Anda di halaman 1dari 16

Peristiwa El Nino Modoki Lingkar

Samudera Hindia

Kelompok
2
M. Toha Al
-Habsyi
12816015
Fransiska A
.H
12817004
M. Yogasw
ar a
12817013
Annisa Aul
ya R.
12
Outline
0 1. 0 2.

El-Nino Modoki Secara El-Nino Modoki Pada Lingkar


Umum Samudra Hindia
Apa itu El-Nino Modoki ?
Apakah berbeda dengan El-Nino yang biasa kita tahu ?
El-Nino Modoki
Kejadian El Niño Modoki merupakan sejenis kondisi anomali yang
perbedaannya sangat jelas dibandingkan El Niño Konvensional.

El-Nino Modoki ditandai dengan Suhu Permukaan Laut (SPL) yang lebih
hangat terbentuk di Pasifik bagian tengah (tekanan rendah) dan diapit dengan
SPL yang lebih dingin di sisi barat dan timurnya (tekanan tinggi). Sehingga,
angin yang membawa massa udara bergerak menuju tekanan rendah (Pasifik
bagian tengah).

Terjadi penumpukan massa udara di Pasifik bagian tengah yang mengakibatkan terbentuknya awan-awan konvektif.
Sehingga wilayah Pasifik tengah mengalami anomali yang tidak biasa, menjadi lebih basah, dan kedua sisi yang
mengapitnya lebih kering akibat penarikan awan-awan konvektif.
Perbandingan Anomali SST El Nino (3.4) dan El Nino Modoki

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar diatas merupakan perbandingan anomali SST yang terjadi pada El-Nino dan El-Nino Modoki. El-Nino yang
biasanya, yang sering dikenal, ditandai dengan adanya anomali penghangatan SST yang kuat di sepanjang Pasifik Timur
Ekuator (Gambar 1.). Sedangkan El Nino Modoki anomali penghangatan SST terjadi di Pasifik bagian tengah disertai
dengan pendinginan di bagian timur dan baratnya (Gambar 2.)
EMI
(El-Nino Modoki Indeks)
EMI (El Nino Modoki Index) indeks yang digunakan untuk mendefinisikan fenomena
El Nino Modoki. Persamaan matematis EMI yang didefinisikan oleh Ashok et al
(2007). sebagai berikut :

Menurut Ashok et al. anomali SST dikategorikan termasuk ke dalam fase El Nino
Modoki kuat ketika amplitudo indeksnya >= 0.7σ, dengan σ adalah standar deviasi
musiman, sehingga diperoleh threshold EMI yaitu 0.50°C untuk musim panas dan
0.54°C untuk musim dingin.
Catatan : musim panas dan musim dingin mengacu pada kondisi di BBU.
Bagaimana Fenomena El-Nino Modoki di
Samudra Hindia?
Apa pengaruhnya terhadap wilayah-wilayah di Samudra Hindia?
Lingkar Samudera Hindia
Kondisi Anomali Selama Periode JJAS (Juni-Juli- ● Berdasarkan Gambar 1., anomali curah hujan bulanan wilayah Indian Ocean Rims,
periode Juni - September 2004 :
Agustus-September) 1. Anomali penurunan curah hujan : rata-rata mengalami anomali penurunan curah
hujan.
Tahun 1979-2004 2. Anomali peningkatan curah hujan : beberapa negara India bagian utara, Bagian
Selatan Australia, Madagaskar, dan beberapa wilayah Indonesia.
Gambar 1. Anomali Curah hujan Bulanan

● Berdasarkan Gambar 2., tempat-tempat kajian anomali SST. Wilayah-wilayah Indian


Ocean RIms terjadi peningkatan SST sebesar 0,2 (tergolong kecil jika dibandingkan
dengan Samudra Pasifik)

● Anomali peningkatan SST menyebabkan temperatur menjadi lebih hangat


dibandingkan normalnya.

● Temperatur yang tinggi akan menghasilkan tekanan rendah. Hal ini berlaku di Samudra
Pasifik Tengah, sehingga aliran massa udara akan menuju ke wilayah tekanan rendah
yang mengakibatkan banyaknya peningkatan curah hujan (Seperti Gambar 1.).

● Wilayah Indian Ocean RIm jika dibandingkan


dengan Samudra Pasifik, anomali peningkatan
curah hujannya kecil karena anomali kenaikan
SST juga relatif kecil.

Keterangan Gambar :
Garis Merah : Wilayah Kajian (Indian Ocean Rim)
Garis Biru : Pasifik bagian tengah

Gambar 2. Anomali SST


Plot korelasi antara anomali SST dengan (a) Indeks El-Nino Modoki dan (b) El- Nino Modoki Pada Musim Panas BBU
Indeks El-Nino Konvensional

a.
(Periode JJA)
Berdasarkan gambar disamping, terdapat korelasi positif antara EMI dan anomali SST di Pasifik
bagian tengah selama musim panas BBU. Artinya, peningkatan anomali SST menyebabkan
peningkatan indeks EMI. EMI positif berarti terjadi El-Nino Modoki. Untuk wilayah Indian Ocean
Rim ketika terjadi El-Nino Modoki, terjadi penurunan SST.

Pada saat kejadian EL-Nino Modoki, semua wilayah Indian Ocean Rim di BBU mengalami
penurunan curah hujan dan musim panasnya menjadi lebih sejuk. Begitupun untuk wilayah Indian
Ocean Rim di BBS juga mengalami penurunan curah hujan dan mengalami musim dingin yang
lebih dingin.

b.
Gambar disamping merupakan anomali SST dengan indeks El-Nino Konvensional. Berdasarkan
gambar diatas kita bisa lihat terdapat perbedaan yang sangat jelas antara El-Nino konvensional dan
El-Nino Modoki. Pada saat kejadian El-Nino, hampir hampir semua wilayah BBU mengalami
penurunan curah hujan dan musim panas yang sejuk, tetapi wilayah Afrika Timur, India Selatan,
dan Samudera Hindia bagian selatan mengalami peningkatan curah hujan dan musim panas yang
lebih panas yang ditandai dengan korelasi positif antara SST dan Indeks ENSO. Untuk wilayah
Indian Ocean Rim di BBS, Samudera Hindia bagian selatan mengalami peningkatan curah hujan
sedangkan wilayah Indian Ocean Rim lainnya mengalami penurunan curah hujan dan musim
dingin yang lebih dingin.

Keterangan Gambar :
Shading : Korelasi Positif
Kontur : Korelasi Negatif
Plot korelasi antara anomali SST dengan (a) Indeks El-Nino Modoki dan (b)
Indeks El-Nino Konvensional
El NINO MODOKI PADA MUSIM DINGIN BBU
(Periode DJF)
● (Gambar a) El Niño Modoki tampaknya menyebabkan musim
dingin yang sangat dingin di India timur dan Eropa timur.
Pantai timur subtropis Amerika Selatan juga memiliki musim
austral summer yang lebih dingin dari biasanya.

● (Gambar b) Dampak El Niño pada suhu permukaan musim


winter boreal tampaknya lebih luas dan berbeda dari dampak
El Nino Modoki seperti yang terlihat pada Gambar b. Selama
El Nino musim dingin, wilayah Pasifik Tropis Barat, wilayah
dari Laut Cina Selatan ke Jepang, wilayah Australia timur dan
barat daya lebih hangat dari biasanya. Sedangkan Selandia
Baru lebih dingin dari biasanya.
Plot korelasi antara anomali Curah Hujan Musim Dingin BBU dengan (a)
Indeks El-Nino Modoki dan (b) Indeks El-Nino Konvensional
Variabilitas Curah Hujan Pada Musim Dingin BBU
(Periode DJF)
● (Gambar a) Pasifik timur menerima curah hujan kurang dari
normal ketika El Nino Modoki aktif. Beberapa bagian negara
maritim, Thailand selatan, Filipina, India selatan, Sri Lanka,
dan Afrika Timur mengalami anomali dalam kondisi kering. Di
sisi lain, kondisi basah secara signifikan terlihat di atas
Selandia Baru, Pakistan, Kazakhstan, dan sebagian Afrika
tengah selatan.
a
● (Gambar b) Selama El Nino wilayah Pasifik Barat mengalami
penurunan curah hujan. Di sisi lain, wilayah dari Pasifik Tengah ke
Timur mengalami curah hujan diatas normal, yang sangat berbeda
dari dampak El Nino Modoki. Bagian selatan benua Afrika dan
Selandia Baru utara di Belahan Bumi Selatan mengalami musim
panas yang lebih kering selama El Niño. Kondisi basah yang
signifikan terlihat dari Afrika Timur Laut ke India Tengah dan lebih
jauh ke Timur Jauh melalui Cina selatan.

b
EL NINO MODOKI DI SAMUDRA HINDIA

Saat air hangat menyebar dari Pasifik barat dan Samudra Hindia ke Pasifik timur, hujan juga ikut serta,
menyebabkan kekeringan yang luas di Pasifik barat dan curah hujan di Pasifik timur yang biasanya kering.
Singapura mengalami Februari terkering pada tahun 2014 sejak pencatatan dimulai pada tahun 1869, dengan hanya
6,3 mm curah hujan yang turun pada bulan tersebut dan suhu mencapai setinggi 35 ° C pada 26 Februari. Tahun
1968 dan 2005 memiliki Februari terkering berikutnya, dengan 8,4 mm hujan turun.
Risiko musim kebakaran hutan yang signifikan di tenggara Australia lebih tinggi setelah peristiwa El Niño, terutama
bila dikombinasikan dengan peristiwa Dipole Samudra Hindia yang positif. Selama peristiwa El Niño, Selandia
Baru cenderung mengalami angin barat yang lebih kuat atau lebih sering selama musim panas, yang menyebabkan
peningkatan risiko lebih kering daripada kondisi normal di sepanjang pantai timur.Meskipun demikian, curah hujan
lebih banyak daripada biasanya di Pantai Barat Selandia Baru, karena efek penghalang dari barisan pegunungan
Pulau Utara dan Pegunungan Alpen Selatan.
Sea Surface Temperature Anomaly (SSTA)
● Peristiwa El Nino Modoki positif yang kuat rata-rata selama tujuh musim panas
boreal, yaitu, musim JJAS 1986,1990, 1991, 1992, 1994, 2002, dan 2004,

Sea Surface Temperature Anomaly (SSTA)


● Peristiwa El Nino Modoki positif yang kuat rata-rata selama 8 musim dingin boreal
yaitu, DJF musim 1979 –1980, 1986 - 1987,1990 - 1991, 1991 –1992, 1992 - 1993,
1994 - 1995, 2002 –2003, dan 2004 - 2005.
DAFTAR PUSTAKA

Ashok,dkk. 2006. El Nino Modoki and Its Possible Teleconnection. JOURNAL OF GEOPHYSICAL
RESEARCH, VOL. 112, C11007.

Windari, dkk. 2012. El Nino Modoki dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Curah Hujan Monsunal di
Indonesia. Departemen Geofisika dan Meteorologi: FMIPA IPB.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai