Anda di halaman 1dari 39

PENGELOLAAN

OBAT dan BMHP TERPADU


DI PUSKESMAS

Disampaikan Oleh :
HERIADI, SKM., M.M
Pertemuan Pelatihan Manajemen Puskesmas
Kabupaten Bengkulu Utara
UPT. PELATIHAN KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
2023
HERIADI, SKM., MM
Sekretaris
Di nas Ke se hat an P rov.Be ng kul u
SISTEMATIKA PENYAJIAN
• TUJUAN PEMBELAJARAN
• PENGELOLAAN OBAT & BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI DI PUSKESMAS
• PELAYANAN FARMASI KLINIK
• PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
• KESIMPULAN
• REFERENSI

3
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada


pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)

Pengelolaan Obat dan


Pelayanan Bahan Medis Habis Pakai
kefarmasian di
Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinik
termasuk di dalamnya
Penggunaan Obat Rasional
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan - Perencanaan
Obat dan Bahan - Pengadaan
Medis Habis
Pakai merupakan - Penerimaan dan Penyimpanan
salah satu - Distribusi
kegiatan
pelayanan - Penggunaan Obat
kefarmasian, - Pencatatan dan Pelaporan
yang terdiri atas:
- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan
BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan,


pemerataan dan keterjangkauan obat dan
BMHP yang efektif, efisien dan rasional,
dengan mutu yang terjaga dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan
Tahunan

Perencanaan
Permintaan per
periode

Penggunaan
Hasil
Permintaan
Pengadaan
Dukungan
Manajemen Pembelian

Penerim
Distribusi Penyimpanan
aan

Hukum, Kebijakan,
Peraturan
8
Perencanaan

 Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan


seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk
menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
 Seleksi obat mengacu kepada Formularium
Nasional.
Perencanaan Kebutuhan
TAHUNAN
Desk
Pusat Desk Pusat
Program
dengan
(Program,
Provinsi Farmalkes)
dengan
Farmalke
s
Provinsi
Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS
DAN JUMLAH
2. EFISIEN
PERMINTAAN PERIODIK
3. POR
KE IFK
MENGGUNAKAN LPLPO TERLAKSANA
• MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME,
BUFFER STOK, KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN
RATA-RATA PER HARI
• TREND KUNJUNGAN DAN POLA PENYAKIT
Pengadaan
Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan
lebih luas sebagai proses penyediaan
barang, secara teknis merupakan
realisasi perencanaan menjadi
ketersediaan obat
Hasil permintaan
pembelian
ke Instalasi
menggunakan dana
Farmasi
kapitasi Puskesmas
Kabupaten/Kota
Sesuai Permenkes No. 21/2016 tentang Penggunaan
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa
Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah pasal 3 bahwa
• Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan (minimal
60%)
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

12
Penyimpanan
 Obat yang dikirimkan oleh Instalasi Farmasi maupun
hasil pengadaan dengan dana kapitasi, sebelum
disimpan, harus dilakukan proses penerimaan oleh
petugas pengelola obat atau petugas lain yang diberi
kuasa oleh Kepala Puskesmas
 Tujuan penyimpanan:
Memelihara dan menjamin mutu
Menjamin keamanan persediaan
Memudahkan dalam melakukan pencarian &
pengawasan
Mengendalikan stok
DISTRIBUSI
PUSKESMAS

METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI

SARANA
DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
PERTIMBANGAN : MUTU OBAT
PEMAKAIAN RATA2, SISA
STOK, POLA PENYAKIT,
JML KUNJUNGAN

SUB UNIT
PUSKESMAS 14
Penggunaan Obat

Data penggunaan obat periode


sebelumnya akan digunakan untuk
menghitung perencanaan kebutuhan
periode selanjutnya

Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan

 Pencatatan dan pelaporan data obat di


Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan/
atau unit pelayanan lainnya:
 LPLPO
 Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
 Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Petunjuk Pengisian telah tercantum dalam Juknis Tata Laksana Indikator Kinerja
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dan telah dibagikan ke seluruh
Dinas Kesehatan
Draft Obat dan Vaksin Indikator di Puskesmas Tahun 2020 s.d 2024

20 INDIKATOR OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 23 OBAT TAMBAHAN (DRAFT)


Albendazol Amoxicillin Sirup Kering
Amoxicillin 500 mg tablet Antasida DOEN I Tablet kunyah
Amoxicillin Antasida DOEN II Suspensi
Deksametason Asam Folat tablet
Diazepam 5 mg/mL Asam Mefenamat 500 mg tablet
Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Asam Askorbat tablet
Fitomenadion (Vitamin K) Dexamethasone tablet 0,5 mg
Furosemid 40 mg / Hidrochlorthiazide (HCT) Dihidroartemisin Piperakuin (DHP) tablet
Garam oralit Domperidone Tablet
Glibenklamid / Metformin Gentamisin Injeksi
Kaptopril Haloperidol tablet
Magnesium Sulfat20 % Paracetamol Syrup 120 mg/5mL
Metilergometrin Maleat0,200 mg-1 ml Hidrokortison Cream 2,5 %
Obat Anti Tuberculosis dewasa Ibuprofen tablet 200 mg
Oksitosin Karbamazepin tablet
Parasetamol 500 mg Kloramfenicol kapsul 250 mg
Tablet Tambah Darah Kotrimoxazol DOEN I tablet
Vaksin BCG (TIDAK LAGI) Kotrimoksazol Suspensi
Vaksin TT (TIDAK LAGI) Lidokain Injeksi
Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib (TIDAK LAGI) Prednison tablet 5 mg
Salbutamol tablet
Simvastatin18 tablet
Metronidazole tablet
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan
Formularium Nasional
2. Tingkat ketersediaan obat
3. Persentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa
4. Rata-rata bobot variasi persediaan
5. Rata-rata waktu kekosongan obat
6. Persentase obat tidak diresepkan
SUB POKOK BAHASAN 2

PELAYANAN FARMASI KLINIK

20
- Pengkajian dan Pelayanan Resep

- Pelayanan Informasi Obat

- Konseling
Pelayanan
Farmasi - Visite Pasien (Puskesmas dengan
rawat inap)
Klinik
- Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)

- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Pengkajian & Pelayanan Resep

a. menyiapkan/ meracik obat


b. memberikan label/ etiket
c. menyerahkan sediaan farmasi
dengan informasi yang memadai
disertai pendokumentasian.

22
Pelayanan
Informasi Obat
a. memberikan dan menyebarkan informasi
b. menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c. membuat buletin, leaflet, poster dll
d. melakukan penyuluhan ke pasien &
masyarakat.
e. pendidikan dan/atau pelatihan bagi
tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait
Obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian

23
Konseling
Memberikan
pemahaman tentang
- tujuan pengobatan
adalah suatu
- jadwal pengobatan
proses untuk
mengidentifikasi - cara dan lama
dan penyelesaian penggunaan
masalah pasien - efek samping
yang berkaitan - tanda-tanda
dengan toksisitas
penggunaan obat - cara penyimpanan
- cara penggunaan
obat
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24
INDIKATOR PELAYANAN KEFARMASIAN
Persentase Puskesmas yang melakukan
Pelayanan Kefarmasian sesuai standar.
Puskesmas yang sesuai standar didefinisikan sebagai
Puskesmas yang melakukan Pemberian Informasi Obat
dan/atau Konseling yang terdokumentasi.

Puskesmas yang melakukan POR (Penggunaan Obat Rasional)


Persentase penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus ISPA non-
pneumonia, diare non-spesifik, penggunaan injeksi pada
penatalaksanaan kasus myalgia, dan rerata item obat perlembar resep di
Puskesmas, terhadap seluruh kasus ISPA non-pneumonia, diare non-
spesifik dan Myalgia di sarana yang sama

25
Formulir Pelayanan Lembar Catatan Pemberian
Informasi Obat Informasi Obat
No. …..... Tanggal : ……… Waktu : …… Metode : Lisan/ Tertulis/ Telepon )*
Form. Informasi Obat
1. Identitas Penanya
Nama ………………………………………………….. No. Telp. ………………………………
Status : Pasien/ Keluarga Pasien/ Petugas Kesehatan
(………………………………………..)*
LEMBAR PENCATATAN
2. Data Pasien
Umur : …….tahun; Tinggi : ….... cm; Berat : ………kg; Jenis kelamin : Laki laki/
PEMBERIAN INFORMASI OBAT PASIEN
Perempuan )* Kehamilan : Ya (……minggu)/ Tidak )* Menyusui : Ya/ Tidak )* PUSKESMAS __________________________

3. Pertanyaan
Uraian Pertanyaan :
Hari/Tgl :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Jenis Pertanyaan:

Identifikasi Obat Stabilitas


Farmakokinetika
INFORMASI YANG DIBERIKAN
Interaksi Obat Dosis
Farmakodinamika

PARAF PETUGAS
PARAF PASIEN
Harga Obat Keracunan NAMA

PENUNJANG
Ketersediaan Obat NO UMUR POLI Dx
PASIEN

KONTRA INDIKASI

EFEK SAMPING
PENYIMPANAN

STABILITAS
CARA PAKAI
NAMA OBAT

INTERAKSI
SEDIAAN

LAIN-LAIN
INDIKASI
DOSIS
Kontra Indikasi
Efek Samping Obat
Lain-lain

Cara Pemakaian Penggunaan


…………………..
Terapeutik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

4. Jawaban 1
………………………………………………………………………………………………………… 2
…………………………………………………………………………………………………………
………………...... 3
4
5. Referensi 5
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… 6
7
6. Penyampaian Jawaban : Segera/ Dalam 24 jam/ Lebih dari 24 jam )* 8
Apoteker yang menjawab : ………………………………………………………………………… 9
Tanggal : ……………………………… Waktu : ………………………………….
10
02/03/2024
Metode Jawaban : Lisan/Tertulis/Telepon )*
Kementerian Kesehatan
dst
Republik Indonesia 26
Format Laporan
Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas
Pelaporan pemberian informasi
merupakan rekapitulasi pemberian
informasi obat yang dilakukan dalam
jangka waktu 1 bulan. Hasil
rekapitulasi dilaporkan secara
berjenjang kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan
Dinas Kesehatan Provinsi dan
Direktorat Pelayanan Kefarmasian

27
SUB POKOK BAHASAN 3
PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL

28
Penggunaan Obat Rasional
pasien menerima obat yang
tepat untuk kebutuhan klinis,

Penggunaan dalam dosis yang memenuhi


obat kebutuhan,
dikatakan
rasional,
untuk jangka waktu yang cukup,
bila: dan
pada biaya yg terjangkau
untuknya (individu) dan
komunitas/masyarakat
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT
RASIONAL
PENILAIAN KONDISI
PASIEN BIAYA
TERJANGKAU
DIAGNOSIS
MEDICATION

TEP
SAFETY
INDIKASI
PRACTICE

AT JENIS OBAT A
W D
PA
S

PA
KE
TU PA
AN H
A S
ESO EN I
DOSIS, CARA & DURASI

INFORMASI ESO : Efek Samping


Obat 30
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM POR NASIONAL
% AB ISPA Non Batas
INDIKATOR
KINERJA Pneumonia toleransi 20
PROGRAM %
POR % AB pada Batas
NASIONAL
Diare Non toleransi 8 %
Spesifik
% Injeksi Pada Batas
INDIKATOR
PERESEPAN
Myalgia toleransi 1 %
DI
PUSKESMAS
% Rerata
Batas
Jumlah Item
toleransi 2,6
Obat/Resep
item
*Indikator WHO lainnya tetap diukur, tapi tidak mjd 31
PENINGKATAN POR DI PUSKESMAS
Peningkatan POR di Puskesmas
• Peresepan obat secara rasional  sesuai pedoman pengobatan
• Penerapan Regulasi/Kebijakan POR  DOEN, FORNAS, Pedoman Umum Pengg
AB, dll
• Bimbingan teknis POR  kerjasama dengan Dinkes Kab/Kota dan organisasi
profesi
• Lokakarya Mini  Nakes (Dokter, Apoteker, Bidan, AA, Perawat & Nakes lain
yang terlibat)

Peningkatan POR pada Masyarakat


• Edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait POR melalui GeMa CerMat
• Kerjasama lintas program dan lintas sektor (Promkes, institusi pendidikan,
organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi lainnya)
• Penyebaran informasi pada masyarakat & Nakes melalui media

Pemantauan dan Evaluasi POR


• Pemantuan berkala (indikator kinerja POR), survei berkala  peresepan
obat pada 3 penyakit
• Hasil pemantauan dibahas oleh internal Puskesmas dan dilakukan evaluasi
dan intervensi
• Dilaporkan setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota
FORM PELAPORAN INDIKATOR
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
FORM-1
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN ISPA NON PNEUMONIA

Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Provinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Lama Sesuai
Jumlah Antibiotik Dosis
Tgl No. Nama Umur Nama Obat Pemakaian Pedoman
Item Obat Ya/Tidak Obat
(hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )

a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
Total Item Obat A B

N= Rerata Item Obat/ A / N


Lembar Resep
B / N x 100
Persentase AB %
FORM-2
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN DIARE NON SPESIFIK
Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Jumlah Lama
Antibiotik Sesuai Pedoman
Tgl No. Nama Umur Item Nama Obat Dosis Pemakaian
Ya/Tidak Ya/Tidak
Obat (hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) ( 10 ) ( 11 )
a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
a.
b.
4
c.
d.
a.
b.
dst
c.
d.
Total Item Obat A B
Rerata Item Obat/
N= A/N
Lembar Resep
Persentase AB B / N x 100 %
FORM-3
FORMULIR PELAPORAN INDIKATOR PERESEPAN MYALGIA
Puskesmas : …………………………………………………………..
Kabupaten : ………………………………………………………….. Bulan : …………………………
Propinsi : ………………………………………………………….. Tahun : …………………………

Lama Sesuai
Jumlah Injeksi
Tgl No. Nama Umur Nama Obat Dosis Pemakaian Pedoman
Item Obat Ya/Tidak
(hari) Ya/Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) ( 9) ( 10 ) ( 11 )
a.
b.
1
c.
d.
a.
b.
2
c.
d.
a.
b.
3
c.
d.
a.
b.
4
c.
d.
a.
b.
dst
c.
d.
Total Item Obat A B
N= Rerata A/N
B / N x 100
Persentase Injeksi %
LAPORAN
INDIKATOR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
DI PUSKESMAS

Rerata Item / lembar Resep

NO % Penggunaan % Penggunaan
% Penggunaan
Antibiotik pada ISPA Antibiotik pada
Injeksi pada Myalgia
Non-Pneumonia Diare Non-Spesifik
ISPA Diare Myalgia Rata-rata

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan indikator POR secara


berjenjang. Puskesmas membuat rekapitulasi data indikator peresepan per
triwulan, untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, paling lambat
tanggal 4.

36
Penutup

Tenaga Tuntutan
Kefarmasian profesionalitas
berperan dalam tidak bisa ditawar Optimalisasi peran
upaya • Tenaga Kefarmasian tenaga
meningkatkan harus siap menjawab kefarmasian dalam
pelayanan ekspektasi pelayanan
masyarakat/pasien kesehatan
kesehatan • meningkatkan
meliputi: kompetensi (dan
memerlukan
• Promotif, profesionalitas) dukungan seluruh
• Preventif stake holder
• Kuratif
• Rehabilitatif
Kesimpulan

Apoteker yang bekerja di Puskesmas


mempunyai peran yang sangat strategis
dalam peningkatan penggunaan obat
rasional.

38
Referensi
• Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Dukungan Biaya Operasional pada Faskes Tk. I Milik
Pemerintah Daerah
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
• Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas,
Direktorat Bina Obat Publik, 2010
• Modul Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian, 2015
39
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai