Anda di halaman 1dari 21

Tugas

Kelompok 2
Di susun oleh :
Arwa
Rahmawati
Siti rahimah
Vieka Laeilatul
KOMPLIKASI MASA NIFAS

A Infeksi masa nifas

B Pendarahan

C Sakit kepala

D Nyeri epigastrium

E
D Penglihatan kabur
A. Infeksi masa nifas
A. Infeksi masa nifas
macam macam infeksi nifas
a. Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah
dan bengkak, jahitan mudah terlepas, dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
b. Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak
dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi
pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
c. Servisitis
Infeksi servik juga sering terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala. Luka servik yang dalam,
meluas, dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
d. Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapai peritonium dan menyebabkan
peritonitis, atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum yangmenyebabkan parametritis ( selulitis
pelvika).
pencegahan infeksi masa nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir.

1) Pada hari-hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman
dari luar. Oleh sebab itu, semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genetal harus
suci hama.

2) Pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

3) Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-
wanita dalam nifas yang sehat
B. pendarahan

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Cras arcu
metus, feugiat vitae ante ac, aliquet tempus ante. In euismod nibh
eget lacinia imperdiet. Maecenas tristique risus felis, ut ultrices
lectus ultrices lobortis.

Cras pellentesque tellus velit, id scelerisque nunc mollis sit amet.


Nullam in nibh lacus. Nam et ipsum a augue sollicitudin molestie.
Penanganan

a. Pendarahan Kala III (Plasenta Belum Lahir)

Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan tali pusat terkendali. Bila
perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah ber- kontraksi dengan baik, periksa kemungkinan laserasi jalan
lahir atau ruptura uteri. Bila plasenta belum dapat dilahirkan, lakukan plasenta manual. Bila setelah dilahir- kan
terlihat tidak lengkap, maka harus dilakukan kuretase.
Penanganan
b. Pendarahan Pasca Persalinan Primer

Perdarahan postpartum primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri,
retentio plasenta, sisa pla- senta, dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama. Berikut adalah langkah penanganan yang
tepat.

1) Periksa apakah plasenta lengkap.


2) Masase fundus uteri.
3) Pasang infus RL dan berikan uterotonik (oksitosin, methergin, atau misoprostol.
4) Bila perdarahan lebih dari 1 liter pertimbangkan untuk tranfusi.
5) Periksa faktor pembekuan darah.
6) Bila kontraksi uterus baik dan perdarahan terus ter- jadi, periksa kembali kemungkinan adanya laserasi jalan lahir.
7) Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan kom- presi bimanual.
8) Bila perdarahan terus berlangsung, pertimbangkan ligasi arteri hipogastrika.
Penanganan

C. Pendarahan Pasca Persalinan Sekunder

Perdarahan postpartum sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder
adalah robekan jalan lahir, sisa plasenta, sisa konsepsi, gumpalan darah atau membran. Bila dengan pemeriksaan
ultrasonografi dapat diidentifikasi adanya hal tersebut maka harus dilakukan evakuasi uterus.

1) Memasang cairan infus dan memberikan uterotonika (methergin 0,5 mg intramuskular), antiperetika, dan
antibiotika (bila terjadi tanda infeksi).

2) Kuretase hanya dilakukan bila terdapat sisa konsepsi.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Cras arcu
metus, feugiat vitae ante ac, aliquet tempus ante. In euismod nibh
eget lacinia imperdiet. Maecenas tristique risus felis, ut ultrices
lectus ultrices lobortis.

Cras pellentesque tellus velit, id scelerisque nunc mollis sit amet.


Nullam in nibh lacus. Nam et ipsum a augue sollicitudin molestie.
C. sakit kepala
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan
kematian.
penyebab :
Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan
meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan

Gejala :
Tekanan darah naik atau turun, nyeLemah, Anemia, Napas pendek
atau cepat, Nafsu makan turun, Kemampuan berkonsentrasi kurang,
Serangan cemas, Merasa takut
C. sakit kepala

Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika
tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan
kematian.
penyebab :
Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan
meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan

Gejala :
Tekanan darah naik atau turun, nyeLemah, Anemia, Napas pendek
atau cepat, Nafsu makan turun, Kemampuan berkonsentrasi kurang,
Serangan cemas, Merasa takut
Penanganan :
1. Informed consent
2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3. Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik
5. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6. Ukur keseimbangan cairan
7. Persiapan rujukan
8. Periksa Hb
9. Periksa protein urine
10. Observasi tanda-tanda vital
11. Lebih banyak istirahat
D. Nyeri epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut (ulu hati),
dapat disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa
khawatir pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam
dada seperti jantung, paru dan lain-lain.

penyebabnya : asupan nutrisi yang kurang, hipertensi, edema (kenaikan bb,


pembengkakan kaki,jari tangan dan muka)

Tanda dan Gejala :


Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah, 65 persen dengan nyeri
epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah, dan 31 persen
dengan sakit kepala
Penanganan :
1. Informed consent
2. Mengobservasi TTV
3. Persiapan rujukan
4. Pemeriksaan darah rutin
5. Tes fungsi hati.
6. Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia),
7. Bolus 4–6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan infus 2g per jam.
8. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
9. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas 160/110
mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit
sampai tekanan darah target tercapai atau kombinasi nifedipin dan MgSO4.
E. Penglihatan kabur

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda


preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang- kunang.
Penyebab
• Adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri
atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan
penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat
• Adanya penumpukan cairan di area mata, seperti kornea dan retina
• Perubahan hormon tetap bisa terjadi setelah melahirkan. Salah satu akibatnya
adalah produksi air mata yang berkurang sehingga mata menjadi lebih
kering.Ketika mata terlalu kering, kornea akan menebal dengan sendirinya.
Sebagai akibatnya, penglihatan ibu akan menjadi kabur.
Penanganan

Wanita yang baru melahirakan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan
kabur. Penanangan terhadap gangguan ini:

1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah dan pernafasan


2. Jika ibu tidak bernafas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon.
Lakukan intubasi jika perlu, dan jika pernafasan dangkal periksa dan beri jalan nafas
beri oksigen 4-6 liter per menit.
3. jikapasien tidak sadar/koma, bebaskan jalan nafas, baringkan miring, ukur suhu,
periksa apakah ada kaku tengkuk
Any question?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai