Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PKN

LEMBAGA NEGARA
KOMNAS HAM
ANGGOTA:
1. Alya Nabila Tamam (03)
2. Angellina Syawal Izzati (04)
3. Khusnul Amaliah (12)
Pengertian KOMNAS HAM
◦ Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah
sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga
negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak
asasi manusia .
◦ Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
◦ Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang
Paripurna dan Subkomisi.
◦ Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai
unsur pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa
jabatan 2,5 tahun. Namun mulai 2013, ketua Komnas HAM dijabat
Pendiri Soeharto
Didirikan 7 Juni 1993
Kantor Pusat Jakarta Pusat
Koordinator Sub Komisi Munafrizal Manan
Mediasi

Dasar Hukum Keputusan Presiden No. 50


Tahun 1993

Wakil Ketua Bidang Internal Hairansyah


Tujuan dibentuknya KOMNAS HAM
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam
PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
lat Kelengkapan Lembaga
 Alat kelengkapan Komnas HAM terdiri atas Sidang Paripurna dan
Subkomisi. Disamping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal
sebagai unsur pelayanan.
 Sidang Paripurna adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Komnas HAM,
yang terdiri atas seluruh anggota Komnas HAM. Sidang Paripurna menetapkan
Tata Tertib, Program Kerja dan Mekanisme Kerja Komnas HAM.
Landasan hukum
 Pada awalnya, Komnas HAM didirikan dengan Keputusan Presiden
Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak
1999 keberadaan Komnas HAM didasarkan pada Undang-undang, yakni
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 yang juga menetapkan keberadaan,
tujuan, fungsi, keanggotaan, asas, kelengkapan serta tugas dan wewenang
Komnas HAM.
 Disamping kewenangan tersebut, menurut UU No. 39 Tahun 1999,
Komnas HAM juga berwenang melakukan penyelidikan terhadap
pelanggaran hak asasi manusia yang berat dengan dikeluarkannya UU No. 26
Tahun 2000 tantang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Undang-
undang No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komnas HAM
adalah lembaga yang berwenang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia
yang berat. Dalam melakukan penyelidikan ini Komnas HAM dapat
membentuk tim ad hoc yang terdiri atas Komisi Hak Asasi Manusia dan
 Komnas HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, mendapatkan
tambahan kewenangan berupa pengawasan. Pengawasan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Komnas HAM dengan
maksud untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah baik pusat maupun
daerah yang dilakukan secara berkala atau insidentil dengan cara
memantau, mencari fakta, menilai guna mencari dan menemukan ada
tidaknya diskriminasi ras dan etnis yang ditindaklanjuti dengan
rekomendasi.

 Sejak didirikan pada 1993, Komnas HAM telah mengalami enam kali
periodisasi keanggotaan, yaitu 1993-1998, 1998-2002, 2002-2007,
2007-2012, 2012-2017, dan 2017-2022.
Instrumen Hak Asasi Manusia
Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya Komnas
HAM menggunakan sebagai acuan intrumen-instrumen yang berkaitan dengan HAM,
baik nasional maupun internasional.
 Instrumen nasional
1) Undang-undang dasar 1945.
2) Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
3) UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
4) UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM.
5) UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
6) Keppres No. 50 tahun 1993 Tentang Komnas HAM.
7) Keppres No. 181 tahun 1998 Tentang Komnas Anti kekerasan terhadap
perempuan.
 Instrumen internasional
1. Piagam PBB, 1945.
2. Deklarasi Universal HAM 1948.
3. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan
dan diterima oleh Indonesia.
Anggota KOMNAS HAM
Pada tanggal 7 Juni 1993 Presiden Republik Indonesia saat itu, Soeharto, lewat Keputusan
Presiden No. 50 Tahun 1993, membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) dan pada saat yang sama menunjuk pensiunan Ketua Mahkamah Agung RI, Ali
Said, untuk menyusun Komisi tersebut dan memilih para anggotanya. Keputusan Presiden
ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Lokakarya tentang Hak Asasi Manusia yang
diprakarsai Departemen Luar Negeri RI dan PBB yang diadakan di Jakarta pada 22
Januari 1991.
 Pada periode keanggotaan 2017-2022, Sub-komisi Komnas HAM terdiri atas:
1. Subkomisi Pemajuan HAM, yang terdiri atas fungsi Pengkajian dan Penelitian
dan fungsi Penyuluhan
2.Subkomisi Penegakan HAM, yang terdiri atas fungsi pemantauan/penyelidikan
dan fungsi mediasi.
 Gejolak internal
◦ Pada 23 November 2012, Komnas HAM periode 2012-2017 memilih
ketua dan wakil ketua melalui pemungutan suara di antara 13 anggota.
Otto Nur Abdullah terpilih sebagai ketua. Ia didampingi dua wakil ketua
yaitu Muhammad Nurkhoiron dan Sandrayati Moniaga.[1]
◦ Desember 2012, sejumlah anggota Komnas HAM mengusulkan perubahan
Tata Tertib Komnas HAM. Mereka mengusulkan agar masa jabatan Ketua
Komnas HAM dikurangi, dari sebelumnya 2,5 tahun menjadi satu tahun
saja.[2] Meski mendapat penolakan dari masyarakat luas, tetapi pada 12
Januari 2013, mayoritas anggota Komnas HAM menyetujui usulan
tersebut. Dari 13 anggota Komnas, sembilan orang setuju dengan
perubahan Tata Tertib tersebut. Otto Nur Abdullah hanya akan menjabat
ketua hingga Maret.[3]
Kantor perwakilan
 Komnas HAM memiliki enam kantor perwakilan:
1. KantorPerwakilan Komnas HAM Aceh
2. Kantor Perwakilan Komnas HAM Sumatra
Barat
3. Kantor Perwakilan Komnas HAM Kalimantan
Barat
4. Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulawesi
Tengah
1. Pengkajian dan penelitian mengenai instrument HAM internasional
Secara umum, meskipun merupakan sebuah lembaga Negara yang dimiliki oleh
Indoensia, namun demikian Komnas HAM juga memiliki fungsi penting dalam
melakukan proses pengkajian dan juga penelitian mengenai instrument HAM secara
internasional. Hal ini disebabkan karena instrument HAM international dibuat berdasarkan
perkembangan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terus berkembang dan
bertambah las dampaknya, sehingga Komnas HAM juga perlu ikut mengkaji instrument
HAM secara internasional.
2. Pengkajian dan penelitian peraturan perundang-undangan
Penelitian dan juga pengkajian terhadap perundang-undangan local juga perlu untuk
dilaukan hal ini untuk membantu memperjelas makna dari berbagai macam peraturan
perundang-undangan di Indonesia, dan mengkaji apa apa saja dampak yagn muncul dan
pengaruh terhadap hak asasi manusia yang ada.
3. Studi kepustakaan, lapangan dan perbandingan mengenai Hak Asasi Manusia
Studi kepustakaan dan juga penelitian lapangan juga sangat penting untuk dilakukan,
guna mencari tahu mengenai dampak jenis jenis pelanggaran HAM, serta apa saja
pelanggaran HAM yang marak terjadi. Hal ini nantiny akan sangat membantu Komnas HAM
dalam menentukan regulasi dan juga instrument HAM yang berlaku di Indonesia.
4. Pembahasan mengenai Hak Asasi Manusia
Pembahasan mengenai HAM dilakukan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang
harus dikedepankan untuk memajukan hak asasi manusia. Hal ini juga dilakukan untuk
mencegah agar pelanggaran tehadap hak asasi manusia menjadi lebih berkurang lagi.
5. Penyuluhan dan juga penyebarluasan mengenai Hak Asasi Manusia
Penyuluhan dan penyebarluasan mengenai hak asasi manusia dilakukan oleh Komnas
HAM untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas, betapa hak asasi manusia adalah
satu elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sehingga merupakan
sebuah kesalahan besar apabila hak asasi manusia tersebut dilanggar. Hal ini juga dilakukan
untuk meningkatkan kesadaran individu mengenai hak asasi manusia itu sendiri.
6. Penanganan kasus Hak Asasi Manusia baik ringan hingga berat
Fungsi Komnas Ham yang satu ini merupakan fungsi dan juga tugas,
atau bisa juga disebut sebagai kewenangan dari Komnas HAM yang paling
penitng. Ya, komnas ham memiliki kewajiban untuk melakukan penanganan
terhadap kasus yang menyeret apapun mengenai hak asasi manusia. Melalui
fungsi dan juga kewenangan ini, maka komnas ham merupakan salah satu
lembaga Negara yang memang benar-benar mampu untuk menjaga martabat
manusia yang memilki hak asasi.
Tugas Berat Komnas HAM
1. Memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia bagi seluruh rakyat
Indonesia seperti hak perlindungan anak.
2. Memberikan pendampingan terhadap warga yang mengalami kasus
pelanggaran HAM.
3. Menangani kasus-kasus pelanggaran HAM mulai dari ringan hingga berat.
4. Memberikan penyuluhan kepada setiap masyarakat mengenai pentingnya
HAM.
5. Melakukan revisi, dan membuat aturan-aturan hukum yang tegas yang
berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.
6. Menggandeng seluruh aparat dan juga lembaga Negara dalam memberantas
kasus-kasus pelanggaran Hak asasi manusia.
7. Mencari solusi untuk menekan angka pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
semakin meningkat tiap tahunnya
Fungsi KOMNAS HAM Penyuluhan dengan Tugas dan
Wewenang :

◦Penyebarluasan wawasan mengenai HAM.


◦Peningkatan kesadaran masyarakat tentang HAM
melalui lembaga pendidikan serta kalangan lainnya.
◦Kerjasama dengan berbagai lembaga untuk
melakukan penyuluhan.
Fungsi KOMNAS HAM Fungsi Meditasi dengan
Tugas dan Wewenang
◦ Perdamaian kedua belah pihak;
◦ Konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli;
◦ Pemberian saran kepada para pihak;
◦ Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus
pelanggaran HAM kepada pemerintah untuk
ditindaklanjuti;
◦ Penyampaian rekomendasi atas kasus pelanggaran
Fungsi KOMNAS HAM Fungsi Pemantauan dengan
Tugas dan Wewenang :
◦ Pengamatan pelaksanaan HAM dan penyusunan laporan;
◦ Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang diduga sebagai pelanggaran HAM;
◦ Pemanggilan kepada pengadu, korban, serta pihak yang diadukan;
◦ Pemanggilan saksi dan meminta bukti;
◦ Peninjauan di tempat;
◦ Pemanggilan pihak terkait untuk memberikan keterangan tertulis atau menyerahkan
dokumen yang diperlukan;
◦ Pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan dan tempat lain yang
diduduki atau dimiliki pihak tertentu, dengan persetujuan Ketua Pengadilan;
◦ Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan Ketua Pengadilan terhadap suatu perkara
dalam proses pengadilan yang terdapat pelanggaran HAM.
Tahapan Penanganan Kasus HAM
Adapun, dalam penanganan kasus ham, baik berat maupun ringan, terdapat beberapa tahapan
yang harus dilalui oleh komnas ham, yaitu :
1. Tahap Penyeledikan – Tahap pertama yang harus dilalui dalam penanganan kasus ham
oleh komnas ham adalah tahap penyelidikan. Tahap penyelidikan ini merupakan tahap
awal yang dilakukan oleh komnas ham terhadap suatu kasus tertentu berdasarkan
temuan dari tim penyelidikan komnas ham ataupun berdasarkan laporan masyarakat.
Tahap penyelidikan ini dilakukan oleh tim dari komnas ham, yang kemudian akan
dikembangkan ke dalam tahap penyidikan. Suatu kasus akan diangkat ke dalam tahap
penyidikan apabila dalam kasus tersebut terbukti terdapat indikasi pelanggaran
terhadap hak asasi manusia.
2. Tahap Penyidikan – Tahap kedua yang terjadi ketika penanganan kasus hak asasi
manusia adalah tahap penyidikan. Tahap penyidikan dilakukan oleh tim jaksa agung,
dan berdasarkan hasil akhir dari laporan penyelidikan yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh tim penelidik dari komnas HAM. Pada tahap ini, segala bukti dan
juga reka ulang kejadian yang diduga melanggar hak asasi manusia akan diperdalam
3) Tahap Penuntutan – Setelah pada tahap penyidikan sudah diperoleh
kesimpulan, berupa pelanggaran HAM apa yang sudah terjadi, serta
tersangka yang sudah ditetapkan berdasarkan alat bukti serta saksi yang ada, maka
kemudian proses penanganan pelanggaran HAM dilanjutkan pada tahap
Penuntutan. Tahap penuntutan merupakan tahapan setelah penyidikan yan
gjuga dilakukan oleh jaksa agung. Setelah proses tahapan penuntutan ini berakhir,
dilanjutkan dengan tahapan peradilan pada Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4) Tahap Peradilan – Tahap peradilan merupakan tahapan terakhir dan paling
panjang dilakukan, karena pada tahap peradilan, semua perangkat peradilan,
dan juga upaya mencari keadilan dapat dilakukan, seperti melakukan proses
banding, dan juga kasasi.
Proses peradilan ini dilakukan di Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan
dilakukan oleh majelis hakim pengadilan HAM yang berjumlah 5 orang. Pada
pengadilan ini, semua tuntutan akan dibahas dan ditentukan keputusannya.
Setelah proses tersebut berjalan, maka penanganan kasus HAM yang ada pun
selesai. Namun demikian ini merupakan hal yang sangat rumit dan juga panjang,
bahkan sampai saat ini, masih banyak kasus pelanggaran HAM berat yang
belum tuntas kasusnya. Karena itu, tugas Komnas HAM sebagai lembaga
Negara yang bertindak untuk mengawasi dan juga melindungi HAM di Negara
Indonesia sangatlah berat dan juga penuh tantangan.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai