Anda di halaman 1dari 27

PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK

KEPUTUSAN DIREKSI PLN 088Z

Oleh:
EKA PEBRIYANTI E.
PT. PLN ( PERSERO )
ULP PIRU
P2TL

 PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK


(P2TL) ADALAH PEMERIKSAAN OLEH PLN
TERHADAP INSTALASI PLN MAUPUN INSTALASI
PELANGGAN PLN DALAM RANGKA PENERTIBAN
PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK.
TUJUAN P2TL

1. MENGHINDARI BAHAYA LISTRIK BAGI


MASYARAKAT

2. MENINGKATKAN PELAYANAN PLN KEPADA


PELANGGAN DAN CALON PELANGGAN.

3. MENEKAN SUSUT ( EFISIENSI )


Dasar Hukum P2TL
1. Pasal 33 (2) UUD 1945
2. Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)
3. Pasal 7 (1) jo. Pasal 15 (2) UU 15/1985 tentang
Ketenagalistrikan;
4. Pasal 25 (1) huruf b jo. Pasal 27 PP 10/1989 tentang
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik;
5. PP 3/2005 Perubahan PP 10/1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik;
6. Pasal 2 (1) huruf f Peraturan Menteri Pertambangan dan
Energi Nomor: 02 P/451/M.PE/1991 tentang Hubungan
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan
Umum Dengan Masyarakat; dan
7. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor: 1486.K / DIR /
2011 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik
8. Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan No. 33-12/23/600.1/2012
tentang Pengesahan Keputusan Direksi PT. PLN ( Persero )
No. 1486.K/DIR/2011 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga
Listrik.
Perspektif Hubungan PLN dan Pelanggan

PLN Pelanggan

Bentuk hubungan

KONTRAKTUAL

SPJBTL
Pelanggan PLN adalah

Perseorangan Badan Hukum

PT. Dsb.
CV.
ORGANISASI P2TL

Pelaksanaan P2TL pada Unit Organisasi PLN berupa :


1. P2TL Khusus Tingkat Nasional
2. P2TL Khusus Tingkat Unit Induk
3. P2TL Rutin Tingkat Unit Pelaksana
4. P2TL Rutin Tingkat Sub Unit Pelaksana

Organisasi P2TL terdiri dari :


5. Penanggung jawab P2TL
6. Pelaksana Lapangan P2TL
7. Petugas Administrasi P2TL
TUGAS DAN KEWENANGAN PENANGGUNG JAWAB P2TL

Tugas dari penanggungjawab P2TL adalah :


1) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan P2TL
2) Menentukan Target Operasi ( TO ) P2TL
3) Menentukan strategi pelaksanaan dan tindak lanjut hasil temuan
P2TL sesuai kewenangan yang diberikan oleh pemberi tugas dalam
rangka kelancaran pelaksanaan P2TL.
4) Melaksanakan P2TL sesuai kewenangan yang diberikan oleh
pemberi tugas.
5) Melaporkan hasil P2TL kepada pemberi tugas.

Kewenangan Penanggung Jawab P2TL adalah menetapkan besar dan


cara pembayaran TS sesuai kewenangan yang diberikan oleh pemberi
tugas.

Kewajiban Penanggung jawab P2TL meliputi :


6) Bertanggung jawab atas pelaksanaan P2TL
7) Memberikan keterangan apabila diperlukan dalam proses
penyelidikan dan penyidikan serta pengadilan perkara P2TL
TUGAS & KEWENANGAN PETUGAS PELAKSANA LAPANGAN
P2TL

Tugas-tugas dari Petugas Pelaksana Lapangan P2TL, meliputi :


1) Melakukan pemeriksaan terhadap JTL, STL, APP dan
Perlengkapan APP serta instalasi Pemakai tenaga listrik dalam
rangka menertibkan pemakaian tenaga listrik.
2) Melakukan pemeriksaan atas pemakaian tenaga listrik
3) Mencatat kejadian-kejadian yang ditemukan pada waktu
dilakukan P2TL menurut jenis kejadiannya
4) Menandatangani Berita Acara hasil pemeriksaan P2TL dan
Berita Acara lainnya serta membuat laporan mengenai
pelaksanaan P2TL.
5) Menyerahkan dokumen dan barang bukti hasil temuan
pemeriksaan P2TL kepada petugas administrasi P2TL dengan
dibuatkan Berita Acara serah terima dokumen dan barang Bukti
P2TL.
TUGAS & KEWENANGAN PETUGAS PELAKSANA LAPANGAN P2TL

Kewenangan Petugas Pelaksana Lapangan P2TL adalah :


1) Melakukan Pemutusan Sementara atas Saluran Tenaga Listrik
( STL ) dan/atau APP pada Pelanggan yang dikenakan tindakan
Pemutusan Sementara
2) Melakukan Pembongkaran Rampung atas STL pada Pelanggan
dan Bukan Pelanggan
3) Melakukan pengambilan barang bukti berupa APP atau
peralatan lainnya.

Kewajiban Petugas Pelaksana Lapangan P2TL, meliputi :


4) Berpakaian dinas dan menggunakan tanda pengenal serta
membawa perlengkapan P2TL yang diperlukan di lapanagan.
5) Bersikap sopan dan tertib dalam memasuki persil / bangunan
Pemakai Tenaga Listrik / pelanggan.
6) Memberikan keterangan apabila diperlukan dalam proses
penyelidikan, penyidikan dan di pengadilan dalam perkara P2TL.
TUGAS DAN KEWENANGAN PETUGAS ADMINISTRASI P2TL

Tugas- tugas Administrasi P2TL adalah :

1) Menerima dokumen dan barang bukti hasil temuan P2TL dari


Petugas Pelaksana Lapangan P2TL
2) Menyimpan dokumen dan barang bukti P2TL.
3) Melakukan pemeriksaan administrasi dan laboratoruim atas barang
bukti hasil temuan P2TL bersama-sama dengan Pemakai Tenaga
Listrik atau yang mewakili , Petugas Pelaksana lapangan P2TL, dan
penyidik apabila diperlukan.
4) Melaksanakan kewenangan dan kewajiban sebagai petugas
administrasi P2TL
5) Menyiapkan administrasi proses tindak lanjut hasil temuan P2TL.
6) Menyiapkan dokumen P2TL atas permintaan Tim Penyelesaian
Keberatan P2TL yang selanjutnya disebut Tim Keberatan P2TL.
TUGAS DAN KEWENANGAN PETUGAS ADMINISTRASI P2TL

Kewenangan Petugas Administrasi P2TL meliputi :


1) Menerima dan/atau membuat surat panggilan kepada Pemakai
Tenaga Listrik atau yang mewakili dalam rangka tindak lanjut P2TL.
2) Menghitung besarnya Tagihan Susulan P2TL dan biaya P2TL
lainnya.
3) Menyampaikan permintaan Pelanggan tentang cara pembayaran
Tagihan Susulan dan biaya P2TL lainnya kepada penanggung
jawab P2TL.
4) Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang ( SPH ) tagihan Susulan dan
Biaya P2TL lainnya
5) Memproses Tagihan Susulan dan Biaya P2TL lainnya sesuai
ketetapan Penanggung Jawab P2TL dan/atau Pemberi Tugas.
6) Menyiapkan surat peringatan/pemutusan sementara dan/atau
pembongkaran rampung dan/atau penyambungan kembali.
PERLENGKAPAN P2TL

Perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan P2TL


adalah :
1) Surat Tugas
2) Formulir Berita Acara P2TL
3) Sarana dan perlengkapan kerja P2TL
4) Laboratorium tera pada Unit Induk dan Unit
pelaksana
5) DIL, SOREK, AIL
6) Data pemakaian tenaga listrik Pelanggan yang tidak
wajar minimum 3 ( tiga ) bulan berturut-turut.
TARGET OPERASI ( P2TL )

Target Operasi ( TO ) P2TL ditentukan oleh Pemberi Tugas atau


Penanggung Jawab P2TL dan bersifat rahasia, ditentukan antara lain :
1. Pemantauan Daftar Langganan Perlu Diperhatikan (DLPD), Daftar
Pembacaan Meter (DPM) dan Daftar Pemakaaian kWh ( DPK );
2. Pemantauan pemakaian tenaga listrik bagi Pelanggan yang tidak
wajar minimum selama 3 ( tiga ) bulan berturut-turut;
3. Pemantauan pembelian stroom untuk pelanggan pra bayar
minimum selama 3 ( tiga ) bulan berturut-turut;
4. Kumpulan data dan informasi dari informan;
5. Data dan informasi lainnya yang yang diperoleh PLN dalam rangka
melakukan kegiatan rutin, yang meliputi pemeliharaan, PB, PD,
cater, dll;
6. Target operasi P2TL triwulanan/semesteran/tahunan;
PETUGAS P2TL OUTSOURCING

Dalam hal keterbatasan jumlah petugas pelaksana lapangan P2TL, maka pelaksanaan
P2TL dapat dilakukan sbb :
a) Outsourcing tenaga bantu dari Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja ( PJTK )
yang memiliki sertifikat Pelatihan, dengan syarat :
1) Ketua regu petugas Pelaksana Lapangan P2TL harus dari pegawai PLN.
2) Tanggung Jawab Pelaksanaan P2TL sepenuhnya pada PLN.
3) Dokumen P2TL ditandatangani oleh ketua regu petugas Pelaksana P2TL.

b) Outsourcing jasa pekerjaan pelaksanaan / pemeriksaan di lapangan kepada


perusahaan jasa dengan petugas pelaksana lapangan P2TL yang memiliki Sertifikat
Kompetensi di bidang P2TL dari Lembaga yang berwenang dengan ketentuan sbb :
1) Perusahaan jasa melaksanakan P2TL berdasarkan perjanjian kerjasama
dengan PLN dan Surat Kuasa dari PLN termasuk penggunaan Segel milik
PLN, Lampiran I-1 Surat Kuasa dari PLN ke Perusahaan Jasa.
2) Dokumen P2TL ditandatangani oleh Petugas Pelaksana lapangan P2TL dari
perusaahaan jasa, sesuai Lampiran I-2.1 Surat Kuasa Substitusi dan lampiran
I-2.2 Surat Tugas
3) Lingkup kerja pihak Outsourcing P2TL hanya terbatas pada kegiatan
pemeriksaan di lapangan sesuai dengan surat penugasan harian dari
Penanggung Jawab P2TL.
JENIS DAN GOLONGAN PELANGGARAN P2TL :

Terdapat 4 ( empat ) Golongan Pelanggaran pemakaian tenaga


listrik, yaitu :
1. Pelanggaran Golongan I ( P I ), merupakan pelanggaran yang
mempengaruhi batas daya;
2. Pelanggaran Golongan II ( P II ), merupakan pelanggaran yang
mempengaruhi pengukuran energi;
3. Pelanggaran Golongan III ( P III ), merupakan pelanggaran yang
mempengaruhi batas daya dan pengukuran energi;
4. Pelanggaran Golongan IV ( P IV ), merupakan pelanggaran yang
bukan dilakukan oleh pelanggan;
PELANGGARAN P2TL

Pelanggaran P I antara lain :


1. Segel Alat Pembatas ( AP ) milik PLN hilang, rusak, atau tidak
sesuai aslinya;
2. Alat Pembatas hilang, rusak, tidak sesuai aslinya;
3. Kemampuan pembatas menjadi lebih besar antara lain :
 Mengubah setting relay Alat Pembatas
 Membalik phasa dengan netral
4. Alat Pembatas ( AP ) terhubung langsung dengan kawat atau
kabel sehingga AP tidak berfungsi atau kemampuannya
menjadi lebih besar.
5. Terjadi hal-hal lainnya dengantujuan mempengaruhi pembatas
daya.
PELANGGARAN P2TL
Pelanggaran PII antara lain :
1. Segel Tera / segel PLN pada alat ukur dan/atau perlengkapannya
salah satu atau semuannya hilang/tidak lengkap, putus/rusak,
atau tidak sesuai aslinya.
2. Alat Pengukur dan/atau kelengkapannya hilang atau tidak sesuai
dengan aslinya;
3. Alat Pengukur dan/atau kelengkapannya tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, walaupun semua Segel milik PLN dan
Segel Tera dalam keadaan lengkap dan baik. Adapun cara-
mempengaruhi Alat Ukur dan/atau kelengkapannya, antara lain :
 Mempengaruhi kerja piringan Alat Pengukur
 Mempengaruhi kerja eletro dinamik
 Mempengaruhi kerja register / angka register
 Merubah / mempengaruhi alat ukur bantu CT / PT
 Dll
PELANGGARAN P2TL

Pelanggaran P III :
Termasuk Golongan Pelanggaran P III yaitu apabila pada Alat
Pengukur dan Pembatas ( APP ) dan terpasang di pelanggan
ditemukan satu atau lebih fakta yang dapat mempengaruhi
pengukuran batas daya dan energi sbb :
1. Pelanggaran yang merupakan gabungan pada P I dan P II
2. Sambungan Langsung ke Instalasi pelanggan dari Instalasi
PLN sebelum APP

Pelanggaran P IV :
Termasuk Golongan Pelanggaran P IV yaitu apabila ditemukan
fakta pemakaian tenaga listrik tanpa alas hak yang sah oleh Bukan
Pelanggan.
TATA CARA PENGAMBILAN BARANG BUKTI P2TL
P2TL dilaksanakan bersama Penyidik :
1. Dilakukan oleh Penyidik;
2. Dibuatkan Berita Acara pengambilan barang bukti oleh Penyidik yang
ditandatangani oleh Penyidik, Petugas Pelaksana P2TL dan Pemakai
Tenaga Listrik atau yang mewakili;
3. Barang Bukti disegel oleh Penyidik;
P2TL dilaksanakan tidak bersama Penyidik :
4. Dilakukan oleh Petugas P2TL, disaksikan oleh Pengurus
RT/RW/Aparat Desa/Kelurahan/Pemuka Masyarakat/Pihak yang
mengenal Pemakai Tenaga Listrik, kemudian disegel;
5. Dibuatkan Berita Acara pengambilan barang bukti yang ditandatangani
oleh Petugas Pelaksana P2TL , Pemakai Tenaga Listrik atau yang
mewakili serta Pengurus RT/RW/Aparat Desa/Kelurahan/Pemuka
Masyarakat/Pihak yang mengenal Pemakai Tenaga Listrik;
6. Apabila pihak sesuai butir 2 diatas tidak mau menandatangani, maka
Petugas P2TL mencatat bahwa pihak sebagaimana tersebut dibutir 2
diatas tidak bersedia menandatangani.
SANKSI P2TL
Pelanggan yang melakukan pelanggaran P2TL dikenakan sanksi
berupa :
1. Pemutusan Sementara
2. Pembongkaran Rampung
3. Pembayaran Tagihan Susulan
4. Pembayaran P2TL lainnya

Bukan Pelanggan yang terkena P2TL dikenakan sanksi berupa :


5. Pembongkaran rampung
6. Pembayaran TS 4
7. Pembayaran Biaya P2TL lainnya

*) Biaya P2TL lainnya meliputi bea materai, penyegelan kembali, penyegelan kembali,
pemasangan atas STL dan/atau APP atau perlengkapan APP yang harus diganti
PEMUTUSAN SEMENTARA

Pemutusan Sementara dilaksanakan kepada Pelanggan


apabila :
1. Pada waktu pemeriksaan P2TL ditemukan cukup bukti telah
terjadi pelanggaran pada pelanggan dan dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Pemeriksaan P2TL
2. Pada waktu pemeriksaan P2TL ditemukan dugaan telah terjadi
pelanggaran dan pelanggan tidak memenuhi panggilan PLN
sampai habis masa peringatan I.
3. Pelanggan datang memenuhi panggilan PLN, tetapi pelanggan
mengulur waktu sehingga menghambat proses penyelesaian
P2TL
4. Pelanggan tidak melunasi Tagihan Susulan dan Biaya P2TL
lainnya sesuai jangka waktu atau tahapan yang telah
ditetapkan pada SPH.
PEMBONGKARAN RAMPUNG

Pembongkaran Rampung dilakukan kepada Pelanggan dan


Bukaan Pelanggan apabila :
1. Pelanggan yang melakukan pelanggaran tidak memenuhi
panggilan PLN sampai dengan habisnya masa peringatan II;
2. Sampai dengan 2 ( dua ) bulan sejak Pemutusan Sementara,
Pelanggan belum melunasi Tagihan Susulan yang telah
ditetapkan atau belum melaksanakan pembayaran Tagihan
Susulan sesuai SPH;
3. Bukan Pelanggan yang melakukan Sambungan Langsung dan
ditindak lanjuti dengan ditandatanganinya Berita Acara Hasil
Pemeriksaan P2TL.
TAGIHAN SUSULAN P2TL

1. Pelanggaran Golongan I ( P I ) :
Perhitungan TS untuk pelanggaran ini sbb :
 Untuk Pelanggan yang dikenakan Biaya beban
TS1 = 6 x ( 2 x Daya Tersambung ( kVA ) x Biaya Beban ( Rp/kVA )
 Untuk Pelanggan yang dikenakan rekening minimum
TS1 = 6 x ( 2 x Rekening Minimum ( Rupiah ) pelanggan sesuai TDL )
2. Pelanggaran Golongan II ( P II ) :
TS2 = 9 x 720 jam x Daya Tersambung x 0,85 x harga kWh tertinggi pada
golongan tarif pelanggan sesuai TDL
3. Pelanggaran Golongan III ( P III ) :
TS3 = TS1 + TS2
TAGIHAN SUSULAN P2TL

Pelanggaran Golongan IV ( P IV ) :
Untuk daya kedapatan sampai dengan 900 VA :
TS4 = (( 9 x ( 2 x ( daya kedapatan ( kVA )) x Biaya Beban
( Rp/kWh )))) + (( 9 x 720 jam x ( daya kedapatan )) x 0,85 x Tarif
tertinggi pada golongan tarif sesuai TDL yang dihitung berdasarkan
Daya Kedapatan )).

Untuk daya kedapatan lebih besar dari 900 VA :


TS4 = (( 9 x ( 2 x 40 jam nyala x ( daya kedapatan kVA )) x Tarif
tertinggi pada golongan tarif sesuai TDL yang dihitung berdasarkan
Daya Kedapatan )) + (( 9 x 720 jam x Daya Kedapatan ( kVA )) x
0,85 x Tarif tertinggi pada golongan tarif sesuai TDL yang dihitung
berdasarkan Daya Kedapatan )).
TAGIHAN SUSULAN P2TL

Pelanggan Prabayar

1. Perhitungan besarnya Tagihan Susulan bagi Pelanggan


Prabayar yang melakukan pelanggaran P2TL diperlakukan
sama dengan pelanggan reguler, dengan ketentuan untuk
pelanggan prabayar yang mempengaruhi daya, maka
perhitungannya sbb :TS1 = 6 x ( 2 x Daya Tersambung
( kVA ) x 40 jam ) x harga kWh pada golongan tarif
pelanggan sesuai TDL

2. Pelanggan Prabayar yang terkena Tagihan Susulan P2TL dan


kWh meternya harus dibongkar maka apabila dalam kWh
meter tersebut masih tersisa saldo kWh akan diperhitungkan
kembali terhadap besarnya Tagihan Susulan P2TL

Anda mungkin juga menyukai