Anda di halaman 1dari 33

Diseases of the

musculoskeletal system and


connective tissue
Dr. Ainun Basyiroh Lubis M.Ked(P.D),Sp.P.D
Pemeriksaan regional secara
terperinci
1. INSPEKSI ISTIRAHAT
• Perubahan kulit
• Pembengkakan
• Pengecilan otot
• Sikap
• Deformitas

2. INSPEKSI SELAMA PERGERAKAN


• Terbatas Lesi Periarticular Dan Pergerakan Sendi
• Sakit Saat Bergerak
• Sinovitis
• Lesi Periartikular

3. Palpasi dengan gerakan


• Teraba hangat, pertanda peradangan (misalnya sinovitis, bursitis)
• Pembengkakan
• Fluida (berfluktuasi),jaringan lunak,tulang
• Krepitasi
• •Stabilitas gerakan
Arthropathies (M00-M25)

M00-M03 M15-M19
Infectious arthropathies:
Arthrosis :
Pyogenic arthritis,
Polyarthrosis,
reactive arthropathies.

M04-M014 M20-M25
Inflamatory
polyarthropathies : Other joint
rheumatoid arthritis, disorders
psoriasis, gout arthritis
Infectious
arthropathies
Pyogenic arthritis (M00)
Artritis septik adalah infeksi pada sendi, yang umumnya disebabkan oleh bakteri
gonokokal maupun nongonokokal(Staphylococcus aureus,Streptococcus sp,
E.coli,Pseudomonas aeruginosa)

PENDEKATAN DIAGNOSIS

Faktor risiko Keluhan Utama


Nyeri sendi akut. nyeri tekan, hangat. gerakan terbatas, gangguan
1. Prostesis sendi Iutut dan sendi fungsi, demam ditemukan pada rentang suhu tubuh 38.3°-39 °C
panggul disertai infeksi kulit Pemeriksaan Fisik
yang disertai infeksi. Demam pada sepertiga pasien. pemeriksaan sendi yang terlibat:
2. Umur >80 tahun hangat, merah dan bengkak. Sebagian besar kasus mengenai 1 sendi
3. Diabetes Melitus (80%-90%].
4. Artritis reumatoid yang Pemeriksaan Penunjang Evaluasi
mendapat imunosupresif Cairan Sinoyial: cairan keruh dengan Iumlah sel leukosit, yang
5. Tindakan bedah persendian atau berkisar 100,000/L (50.000—250,000/L], dengan >90% neutrophil.
prosedur injeksi intra-articular Kultur Darah : walaupun dari cairan sendi terlihat tidak ada bakteri,
6. Lupus eritematosus sistemik. kultur darah di jumpai.
Rotgen sendi : menilai kerusakan tulang
TATALAKSANA

25% 75%

Aspirasi sendi yang adekuat Antibiotik intravena


GR(+):Oxacillin atau Cefazolin
GR(-): Ceftriaxone, Cefotaxim

40% 60%

Latihan sendi segera setelah infeksi teratasi untuk mencegah


deformitas sendi
Inflamatory Polyarthropathies
M04-M014
Rheumatoid Arthritis
Inflamasi sistemik kronik dan
progresif dimana sendi merupakan Radang sendi dengan menyerang
target utama selain organ lain, sendi kecil(>4 sendi), kaku sendi 1
sehingga mengakibatkan kerusakan jam pagi hari dan menghilang
dan deformitas sendi, bahkan dengan beraktifitas dan disetai
disabilitas dan kematian. gejala konstitusional

EKSTRAARTIKULAR:
ARTIKULAR: Inflamasi
Nodul reumtoid, Skleritis.
sendi/deformitas sendi :
episkieriiis Kelainan pada
metakarpophalang,
pemeriksaan paru dan
pergelangan
jantung
tangan,interfalang
Splenomegali vaskulitis
FARMAKOLOGI
ARTRITIS GOUT DAN HIPERURISEMIA (M10)

Perjalanan Hiperuricemia Atritis Gout Akut Atritis Gout Kronik


Diselingi Interval Deposisi nephrolithiasis dan
Tanpa gejala klinis
Alamiah gout Klinis tanpa gejala klinis
nefropathy,TOFUS

Hiperurisemia adalah meningkatnya kadar asam urat darah diatas


normal [pria >7 mg/dL, wanita >6 mg/dL] yang bisa disebabkan oleh ● MTP I (Podagra)
peningkatan produksi asam urat, penurunan ekskresi asam urat pada
urin. atau gabungan keduanya ● Inflamasi Sendi
dengan gejala
sistemik
Berdasarkan Kriteria ACR [American College Rheumatoiogy]. diagnosis ditegakkan
bila salah satu dari poin [A]. [B] dan [C} berikut terpenuhi.
C. Didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut:
1. Inflamasi maksimal pada hari pertama

2. Serangan atritis akut >1 x

3. Serangan atritis monoartikular


A. Didapatkan kristal MSU dalam cairan
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan.
sendi, atau
5. Pembengkakan dan sakit pada MTP1
B. Didapatkan kristal MSU pada tofus, atau
6. Serangan pada sendi MTP unilateral

7. Serangan pada sendi tarsal unilateral

8. Tofus

9. Hiperurisemia

10. Pembengkakan sendi asimetris [radiologis]

11. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)

12. Kultur bakteri cairan sendi negatif


TATALAKSANA

Food Contraindication Food


Penyuluhan Diet rendah
Purin • Alkohol
Hidrasi cukup • Obat-obatan yang
menaikkan asam

NON urat(Etambutol,Pirazin
amid,Siklosporin,Aset
FARMAKOLOGI osal,Tiazid

Exercice Hidration
Olah raga ringan
Penurunan BB(target Cairan cukup
ideal)
FARMAKOLOGI


Pengobatan fase akut
OAINS kerja cepat. baik yang non selektif maupun yang
Obat antihiperurisemik
selektif.
● Obat penghambat xantin oksidase [untuk
● Kortikosteroid [glukokortikoid] per oral dosis rendah, tipe produksi berlebih), misalnya
parenteral. atau injeksi lokal IA( triamsinolon 5-10 mg- sendi
kecil atau 20-40 mg untuk sendi besar) terutama bila ada
allopurinol
kontraindikasi dari OAINS.
● Obat urikosurik (untuk tipe ekskresi
● Kolkisin: serangan akut, terutama pada awal pemberian obat rendah) misal probenesid.
antihiperurisemik. dengan dosis 0.5-1 mg/hari.

● Obat antihiperurisemik seperti alopurinol tidak boleh


diberikan pada fase akut kecuali pada pasien yang sudah rutin
mengkonsumsinya.
Systemic lupus
erythematosus
(M32)
LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (SLE)

Inflamasi mengenai beberapa


organ atau sistem dalam
Sistemik tubuh.

Age 15-45 old


Deposisi
Female autoantibodi
Gender (12:1 with male)

Location Sistemic Inflamation Kerusakan


Non-caucasoid
jaringan
Ethnic (Predominant)
American College of Rheumatology(ACR) 4dari 11 kriteria
Mars
8. Kejang yan tidak disebabkan oleh
Wajah obat,uremia, gang.elektrolit,dll
1. Ruam malar
2. Ruam diskoid
3. Fotosensilivitos
4. Ulkus mulut
Pleuritis/ Atritis Non
Pericarditis Erosif
6.Pleuritis friction rub dan ekg 5 Melibatkan dua atau Iebih sendi
disertai [pericarditis friction perifer. ditandai oleh rasa nyeri.
rub bengkak. dan efusi

Renal
7. Proteinuria menetap >0.5 gram per
hari atau >3+ Cetakan selular-dapat
Venus
eritrosit. hemoglobin. granular. 8. Anemia hemolitik dengan
tabular. Alau, gabungan. retikulosis , Leukopenla < 4000 pada
2 kali pemeriksaan, atau limfopenia<
1500 atau, trombositopenia < 100000
mm/l
American College of Rheumatology(ACR) 4dari 11 kriteria

10. Gangguan Imunologi 11. Antibodi antinuklear {ANA}


a. Anti-DNA: antibodi terhadap native DNA dengan titer
yang abnormal positif
b. Anti-Sm: terdapatnya antibodi terhadap antigen nukieor
Sm. Titer abnormal dari antibodi anti-nukleor
berdasarkan pemeriksaan imunofluoresensi atau
c. Temuan positii terhadap antibodi antiiosfoiipid yang
didasarkan atas: pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu
perjalanan penyakit tanpa keterlibatan obat.
I] kadar serum antibodi anlikardiolipin abnormal baik lgG
atau IgM.

2] Tes lupus aniikoaguian positii menggunakan metode


standar. Atau

3] hasil tes positif palsu paling tidak selama 6 bulan dan


dikonfirmasi dengan tes imobilisasi Treponema pallidum atau
tes lluoresensi absorpsi antibodi lreponemal.
Pengelolaan pasien SLE harus dilakukan secara komprehensif

Edukasi dan konseling


Menjelaskan
penyakit,perjalanan POSITIVE
dan terapi. Mencegah
paparan sinar matahari Medikamentosa ACTIVITY

1 2 3 4 5

3
Rehabilitasi FOLLOW
istirahat. terapi UP/
fisik, terapi
dengan modalitas, CONTROL
ortosis
Medikamentosa berdasarkan keterlibatan organ dan derajat aktifitas penyakit

1. SLE ringan: parasetamol, OAINS,


kortikosteroid topikal. klorokuin,
Terapi lain yang dapat digunakan pada kondisi
kortikosteroid oral dosis rendah. tabir surya
respons steroid yang tidak adekuat atau diperlukan
2. SLE sedang: kortikosteroid dosis sedang-
steroid sparing agent antara lain: MMF,
tinggi. beberapa imunosupresan seperti
siklosporin. azatioprin, metotreksat, klorokuin,
azatioprin dan mikofenolat mofetil [MMF]
rituximab.
3. SLE berat atau mengancam nyawa:
kortikosteroid pulse dose, sikiofosfamid
Deforming Dorsopathies
(M40-M43)

1. M40  Kyphosis and lordosis


2. M41  Scoliosis
3. M42  Spinal osteochondrosis
4. M43  Other deforming
dorsopathies
NYERI PINGGANG

● low back pain yaitu daerah di daerah Iumbal


antara tulang rusuk paling bawah dan garis Anamnesis:
pinggang.
1. Deskripsi nyeri pinggang: sifat, tingkat
● Faktor risiko : penyakit dasarnya, umumnya
beratnya nyeri, onset, durasi, frekuensi, Iokasi
berhubungan dengan radikulopati, fraktur,
nyeri, distribusi/penjalaran.
infeksi. tumor, atau nyeri alih visera.
2. Faktor pencetus atau yang memperberat.
3. Adakah tanda bahaya [redflags] atau tanda
● Klasifikasi nyeri pinggang [LBP]:
waspada [yellowflags].
1. Akut : durasi 0-3 bulan
4. Adakah defisit neurologis
2. Kronik: durasi >3 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
1. lnspeksi bentuk tulang belakang dengan posisi pasien berdiri, terlentang. atau telungkup: adakah
kifosis/skoliosis/hiperlordosis/gibbus/deformitas lain

2. Palpasi untuk menilai kelainan struktur anatomis. Iokasi dan adanya nyeri tekan

3. Perkusi daerah sekitar tulang belakang seperti pemeriksaan nyeri ketok pada daerah kostovertebra untuk
menyingkirkan kemungkinan sumber nyeri dari ginjal

4. Pemeriksaan persendian sakroilialca: tes Fabere atau Patrick yaitu abduksi dan rotasi eksternal panggul; pelvic rock
test dengan cara meletakkan jari-jari pada krista iliaka bilateral dan ibu jari pada spina iliaka anterior superior dan
kemudian dilakukan tekanan kearah garis tengah.

5. Pemeriksaan neurologis sesuai dermatom keluhan nyeri. tes Laseque atau straight leg raising (SLR)atau reverse SLR,
serta pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas inferior.

6. Pemeriksaan pergerakan tulang belakang: Schober test, lateral flexion. Sindrom kauda ekuina ditandai dengan
kesulitan miksi, berkurangnya tonus sphincter ani atau inkontinensia alvi, saddle anaesthesia, gangguan berjalan
TATALAKSANA


FARMAKOLOGI
Asetaminofen
NON FARMAKOLOGI
● NSAID ● Akupuntur
● OPIOID ● Latihan fisik
● Tramadol
● Massage
● Benzodiazepin
● Yoga terapi
● Obat pelemas otot
● Manipulasi spinal
● Antidepresan Trisiklik
● Rerhabilitasi fisik yang holistik
Osteopathies and
chondropathies (M80-M94)
Disorders of bone density and
structure (M80-M85)
1. M80 Osteoporosis with pathological
fracture
2. M81 Osteoporosis without
pathological fracture
OSTEOPOROSIS

1 2 3 4

PENGERTIAN PATOGENESIS INSIDEN FAKTOR RESIKO


Pada wanita post-
penyakit tulang sistemik Meningkatnya aktivitas resorpsi menopause hal tersebut Umur dan densitas
yang ditandai oleh tulang melebihi aktivitas terjadi karena adanya tulang
compromised bone pembentukan tulang defisiensi estrogen
strength sehingga tulang
mudah patah
PENDEKATAN DIAGNOSTIK

Faktor risiko osteoporosis atau


penyebab osteoporosis sekunder
 Riwayat konsumsi obat-obatan rutin: kortikosteroid,
Keluhan utama hormon tiroid, anti konvulsan [fenitoin, fenobarbital,
karbamazepin, pirimidon, asam valproat], warfarin.
Seringkali pasien tidak disertai keluhan sampai timbul fraktur.
Apabila sudah terjadi fraktur maka akan memberikan gejala  Penyakit yang berhubungan: penyakit ginjal kronik,
sesuai Iokasi fraktur [leher femur, vertebra torakal dan saluran cerna, hati, hipertiroidisme, hipogonadisme,
Iumbal, distal radius] misalnya nyeri pinggang bawah, sindrom Cushing, insufisiensi pankreas, artritis
penurunan tinggi badan, kifosis. reumatoid.
 Faktor-faktor lain: merokok, peminum alkohol,
riwayat haid, menarche, menopause dini, penggunaan
obat-obat kontrasepsi, riwayat keluarga dengan
osteoporosis, asupan kalsium kurang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO POLOS
Curiga fraktur tulang pada
osteoporosis

DXA
Duai EnergyX-Absorptiometry
untuk mengukur Bone Minerai
Densit

Petanda biokimia
tulang
Sample dari darah dan urin
untuk menilai pembentukan
dan resorpsi tulang
TATALAKSANA


NON FARMAKOLOGI
Edukasi clan pencegahan Bifosfonat: FARMAKOLOGI
1. Alendronat, dosis 10 mg/hari atau '70 mg/minggu peroral
● Latihan dan program rehabilitas
2. Risendronat, dosis 5 mg/hari atau 35 mg/minggu atau 150 mg/bulan peroral
● Memenuhi kebutuhan kalsium > 1200 mg/hari dan
Vitamin D 800 — 1000 U/hari. 3. Ibandronat, dosis 150 mg/bulan peroral atau 3 mg/3bulan intravena

● Paparan sinar matahari yang cukup 4. Asam Zoledronat, dosis 5 mg/tahun intravena

Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM]: Raloxifene, dosis 60-120 mg/hari

Terapi lainnya :Kalsitriol, Hormon Paratiroid, Strontium Ranelat, Kalsitonin injeksi


[untuk pencegahan acute bone loss pada pasien dengan in1obilisasi,diberikan paling
lama empat minggu),
Osteoarthritis
(M19.9)
OSTEOARTRITIS

penyakit sendi degeneratif dan inflamasi Secara etiopatogenesis, osteoartritis


yang ditandai dengan perubahan patologik adalah kegagalan perbaikan kerusakan
pada seluruh struktur sendi. sendi yang disebabkan oleh stres
mekanik yang berlebih.

Faktor risiko osteoartritis adalah faktor


genetik, faktor konstitusional [usia, jenis
Faktor mekanik yang mendasari OA adalah
kelamin perempuan, obesitas], dan faktor
peningkatan stres intra-artikular patologis,
biomekanik [jejas sendi, penggunaan pada
yang terjadi akibat peningkatan
pekerjaan, berkurangnya kekuatan otot,
kuantitatifdari pembebanan sendi
malalignment sendi)
[misalnya pembebanan impulsifberulang].
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI
 Edukasi,
Bifosfonat:
 Menghindari aktivitas yang menyebabkan pembebanan berlebih
pada sendi, 1. Alendronat, dosis 10 mg/hari atau '70 mg/minggu peroral

 Olahraga untuk penguatan otot lokal dan olahraga aerobik, 2. Risendronat, dosis 5 mg/hari atau 35 mg/minggu atau 150 mg/bulan peroral

 Penurunan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas, 3. Ibandronat, dosis 150 mg/bulan peroral atau 3 mg/3bulan intravena

 Aplikasi lokal panas atau dingin, peregangan sendi, 4. Asam Zoledronat, dosis 5 mg/tahun intravena
transcataneous electrical nerve stimulation [TENS],
Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM]: Raloxifene, dosis 60-120 mg/har
 Penggunaan penyokong sendi, penggunaan alat bantu pada yang
mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Terapi lainnya :Kalsitriol, Hormon Paratiroid, Strontium Ranelat, Kalsitonin injeks
[untuk pencegahan acute bone loss pada pasien dengan in1obilisasi,diberikan palin
lama empat minggu),

Anda mungkin juga menyukai