Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PKN

PENEGAKAN HAM MELALUI KOMNAS HAM

NAMA ANGGOTA :

1. Nur Laily Fajriyah (19507334005)


2. Lelly Kurniasih (19507334008)

3. Bagas Prasetyo (19507334011)

4. Nilam Andi Safitri (19507334014)

5. Nancy Febriani (19507334010)

6. Andi Prasetyo (19507334026)

7. Affan As-Sajad Hastanto (19507334029)

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
LATAR BELAKANG
PENEGAKAN HAM MELALUI KOMNAS HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di
Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi
melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan
mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak tahun 1993
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna dan
Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur
pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai
2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun.

Landasan Hukum

Pada awalnya, Komnas HAM didirikan dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak 1999 keberadaan Komnas HAM didasarkan
pada Undang-undang, yakni Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 yang juga menetapkan
keberadaan, tujuan, fungsi, keanggotaan, asas, kelengkapan serta tugas dan wewenang Komnas
HAMDisamping kewenangan tersebut, menurut UU No. 39 Tahun 1999, Komnas HAM juga
berwenang melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat dengan
dikeluarkannya UU No. 26 Tahun 2000 tantang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan
Undang-undang No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Komnas HAM adalah
lembaga yang berwenang menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Dalam
melakukan penyelidikan ini Komnas HAM dapat membentuk tim ad hoc yang terdiri atas
Komisi Hak Asasi Manusia dan unsur masyarakat.

Komnas HAM berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan


Diskriminasi Ras dan Etnis, mendapatkan tambahan kewenangan berupa pengawasan.
Pengawasan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Komnas HAM dengan maksud
untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah yang dilakukan secara
berkala atau insidentil dengan cara memantau, mencari fakta, menilai guna mencari dan
menemukan ada tidaknya diskriminasi ras dan etnis yang ditindaklanjuti dengan rekomendasi.

Sejak didirikan pada 1993, Komnas HAM telah mengalami enam kali periodisasi keanggotaan,
yaitu 1993-1998, 1998-2002, 2002-2007, 2007-2012, 2012-2017, dan 2017-2022.
RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu komnas Ham ?


b. Apa Tujuan komnas ham ?
c. Apa Visi Misi komnas ham ?
d. Apa tugas dan wewenang komnas Ham ?
e. Bagaimana Penegakan komnas ham?

ISI

Tujuan

Di dalam Pasal 75 Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan bahwa tujuan dari
Komnas HAM adalah:

1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.

2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya


pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.

Alat Kelengkapan Lembaga

Alat kelengkapan Komnas HAM terdiri atas Sidang Paripurna dan Subkomisi. Disamping itu,
Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.

1. Sidang Paripurna

Sidang Paripurna adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Komnas HAM, yang terdiri atas
seluruh anggota Komnas HAM. Sidang Paripurna menetapkan Tata Tertib, Program Kerja dan
Mekanisme Kerja Komnas HAM.

2. Sub-komisi

Pada periode keanggotaan 2017-2022, Sub-komisi Komnas HAM terdiri atas:

Subkomisi Pemajuan HAM, yang terdiri atas fungsi Pengkajian dan Penelitian dan fungsi
Penyuluhan,
Subkomisi Penegakan HAM, yang terdiri atas fungsi pemantauan/penyelidikan dan fungsi
mediasi.Instrumen Hak Asasi Manusia

Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya Komnas HAM
menggunakan sebagai acuan intrumen-instrumen yang berkaitan dengan HAM, baik nasional
maupun internasional.

Visi dan Misi Komnas HAM

Visi Komnas HAM 2000 – 2005 yang telah dirumuskan dalam lokakarya perencanaan strategis
Komnas HAM yang dihadiri oleh anggota dan staf Komnas HAM serta para stakeholders
Komnas HAM, pada 10 s/d 13 April 2000 adalah : “Tersosialisasikan dan terwujudnya
perlindungan hak asasi manusia untuk semua”. Selanjutnya guna memudahkan masyarakat
untuk memahami dan mengerti visi Komnas HAM tersebut, maka dipersingkat menjadi “HAK
ASASI MANUSIA UNTUK SEMUA”. Adapun misi Komnas HAM yang juga dihasilkan
dalam lokakarya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan lembaga yang mandiri, profesional, representatif, berwibawa dan dipercaya oleh
masyarakat nasional dan internasional.
2. Menegakkan, memajukan, dan memelihara hak asasi manusia.
3. Membantu menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia di masyarakat.
4. Menggerakkan pembangunan berwawasan hak asasi manusia.
5. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan semua pihak. Isu strategis yang dijabarkan
dalam program kerja Komnas HAM selama 2000 – 2005 adalah :
a. Meningkatkan perlindungan dan menegakkan hak asasi manusia di Indonesia.
b. Mewujudkan kinerja yang optimal untuk melaksanakan fungsi dan tugas Komnas HAM.
c. Mensosialisikan Hak Asasi Manusia.
d. Mencegah dan menyelesaikan konflik vertikal dan horisontal.

Instrumen Nasional :

UUD 1945 beserta amandemenya;

Tap MPR No. XVII/MPR/1998;

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;

UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;


UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;

Peraturan perundang-undangan nasional lainnya yang terkait.

Instrumen Internasional :

Piagam PBB 1945;

Deklarasi Universal HAM 1948;

Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik;

Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Instrumen HAM internasional lainnya.

1. Kasus-kasus yang ditangani berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999. Kasus-kasus pelanggaran


hak asasi manusia berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 ditangani oleh Subkomisi pemantauan.
Kasus-kasus pelanggaran HAM yang selama ini terjadi hampir di seluruh daerah meliputi
pelanggaran hak sipil dan politik maupun pelanggaran hak ekonomi, sosial, dan budaya.
Pengaduan terhadap adanya pelanggaran ini dapat dilakukan baik secara langsung bertatap muka
dengan Komnas HAM maupun secara tidak langsung melalui surat. Dalam 2002 telah diterima
sebanyak 1.577 pengaduan, atau rata-rata 132 pengaduan setiap bulannya. Sebagian kecil
pengaduan tersebut berwujud pengaduan langsung secara tatap muka (198 kasus atau 12.5%)
dan sebagian besar berwujud pengaduan melaui surat (1.379 surat atau 87. 44%). Seluruh
pengaduan yang diterima dianalisis secara intensif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasar analisis tersebut diambil tindak lanjut yang diperlukan, baik
dengan meneruskan pengaduan tersebut kepada instansi pemerintah yang bersangkutan,
mengadakan peninjauan lapangan untuk memperoleh fakta lanjutan; menyarankan diadakannya
mediasi, atau, jika diduga ada pelanggaran HAM yang berat, mengusulkan pembentukan tim
pencari fakta atau komisi penyelidikan pelanggaran (KPP) berdasar Undang-undang No 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 13

2. Kasus-kasus yang ditangani berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 13 Disarikan dari naskah
Laporan Tahunan Komnas HAM 2002.
A. Kasus Timor Timur 1999. Setelah Pemerintah RI mengeluarkan dua opsi pada tanggal 27
Januari 1999
menyangkut masa depan Timor Timur yaitu menerima atau menolak otonomi khusus, maka pada
tanggal 5 Mei 1999 di New York ditandatangani perjanjian antara pemerintah Indonesia dan
pemerintah
Portugal di bawah payung PBB, tentang penyelenggaraan jajak pendapat di Timor Timur
termasuk pengaturan tentang pemeliharaan perdamaian dan keamanan di Timor Timur.
Menyikapi perkembangan yang terjadi di Timor Timur, Komnas HAM telah membentuk Komisi
Penyelidik Pelanggaran HAM di Timor Timur (KPP-HAM) pada tanggal 22 September 1999
dengan Surat

Keputusan No. 770/TUA/IX/99, kemudian disempurnakan dengan Surat Keputusan No.


797/TUA/X/99 tanggal, 22 Oktober 1999, dengan mengingat Undang-undang No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia dan PERPU No. 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia, serta mempertimbangkan bahwa situasi hak asasi manusia di Timor Timur pasca jajak
pendapat semakin memburuk. Mandat KPP-HAM adalah mengumpulkan fakta, data dan
informasi tentang pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur yang terjadi sejak Januari 1999
sampai dikeluarkannya Penetapan MPR pada bulan Oktober 1999 yang mensahkan hasil jajak
pendapat. Penyelidikan dikhususkan pada kemungkinan terjadinya genosida, pembunuhan
massal, penganiayaan, pemindahan paksa, kejahatan terhadap perempuan dan anak anak serta
politik bumi hangus. KPP HAM juga bertugas menyelidiki keterlibatan aparatur negara dan atau
badan-badan lain.

Peranan HAM
Peranan Komnas HAM diantaranya yaitu, melakukan pengkajian dan penelitian dari instrumen hukum di
Indonesia, menangani kasus pelanggaran HAM, mengkaji peraturan negara seperti undang-undang,
peraturan pemerintahan, peraturan daerah dan produk hukum lainnya yang terkait dengan HAM,
melakukan pemantauan dan penyelidikan yang mengandung unsur pelanggaran HAM, memediasi jika
terjadi pelanggaran HAM dan melakukan penyuluhan atau pendidikan kepada penyelenggaraan negara
dan masyarakat.

Fungsi Komnas HAM

1. Fungsi Komnas HAM Berdasarkan Wewenangnya

Komnas HAM memiliki fungsi mengkaji dan meneliti berbagai instrumen nasional hingga
internasional yang menyangkut hak asasi manusia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan saran mengenai aksesibilitas dan ratifikasi.

Kemudian Komnas HAM juga akan mengkaji dan meneliti peraturan perundang-undangan yang
kemudian akan merekomendasikan mengenai pembentukan, perubahan, hingga pencabutan
perundang-undangan yang berkaitan dengan HAM.
Setelah melakukan pengkajian dan penelitian Komnas HAM akan menerbitkan hasilnya.

2. Fungsi Komnas HAM di Bidang Mediasi

Fungsi Komnas HAM berikutnya adalah melakukan penyelesaian perkara dengan cara
konsultasi, mediasi, negosisasi, konsiliasi, hingga peneliaian para ahli.

Komnas HAM juga akan memberikan saran kepada kedua belah pihak yang mengalami masalah,
hingga melakukan upaya perdamaian.

3. Fungsi Komnas HAM dalam Bidang Penyuluhan

Komnas HAM juga berperan aktif dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan
meningkatkan kesadaran terkait HAM. Lembaga pendidikan dan lembaga lainnya akan ikut
membantu Komnas HAM dalam memberikan penyuluhan ini.

Hak Komnas HAM

Berikut ini adalah hak-hak yang dimiliki oleh komnas HAM dalam menjalankan fungsi tugasnya
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan.

• Menyampaikan Usulan

Hak dan kewajiban komnas HAM yang pertama adalah menyampaikan usulan pribadi mereka
ketika sidang paripurna ataupun subkominis sedang berlangsung. Adapun tujuannya adalah
untuk memberikan kesempatan berpartisipasi dalam sidang tersebut. Usulan harus masuk akal
dan harus disertai dengan fakta lapangan.

• Memberikan Suara

Komnas HAM juga memiliki hak untuk memberikan atau mengajukan suara ketika ada
pemilihan calon ketua dan wakil komnas HAM ketika sidang paripurna dan subkominis. Jadi,
masing-masing anggotanya memiliki 1 suara yang nantinya dapat mempengaruhi hasil akhir
pemilihan calon ketua dan wakil pada periode selanjutnya.
• Mengajukan Calon Anggota

Dalam setiap berapa kali periode, selalu ada pemilihan calon anggota komnas HAM di divisi
tertentu. Agar terciptanya keadilan dan menghindari adanya sengketa antar anggota didalamnya,
maka anggota komnas HAM diberi hak untuk mengajukan calon anggota dalam pergantian
periodik dan antar waktu selanjutnya guna mengisi kekosongan yang ada. Pengajuan calon harus
sesuai dengan aturan perundang-undangan tentang persyaratan menjadi calon anggota komnas
HAM. Pengajuan tersebut juga dilakukan ketika sidang paripurna.

Kewajiban

berikut ini adalah kewajiban-kewajiban yang harus ditaati selama masa jabatannya.

1. Menaati Aturan Perundang-undangan

Hak dan kewajiban komnas HAM pertama yang sangat penting dalam keanggotaanya adalah
wajib menaati ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang yang telah
diberlakukan serta wajib menaati keputusan final komnas HAM. Apabila terdapat anggota yang
melanggar kode etnik atau peraturan perundang-undangan, anggota tersebut akan dikenakan
sanksi atau hukuman yang setimpal. Apabila kasus pelanggarannya terlalu berat, maka akan
dicabut keanggotaannya.

2. Aktif Berpartisipasi

Berpartisipasi disini maksudnya adalah berpartisipasi dalam segala urusan ataupun kegiatan yang
diadakan oleh komnas HAM agar tujuannya tercapai . Karena seperti yang kita ketahui bahwa
untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi membutuhkan dukungan serta peran dari
anggotanya sendiri. Adapun salah satu contohnya adalah agar menjadi lembaga yang adil dalam
melindungi warga negaranya ketika ada kasus tentang HAM.

3. Menjaga Kerahasiaan

Kedudukan sebagai anggota komnas HAM bukanlah sesuatu yang mudah, hal ini dikarenakan
setiap anggotanya wajib menjaga kerahasiaan yang sifatnya memang sangat rahasia bagi komnas
HAM. Para anggota harus bisa menjaga rahasia dalam bentuk maupun ukuran apapun.
Katakanlah dalam komnas HAM terjadi perselisihan ataupun hal-hal yang diluar kendali, maka
anggotanya wajib menjaga kerahasiaan tersebut agar nama baik komnas HAM tidak tercoreng
dari rakyat.

4. Menghormati Kewajiban dan HAM

Sebagai lembaga yang melindungi setiap hak asasi manusia, komnas HAM wajib menghormati
segala kewajiban warga negara maupun hak asasi manusia yang tinggal di negara tersebut.
Komnas HAM dilarang untuk melawan ataupun tidak menghargai setiap keputusan dari
masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus tertentu. Apabila melakukan pelanggaran atau tidak
melindungi HAM sebagaimana mestinya sesuai yang telah tertuang dalam UU, maka
keanggotaanya akan dipertanyakan dan kemungkinan besar akan dilakukan sidang evaluasi
tentang kinerja masing-masing anggotanya.

5. Meningkatkan Perlindungan serta Penegakan HAM

Sesuai dengan tujuan untuk melindungi HAM warga negara Indonesia, maka komnas HAM
wajib melakukan peningkatan dalam perlindungan maupun penegakan kasus HAM. Dalam kasus
ini, komnas HAM wajib melindungi setiap warga negaranya yang mengalami kasus terkait
HAM. Contohnya disini ada seseorang yang tinggal di suatu daerah tertentu, akan tetapi
kemudian diusir karena perbedaan agama di daerah tersebut. Agar tidak terjadi sengketa antar
rakyatnya maka komnas HAM perlu turun tangan untuk menyelesaikannya. Penegakkan HAM
juga harus dilakukan kepada orang-orang yang melanggar norma-norma HAM. Hukuman bisa
setimpal ataupun lebih berat dari kasus yang ia perbuat.

6. Memperjuangkan HAM

Demi mencapai tujuan untuk melindungi hak setiap warga negaranya, maka komnas HAM wajib
memperjuangkan HAM. Dalam hal ini, komnas HAM nantinya akan membela sekaligus
memperjuangkan hak-hak rakyatnya ketika terjadi kasus pelanggaran HAM ataupun kasus-kasus
yang menyangkut tentang HAM. Komnas HAM wajib memperjuangkan segala kondisi yang
dialami orang-orang yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM. Akan lebih baik jika nantinya
dapat membela dan memperjuangkan secara adil tanpa ada campur tangan dari pihak lain.

Itulah hak dan kewajiban komnas HAM di Indonesia yang wajib kamu ketahui. Jangan sampai
takut untuk menyuarakan pendapat ataupun adanya perbedaan dari diri seseorang karena setiap
warga negara Indonesia memiliki hak untuk berpendapat secara terbuka tanpa ada tekanan dari
pihak lain. Gunakanlah hak dengan baik agar tidak terjadi sengketa di lingkungan sekitar Anda.
Jangan pula menggunakan hak yang Anda miliki untuk kepentingan pribadi.

Tugas dan Wewenang Komnas HAM

Untuk melakukan funginya Komnas HAM memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut ini.

1. Fungsi Penyuluhan

• Komnas Ham mempunyai kewajiban untuk menyebarluaskan wawasan mengenai hak asasi
manusia kepada seluruh masyarakat Indonesia.
• Melakukan kerjasama dengan lembaga lainnya baik lembaga yang bersifat nasional, regional dan
juga internasional dalam bidang memenuhi Hak Asasi Manusia.
• Melakukan usaha untuk kesadaran hak asasi manusia melalui lembaga – lembaga pendidikan baik
lembaga formal atau non formal.

2. Fungsi Pengkajian dan Penelitian

• Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang undangan untuk


memberikan rekomendasi saran maupun kritikan tentang pembentukan, perubahan, dan
pencabutan perundang undangan mengenai tentang hak asasi manusia.
• Melakukan studi lapangan, studi kepustakaan dan juga studi banding dengan negara lain
yang berhubungan mengenai hak asasi manusia.
• Penerbitan hasil penelitian dan pengkajian tentang hak asasi manusia.
• Melakukan pembahasan perlindungan, penegakan hukuman dan kemajuan tentang hak
asasi manusia
• Melakukan kerjasama dengan lembaga lembaga lain seperti lembaga yang bersifat
internasional, regional, dan juga nasional daalam bidang hak asasi manusia

3. Fungsi Mediasi

• Untuk melakukan fungsi mediasi komnas has harus bisa malakukan upaya perdamaian
antara kedua belah pihak waktu terjadi adanya masalah.
• Melakukan penyelesaian perkara atau masalah dengan cara konsultasi, konsialisi,
negoisasi, mediasi dan penilaian para ahli.
• Melakukan upaya atau pemberian saran kepada para pihak yang terkait untuk
menyelsaikan sengketa atau permasalahan yang ada melalui meja hijau atau pengadilan.
• melakukan penyampaian rekomendasi ketika ada suatu kasus pelanggaran hak asasi
manusia kepda pemerintah agar permasalahan segera di tindak lanjuti dengan sebaik
baiknya.
• melakukan suatu penyampaian rekomendasi terhadap DPR RI atas suatu kasus
pelanggaran yang mengenai hak asasi manusia

Penutup

Dengan segala keterbatasan yang ada, Komnas HAM telah berusaha semaksimal mungkin
melaksanakan fungsi dan tugasnya yang diamanatkan di dalam Undang-undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia maupun Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Komnas HAM menyadari bahwa dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masih jauh dari harapan masyarakat, khususnya para korban pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karena itu, saran dan kritikan serta masukan bagi peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja
Komnas HAM sangatlah diharapkan bagi pemajuan, perlindungan, penegakan dan pemenuhan
hak asasi manusia, karena pada dasarnya hak asasi

Anda mungkin juga menyukai