Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA


TANGGAL 10 – 23 JANUARI 2019
PSPA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA ANGKATAN XXXIII

DISUSUN OLEH:
AUVA AZKIYA, S.Farm 18811071
AGUSTHA VERONIKA, S.Farm 18811072
HANIATUL KHARIMAH, S.Farm 18811073
NINDY MUTIA PRATIWI, S.Farm 18811074
A. Latar Belakang
Memberikan pemahaman kepada calon Apoteker tentang pengelolaan obat
di Puskesmas.

Meningkatkan pemahaman kepada calon Apoteker tentang peran, fungsi


dan tanggung jawab Apoteker dalam pengelolaan obat dan praktek
pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

Membekali calon Apoteker agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap


perilaku (profesionalisme), serta pengalaman nyata (reality) untuk
melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

Tujuan Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk melihat, mempelajari


dan mempraktekkan pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

PKPA Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar berinteraksi dan
bekerjasama, dengan tenaga kesehatan lain di Puskesmas sesuai dengan
etika profesi Apoteker yang benar

Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar berinteraksi,


berkomunikasi, dan berdiskusi dengan pasien di Puskesmas.

Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar praktek profesi


Apoteker di Puskesmas yang berkaitan dengan peran, tugas, dan fungsi
Apoteker di bidang kesehatan masyarakat.
C. Manfaat PKPA
Memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang peran,
fungsi, dan tanggung jawab Apoteker dalam pengelolaan
obat dan praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

Mendapatkan pengalaman praktis dan realistis tentang cara


pengelolaan obat dan pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

Memperoleh pengalaman langsung tentang cara


berkomunikasi dan berinteraksi yang baik dengan tenaga
kesehatan lain di Puskesmas.

Membentuk sikap perilaku dan jiwa profesionalisme untuk


memasuki dunia kerja bidang kefarmasian di Puskesmas.
Profil Puskesmas
Mantrijeron
VISI : “Menjadi puskesmas yang mampu memberikan
pelayanan kesehatan dasar bermutu, merata, dan
terjangkau”

MISI:
• Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar.
• Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan pelanggan.
• Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan
lingkungan.

MOTTO : Menjadi puskesmas pilihan masyarakat.

Alamat: Jalan D.I.Panjaitan No. 82 Yogyakarta,


Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta,
Aspek Legal
Puskesmas
• Klinik umum
• Klinik lansia
• Klinik anak • Farmasi
• Klinik gigi • Laboratorium
• Klinik KIA dan KB
• Gizi.
• Klinik konsultasi kesehatan dan
obat
• Klinik konsultasi hygine dan
sanitasi
• Layanan psikolog
• Layanan VCT, PITC, IMS

Layanan Penunjang
Medis
Profil Kesehatan di Puskesmas Mantrijeron

Berikut adalah 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas


Mantrijeron periode tahun 2018:
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS

1 Hipertensi Primer 11771

2 Infeksi akut saluran pernafasan atas, tidak spesifik 5485

3 DM tipe 2, tanpa komplikasi 3575

4 Arthritis lainnya 3416

5 Dyspepsia 2432

6 Batuk 1650

7 Dermatitis, tidak spesifik 1381

8 Vertigo 1211

9 DM tipe 2, dengan komplikasi spesifik lainnya 1145


Hyperlipidaemia, tidak spesifik
10 1144
Berikut adalah 10 besar obat yang digunakan di
Puskesmas Mantrijeron periode tahun 2018:
No. Nama Obat Jumlah (Tablet)

1 Parasetamol 500 mg 86063

2 Amlodipine 5 mg 65025

3 Methylprednisolone 4 mg 64202

4 Amoksisilin 500 mg 61522

5 Metformin 500 mg 52819

6 Kalsium laktat 500 mg 41531

7 Hemafort 41375

8 Ambroksol 30 mg 38085

9 Antasida DOEN kombinasi 33140

10 Priridoksin HCl 10 mg 22319


Struktur Organisasi dan SDM di Puskesmas
Mantrijeron
Peran dan Fungsi Apoteker

Manajerial
• Pengelolaan Obat dan BMHP

Farmasi Klinik
• Pelayanan Resep
• Penyerahan Obat
• Pelayanan Informasi Obat
• Konseling
• MESO.
Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas Mantrijeron

Pengendalian
Perencanaan
Obat,
dan
Pencatatan
Permintaan
dan Pelaporan

Pengendalian
Penerimaan,
Obat,
Penyimpanan
Pencatatan
dan Distribusi
dan Pelaporan
Perencanaan
Metode Metode ini Data pemakaian
PERENCANAAN

didasarkan pada obat periode


perencanaan kebutuhan riil sebelumnya,
yang dipakai obat pada jumlah kunjungan
menggunakan periode yang lalu, resep, jadwal
metode dengan distribusi obat
penyesuaian dan dari Instalasi
konsumsi. koreksi. Farmasi
Kabupaten/Kota,
dan sisa stok
Permintaan
Pengumpulan
lembar LPLPO
maximal tanggal
5 tiap bulan ke
FARMAKIN

Proses Pengumpulan
dropping obat berupa hard dan soft
file. Soft file dikirim
ke puskesmas lewat email ke
oleh FARMAKIN dan akan
FARMAKIN di verifikasi

Konfirmasi
Hasil verifikasi
kembali ke
berupa RDO
FARMAKIN dan
(RENCANA
proses
DISTRIBUSI
penyiapan obat
OBAT) Stok optimum = 2 x pemakaian obat,
dari GFK
Stok sisa = persediaan obat –
pemakaian obat
Permintaan = stok optimum – stok sisa
Penerimaan, Penyimpanan dan Distribusi
• Petugas FARMAKMIN membawa obat permintaan beserta
2 rangkap LPLPO dan lembar berita acara serah terima
PENERIMAAN barang (BAST).
• Pengecekan kesesuaian fisik barang dan BAST.
• Penandatanganan kesesuain obat pesanan
• Penyimpanan obat di ruang pelayanan (display) dan
penyimpanan di gudang obat puskesmas.
• Disusun secara alfabetis sesuai dengan bentuk
Penyimpanan sediaan.
• Perbekalan farmasi disimpan/dirotasi menggunakan
sistem First Exipred First Out (FEFO) dan First In First
Out (FIFO). Obat yang perlu disimpan pada suhu
khusus seperti suppositoria disimpan di lemari
pendingin.

• Distribusi yang dilakukan berupa floor


Distribusi
stock untuk kondisi darurat atau kondisi
yang sering digunakan seperti di ruang
UGD, KIA, GIGI dan Individual prescribing.
Pengendalian Obat, Pencatatan dan Pelaporan
• Pada tahapan ini Puskesmas Mantrijeron melakukan pengendalian, pencatatan dan
pelaporan obat dengan adanya kartu stok (untuk 1 jenis obat).

• Selain menggunakan kartu stok juga menggunakan SIMPUS yang digunakan untuk
pengolahan data resep yang keluar, data penggunaan obat generik, dan data penyakit.

• Pencegahan obat kadaluarsa merupakan salah satu kendali yang dilakukan petugas farmasi
agar obat tidak kadaluarsa. Hal-hal yang dilakukan diantaranya dengan sistem penyimpanan
FEFO, mencatatkan tanggal kadaluarsa di kotak obat, menuliskan daftar obat yang akan
kadaluarsa dan menempelkan daftar tersebut, serta mengingatkan dokter untuk menuliskan
resep obat-obat yang akan kadaluarsa.

• Pelaporan di Puskesmas Mantrijeron terdiri dari pelaporan bulanan, triwulan dan tahunan.
Pelaporan bulanan terdiri dari LPLPO, LPLPLAB dan LPLPV. Pelaporan triwulan diantaranya
adalah pelaporan Penggunaan Obat Rasional (POR) dan penggunaan obat generik pada
resep. Pelaporan tahunan yaitu laporan perencanaan obat dan penggunaan obat di
Puskesmas.
Monitoring dan Evaluasi
Pengelolaan Obat
1. Ketersediaan obat

2. Ketepatan permintaan obat

3. Presentase penulisan resep obat generik yang dilakukan setiap 3 bulan sekali

4. Rata-rata lamanya waktu pelayanan obat

5. Presentase rata-rata waktu kekosongan obat

6. Presentase penggunaan obat generik yaitu 100%.


Pelayanan Farmasi Klinis di
Puskesmas
Pelayanan Kefarmasian Rawat Jalan
Metode
• Dua Apoteker individual
prescription
• Tiga Asisten Apoteker
Pengkajian dan Pelayanan Resep
• pelayanan non-infeksius (resep dari poli KIA dan Imunisasi)
• pelayanan infeksius (resep dari poli gigi, lansia dan umum)

Persiapan pelayanan

Penerimaan resep

Skrining resep (administratif,


Konfirmasi
farmasetis dan klinis)

Penyiapan obat

Penandaan obat

Pemeriksaan akhir

Penyerahan obat & pemberian informasi


Skrining resep
Pelayanan Informasi Obat (PIO)

• Konseling
• Informasi
• Edukasi
Pelayanan konseling dan/atau
Homecare
• Penggunaan obat dengan cara khusus.
• Penggunaan suppositoria pada pasien, baik yang baru maupun lama yang
sudah pernah menggunakan suppositoria namun sering mengalami
kesulitan dan belum paham penggunaannya.
• Penggunaan nystatin vaginal tablet pada pasien yang terinfeksi Candida
albicans pada mikosis vagina.
• Pasien asma dengan penggunaan alat khusus seperti diskus.
• Pasien-pasien yang mengidap penyakit metabolik dan menggunakan
banyak obat.
Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

• Kegiatan dari pemantauan dan pelaporan efek samping obat (ESO) meliputi :

• Menganalisis laporan efek samping obat.

• Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami


efek samping obat.

• Mengisi formulir monitoring efek samping obat (MESO).

• Melaporkan ke pusat monitoring efek samping obat nasional.


Kegiatan MESO di Puskesmas Mantrijeron

1. Kegiatan MESO yang dilakukan di Puskesmas Mantrijeron yaitu memonitoring efek samping
kejadian penggunaan obat yang telah dilaporkan pasien. Efek samping penggunaan obat ada yang
bersifat potensial ataupun langsung terjadi saat itu, dan kebanyakan efek samping penggunaan
obat yang terjadi di Puskesmas Mantrijeron adalah yang bersifat potensial.
2. Upaya yang dilakukan yaitu bagian farmasi membagikan form MESO di masing-masing poli (KIA, BP
umum, BP anak, BP lansia, BP gigi).
3. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengedukasikan ataupun menginformasikan kepada
pasien bahwa pasien memiliki alergi obat tertentu sehingga apabila pasien berobat ke tempat yang
lain, pasien dapat meinformasikan alergi yang dialami dan upaya penanganan yaitu dengan
pemberian obat antialergi.
4. Setiap bulan dilakukan pelaporan hasil MESO ke tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) yang terdapat di Puskesmas Mantrijeron.
Contoh Form MESO
Pemantauan Terapi Obat (PTO)

Kriteria pasien yang dilakukan Pemantauan Terapi Obat antara lain (8):

• Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

• Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.

• Adanya multidiagnosis.

• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

• Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.

• Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan.
Pemantauan Terapi Obat (PTO)

• Puskesmas Mantrijeron tidak terdapat pelayanan Pemantauan Terapi Obat (PTO),


mengingat Puskesmas Mantrijeron tidak melayani pasien rawat inap dan
terbatasnya jumlah apoteker dibandingkan dengan jumlah pasien, sehingga untuk
memprioritaskan pasien yang akan dipantau membutuhkan waktu yang banyak
dan jumlah apoteker yang memadai. Tetapi untuk pemantauan klinis pasien,
puskesmas menyerahkan kepada dokter dan perawat yang diberikan tanggung
jawab untuk pemantauan pasien.
Evaluasi Penggunaan Obat Rasional

• Evaluasi Penggunaan Obat Rasional merupakan kegiatan untuk mengevaluasi


penggunaan Obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat
yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Evaluasi Penggunaan Obat Rasional

Persentase peresepan antibiotik untuk ISPA non pneumonia (syarat ≤ 20%). Indikator ini
dihitung melalui pencuplikan sampel maksimal 25 lembar kemudian dihitung
perentasenya.

1. Persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik (syarat ≤ 8%).

2. Presentase pemakaian injeksi pada kasus myalgia ( syarat ≤ 1%).

3. Rata-rata target obat per satu lembar resep (syarat ≤ 2,6 untuk satu diagnosis).

4. Presentase peresepan obat generik (syarat > 80%)

5. Persentase peresepan sesuai dengan Formularium Nasional (75%)


Kesesuaian ketersediaan obat
Kesesuaian ketersediaan obat di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta berdasarkan
Formularium Nasional 2017 (perhitungan pada bulan Desember 2018) adalah sebesar
91,14% dari jumlah total 158 obat dikarenakan perencanaan obat sebagian besar sudah
dirancang oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta melalui Formularium Puskesmas
Kota Yogyakarta dan juga obat kombinasi bermerk.

Formularium Puskesmas Kota Yogyakarta dibuat Dinkes berdasarkan penyakit yang


tersebar di Kota Yogyakarta dan kebutuhan puskesmas setempat. Oleh karena itu, nilai
ketepatan pada formularium puskesmas senilai 99,73%. Kemudian pada indikator
peresepan menggunakan obat generik pada pasien umum sebesar 84,15 sedangkan pada
pasien dengan pembayaran sistem jaminan sebesar 84,57%. Pada indikator peresepan
menggunakan nama generik tidak memenuhi standar yang seharusnya adalah 100%.
Program Promosi Kesehatan
Masyarakat
Program promosi kesehatan merupakan kegiatan yang erat kaitannya dengan pusat
pelayanan kesehatan di masyarakat terutama Puskesmas yang dalam pelayanannya
lebih berfokus pada upaya promotif dan preventif untuk mencapai kesehatan
masyarakat.
Promosi kesehatan yang dilakukan yaitu pembuatan flipchart mengenai penggunaan
obat-obatan pada masa kehamilan. Dalam pelaksanaan PKPA ini, dilakukan
penyuluhan tentang pengenalan obat pada masa kehamilan. Promosi Kesehatan
dilakukan pada saat ibu hamil melakukan kontrol kehamilan di Puskesmas Mantrijeron.
KASUS PASIEN SCABIES PADA PUSKESMAS MANTRIJERON

Resep yang saya ambil merupakan resep pada tanggal 27 Desember 2018
KASUS
KASUS PASIEN ASKARIASIS

Albendazole adalah salah satu obat obat antelmentik spektrum luas yang aman digunakan untuk
anak ≤ 6 tahun. Obat ini mengalami first past metabolism, sehingga hanya sedikit yang masuk ke
pembuluh darah.
Rekomendasi:
• Mengkonsumsi obat albendazole bersamaan dengan makan, disarankan makanan yang
mengandung tinggi lemak karena dapat meningkatkan absorbansinya ke dalam plasma(5)
• Menjaga semua jalur yang dapat menyebabkan perpindahan infeksi cacing
• Menjaga higienitas
• Disarankan untuk dilakukan pemeriksaan spesimen tinja selama 3 minggu setelah perawatan (bila
diperluan) (5)
• Jangan minum obat baru apa pun selama terapi kecuali dengan resep dokter
• Albendazole dapat menyebabkan mual atau muntah, sehingga disarankan untuk makan makanan
ringan namun sering, melakukan perawatan mulut, atau mengunyah permen karet
• Laporkan apabila mengalami demam yang tidak biasa, nyeri perut yang menetap atau tidak
terselesaikan, muntah, kulit atau mata menguning, urin menjadi gelap, atau tinja berwarna terang
KASUS PASIEN GONORRHOEAE
PADA PUSKESMAS MANTRIJERON
Permasalaha
Identitas Pasien Nama Obat Dosis Literatur Dosis Resep Indikasi pada pasien
n obat
S : Tn. PS mencegah terjadinya -
Omeprazole 20 mg
20mg/hari 1x1 (20mg) gangguan pencernaan akibat
Usia 64 Thn [1]
obat lain
Keluhan : Nyeri BAK, akan timbul
BAK berdarah, ujung efek samping
penis bengkak Azitromycin 500-mg untuk mengeridikasi bakteri
1g/hari 1x2 (500mg) nyeri perut,
[2] N gonorrhea
mual, dan
O : Tekanan darah
muntah
130/90mmHg
untuk mengeridikasi bakteri efek samping
Lab IMS : PMN Cefixime 200-mg [2] 400mg/hari 1x2 (200mg)
N gonorrhea nyeri perut
uretra (+)
menghindari penyebaran
Diplokokus (+) Kondom - KB [6] 6 buah 6 buah
infeksi
• Rekomendasi:
• Melakukan pematauan efek samping obat antibiotik yakni nyeri perut, mual dan
muntah
• Melakukan konseling pada pasien seperti (3):
– Melakukan pemeriksaan dan mengobati pasangan seksual yang kontak dengan
pasien 60 hari sebelum timbul gejala
– Melakukan kunjungan atau kontrol ulang pada hari ke-3 atau ke-7
– Menggunakan kondom apabila berhubungan seksual

Anda mungkin juga menyukai