Anda di halaman 1dari 39

Kebijakan Deteksi Dini

Kanker Leher Rahim dan


Kanker Payudara

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak


Menular

Februari 2024
Topik
Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia
Upaya Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjutnya
Perluasan Deteksi Dini dengan DNA HPV

TOPIK
Permasalahan Kanker di Indonesia
Tingginya kasus baru dan kematian akibat kanker di Indonesia:

Pada tahun 2022 (IARC), diestimasikan terdapat:


408.661 kasus baru
242.988 kematian
Dan diperkirakan akan terjadi peningkatan 77% kasus kanker di
tahun 2050

Estimasi tahun 2020 :


20 juta kasus baru

Prediksi tahun 2050 :


> 35 juta kasus baru

Sumber data: International Agency For Research On Cancer (IARC), 2024


Permasalahan Kanker Leher Rahim dan Kaner Payudara di Indonesia
Tingginya kasus baru dan kematian akibat kanker payudara dan kanker leher rahim di Indonesia:

Pada tahun 2022 (IARC), diestimasikan terdapat: Age standardized rate:


36.964 kasus baru Kanker Leher Rahim #3 Incidence Rate 23.3 per 100.000 penduduk
20.708 kematian Kanker Leher Rahim #4 Mortality rate 13.2 per 100.000 penduduk
Permasalahan Kanker Leher Rahim
Tingginya beban pembiayaan kanker
Jantung
3,500,655
Kanker
(dalam jutaan)
Stroke
Gagal ginjal
Thalassaemia
Haemophilia
Leukeamia • Pada tahun 2020 dan 2021, kanker
Cirrhosis Hepatis menduduki peringkat 2 terbesar
- 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000
penyakit katastropik yang memakan
2019 2020 2021 biaya ~3,5T
Tingginya beban pembiayaan kanker leher rahim
Kanker Payudara
98,023 (dalam
• Pada tahun 2020, kanker payudara
Kanker Serviks Uteri
Leukemia myeloid
jutaan)
dan kanker leher rahim menduduki
Kanker Bronkus dan Paru-Paru peringkat 1 dan 2 pembiayan
Kanker Ovarium tertinggi di antara site kanker lainnya
Kanker Rektum
Kanker Kolon
Leukemia lymphoid
Kanker Hati
Kanker Otak
0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000

2018 2019 2020


99%
Kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi persisten
Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik.

Berdasarkan kaitannya dengan kanker leher rahim dan


lesi pra kanker, HPV dapat dikepompokan menjadi tipe:
HPV high-risk and low-risk.

Tipe HPV high-risk : 16, 18, 31, 33, 34, 35, 39, 45, 51,
52, 56, 58, 59, 66, 68, and 70.

Lebih dari 75% kasus kanker leher rahim disebabkan


oleh High-risk HPV tipe 16 dan 18
7
Topik
Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia
Upaya Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjutnya
Perluasan Deteksi Dini dengan DNA HPV

TOPIK
Pada tahun 2020, WHO mengeluarkan :

Strategi Global Untuk Eliminasi Kanker Serviks Tahun 2030

90% 70% 90%


90% anak perempuan 70% perempuan diskrining 90% perempuan dengan lesi
divaksinasi HPV sebelum menggunakan tes performa pra kanker dan kanker leher
usia 15 tahun tinggi. Paling tidak pada usia rahim mendapatkan
35 tahun dan 45 tahun tatalaksana sesuai standar
Deteksi dini Kanker Leher Rahim dapat
dilakukan melalui:

Inspeksi Visual dengan


Asam Asetat (IVA)

Pap Smear

Kolposkopi

Tes DNA HPV  Tes performa tinggi


Kemenkes Berkomitmen Untuk Melakukan Transformasi Sistem Kesehatan Sebagai Upaya
Memperbaiki Sistem Kesehatan di Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan


RPJMN Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat
bidang kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
obat dan makanan
kesehatan reproduksi

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem ketahanan


layanan rujukan kesehatan
a b c d a b
Meningkatkan
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
akses dan mutu
Penduduk primer sekunder kapasitas dan ketahanan sektor ketahanan
6 layanan sekunder
Penambahan kapabilitas farmasi & alat tanggap darurat
kategori Penguatan peran kader, Screening 14 penyakit & tersier
kampanye, dan imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di
kesehatan Jejaring nasional
utama tertinggi di tiap sasaran surveilans berbasis lab,
membangun gerakan, menjadi 14 antigen Revitalisasi jejaring dan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri 14
dan perluasan usia, screening stunting, & standardisasi layanan di pengampuan 4 layanan tenaga cadangan tanggap
menggunakan platform vaksin rutin, top 10 obat,
peningkatan ANC untuk Puskesmas, Posyandu, unggulan, kemitraan top 10 alkes by volume & darurat, table top exercise
digital dan tokoh cakupan di seluruh
kesehatan ibu & bayi. dan kunjungan rumah dengan world’s top kesiapsiagaan krisis.
masyarakat Indonesia. by value.
healthcare centers.

4 Transformasi sistem pembiayaan 5 Transformasi SDM Kesehatan 6 Transformasi teknologi


kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar bioteknologi di sektor kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien. negeri. a Teknologi informasi b Bioteknologi

11
Dalam rangka mendukung akselerasi eliminasi
kanker leher rahim global, pada tahun 2023
Indonesia telah menyusun

Rencana Aksi Nasional


Eliminasi Kanker Leher Rahim
tahun 2023 - 2030
Rencana Aksi Nasional
Eliminasi Kanker Leher Rahim
2023-2030
Rencana Aksi Eliminasi Kanker Leher Rahim terdiri dari
4 Pilar dan 10 Area Prioritas

PILAR 1 : PILAR 2 :
PEMBERIAN LAYANAN EDUKASI, PELATIHAN & PENYULUHAN

Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 4: Penguatan Tenaga Kesehatan


Prioritas 2: Skrining 01 02 Prioritas 5: Kesadaran Masyarakat dan Edukasi
Prioritas 3: Tatalaksana

04 03
PILAR 4 :
PENGELOLAAN & PILAR 3 :
PENGORGANISASIAN PENDORONG KEMAJUAN
Prioritas 8: Tata Kelola & Kebijakan Prioritas 6: Monitoring, Evaluasi & Penelitian
Prioritas 9: Pembiayaan untuk Eliminasi Prioritas 7: Digital Enablers
Prioritas 10: Kolaborasi & Kemitraan Antarsektor
Rencana Aksi Eliminasi Kanker Leher Rahim terdiri dari
4 Pilar dan 10 Area Prioritas

PILAR 1 : PILAR 2 :
PEMBERIAN LAYANAN EDUKASI, PELATIHAN & PENYULUHAN

Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 4: Penguatan Tenaga Kesehatan


Prioritas 2: Skrining 01 02 Prioritas 5: Kesadaran Masyarakat dan Edukasi
Prioritas 3: Tatalaksana

04 03
PILAR 4 :
PENGELOLAAN & PILAR 3 :
PENGORGANISASIAN PENDORONG KEMAJUAN
Prioritas 8: Tata Kelola & Kebijakan Prioritas 6: Monitoring, Evaluasi & Penelitian
Prioritas 9: Pembiayaan untuk Eliminasi Prioritas 7: Digital Enablers
Prioritas 10: Kolaborasi & Kemitraan Antarsektor
Target Nasional untuk Eliminasi Kanker Serviks Tahun 2030

90% 75% 90%

90% anak perempuan dan 75% perempuanusia 30-69 90% perempuan dengan lesi pra
laki-laki divaksinasi HPV tahun diskrining kanker dan kanker leher rahim
sebelum usia 15 tahun menggunakan tes DNA HPV mendapatkan tatalaksana
Prioritas 1: Prioritas 2: Prioritas 3:
PILAR 1 Vaksinasi Skrining Tatalaksana

TUJUAN
Memastikan perluasan program vaksinasi HPV secara nasional dilaksanakan dengan baik di sekolah dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan
semua Lembaga lain yang dapat menjangkau populasi sasaran, termasuk anak-anak yang bersekolah dan tidak bersekolah (anak
perempuan dan laki-laki) serta wanita berusia antara 21 & 26 tahun

Target Fase 1 : 2023 sampai 2027


o Semua anak perempuan menerima vaksinasi lengkap pada usia 11 dan 12 tahun (Kelas 5 dan 6 atau setara)
90% o Semua anak perempuan yang tidak bersekolah menerima vaksinasi pada usia 11 dan 12 tahun
o Semua anak perempuan yang belum menerima vaksinasi harus menerima vaksinasi lanjutan pada usia 15 tahun
o Vaksinasi lanjutan akan diberikan kepada semua perempuan dewasa yang berusia di atas 21 hingga 26 tahun, sesuai permintaan dan
kebutuhan

Fase 2 : 2028 sampai 2030

90% o Semua anak perempuan menerima vaksinasi lengkap pada usia 11 dan 12 tahun (Kelas 5 dan 6 atau setara)
o Semua anak perempuan yang tidak bersekolah menerima vaksinasi pada usia 11 dan 12 tahun
o Semua anak perempuan yang belum menerima vaksinasi harus menerima vaksinasi lanjutan pada usia 15 dan 21 tahun
o Semua anak laki-laki menerima vaksinasi lengkap pada usia 11 dan 12 tahun (Kelas 5 dan 6 atau setara)
o Semua anak laki-laki yang tidak bersekolah menerima vaksinasi pada usia 11 dan 12 tahun
o Semua anak laki-laki yang belum menerima vaksinasi harus menerima vaksinasi lanjutan pada usia 15 tahun
o Vaksinasi lanjutan akan diberikan kepada semua perempuan dewasa yang berusia di atas 21 hingga 26 tahun, sesuai permintaan dan
kebutuhan
Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 2: Prioritas 3:
PILAR 1 Skrining Tatalaksana

TUJUAN
Memastikan pemberian dan penerapan program skrining kanker leher rahim secara nasional yang menyasar semua wanita berusia 30
hingga 69 tahun

Target Fase 1 : 2023 sampai 2027


o Semua wanita berusia antara 30 hingga 69 tahun diskrining menggunakan tes DNA HPV sebagai metode skrining utama
70%

Fase 2 : 2028 sampai 2030

75% o Semua wanita berusia antara 30 hingga 69 tahun melakukan skrining setiap 10 tahun sekali menggunakan tes DNA HPV sebagai
metode skrining utama

Strategi 2.1 : Memastikan ketersediaan sumber daya yang berkualitas, memastikan tes dengan performa tinggi serta
memprioritaskan pengadaan produk lokal berkualitas tinggi
Strategi 2.2 : Meningkatkan kualitas dan cakupan skrining kanker leher rahim.
Strategi 2.3 : Meninjau dan meningkatkan efisiensi metode skrining, peralatan dan teknologi
Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 2: Prioritas 3:
PILAR 1 Skrining Tatalaksana

TUJUAN
Menyediakan jalur pengobatan yang tepat waktu dan komprehensif bagi wanaita dengan lesi pra-kanker atau wanita yang terdiagnosis
kanker leher rahim agar memiliki akses terhadap pengobatan dan perawatan yang berkualitas

Target Fase 1 : 2023 sampai 2027


o Semua wanita dengan pra-kanker mendapatkan pengobatan
70% o Semua wanita dengan kanker invasif mendapatkan penanganan yang tepat
Fase 2 : 2028 sampai 2030

90% o Semua wanita dengan pra-kanker mendapatkan pengobatan


o Semua wanita dengan kanker invasif mendapatkan penanganan yang tepat
Rencana Aksi Eliminasi Kanker Leher Rahim terdiri dari
4 Pilar dan 10 Area Prioritas

PILAR 1 : PILAR 2 :
PEMBERIAN LAYANAN EDUKASI, PELATIHAN & PENYULUHAN

Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 4: Penguatan Tenaga Kesehatan


Prioritas 2: Skrining 01 02 Prioritas 5: Kesadaran Masyakarat dan Edukasi
Prioritas 3: Tatalaksana

04 03
PILAR 4 :
PENGELOLAAN & PILAR 3 :
PENGORGANISASIAN PENDORONG KEMAJUAN
Prioritas 8: Tata Kelola & Kebijakan Prioritas 6: Monitoring, Evaluasi & Penelitian
Prioritas 9: Pembiayaan untuk Eliminasi Prioritas 7: Digital Enablers
Prioritas 10: Kolaborasi & Kemitraan Antarsektor
Rencana Aksi Eliminasi Kanker Leher Rahim terdiri dari
4 Pilar dan 10 Area Prioritas

PILAR 1 : PILAR 2 :
PEMBERIAN LAYANAN EDUKASI, PELATIHAN & PENYULUHAN

Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 4: Penguatan Tenaga Kesehatan


Prioritas 2: Skrining 01 02 Prioritas 5: Kesadaran Masyarakat dan Edukasi
Prioritas 3: Tatalaksana

04 03
PILAR 4 :
PENGELOLAAN & PILAR 3 :
PENGORGANISASIAN PENDORONG KEMAJUAN
Prioritas 8: Tata Kelola & Kebijakan Prioritas 6: Monitoring, Evaluasi & Penelitian
Prioritas 9: Pembiayaan untuk Eliminasi Prioritas 7: Digital Enablers
Prioritas 10: Kolaborasi & Kemitraan Antarsektor
Rencana Aksi Eliminasi Kanker Leher Rahim terdiri dari
4 Pilar dan 10 Area Prioritas

PILAR 1 : PILAR 2 :
PEMBERIAN LAYANAN EDUKASI, PELATIHAN & PENYULUHAN

Prioritas 1: Vaksinasi Prioritas 4: Penguatan Tenaga Kesehatan


Prioritas 2: Skrining 01 02 Prioritas 5: Kesadaran Masyarakat dan Edukasi
Prioritas 3: Tatalaksana

04 03
PILAR 4 :
PENGELOLAAN & PILAR 3 :
PENGORGANISASIAN PENDORONG KEMAJUAN
Prioritas 8: Tata Kelola & Kebijakan Prioritas 6: Monitoring, Evaluasi & Penelitian
Prioritas 9: Pembiayaan untuk Eliminasi Prioritas 7: Digital Enablers
Prioritas 10: Kolaborasi & Kemitraan Antarsektor
Topik
Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia
Upaya Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjutnya
Perluasan Deteksi Dini dengan DNA HPV

TOPIK
Algoritma Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Menggunakan Metode DNA HPV

FKTP FKRTL
Rujuk ke
Sp.Og(Onk)
DNA HPV +
Kolposkopi
Menopause Skrining ulang Papsmear
10 tahun
DNA HPV DNA HPV –

Curiga kanker DNA HPV –


Skrining ulang
10 tahun
IVA –

IVA ulang
DNA HPV + Selain 16/18
Populasi Sasaran 3 tahun
(perempuan usia 30-69
Normal

Inspekulo IVA ulang


tahun yang telah kontak Tipe 16 dan 18
DNA HPV IVA - 1 tahun
seksual)
Belum Co-testing
Menopause DNA HPV –
Krioterapi/ IVA ulang 6
Thermal Ablation bulan kemudian
IVA +
Catatan:
Klien dengan HIV/AIDs dilakukan:
• Test DNA HPV setiap 3 tahun DNA HPV +
IVA
• Bila Test DNA HPV (+) dilakukan IVA tiap tahun dan diulang Test Krioterapi/ IVA ulang 6
DNA HPV setiap 3 tahun sampai (-) Thermal Ablation bulan kemudian
IVA +
Kompetensi Dokter dan Bidan
Dalam melakukan deteksi dini kanker leher rahim

DOKTER BIDAN
Sistem Reproduksi Wanita Ginekologi Tingkat Kemampuan
Lingkupan
Pemeriksaan Fisik Asuhan No Daftar Keterampilan
Kebidanan Bidan Ahli Madya Bidan
5 Pemeriksaan fisik umum termasuk pemeriksaan payudara 4A
(inspeksi dan palpasi)
12. Kesehatan 4 Skrining kanker serviks dengan 4
6 Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna 4A Reproduksi dan IVA test
Seksualitas
7 Pemeriksaan speculum : inspeksi vagina dan serviks 4A perempuan 5 Pelaksanaan krioterapi dengan 3
IVA test positif
8 Pemeriksaan bimanual: palpaso vagina, serviks, korpus uteri 4A
dan ovarium 6 : Pemeriksan pap smear 3
Tingkat Keterampilan
9 Pemeriksaan rektal: palpaso kantung Douglas, uterus, adneksa 3 1. Mampu memahami untuk diri sendiri
2. Mampu memahami dan menjelaskan
10 Pemeriksaan combined recto-vaginal 3
3. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan di bawah supervise
4. Mampu memahami, menjelaskan, dan melaksanakan secara mandiri

Sumber: Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012 Sumber: Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2020
Implementasi : Alur Pelaksanaan Kegiatan

Sasaran datang ke : • Pengambilan sampel cairan serviks dan Pengantaran spesimen cairan serviks ke
- Puskesmas pemeriksaan IVA di Puskesmas laboratorium rujukan** disertai dengan print
- FKTP lainnya* • Pencatatan Identitas klien dan hasil pemeriksaan out rekapitulasi spesimen yang diantar
- RS* IVA pada GSpreadsheet

Pemeriksaan sampel di
Laboratorium (Ekstraksi DNA
dan Tes PCR)*

• Penyampaian hasil dari puskesmas ke klien • Pengisian hasil pemeriksaan DNA HPV ke *Vendor akan melakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah diisi GSpreadsheet oleh laboratorium rujukan optimasi alat PCR dan
lab pada GSpreadsheet dan hasil pemeriksaan • Pengunggahan hasil individu DNA HPV ke melatih/mendampingi
individu (unduh dari folder gdrive) folder gdrive yang telah disediakan pemeriksaan spesimen OJT
• dan tindak lanjut hasil pemeriksaan
Tatalaksana Lesi Prakanker

FKTP FKRTL

Tindak lanjut lesi pra kanker Tindak lanjut lesi pra kanker

positif Krioterapi
atau • LEEP : Loop Excision
Thermal Ablation Electrocauter Procedure atau
• LLETZ : Large Loop Excision of
TCA : Terapi Trichloroacetic the Transformation Zone
acid
Deteksi Dini kanker
leher rahim negatif
Metode: Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) Penanganan Kasus

Bedah

Curiga Prosedur diagnostik Kemoterapi


kanker sesuai standar
Terdiagnosis Radioterapi
kanker
Penanganan komprehensif dan
mutakhir
Tatalaksana Lesi Prakanker

FKTP FKRTL

Tindak lanjut lesi pra kanker Tindak lanjut lesi pra kanker

positif Krioterapi Kolposkopi

Thermal Ablation • LEEP : Loop Excision


Electrocauter Procedure atau
TCA : Terapi Trichloroacetic • LLETZ : Large Loop Excision of
acid the Transformation Zone
Deteksi Dini kanker
leher rahim negatif
Metode: Inspeksi Visual
Thermal ablation digunakan Penanganan Kasus
Asam Asetat (IVA)
sebagai modalitas alternatif tindak Krioterapi
lanjut lesi prakanker Bedah

untuk daerah yang sulit Kemoterapi


Curiga Prosedur diagnostik
mendapatkan atau adanya
kanker sesuai standar
keterbatasan penyediaan gas pada Terdiagnosis Radioterapi
krioterapi karena thermal ablation kanker
hanya menggunakan daya listrik
Penanganan komprehensif dan
mutakhir

Thermal Ablation
Topik
Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia
Upaya Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjutnya
Perluasan Deteksi Dini dengan DNA HPV

TOPIK
Sasaran Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Kriteria Sasaran
Perempuan Usia 30-69 tahun yang sudah pernah
berhubungan seksual.

Jumlah Test DNA HPV Tahap Awal


538.700 perempuan usia 30-69 tahun

Lokasi Tahap Awal


16 Provinsi

32
Lokus Perluasan Tahap Awal
Jambi Kalimantan Timur Sulawesi Utara
Kota Jambi Kota Samarinda Kota Manado

Sumatera Selatan
Kota Palembang

Kalimantan Barat
Kota Balikpapan

Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Jawa Tengah
Sumatera Barat
Kota Semarang
Kota Padang
NTT
Lampung Kota Kupang
Bandar Lampung

Banten DIY Bali


Kota Denpasar Lokus piloting
Kab. Tangerang Kab. Bantul (sudah dilakukan OJT)

DKI Jakarta Jawa Barat NTB Mendapatkan sosialisasi dan


OJT tahap 1
5 Kotamadya Kota Depok Kota Mataram Mendapatkan sosialisasi dan OJT
tahap selanjutnya
Jumlah Alokasi Reagen DNA HPV

Provinsi Kab/Kota Lokus Jumlah Alokasi 1* Jumlah Alokasi 2*


​Catatan:
1 Sumatera Selatan Kota Palembang 23.700 40.000
2 Sumatera Barat Kota Padang 1.500 8.000
3 Jambi Kota Jambi 5.800 40.200 * Sosialisasi dan OJT tahap 1
dilakukan pada November-Desember
4 Lampung Kota Bandar Lampung 49.400
2023 di 10 Provinsi:
5 Banten Kab. Tangerang 29.800
6 DKI Jakarta 5 Kotamadya 252.100 1. Sumatera Selatan
7 Jawa Barat Kota Depok 9.600 2. Sumatera Barat
8 DI Yogyakarta Kab. Bantul 1.500 3. Jambi
4. Lampung
9 Jawa Tengah Kota Semarang 14.600
5. Banten
10 Bali Kota Denpasar 8.300 2.000 6. Jawa Barat
11 NTB Kota Mataram 1.100 3.000 7. Jawa Tengah
12 NTT Kota Kupang 4.500 4.500 8. Bali
9. NTB
13 Kalimantan Barat Kota Pontianak 7.000 15.000
10. Kalimantan Timur
14 Kalimantan Timur Kota Samarinda 4.300 5.000
15 Sulawesi Utara Kota Manado 200 5000
16 Sulawesi Tenggara Kota Kendari 2.600
416.000 122.700

*pembulatan
Pre-Implementasi : Koordinasi dan Persiapan

1 Koordinasi dengan Dinas Kesehatan


Provinsi dengan kabupaten/Kota
Distribusi BMHP pengambilan sampel
2 Identifikasi lokus dan sumber daya yang
diperlukan meliputi:
• Pemetaan puskesmas pelaksana
• Identifikasi kebutuhan keterlibatan pustu
3 Identifikasi dan pembagian sasaran
meliputi:
• Identifikasi jumlah sasaran
• Pembagian sasaran tiap lokus
ke Kabupaten/Kota
• Identifikasi ketersediaan Dokter/Bidan serta
ATLM yang akan terlibat
• Identifikasi kebutuhan BMHP yang diperlukan

6 Optimasi, uji fungsi dan validasi


reagen DNA HPV oleh Laboratorium
Rujukan
5 Sosialisasi Pelaksanaan Kepada stakeholders
terkait dan puskesmas pelaksana
dan pembekalan petugas bersama Dinas 4
Penyusunan Strategi pelaksanaan
meliputi:
• Pemetaan wilayah
• Identifikasi enablers tiap lokus dalam
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian
Kesehatan penjaringan sasaran
Distribusi BMHP pengambilan sampel ke • Membangun Kerjasama dan kolaborasi LPLS
Puskesmas
35
Pengorganisasian
No Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Kab/Kota Lab Rujukan Puskesmas
1 Koordinator Utama Koordinator Kab/Kota Koordinator Puskesmas Membuat timeline rencana lama Melakukan penjaringan sasaran
penyelesaian pemeriksaan sesuai dan/ atau pemberdayaan kader
target untuk memobilisasi sasaran

2 Penyediaan BMHP (reagen PCR, Pengiriman BMHP Kit Pendataan dan mapping Membuat SOP/Juknis perlakuan Melakukan pengambilan sampel
reagen ekstraksi, collecting kit) Pengambilan Sampel ke Kab/Ko puskesmas beserta petugasnya sampel di puskemas, cara
mengemas dan cara penyimpanan
sampel di puskesmas dan
penyimpanan sampel selama
pengiriman

3 Pembiayaan pemeriksaan dan Penentuan Faskes lokus Mengatur mekanisme penerimaan Melakukan penyimpanan sampel
transportasi sampel pemeriksaan dan penyimpanan sampel sementara di
puskesmas/mengemas sampel dan
mengirim sampel

4 Sosialisasi implementasi Penentuan sasaran tiap lokus Melakukan pemeriksaan sampel Memastikan sampel dalam
introduksi HPV DNA Faskes pemeriksa keadaan baik
5 Pembekalan petugas Mengatur mekanisme pengiriman Melakukan pencatatan hasil Melakukan pencatatan data dasar
sampel dari puskesmas ke lab pemeriksaan sampel dan data pengambilan sampel dari
sasaran yang dilakukan
pemeriksaan

6 Distribusi reagen ke lab rujukan Distribusi BMHP Kit Mengatur mekanisme mobilisasi
dan distribusi collecting kit ke Pengambilan Sampel ke Faskes sasaran
Dinkes Provinsi --> vendor lokus
Topik
Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia
Upaya Penanggulangan Kanker Leher Rahim
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Tindak Lanjutnya
Perluasan Deteksi Dini dengan DNA HPV
Deteksi Dini Kanker Payudara

TOPIK
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara

FKTP FKRTL

DD dan Pemeriksaan Lanjutan

Deteksi Dini Kanker SADANIS : Pemeriksaan Klinis USG Payudara


Kanker Payudara
Leher Rahim dan
Payudara Mammografi
Payudara USG Payudara
CT Scan dll
ALGORITMA PENINGKATAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA UKURAN <2 CM
MENGGUNAKAN USG OLEH DOKTER UMUM YANG TERSERTIFIKASI
FKTP FKRTL
Familial Tatalaksana
Genetic
Risiko Sangat Breast Profilaksis
Conseling & Tes Cancer Sesuai SpBKOnk
Tinggi** BRCA 1/2
Surveilans
Ulang 1x/ tahun
Risiko Tinggi Simple cyst
pemeriksaan
(memiliki Skoring setiap 1 thn
3-7) Normal

SADANIS
SADANIS
Faktor Risiko: @Skor 1 (Perabaan + USG)
1. Usia ≥ 50 tahun
2. Riwayat tumor jinak Dokter Spesialis Radiologi/
payudara
Dokter Spesialis Radiologi non

Non Simple Cyst


3. Tidak menikah >30 th
4. Tidak memiliki anak >30 th Konsultan PRP Meragukan
- USG
Populasi 5. Tidak menyusui >30 th
- Mamografi usia ≥ 40 thn
(konsultasi
6. Riwayat KB hormonal >10 gambar)
Sasaran th
7. Obesitas
(perempuan usia 30- Breast Imaging Reporting Data
65 tahun)* Dokter Spesialis
System 1-5
Radiologi Konsultan
BI-RADS 1 PRP
Ulang Kontrol 6
pemeriksaan BI-RADS 2-3
Risiko Rendah bulan/ 1
setiap 3 thn
SADANIS Simple cyst tahun BI-RADS 4-5
(memiliki
skoring <3) (Perabaan + USG)
Normal
Multi Discipline Team (Diagnostik dan tatalaksana)
**Risiko Sangat Tinggi yang direkomendasikan untuk pemeriksaan genetic, apabila ada anggota keluarga: - Dokter Spesialis Bedah Onkologi Konsultan
1. generasi tingkat pertama dengan riwayat ca mammae dan/ atau ca ovarium usia muda (<40 tahun) - Dokter Spesialis Radiologi/ Dokter Spesialis Radiologi Konsultan PRP
2. generasi tingkat pertama dengan riwayat ca mammae dan/ atau ca ovarium pada dua orang atau lebih - Dokter Spesialis Radiosi Onkologi
3. generasi tingkat pertama dengan riwayat ca mammae laki-laki
4. generasi tingkat pertama dengan riwayat ca mammae kiri dan kanan - Dokter Spesialis Patologi Anatomi
5. generasi tingkat pertama dengan riwayat pemeriksaan imunohistokimia triple negative - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi Medik
6. generasi tingkat pertama yang memiliki hasil pemeriksaan genetik positif
Hasil Non – Simple Cyst dikonsultasikan ke PDSRI melalui KOMEN
KOMEN yang dikembangkan di 2018 berbasis faskes dan difokuskan untuk melayani konsultasi parsial antar fasilitas kesehatan

Dokter di FKTP Masa tunggu 15 menit, bila tidak


mengunggah hasil USG Payudara direspon maka konsultasi akan
(format DICOM) dan pemeriksaan dilempar ke pilihan dr spesialis
lainnya disertai Diagnosis dan Terapi lain
sementara (bidang yang sama)

FKTP/ FKRTL Server data dikelola Pusdatin


(SIMPUS/SIMK dr. Sp R merespon FKRTL
Dokter di FKTP/RSUD mengupdate
LINIK/SIMRS) SIMPUS/SIMRS nya berdasarkan melalui KOMEN
respon dr. Sp

SATUSEHAT
Dashboard P-care
Data terupdate dI SIMPUS/SIMRS
dikirim ke SATUSEHAT Platform
SATUSEHAT
PLATFORM SATUSEHAT
Mobile

1. Untuk itu, fitur telekonsultasi pada KOMEN akan tetap digunakan untuk NAMED di FKTP mendapatkan respon saran dan rekomendasi dari dokter spesialis di FKRTL
2. KOMEN akan terintegrasi dengan SIMPUS (sebagai modul dari SIMPUS)
3. Seluruh data demografi dan klinis (termasuk diagnosa + USG) diinput di SIMPUS, untuk kemudian dikirim dan disimpan ke SATUSEHAT PLATFORM
4. Data di SS Platform akan ditampilkan di Dashboard Registry KJSU, sub-registry Kanker pada SATUSEHAT DATA untuk diakses oleh Pengampu Program, BPJS
Kesehatan, dan Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota
5. Tarif layanan dibayarkan setelah hasil konsultasi diterima (BPJS dan non BPJS)

Anda mungkin juga menyukai