakan pada saat melakukan
coaching
○ Untuk coachee: Apa yang Bapak/Ibu rasakan ketika di-coaching

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


6. EMPAT JENIS PERCAKAPAN
MENGGUNAKAN ALUR
PERCAKAPAN TIRTA
eveash.com
Percakapan untuk Perencanaan
Percakapan untuk Perencanaan

● Di tahap ini, tidak perlu menggali secara detail.


Dapatkan informasi yang cukup spesifik tapi tidak
terlalu detail. Pembicaraan sangat detail akan
dilakukan saat berefleksi atau kalibrasi.
● Saat melakukan percakapan, jangan meminta
coachee mengisi form. Tapi dapatkan jawaban
melalui percakapan.
Bagaimana melakukannya?
Tujuan
Tanyakan tujuan perencanaan:

”Apa yang ingin dicapai dari kegiatan/pengembangan ini?”


Bagaimana melakukannya?
Identifikasi) & Rencana aksi:
● Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/
kegiatan:
“Apa ukurannya bahwa ini berhasil?” (pastikan ukuran terukur)

● Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan


“Apa saja yang harus disiapkan?”
“ Apa yang perlu dikembangkan agar bisa mencapai tujuan?

● Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu


keberhasilan.
● Identifikasi dukungan yang diperlukan.
Bagaimana melakukannya?
TAnggung Jawab:
Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi
Percakapan untuk Refleksi
Percakapan untuk Refleksi

● Percakapan ini dilakukan setelah coachee selesai


beraktivitas, menyelesaikan tantangan, atau menyelesaikan
suatu tugas.
● Tujuan percakapan membantu coachee merefleksikan
pengalamannya dan mengambil makna serta pembelajaran
untuk menjadi lebih baik di kesempatan lain.
● Saat melakukan percakapan untuk refleksi upayakan untuk
memberi banyak ruang hening untuk coachee.
● Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas.
Jaga presence untuk membantu menjaga “ruang”
percakapan yang aman dan nyaman bagi coachee
Bagaimana melakukannya?
Tujuan
● Bangun suasana tenang saat melakukan refleksi
● Menyepakati tujuan refleksi dari kegiatan yang dialami
coachee
● Menyepakati hasil percakapan
Bagaimana melakukannya?
Identifikasi) & Rencana aksi:
● Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari
event/kegiatan/situasi yang direfleksikan
● Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan
tersebut
● Tanyakan apa yang sekarang menjadi diketahui/dipahami/ disadari
oleh coachee
● Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan ke depan?
Bagaimana melakukannya?
TAnggung Jawab:
Tanyakan apa yang didapatkan coachee dari percakapan?
Percakapan untuk pemecahan masalah
Percakapan untuk Pemecahan Masalah
● Saat coachee mengontak kita karena ia menghadapi masalah,
merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa
tidak mampu.
● Saat coachee mengalami krisis atau saat coachee membutuhkan
bantuan dari luar
● Saat melakukan percakapan untuk pemecahan masalah coach perlu
menjaga sikap terbuka, netral, dan ingin tahu.
● Jangan terbawa dalam “masalah coachee”.
● Sering-sering mengajak coachee melihat dari area yang netral.
● Apabila perlu gunakan gambar/mindmap untuk membantu coachee
bisa melihat dengan lebih jelas kondisi yang sedang dihadapi.
Bagaimana melakukannya?
Tujuan
Sepakati tujuan dan hasil percakapan
Bagaimana melakukannya?
Identifikasi):
● Ajak coachee menggambarkan/menjelaskan/mengungkapkan
masalahnya
● Lalu ajak coachee melihat apa yang ingin dicapainya jika masalah
hilang
● Ajak coachee melihat faktor-faktor yang menyebabkan itu terjadi
dan faktor-faktor yang bisa membuat hal itu hilang

Rencana aksi
● Ajak coachee memikirkan apakah memiliki gagasan untuk
mengatasinya.
● Coach dan coachee bisa menggunakan sesi brainstorming
Bagaimana melakukannya?

TAnggung Jawab:
Sebelum percakapan berakhir, ajak coachee menyimpulkan apa yang
didapatkan dari percakapan.
Percakapan untuk kalibrasi
Percakapan untuk Kalibrasi
● Percakapan ini dilakukan saat membicarakan kemajuan
perkembangan diri coachee, saat coachee melakukan
swanilai kinerja atau perkembangannya, atau saat perlu
melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap
standar/kriteria tersebut.

● Percakapan dimulai dengan membahas hal-hal yang


sudah baik. Lalu gunakan hal yang sudah baik untuk
meningkatkan atau mengembangkan hal-hal yang belum
sesuai target atau keinginan coachee.
● Berikan umpan balik sesuai data dan positif. Kalibrasi artinya mengukur dan menyesuaikan kinerja
diri dengan standar yang ditentukan. Percakapan
kalibrasi dibangun untuk membimbing coachee
melakukan kalibrasi terhadap standar yang berlaku
dengan menyesuaikan tingkat keterampilan coachee
dari standar tersebut.
Bagaimana melakukannya?

● Pastikan coach dan coachee dalam keadaan mental positif,


siap untuk berpikir bersama, mampu hadir sepenuhnya.
● Pastikan memiliki intensi yang tepat yaitu ingin terkoneksi
bukan mengoreksi dan ingin memahami bukan memberi tahu
Bagaimana melakukannya?
Identifikasi) & Rencana aksi:
● Mulai dengan mengajak coachee menilai apa hal-hal yang
sudah baik
● Lanjutkan dengan swa-nilai area yang menurut coachee
dapat dikembangkan lagi
● Sampaikan sudut pandang coach sebagai pengamat
Latihan Empat Jenis
Percakapan Menggunakan
Alur Percakapan TIRTA
Latihan Percakapan untuk Perencanaan
● Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyatakan untuk apa tujuan percakapan ini (misalnya Kita akan
membuat Rencana Pengembangan Kompetensi Bapak/Ibu ya, dalam 15 menit ke depan)

● Pertanyaan 1: Capaian apa yang ingin dikembangkan dalam 3 bulan ke depan? Apa yang ingin dilihat di Capaian
tersebut?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 2: Apa ukurannya bahwa Capaian tersebut sudah tercapai?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 3: Apa saja yang dirasakan perlu dikembangkan dalam … bulan ini?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 4: Perlu dukungan dari siapa saja? Dukungan seperti apa?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
Latihan Percakapan untuk Kalibrasi
● Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyatakan untuk apa tujuan percakapan ini (misalnya Kita akan mengevaluasi Rencana
Pengembangan Kompetensi Bapak/Ibu yang sudah dibuat ya, dalam 15 menit ke depan)

● Pertanyaan 1: Bagaimana Bapak/Ibu menilai sendiri pencapaian Bapak/Ibu?


○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 2: Bagian mana yang dirasakan sudah bagus?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 3: Bagian mana yang dirasakan masih perlu dikembangkan?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 4: (Lihat catatan Anda, lalu tanggapi sesuai jawaban dari Coachee):
○ Saya juga melihat (kalau catatan kita sama untuk hal yang SUDAH BAIK) bahwa kamu menunjukkan kualitas…. (berikan umpan balik
apresiatif), atau
○ Ok, ini yang saya amati (mulai dengan hal baik yang belum ia sebutkan – berikan umpan balik apresiatif di sini).
○ Lalu katakan: Kalau kita ingin menggunakan kekuatan kamu untuk meningkatkan apa yang perlu ditingkatkan akan seperti apa?
● Pertanyaan 5: Apa yang kamu pelajari dari percakapan ini? Bagaimana ini akan digunakan untuk terus meningkatkan kinerjamu?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
Latihan 4 Jenis Percakapan
ATURAN
● Setiap pasangan saling bergantian menjadi coach dan coachee.
● Coachee menyiapkan topik percakapan riil, yang termasuk dalam
salah salah satu dari 4 jenis percakapan
● Masing-masing CGP mempunyai waktu 12 menit untuk percakapan
dan 3 menit untuk refleksi setelah latihan. Refleksi dilakukan antar
pasangan.
● Total latihan secara berpasangan adalah 30 menit.
● Setelah selesai berlatih putaran pertama, seluruh pasangan kembali
berkumpul untuk refleksi bersama fasilitator

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Mari Refleksi…
1. Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu
saat berhasil menghadirkan fokus
sebelum dan selama melakukan
percakapan dengan coachee?
2. Bagaiama pengalaman / perasaan saat
latihan?
3. Apa yang sudah berjalan baik saat
melakukan percakapan coaching?

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Supervisi Akademik Berbasis
Coaching
Mari berbagi...

Setelah mendapatkan sesi coaching:

“mungkinkah Bapak/Ibu sebagai pemimpin pembelajaran


melakukan supervisi akademik menggunakan paradigma berpikir
yang memberdayakan coachee?”

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang
memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi
potensi setiap individu.

Prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:


1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
3. Terencana
4. Reflektif
5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
6. Berkesinambungan
7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Penguatan Pemahaman

Supervisi akademik dengan


paradigma berpikir coaching
memberikan sebuah dimensi
pertumbuhan dan pengembangan diri,
menjadi mitra pengembangan diri
para guru dan rekan sejawatnya demi
mencapai tujuan pembelajaran yang
berpihak pada murid.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Alur Supervisi Klinis sebagai bagian besar dari Supervisi Akademik.

Pra-observasi Pertemuan pra-observasi ini merupakan percakapan yang


membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra
dalam pengembangan kompetensi diri
Observasi Aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor
Pasca-observasi Percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi,
menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan
kompetensi. Proses percakapan bersifat reflektif dan bertujuan
perbaikan ke depan.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


“Apa yang dirasakan berbeda dari alur supervisi
yang baru saja dibahas dengan supervisi yang
sebelumnya dilakukan di sekolah?”

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Supervisi Akademik
• Secara definisi Supervisi Akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk
memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas.

• Dalam pelaksanaannya seringkali supervisi akademik dilihat sebagai proses yang satu arah,
apalagi dilakukan hanya satu tahun sekali menjelang akhir tahun pelajaran.
• Supervisi akademik menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam
tanggung jawabnya mengevaluasi para tenaga pendidik
• Saatnya sekarang kita mengembalikan semangat supervisi akademik dengan melihat dan
berpikir dengan menggunakan prinsip dan pola pikir seorang coach: Supervisi Akademik
sebagai proses berkelanjutan yang memberdayakan
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Latihan Supervisi
Akademik untuk
Pengembangan
Kompetensi Coaching
Mari kita simak bersama video Supervisi Akademik berik
ut ini:

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Melakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching
Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

Sepakati dengan Diskusikan hasil


supervisee tentang apa pengamatan, gali
yang ingin diamati & pendapat supervisee
dikembangkan. Lakukan terlebih dahulu, sepakati
Niatkan untuk membantu, sebelum pengamatan. Lakukan pengamatan atas rencana pengembangan
mendukung, untuk bermitra hal yang akan disupervisi.
dalam pengembangan diri Catat hal-hal yang sesuai
orang yang disupervisi dengan kompetensi dan
yang belum sesuai

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

• Niatkan untuk membantu, mendukung, untuk bermitra dalam pengembangan diri


orang yang disupervisi.
• Pastikan Anda dalam keadaan fit, tenang dan dapat hadir sepenuhnya.
• Teguhkan niat untuk menjadi mitra, untuk memahami bukan mengajari, untuk
bersikap terbuka dan ingin tahu.
• Niat kita kuat akan tampak dari cara kita berkomunikasi: netral, rasa di hati
ringan, sabar, tidak terburu-buru, rasa ingin tahu tumbuh lebih kuat.
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

• Luangkan waktu 5-10 menit untuk menetapkan tujuan supervisi kali ini.
• Ajukan pertanyaan:
- Bapak/Ibu ingin saya membantu mengembangkan kompetensi yang mana?
- Bagian mana nanti yang Bapak/Ibu ingin saya mengamati?
- Bagaimana penilaian Bapak/Ibu sendiri terhadap apa yang akan kita kembangkan ini?
• Catat jawaban, dan siapkan untuk melakukan pengamatan di kelas.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

• Ini saatnya Anda melakukan pengamatan. Duduklah di bagian belakang kelas, di posisi yang tidak
mengganggu jalannya kelas.
• Amati supervisee Anda:
○ Catat hal-hal yang dilakukan dan selaras dengan kompetensi yang ingin dikembangkan
○ Catat hal-hal yang dilakukan dan melebihi kompetensi yang ingin dikembangkan
○ Catat hal-hal yang dilakukan dan belum sesuai kompetensi yang dikembangkan
• Lakukan dengan netral, tanpa penilaian, gunakan mata pengamat.

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

• Luangkan waktu 15-30 menit untuk mendiskusikan hasil.


• Mulai dengan mengajukan pertanyaan, “Bagaimana Bapak/Ibu menilai sendiri performa dalam
kompetensi tadi?” (tunggu jawaban, catat). Lanjutkan “Apa yang membuat Bapak/Ibu menilai
demikian?”.
• Kemudian sampaikan, ”Boleh saya menyampaikan hasil pengamatan saya?”. Mulai sampaikan hal-
hal yang teramati sesuai atau lebih baik dari standar/keinginan, gunakan pernyataan “Saya mengamati
tadi pada saat….. Bapak/Ibu melakukan…. Itu sudah sesuai dari/lebih tinggi dari standar yang
kita rujuk.”
• Lanjutkan lagi. “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mendengar ini?”, izinkan mereka mengungkapkan
pendapat.
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Pra Pasca
Niat Supervisi
Supervisi Supervisi

• Lanjutkan dengan pengamatan yang belum sesuai. Katakan, “Namun demikian, saya juga melihat
hal-hal yang masih bisa dikembangkan. Misalnya tadi saat... saya mengamati Bapak/Ibu
melakukan …………., yang sebetulnya kalau merujuk ke standar seharusnya…. Bagaimana
pendapat Bapak/Ibu?”
• Ajak membicarakan rencana tindakan untuk selanjutnya. Katakan,”Dari diskusi kita ini, apa yang
sudah terbayang akan Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan lagi performa di area ini?” (Bisa
dilanjutkan dengan kapan, di mana, siapa yang bisa bantu)
• Lalu sampaikan bagaimana hasil pengamatan tersebut dicatatkan ke dalam formular Supervisi
Akademik
• Sebagai penutup, minta GP menyatakan apa yang ia dapat dari proses ini.
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Latihan Supervisi Akademik untuk
Pengembangan Kompetensi
Coaching

ATURAN
● Satu kelompok terdiri dari satu Coach, satu Coachee dan satu
Observer untuk simulasi sebagai supervisor.
● Setiap kelompok berlatih sebanyak 3 putaran, dimana dalam
setiap putaran CGP akan berganti peran. Total waktu untuk setiap
putaran yaitu 30 menit.
● Satu putaran terdiri dari percakapan:
○ Pra-observasi selama 5 menit.
○ Observasi selama 15 menit. Observer mengamati dan
membuat catatan refleksi
○ Pasca-observasi 10 Wuryaningsih
menit. - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus
Rubrik Pengembangan Kompetensi Coaching
KRITERIA 1 2 3 4

Mendengar Aktif 3 kali atau lebih muncul 1-2 kali muncul bebas dari judgment, bebas dari judgment, asumsi,
judgment, asumsi, judgment, asumsi, asumsi, dan asosiasi dan asosiasi, serta dapat
dan/atau asosiasi atau asosiasi menangkap emosi coachee

Pertanyaan sama sekali tidak 1-2 kali 1-2 kali menggunakan selalu mengajukan pertanyaan
Berbobot menggunakan menggunakan pertanyaan terbuka, dan terbuka dan berasal dari
pertanyaan terbuka pertanyaan terbuka, mengandung kata kunci mendengarkan
tanpa kata kunci
Memberdayakan masih memberikan 1-2 kali masih tidak memberi membantu membuat rencana
Coachee pertanyaan yang memberi saran/solusi aksi spesifik, mendorong ide
mengarahkan saran/solusi dari coachee, pada saat diminta
saran berbagi pengalaman

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Mari berbagi
pengalaman…

Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus


Refleksi Coaching
Mengerjakan Aktivitas di Link

● Jelaskan dengan bahasa Bapak Ibu sendiri


apa manfaat sesungguhnya dari keterampilan
coaching untuk Supervisi Akademik bagi
Bapak Ibu sebagai seorang pendidik (minimal
50 kata).
● Buatlah sebuah diagram, gambar atau
ilustrasi yang menghubungkan modul
Coaching untuk supervisi akademik dengan
modul PGP lainnya terkait pengembangan
kompetensi sebagai guru yang berpihak pada
murid.
Wuryaningsih - Diadaptasi dari Materi Guru Penggerak Angkatan 5 Daerah Khusus

Anda mungkin juga menyukai