Anda di halaman 1dari 19

TOPIK 6:

FASILTAS PELAYANAN KESEHATAN


( Ps 165 – 172 )
Fasilitas Pelayanan Kesehatan meliputi:
• a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama;
• b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut; dan
• c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang.
Pasal 166 Bentuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
• a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan statis;
• b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan bergerak.
Pasal 167
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP)
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan primer:
• a. Puskesmas;
• b. Klinik pratama;
• c. Praktik mandiri Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan.
Pasal 168 (1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut
• menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan lanjutan yang meliputi
• pelayanan spesialistik dan/atau pelayanan subspesialistik.
• berupa: a. Rumah Sakit; b. klinik utama; c. balai Kesehatan; dan d. praktik
mandiri Tenaga Medis atau Tenaga kesehatan
Pasal 172
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat memberikan pelayanan
Telekesehatan dan Telemedisin.
Pelayanan Kesehatan terpadu" adalah
• Pelayanan Kesehatan yang terintegrasi
• yang diselenggarakan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• secara terpadu, multidisiplin,
• berpusat pada kebutuhan pasien
PUSKESMAS
( Ps 180 – 183 )
• Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
dan mengoordinasikan Pelayanan Kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan/atau paliatif dengan mengutamakan promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.
SDM KESEHATAN
( Ps 197 )
Pasal 197 Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas:
• a. Tenaga Medis;
• b. Tenaga Kesehatan; dan
• c. tenaga pendukung atau penunjang kesehatan.
• Pasal 198 (1) Tenaga Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 huruf
a dikelompokkan ke dalam: a. dokter; dan b. dokter gigi.
• Jenis Tenaga Medis dokter: dokter, dokter spesialis, dan dokter
subspesialis.
• (3) Jenis Tenaga Medis dokter gigi terdiri atas: dokter gigi, dokter gigi
spesialis, dan dokter gigi subspesialis.
Pasal 199 (1) Tenaga Kesehatan:
• a. tenaga psikologi klinis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kebidanan; d.
tenaga kefarmasian; e. tenaga kesehatan masyarakat; f. tenaga kesehatan
lingkungan; g. lenaga gizi; h. tenaga keterapian fisik; i. tenega keteknisian
medis; j. tenaga teknik biomedika; k. tenaga kesehatan tradisional; dan l.
Tenaga Kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri
• Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk tenaga kesehatan masyarakat
• tenaga kesehatan masyarakat, epidemiolog kesehatan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, serta tenaga
administratif dan kebijakan kesehatan
Jenis Tenaga Kesehatan kesehatan lingkungan
• tenaga sanitasi lingkungan dan
• entomolog kesehatan.
Pasal 359 faktor risiko penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah
adalah:
• hal, keadaan, peristiwa
• yang dapat mempengaruhi kemungkinan timbulnya penyakit potensial
Wabah.
Ps 377: Pembatasan kegiatan sosial kemasyarakatan adalah
• membatasi atau mengawasi secara ketat
• setiap ada kegiatan berkumpulnya manusia
• yang diduga dapat menjadi sumber penyebaran penyakit,
• seperti kegiatan keagamaan, pesta ralgrat, upacara adat, dan hajatan.
Pasal 200: Tenaga pendukung atau penunjang kesehatan
• bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau institusi lain di bidang
Kesehatan.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Ps 417: Partisipasi masyarakat yg termasuk dalam penyelenggaraan upaya Kesehatan
untuk mewujudkan derajat Kesehatan yang setinggitingginya, antara lain:
• a. keikutsertaan dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
• b. dukungan penyediaan Sumber Daya Kesehatan;
• c. penelitian Pengembangan Teknologi Kesehatan;
• d. perencanaan dan penetapan kebijakan strategi nasional pembangunan Kesehatan;
• e. pembinaan dan pengawasan;
• f. partisipasi masyarakat lainnya.
ASPEK HUKUM/ PERTANGGUNG JAWABAN H.
( Ps 424 – 445 )
• Pasal 427 Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan
kriteria yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun.
• Setiap Orang yang melanggar kawasan tanpa rokok dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
LARANGAN
Pasal 399 Setiap Orang dilarang:
• a. melakukan kegiatan menyebarluaskan bahan yang mengandung
penyebab penyakit dan masa-lah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan
KLB; dan/atau
• melakukan kegiatan menyebarluaskan agen biologi penyebab penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah.
SANKSI HUKUM
• Pasal 445: Setiap Orang yang melakukan kegiatan menyebarluaskan
bahan yang mengandung penyebab penyakit dan/ atau agen biologi
penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan
KLB dan Wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 399 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 5. 000. 000. O00, 0O (lima miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai