Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

Pendahuluan
Latar Belakng
Artritis gout adalah suatu proses
inflamasi (pembengkakan) yang terjadi
karena deposisi, deposit atau timbunan
kristal asam urat pada jaringan sekitar
sendi atau tofi.
American College of Rheumatology
(2002), gout adalah suatu penyakit dan
potensi keterbatasan pergerakan sendi
akibat peradangan yang disebabkan
oleh deposisi kristal asam urat pada
tofi.
Di Indonesia, sekitar 15% kasus yang
menderita artritis gout berakhir dengan
kecacatan
Etiologi
Pembentukan asam urat yang berlebihan/hiperurisemia :
kadar asam urat pada laki-laki sebesar > 7 mg% dan pada
perempuan sebesar > 6 mg%
- Gout primer metabolik, peningkatan kecepatan sintesa
asam urat
- Gout sekunder metabolik, disebabkan penyakit lain seperti
leukemia/mielofibrosis
Kurangnya eksresi asam urat melalui ginjal
- Gout primer renal, ggx ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal
- Gout sekunder renal, glomerulonefritis/GGK
Faktor Resiko
Prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-4,72% yang
bervariasi pada berbagai populasi
Pada umur < 65 tahun prevalensi hiperusemia yang
bermanifestasi sebagai gout pada laki-laki 4 kali lebih
tinggi dibandingkan perempuan
Pada usia > 65 tahun rasio hipeurisemia 1 : 3 (wanita
: pria)
Konsumsi makanan tinggi purin
hati, ginjal, otak, jantung, paru, jeroan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon,
dendeng), ragi (tape), serta makanan dalam kaleng
Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena
alkohol meningkatkan produksi asam urat. Asam laktat
menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga
terjadi peningkatan kadarnya dalam serum
Patofisiologi

Produksi dan Eksresi


Asam Urat

Hiperurisemia
Asimptomatik

Presipitasi dan
Manifestasi

(Harper, 2006; Silbernagl Lang, 2007)


Patofisiologi

Produksi dan Eksresi


Asam Urat

Hiperurisemia
Asimptomatik

Presipitasi dan
Manifestasi

(Harper, 2006; Silbernagl Lang, 2007)


Patofisiologi

Produksi dan Eksresi


Asam Urat

Hiperurisemia
Asimptomatik

Presipitasi dan
Manifestasi

(Harper, 2006; Silbernagl Lang, 2007)


Gambaran Klinis

Tahapan Artritis Gejala Gambaran Klinis


Tahap 1 Tanpa gejala atau tanda
Hiperurisemia klinis
Asimptomatik

Tahap 2 Pembengkakkan
Artritis Gout Akut mendadak
Nyeri sendi pagi hari
Gambaran Klinis

Tahapan Artritis Gejala Gambaran Klinis


Tahap 3 Secara klinis tidak
Intercritical ditemukan tanda radang
akut
Pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat

Tahap 4 Terbentuk tofi


Gout Kronis
Gambaran Klinis
Manifestasi hiperurisemia pada ginjal :
Terjadi pada sekitar 20-40%
penderita gout
Terdapat tiga bentuk kelainan ginjal:
1. Nefropati urat, yaitu deposisi
kristal urat di interstitial medulla dan
pyramid ginjal
2. Nefropati asam urat, yaitu
presipitasi asam urat dalam jumlah
yang besar pada duktus kolektivus
dan ureter, menimbulkan gagal ginjal
akut
3. Nefrolitiasis, yaitu batu ginjal
yang didapatkan pada 10-25%
dengan gout primer
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan asam urat serum (>7,5 mg/dl)
Meningkatnya kadar alkalin fosfatase (50%)
menggambarkan proses inflamasi, imobilisasi, dan
resorbsi tulang.
Laboratorium Rheumatoid factor negatif
Kristal asam urat pada sedimen urin
Kelainan fungsi ginjal karena adanya nefropati urat.

Radiologis
Pemeriksaan Penunjang

Fase awal didapatkan soft tissue sweeling


Fase kronis didapatkan gambaran khas (erosi punched
Laboratorium
out)

Radiologis
Diagnosis
Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis
sebagai berikut :
terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
Kriteria ACR 1977 Arthritis monoartikuler
(Minimal 6 kriteria)
Kemerahan pada sendi
Bengkak dan nyeri pada MTP-1
Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
Kriteria diagnosis Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
untuk artritis gout Kecurigaan terhadap adanya tofus
kronik Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi
Diagnosis
Riwayat bengkak pada sendi MTP-1 diikuti
oleh stadium interkritik di mana bebas
gejala
Kriteria ACR (Minimal
6 kriteria) Resolusi sinuvitis dengan cepat dengan
pengobatan kolkisin
Hiperurisemia
Kriteria diagnosis
untuk artritis gout
kronik Menegakan diagnosis berdasarkan kriteria ini
perlu pemeriksaan klinis dan penunjang
yang cermat
Diagnosis Banding
Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit
Artritis Rematoid autoimun sistemik, kronis dan eksaserbasi yang
menyerang persendian dengan target jaringan
sinovial
ARTRITIS GOUT ARTRITIS REUMATOID
Panas, bengkak , Gejala pada sendi Nyeri, bengkak dan kaku
kemerahan dan nyeri
Biasanya mengenai sendi Sendi yang terlibat Biasanya mengenai sendi2
MTP 1, juga bisa kecil, simetrik
- Kaku sendi waktu pagi Kaku pagi >1jam

Demam,nyeri berat, Gejala sistemik Kerap fatig dan mudah rasa


malaisia, inflamasi sakit
Pembentukan tofus dan Gejala penyerta Rasa nyeri, demam,
peningkatan asam urat penurunan berat badan,
gangguan organ lain

35 tahun ke atas(L), setelah Usia rentan awitan Tidak mengira usia


menopaus (P)
ARTRITIS GOUT ARTRITIS REUMATOID
MSU (seperti jarum) ditemukan pada Konfirmasi + reumatoid faktor pada tes
cairan sinovial (dilihat menggunakan darah
mikroskop)

Akut: Inflamasi kapsular dan Gambaran radiologi Pembengkakan berbentuk


pembengkakan jaringan lunak fusiform sekitar sendi (di
Menahun: deposit MSU, tidak jaringan lunak), penyempitan
simetris sendi, deformitas sendi,
perubahan simetris

Putih susu Cairan sendi Kuning jernih


Osteoartritis merupakan penyakit sendi
Osteoartritis degeneratif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi

ARTRITIS GOUT OSTEOARTRITIS


Panas, bengkak, Gejala pada sendi terlibat Nyeri tanpa pembengkakan
kemerahan, nyeri
- Kaku sendi waktu pagi < 1 Jam
Demam,nyeri berat, Gejala sistemik -
malaisia, inflamasi
Pembentukan tofus (bisa Gejala penyerta
terbentuk di telinga), dan
peningkatan asam urat

35 tahun ke atas(L), setelah Usia awitan Usia tua


menopaus (P)
Putih susu Cairan sendi Kuning jernih
ARTRITIS GOUT OSTEOARTRITIS

MSU (seperti jarum) ditemukan Konfirmasi X-ray (penipisan rongga sendi)


pada cairan sinovial (dilihat
menggunakan mikroskop)

Akut: Inflamasi kapsular dan Radiologi Penyempitan sendi


pembengkakan jaringan lunak
Menahun: deposit MSU, tidak
simetris
Tata Laksana

Pasien harus diedukasi untuk mengendalikan kadar


Edukasi & Diet asam urat jangka panjang
Tujuannya untuk mencegah kembalinya gejala akut
Kontrol hiperurisemia dilakukan dengan diet rendah
purin, serta menghindari obat-obatan yang
Terapi Serangan meningkatkan kadar asam urat
Akut Selanjutnya diperlukan urate lowering agent, pada
hiperurisemia asimptomatik terapi farmakologik
dimulai jika asam urat > 9 mg/dL

Kontrol
Hiperurisemia
(Rudy, 2011)
Tata Laksana
Pasien harus diedukasi untuk mengendalikan kadar
asam urat jangka panjang
Kontrol hiperurisemia dilakukan dengan diet rendah
purin, serta menghindari obat-obatan yang
meningkatkan kadar asam urat
Edukasi & Diet Tinggi purin : Kadar purin 150-1000mg/100gr (Gol A)
Sedang : Kadar purin 100-150mg/100gr (Gol B)
Rendah purin : Kadar purin 0-50 mg/100 gr (gol C)
Golongan A Golongan B Golongan C
hati, ginjal, otak, ikan yang tidak keju, susu, telur,
Medikamentosa jantung, paru, termasuk golongan sayuran lain,
jeroan, udang, A, daging sapi, buah-buahan
remis, kerang, kerang-kerangan,
sardin, herring, kacang-kacangan
ekstrak daging kering, kembang kol,
(abon, dendeng), bayam, asparagus,
Kontrol ragi (tape), alkohol buncis, jamur, daun
Hiperurisemia serta makanan singkong, daun
dalam kaleng pepaya, kangkung
Tata
TataLaksana
Laksana

Edukasi & Diet

Medikamentosa

Kontrol
Hiperurisemia
Tata Laksana

Menghindari obat diuretik/agen


Edukasi & Diet hiperurisemik
Urate lowering agent (XO inhibitor)
Allopurinol diberikan mulai 100 mg/hari
dan dinaikkan per minggu sampai
Terapi Serangan tercapai target (rata-rata diperlukan
Akut minimal 300 mg/hari)
Uricosuric agent
Probenesid diberikan 0,5-3 gram dibagi
2-3 kali/hari
Kontrol Sulfinpirazon 300-400 mg dibagi 3-4
Hiperurisemia kali/hari
KASUS
IDENTITAS
Nama/Inisial : DKR
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 76 tahun
Status nikah : Menikah
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Silungan, Lod Tunduh
Tgl MRS : 3 Agustus 2014 /17.00wita
Ruang Rawat : Sahadwea
ANAMNESIS
Keluhan utama Nyeri Sendi

Nyeri dirasakan sejak 1 minggu YLL.


Nyeri seperti tertusuk-tusuk terutama
Riwayat Penyakit pada sendi di jari-jari tangan kanan dan
Sekarang kedua kaki sehingga menyebabkan
pasien sulit beraktifitas.
Nyeri ini sebelumnya sudah pernah
dialami oleh pasien, biasanya akan
hilang apabila pasien istirahat dan
memberat apabila pasien beraktifitas,
namun dalam seminggu terakhir
keluhannya dirasakan bertambah berat
dan tidak berkurang walaupun pasien
beristirahat, hingga membuat pasien
kesakitan dan tidak dapat berjalan.
Terdapat bejolan-bejolan pada
persendian jari tangan kanan dan kaki
kiri yang terasa panas dan nyeri.
Selain nyeri sendi, pasien juga megeluhkan lemas
dan mual.
Untuk makan minum pasien mengalami
penurunan oleh karena mual.
BAK pasien dikatakan baik, dengan frekuensi
berkemih sekitar 3-4 kali sehari, volume tiap
berkemih sampai 1 gelas aqua, warna jernih
kekuningan.
Untuk BAB terakhir dikatakan normal, frekuensi
rata-rata sekali sehari, warna kuning, konsistensi
padat.
kira-kira 2 minggu yang lalu pasien mengaku
sempat BAB berwarna kehitaman seperti kopi.

memiliki riwayat asam urat kurang lebih sejak 1


tahun.
Riwayat Terdahulu Pasien juga mengaku sering mendapat suntikan di
bidan jika asam uratnya kumat.
Sempat dirawat 3 bulan yang lalu dengan
hematemesis.
Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis, asma,
jantung, dan ginjal disangkal oleh pasien.
Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki
keluhan yang sama seperti yang dialami
Riwayat Keluarga pasien
Riwayat penyakit kronis di keluarga disangkal

Pasien tidak bekerja dan hanya melakukan


Riwayat Sosial aktifitas ringan di rumah.
Pasien juga mengaku jarang berolahraga
teratur, dan suka mengkonsumsi seafood,
jeroan dan kacang-kacangan.
sedangkan untuk riwayat minum-minuman
beralkohol dan merokok disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Present TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 20x/menit
Tax : 36,5 OC
BB : 60 kg
TB : 170 cm

Mata :
Anemis +/+, ikterus -/-, RP +/+ isokor
THT :
Status General Mukosa bibir basah, Stomatitis Angularis(-)
Leher :
pembesaran kelenjar getah bening (-)
kelenjar tiroid tidak teraba
JVP PR +2 cmH2O
Thorax
Pulmo :
- Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
- Palpasi : FV N/N
- Perkusi : sonor/sonor
- Auskultasi : ves +/+, Rh -/-, Wh -/-

Cor :
- Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 MCL S
- Perkusi : kanan SL ICS 4, Atas SL ICS 2, Kiri MCL ICS 5
- Auskultasi : S1S2 tgl reguler, murmur (-)

Abdomen
Inspeksi : Distensi (-) RT : Melena (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi: Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)

Ekstremitas
Koilonesia
Hangat + + Edema - -
+ + - -
O

O
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Par Hasil Unit Rem Nilai Normal

WBC 11,7 103/L H 4,00-10,00

RBC 3,67 106/L N 4,0 5,9

HGB 8,9 g/dL L 13,2 17,3

HCT 29,1 % L 37,0-54,0

MCV 79,3 fL L 84,0 96,0

MCH 24,3 pg L 28,0 34,0

PLT 331 103/L L 150 440


Gout Artritis Kronis
Susp. Melena ec. Gastropati NSAID
Anemia Sedang H-M ec. ACD
Observasi transaminitis
AKI Renal

Diet rendah purin Planning


IVFD RL 24 tpm Foto Rontgen Manus D,
Cefotaxime 3x1gr IV Pedis S
Antasida 3xC1 EGD
Pranza 1xI amp TIBC
Neurobion 1xI Serum Feritin
Allopurinol 1x300 mg Serum Iron
Neurodex 3xI BUN/SC Serial
Hepatin 3xI UL
Asam Tranexamat 3xI amp Monitoring
Transfusi PRC 3 kolf hingga Hb >10 Keluhan, Vital Sign
PEMBAHASAN
Teori kasus
Etiologi/ Usia > 65 tahun rasio hipeurisemia 1 : Pasien usia 75 tahun
Faktor Resiko 3 (wanita : pria) Riwayat konsumsi makanan :
Konsumsi Makanan tinggi purin : Seafood, Jeroan, dan kacang-
hati, ginjal, otak, jantung, paru, kacangan.
jeroan, udang, remis, kerang, sardin, Konsumsi Alkohol disangkal
herring, ekstrak daging (abon,
dendeng), ragi (tape), makanan dalam
kaleng
Konsumsi Alkohol

Diagnosis Kriteria ACR 1977 (Minimal 6 kriteria) terdapat lebih dari satu kali
serangan arthritis akut
Inflamasi maksimal terjadi
dalam waktu 1 hari
Arthritis monoartikuler
Kemerahan pada sendi
Bengkak dan nyeri pada MTP-1
Arthritis unilateral yang
melibatkan MTP-1
Arthritis unilateral yang
melibatkan sendi tarsal
Kecurigaan terhadap adanya
tofus
Teori kasus

Gambaran klinis Tahap 1 Pada pasien ditemukan


Hiperurisemia Asimptomatik : adanya tofi dan tanda radang
Tanpa gejala atau tanda klinis akut.
Gambaran Klinis :
Tahap 2 Gout Kronis serangan Akut
Artritis Gout Akut :
Pembengkakkan mendadak
Nyeri sendi pagi hari
Tahap 3
Intercritical
Secara klinis tidak ditemukan tanda
radang akut
Pada aspirasi sendi ditemukan kristal
urat

Tahap 4
Gout Kronis
Terbentuk tofi
Teori Kasus
Penunjang Peningkatan asam urat Asam urat serum 10.6
Laboratorium serum (>7,5 mg/dl) mg/dl
Meningkatnya kadar Tidak dilakukan
alkalin fosfatase (50%) pemeriksaan alkalin
menggambarkan fosfatase
proses inflamasi, Tidak dilakukan
imobilisasi, dan pemeriksaan
resorbsi tulang. rheumatoid faktor
Rheumatoid factor Tidak dilakukan
negatif pemerksaan UL
Kristal asam urat pada Ditemukaan adanya
sedimen urin penungkatan Ureum
Kelainan fungsi ginjal 55 mg/dL
karena adanya
nefropati urat.
teori kasus
Radiologi Fase awal didapatkan soft Tidak dilakukan pemeriksaan
tissue sweeling radiologi
Fase kronis didapatkan
gambaran khas (erosi
punched out)

Penaatalaksanaan Non Medikamentosa Pada pasein, edukasi sudah


Edukasi diberikan.
Diet rendah purin Diet rendah purin dengan
Medikamentosa menghindari makanan
NSAID Golongan A dan B
Streoid Terapi medikamentosa
Cholcicene diberikan hanya dengan
Urate lowering agent Urate lowering agent
Allopurinol Allopurinol
NSAID, steroid dan
Cholcicene tidak diberikan,
dengan alasan kontra
indikasi.
KESIMPULAN
Gout dengan latar belakang masalah gangguan metabolik
yaitu hiperurisemia, masih menjadi masalah yang serius
Hal ini karena manifestasinya yang tidak hanya terbatas pada
sendi, namun juga bisa menimbulkan gangguan fungsi ginjal
hingga kondisi gagal ginjal kronik, jantung dan mata
Penegakkan diagnosis dan penanganan yang tepat diperlukan
untuk meminimalisir berbagai komplikasi akibat keadaan ini
Edukasi yang baik dan perubahan pola hidup termasuk diet
harus dilakukan selanjutnya diperlukan juga terapi
farmakologis, namun harus dilakukan dengan berbagai
pertimbangan oleh karena efek samping dan kontra indikasinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai