Anda di halaman 1dari 39

REKAYASA SOSIAL

PEMBANGUNAN WADUK LAMBO


DI NTT
TAHUN 2001-2022

KELOMPOK 1
Ketua Kelompok

Evan - 055

Anggota Kelompok

Agung - 002 Alfian - 036 Saffa - 056 Nia - 046

Barda - 034 Anang - 023 Angela P - 053 Angel S - 015 Arum C - 030
Waduk Lambo
Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur
PRA-KONSTRUKSI
Alvita Saffa H - 056
PEMETAAN SOSIAL

Pada saat survei dilaksanakan, muncul permasalahan dimana masyarakat setempat menolak
pembangunan bendungan, hal tersebut dikarenakan beberapa hal diantarnya:
• Masyarakat setempat merasa tidak mendapat informasi terkait rencana pembangunan
• Pendekatan yang kurang tepat sehingga menimbulkan ketersinggungan masyarakat adat
• Hilangnya tempat tinggal, pembangunan waduk akan menenggelamkan seluruh wilayah Dusun
Malopama, Desa Rendubutowe dan kurang lebih akan 71 keluarga yang akan kehilangan tempat
tinggal.

sumber :
Wadu, Lake dan Pita (2021) "Resistensi Masyarakar Adat dalam Pembangunan Waduk Lambo di Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten
Nagekeo" Jurnal Administrasi Publik, Volume 16. No. 2, April 2021
Alvita Saffa H - 056
PEMETAAN SOSIAL

Berdasarkan hasil kajian, kementrian PUPR menargetkan pembangunan tujuh bendungan


diantaranya empat di Pulau Timor dan tiga di Pulai Flores yang akan berfungsi sebagai:
• Meningkatkan Intensitas tanam untuk daerah irigasi Mbay Kanan dan Pengembangan daerah
Irigasi Mbay Kiri
• Penyediaan air baku kota Mbay
• Pengendalian banjir kota Mbay dan Daerah Irigasi Mbay
• Pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari
• Pengembangan Objek Pariwisata

sumber :
Dodalwa, Maria Christina (2019) " Komunikasi Krisis Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo Studi Kasus: Resistensi Masyarakat Terdampak Terhadap Rencana
Pembangunan Bendungan Lambo"
Hasil survai Land Aquition and Resstlement Action Plan (LARAP)
Amalia Lutvita Nia - 046
SOSIALISASI RENCANA
PEMBANGUNAN

Kajian AMDAL dan Sosialisasi

Pemerintah Kabupaten Nagda melakukan Pada 19 Maret 2016 Pemerintah Daerah melakukan
Kajian AMDAL 2002 sosialisasi kepada Kepala Desa dan Masyarakat

Kelompok masyarakat adat melakukan aksi


Melibatkan 5 orang dari masing-masing desa penghadangan dan menuntut kepada Bupati untuk
terdampak Sumber: menyampaikan kepada Gubernur dan Presiden
untuk
Wadu, Lake dan Pita (2021) "Resistensi Masyarakar Adat tetap tidak melaksanakan
dalam Pembangunan Waduk Lambopembangunan
di Desa Rendubutowe
Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo" Jurnal Administrasi Publik,waduk
Volume 16. No. 2, April 2021

Perwakilan tersebut menolak dan menawarkan


alternatif lain yaitu pembangunan small dam
Amalia Lutvita Nia - 046
SOSIALISASI RENCANA
PEMBANGUNAN
Sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo kepada masyarakat di desa-desa yang
diperkirakan terdampak dari kegiatan pembangunan ini hanya sekali saja. Karena itu pemerintah Desa Rendubutowe
dan masyarakatnya sebagai wilayah calon lokasi pembangunan merasa tidak pernah mendapat informasi yang
lengkap dan detail tentang rencana pembangunan waduk ini kecuali hanya surat pemberitahuan bahwa akan
dilakukan pengukuran lahan untuk pembangunan waduk Lambo oleh pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo dan
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara.

Sumber:
Wadu, Lake dan Pita (2021) "Resistensi Masyarakar Adat dalam Pembangunan Waduk Lambo di Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo" Jurnal Administrasi Publik,
Volume 16. No. 2, April 2021
Amalia Lutvita Nia - 046
INVENTARIS ASET

Hilangnya Sarana dan Prasarana Hilangnya tempat tinggal sebagai basis kultural Hilangnya Lahan Produktif

Rencana Pembangunan Waduk Lambo akan


menenggelamkan seluruh wilayah Dusun
Gereja atau kapela, Sekolah dasar (SD), Sekolah
Malopama di Desa Rendubutowe. Oleh karena itu, Sawah dan kebun, serta tanaman umur panjang
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/SMP), Pos
71 kepala keluarga akan kehilangan tempat tinggal, seperti jambu mente, kemiri dan sebagainya.
pelayanan terpadu (Posyandu) dan Polindes.
sehingga harus direlokasi dan 47 buah pemukiman
warga akan tenggelam
Sumber:
Wadu, Lake dan Pita (2021) "Resistensi Masyarakar Adat dalam
Pembangunan Waduk Lambo di Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa
Selatan Kabupaten Nagekeo" Jurnal Administrasi Publik, Volume 16.
No. 2, April 2021

Perkuburan nenek moyang dari Suku Redu 10


(sepuluh) buah perkuburan, Suku Gaja 8 (delapan)
buah perkuburan dan Suku Isa 5 (lima) buah
Amalia Lutvita Nia - 046
INVENTARIS ASET
Menurut pandangan masyarakat Desa Rendubutowe dampak utama dari rencana pembangunan Waduk Lambo adalah
akan hilangnya tempat tinggal sebagai basis kultural dan warisan leluhur membuat masyarakat menolak pembangunan
waduk tersebut.

Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebenarnya pemerintah Daerah Nagekeo sampai saat
dimulai kegiatan pengukuran lahan yang menjadi area pembangunan Waduk Lambo belum mempunyai konsep yang
jelas tentang pergantian untung lahan-lahan masyarakat, relokasi masyarakatnya, bagaimana cara memindahkan
tempat?tempat ritual masyarakat adat, dan kuburan-kuburan nenek moyang masyarakat adat Lambo.

Sumber:
Wadu, Lake dan Pita (2021) "Resistensi Masyarakar Adat dalam Pembangunan Waduk Lambo di Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo" Jurnal Administrasi Publik,
Volume 16. No. 2, April 2021
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN

Dasar Hukum Pembebasan Lahan :


• Periode Pembebasan tahun 1982-1986 dengan Permendagri No.15 Tahun 1975
• Periode Pembebasan tahun 1994-1997 dengan Kepres No.55 tahun 1993
• Periode Pembebasan tahun 2005 -2012 dengan Perpres No. 36 Tahun 2005

Dasar Hukum Penyelenggaraan


• Perpres Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Bendungan
Lambo
• Permen PUPR RI Nomor 24/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pemberian Uang Tunai dan Uang santunan untuk
Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Bendungan Lambo
• PP nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
3
Lahan yang dibutuhkan untuk membuat waduk sebesar 592 ha dengan jumlah volume 51,74 juta m . Daerah yang
terkena pembangunan tersebut meliputi Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa Selatan, Desa Labulewa Kecamatan
Aesesa dan Desa Ulupulu Kecamatan Nangaroro (Sumber: Kementrian PUPR).
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Daerah Aliran Sungai
 Luas DAS Mbay (Lambo) : 138,60 km2
 Panjang Sungai : 25,80 Km
 Hujan Rerata Tahunan : 2.858 mm
 Hujan PMP : 457,4 mm

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Debit Inflow
•  Debit Inflow Minimum : 0,44 meter kubik/det
•  Debit Inflow Rata-rata : 0,81 meter kubik/det
•  Debit Inflow Maximum : 1,81 meter kubik/det
•  Debit Probabilitas 80% : 0,62 meter kubik/det
•  Volume Inflow Tahunan Rerata : 25,70 juta meter kubik
•  Volume Inflow Tahunan P80% : 19,51 juta meter kubik

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Debit Outflow
•  Debit Air Baku : 0,205 meter kubik/det
•  Debit Irigasi Rata-rata : 0,18 meter kubik/det
•  Debit irigasi Maximum : 2,88 meter kubik/det
•  Debit irigasi Minimum : 0,00 meter kubik/det
•  Debit Pemeliharaan : 0,06 meter kubik/det

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Debit Banjir Rancangan
Digunakan
•  Kala Ulang 5 tahun (Q5) : 216,50 meter kubik/dt
•  Kala Ulang 10 tahun (Q10) : 288,08 meter kubik/dt
•  Kala Ulang 25 tahun (Q25) : 398,40 meter kubik/dt
•  Kala Ulang 50 tahun (Q50) : 496,30 meter kubik/dt
•  Kala Ulang 100 tahun (Q100) : 605,86 meter kubik/dt
•  Kala Ulang 1000 tahun (Q1000) : 1.070,74 meter kubik/dt
•  Kala Ulang PMF (QPMF) : 2.266,57 meter kubik/dt
Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR
Your paragraph text
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Daerah Genangan
Elevasi Waduk
• Elevasi Muka Air Normal (NWL) : El. + 411,00 m
• Elevasi Muka Air Rendah (LWL) : El. + 395,20 m
• Elevasi Muka Air Banjir (FWL Q1000) : El. + 413,32 m
• Elevasi Muka Air Banjir (FWL QPMF) : El. + 415,12 m

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
L

Alberto Evan Argya- 055


PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Volume Tampungan
• Kapasitas Tampungan Normal : 51,74 juta meter kubik
• Kapasitas Tampungan Sedimen (Mati) : 5,81 juta meter kubik
• Kapasitas Tampungan Effektif : 45,935 juta meter kubik

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
L

Alberto Evan Argya- 055


PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang
Digunakan
Volume Tampungan
• Kapasitas Tampungan Normal : 51,74 juta meter kubik
• Kapasitas Tampungan Sedimen (Mati) : 5,81 juta meter kubik
• Kapasitas Tampungan Effektif : 45,935 juta meter kubik
Luas Genangan
• Luas Genangan Normal : 499,55 Ha

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
L

Alberto Evan Argya- 055


PEMBEBASAN LAHAN
Rencana Lahan yang Digunakan
Bangunan Pengelak
Debit
• Debit Inflow (Q25 in) : 398,40 m3/dt
• Kapasitas Outflow (Q25 out) : 241,96 m3/dt
• Elevasi MAB Pengelak : El. + 389,97 m
Sistem Pengelak
• Lokasi : di sebelah kiri bendungan
• Tipe : Terowongan (Tunnel)
• Panjang terowong : 355,00 m
• Dimensi terowong : ɸ 5,0 m
• Elevasi terowong hulu : El. + 375,00 m
• hilir : El. + 367,23 m
• Slope terowong bag. 1 : 1 : 14
• Slope terowong bag. 2 : 1 : 500

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Your paragraph text
Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN

Tahap Persiapan Pengadaan dan Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum :


A.Melaksanakan Pemberitahuan Rencana Pembangunan;
B.Melaksanakan Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan;
C.Melaksanakan Konsultasi Publik Rencana Pembangunan;
D.Menyiapkan Penetapan Lokasi Pembangunan;
E.Mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
F.Melaksanakan Tugas Lainnya yang berkaitan

Sumber: Booklet Pembangunan Bendungan Lambo. Kementrian PUPR


Alberto Evan Argya- 055
PEMBEBASAN LAHAN

Kasus Permasalahan
A. Lahan yang digunakan adalah lahan adat yang dimana dalam UU tidak boleh digunakan untuk pembangunan
proyek.
B. Tidak ada FGD antara pemerintah dan warga.
C. Adanya kekeliruan dalam dokumen AMDAL.

[Sumber: Dodalwa, Maria Christina. 2019. Komunikasi Krisis Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo (Kasus
Resistensi Masyarakat Terdampak Terhadap Rencana Pembangunan Bendungan Lambo)]
Alfian Nugraha - 036
FORUM DIALOG

Negosiasi Pemda dan Bupati Bersama Pertemuan di Jakarta Antara Dialog Gubernur NTT Bersama
Rencana Pembangunan Waduk Kementrian PUPR Dengan
Masyarakat Adat Masyarakat Rendu
(2001) Masyarakat Adat Rendu
(2002-2003) (2017)
(2017)

Dialog Interaktif Bersama Kapolres Dialog Penyampaian Aspirasi Bersama


Kunjungan Oleh Presiden
Nagekeo Bupati Nagekeo
(2022)
(2022) (2021)
Alfian Nugraha - 036
FORUM DIALOG
Bupati Ngada, Kepala Bappeda Provinsi NTT dan Dinas Kehutanan Ngada telah melakukan dialog dan negosiasi
dengan masyarakat adat. Pada forum tersebut masyarakat tetap menyampaikan penolakan terhadap pembangunan Waduk
Lambo. Pemerintah menawarkan masyarakat Alternatif yang ditawarkan kepada masyarakat yang terdampak ke
Lowopambhu di Desa Labolewa. Forum mengusulkan membangun small dam di 3 titik yaitu Kampung Neta Wulu, Desa
Rendu Butowe, Kampung Kelitabu, Desa Ulupul dan Kampung Tiwu Ndaro, Desa Labolewa. Pemerintah provinsi
menyetujui usulan yang disampaikan oleh masyarakat adat. (Sumber: https://www.mongabay.co.id/2016/10/31/mengapa-
pembangunan-waduk-lambo-ditolak-tiga-desa-adat-apa-masalahnya/, diakses pada tanggal 6 Desember 2022, jam 19.30).
Pertemuan di Jakarta antara Kementerian PUPR dengan masyarakat adat Rendu dan Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara menghasilkan kesepakatan pembangunan Waduk Lambo. Pembangunan tidak akan dilakukan sebelum
lokasinya di rembuk. Masyarakat meminta agar pembangunan waduk kedepannya tidak mengorbankan kepentingan
masyarakat adat Rendu. (Sumber: https://www.mongabay.co.id/2017/08/07/tolak-rencana-lokasi-awal-waduk-lambo-
masyarakat-adat-rendu-berikan-alternatif/, diakses pada tanggal 6 Desember 2022, jam 20.00).
Alfian Nugraha - 036
FORUM DIALOG
Dialog antara Kapolres dengan Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN) diadakan akibat
adanya penangkapan 24 orang masyarakat adat. PPMAN berharap dalam penyelesaian konflik pembangunan Waduk
Lambo pemerintah dan kepolisian dapat menunjukan sikap netral, menghindari praktik diskriminasi dan stigmatisasi
terhadap salah satu pihak. Selain itu, PPMAN meminta agar penegakan hukum yang dilakukan berlaku adil dan transparan
terhadap semua pihak serta mengedepankan prinsip-prinsip HAM secara benar dan imparsial. (Sumber:
https://sorotntt.com/ppman-dialog-menyeluruh-solusi-untuk-permasalahan-pro-kontra-proyek-strategis-nasional-di-rendu/,
diakses pada tanggal 6 Desember 2022, jam 20.30).
Gubernur NTT menyampaikan pada pertemuan dengan masyarakat bahwa persoalan terkait air hampir merata di
seluru wilayah NTT. Pembangunan sarana air sangatlah diperlukan namun pemerintah hanya mampu membangun
embung-embung kecil 10-15 buah setiap tahunnya. Dengan kesadaran bahwa kita sedang mengatasi permasalahan
ketersediaan air. Oleh karena itu, Pembangunan bendungan sangat di dibutuhkan untuk mengatasi ketersediaan air.
(Sumber: http://www.wartantt.com/2017/04/dialog-antara-gubernur-ntt-dengan.html diakses pada tanggal 6 Desember
2022, jam 21.00)
Alfian Nugraha - 036
FORUM DIALOG
Dialog penyampaian aspirasi masyarakat adat Labolewa dengan Bupati Nagekeo membahas terkait penetapan ganti
rugi pengadaan tanah Waduk lambo. (Sumber: https://warisanbudayanusantara.com/2021/11/10/terkait-waduk-lambo-
wartawan-dipersulit-ambil-gambar-dialog-bupati-dan-warga/, diakses pada tanggal 6 Desember 2022, jam 21.30.
KONSTRUKS
I
Angelita Surbakti - 015
PERAN PEMANGKU
Angelita Surbakti - 015
PERAN PEMANGKU

Pada masa konstruksi, terjadi penolakan secara berkelanjutan dari masyarakat Lambo mengingat bahwa
pelaksanaan pembangunan waduk kurang memperhatikan kepentingan masyarakat adat sehingga survei yang
difasilitasi oleh pemerintah pun tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat. Beberapa perwakilan
masyarakat Lambo dalam sosialisasi AMDAL sudah memberikan alternatif solusi, namun menurut pemerintah
alternatif tidak dapat dilaksanakan.

Sumber : Dodalwa, Maria C. 2019. Komunikasi Krisis Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo. UNDIP (diakses
pada tanggal 11 Desember 2022)
Anang Wahyu - 023
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Permasalahan saat proses Pembangunan
KOMUNIKASI
Terjadinya kesalahan komunikasi yang dibangun dari pihak pemerintah, stakeholder dan
masyarakat. Hal tersebut memiliki beberapa faktor :
• Kurangnya inisiasi koordinasi Top-Down antara pihak Pemerintah ke stakeholder
• Kurangnya partisipasi aktif dari pihak masyarakat dimulai pada saat sosialisasi akibat kesibukan
warga tersebut.
• Hal-hal yang tidak sesuai sebenarnya bisa dibicarakan pada saat sosialisasi, namun karena
kurangnya partisipasi aktif dari masyarakat menimbulkan kesalahpahaman

Hasil : Komunikasi yang dibangun pada saat sosialisasi menimbulkan kesalahpahaman maksud
pembangunan waduk tersebut. Hal tersebut memberikan timbal balik berupa penolakan dari
masyarakat.
Agung Nur Faiz - 002
PENDAMPINDAN DAN FASILITASI

Perencanaan untuk Focus Group Discussion


Penolakan warga
sosialisasi bersama warga

Faktor :
• Penolakan ini terjadi dikarenakan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat adat
rendubutowe dalam pembangunan waduk sosialisasi hanya dilakukan sekali saja
• Pendekatan kepada masyarakat yang kurang tepat (pendekatan secara budaya)
• Hilangnyatempat tinggal (rumah, tempat ritual)
• Hilangnya lahan produktif (Sawah, ladang, kebun)

Konklusi : Tidak ada pendamping dan fasilitasi yang disediakan oleh stakeholder
PASCA-
KONSTRUKSI
Amma Dwiqi A Barda - 034
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Pada masa pasca konstruksi, koordinasi antar pemangku kepentingan yang terlibat harus selalu dijaga agar kegiatan yang
dilakukan tidak kehilangan arah dan tujuan. Koordinasi antar pemangku kepentingan pada masa pasca konstruksi antara lain
meliputi ruang lingkup penilaian dan pemantauan kegiatan pemberdayaan agar kekurangan dapat segera diatasi dan
diperbaiki. Hal ini tentunya sebagai upaya untuk menghindari timbulnya konflik dan masuknya unsur-unsur yang
menghambat pembangunan.
PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN

Kementerian PUPR Bertanggungjawab penuh dalam aktivitas operasional waduk


Melakukan pemantauan, penilaian dan evaluasi agar waduk bermanfaat secara optimal

Tokoh Masyarakat Menjadi fasilitator, komunikator, dan mediator antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat

Organisasi Daerah/LSM Sebagai pemberi masukan/kritik terkait pengelolaan dan operasional waduk kepada pemangku kepentingan utama
Membantu pemberdayaan masyarakat yang terkena dampak operasional waduk
Memfasilitasi pembentukan forum dialog antara pemangku kepentingan khususnya masyarakat dengan
pemerintah

Pemerintah Kabupaten Nagakeo Melakukan pemantauan serta evaluasi terhadap aktivitas operasional waduk dan pemberdayaan masyarakat sekitar
Mengeluarkan kebijakan terkait aktivitas operasional waduk dan sebagainya
Arum Camelia - 030
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Karena pembangunan waduk ini belum berjalan, maka kegiatan pemberdayaan masyarakat pasca kontruksi
belum dapat dilakukan. Namun ada beberapa saran kegiatan yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:
• Memberikan pelatihan keterampilan baru. Hal ini dapat dilakukan jika setelah pembangunan terdapat
lapangan pekerjaan baru. Maka pelatihan keterampilan ini dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat sehingga tetap bisa prdouktif dengan lahan atau tempat baru
• Pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang ada. Kedepannya jika terdapat kejaidain serupa,,
pemerintah maupun stakeholder terkait mampu melibatkan masyarakat dalam setiap proses yang ada
Angela Putri - 053
PENDAMPINGAN DAN FASILITASI

• Monitoring dan Evaluasi Kesesuaian AMDAL


Monitoring dan evaluasi dibutuhkan agar mengontrol kesesuaian AMDAL terhadap implementasi yang
dilakukan oleh stakeholder. Hal ini termasuk didalamnya terkait kelestarian lingkungan, ganti untung,
relokasi yang sudah diterima masyarakat apakah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Jika
tidak, maka itu menjadi tugas fasilitator untuk menjadi jembatan antara masyarakat terdampak dengan
stakeholder.
• Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat
Dibangunnya bendungan di Lambo memberikan dampak terhadap aspek kehidupan masyarakat
sehigga stakeholder memberikan ganti untung. Untuk menghindari penyalahgunaan ganti untung
tersebut, diperlukan pendampingan dan pelatihan agar masyarakat dapat memanfaatkan itu dengan
baik.
Angela Putri - 053
PENDAMPINGAN DAN FASILITASI

• Pemberdayaan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari


Pembangunan bendungan salah satunya untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari.
Dalam mengelola ini, perlu adanya partisipasi masyarakat. Sebelum turun, masyarakat perlu terlebih
dahulu.

• Penyadaran Kritis Masyarakat melalui Artikulasi Kearifan Lokal dan Pendekatan


Kultural
Pembangunan bendungan banyak ditolak oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan
kebudayaan masyarakat setempat. Maka dari itu perlu mulai dibangun kesadaran kritis masyarakat
melalui kearifan lokal yang ada. Salah satu contohnya menjaga kelestarian alam dan sumber air
melalui upacara adat yang sebenarnya diperuntukkan menyeimbangkan alam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai