Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN PROGRAM

PENANGGULANGAN
KANKER LEHER RAHIM DAN
KANKER PAYUDARA

dr. Aldrin. SpAk(K), MARS, M.Biomed (Onk), M.Kes, SH


Epidemiolog Ahli Madya
Koordinator Substansi Penyakit Kanker & Kelainan Darah
Kementerian Kesehatan RI
Hasil Belajar
(HB)

Setelah mengikuti mata pelatihan


ini, peserta diharapkan mampu
memahami kebijakan program
penanggulangan kanker leher
rahim dan kanker payudara.
Indikator Hasil Belajar (IHB)

Setelah mengikuti mata pelatihan ini,


peserta diharapkan dapat:
a) Menjelaskan situasi dan menganalisis
masalah kanker leher rahim dan kanker
payudara;
b) Menjelaskan strategi penanggulangan
kanker leher rahim dan kanker
payudara;
c) Menjelaskan kegiatan pokok
penanggulangan kanker leher rahim dan
kanker payudara.
KANKER

FAKTOR RISIKO

BENTUK &
MUTASI DAMPAK
SEL NORMAL SEL KANKER FUNGSI
BERULANG NEGATIF
ABNORMAL
FAKTOR RISIKO

• 1/3 kematian kanker


berkaitan dg faktor risiko
obesitas, merokok, alkohol,
kurang makan buah & sayur,
kurang aktivitas fisik

• Infeksi merupakan faktor


risiko dari 30% kejadian
kanker di LMIC
Angka Kematian akibat Kanker : Distribusi Negara Maju
dan Sedang Berkembang

Total Kematian (dalam juta)


Proyeksi WHO di Seluruh Dunia
11.4
12
9.1
10
7.5
8
8.9
6 6.7
5.5
4
2
2.1 2.3 2.5
0
2005 2015 2030
Negara-Negara Maju Negara-Negara Sedang Berkembang

http://www.who.int/healthinfo/statistics/
Penyebab kematian tertinggi didunia
7 (10 juta kematian, 2020)
Terutama pada negara berkembang
Akses deteksi dini & th/ merupakan masalah yang umum
Tingginya kejadian tidak selalu sejajar dengan tingginya kematian

Ketersediaan informasi, Sumber daya Deteksi & Diagnosis


Dini serta Pengobatan & Kepedulian masyarakat
FAKTA

Kanker serviks tidak masuk


Kanker payudara merupakan
dalam urutan 5 kanker
kanker terbanyak dengan
terbanyak di dunia 
prognosis baik bila
penerapan menejemen
ditemukan dini
penanggulangan kanker

Proyeksi peningkatan angka


LIMC : penemuan dini &
kematian akibat kanker di
ketersediaan akses diagnosis
negara berkembang jauh
& komprehensif terapi
lebih tinggi dari pada negara
merupakan masalah yang
maju  sumber daya &
besar
utilisasi
Perlu penguatan deteksi dini untuk penanganan kanker yang lebih baik

11
UPAYA PENCEGAHAN KANKER

Imunisasi HPV
(Kanker Serviks)
Imunisasi Hepatitis
(Kanker hati)

DETEKSI DINI SADARI,


SADANIS, IVA, LDCT, PAPS,
MAMOGRAFI, DLL

PROTOKOL
PENGOBATAN
10 PENYAKIT
KANKER TERBANYAK

Late Stage

KASUS & PERTAMBAHANNYA TINGGI TERDIAGNOSIS STADIUM LANJUT PROGONIS BURUK BEBAN BERAT
Beban Pembiayaan Kanker

4
1 Kanker terbanyak di Indonesia yaitu kanker payudara dengan
angka kematian tertinggi
2 Cakupan skrining masih rendah (8.29%)
Permasalahan 3
Baru 45% puskesmas melakukan deteksi dini kanker (laporan
dinas kesehatan)
Kanker Di
Indonesia 4 Cakupan layanan paliatif baru 1% dari kebutuhan (imPACT
2018)
5 70% kasus kanker datang pada stadium lanjut (SIRS 2015)
Waktu tunggu yang panjang (9-15 bulan) sejak didiagnosis
6
sampai mendapatkan terapi definitif (PERABOI)

15
KANKER & PENANGGULANGANNYA Genetik
Prioritas intervensi

(5-10%)
Faktor risiko
Sporadik Prilaku &
(90-95%) lingkungan

Sel normal Sel kanker


Sebagian Kematian akibat kanker Dapat
dicegah Imunisasi HPV,
Hepatitis
Perlindungan Pengobatan sesuai
Cegah Faktor Risiko Deteksi & terapi dini
khusus standar

SADARI, SADANIS, IVA, LDCT, PAPS,


Tenaga Promosi kesehatan MAMOGRAFI, KRIOTERAPI DLL

Informasi & Petunjuk


PROTOKOL PENGOBATAN

Meningkatkan pengetahuan, keikutsertaan, & kepatuhan masyarakat

Keterlibatan Lintas Program & Lintas Sektor


STRATEGI PENANGGULANGAN KANKER PAYUDARA

The Global Breast Cancer Initiative/ GBCI Strategi Nasional Penanggulangan Kanker
(2021) Payudara di Indonesia (RAN Kanker 2022-
2024)
Pillar 1:
Promosi Kasus didiagnosis Pillar 1 : Perempuan usia 30-
kesehatan & 60% pada stage I atau II Promosi
Kesehatan 80% 50 tahun dideteksi
dini kanker
diagnosis dini
payudara
Pillar 2: Diagnosis
ditegakkan sejak
Diagnostik
Payudara 60 hari pengambilan sampel Pillar 2 :
Deteksi Dini 40%
Kasus didiagnosis
pada stage I atau II
Tepat Waktu patologi

Pillar 3: Kasus mendapatkan


Tata laksana terapi multi Untuk mendapatkan
kanker 80% modalitas termasuk
Pillar 3:
Tata laksana 90 hari pengobatan setelah
payudara paliatif kasus didiagnosis
komprehensif
STRATEGI PENANGGULANGAN KANKER LEHER RAHIM
Global Strategy for the Elimination of Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Leher
Cervical Cancer a Public Health Problem Rahim di Indonesia (RAN Kanker 2022-2024)
(2018)
Pillar 1:
Perempuan usia 30-50
Pillar 1:
Anak perempuan
Promosi 80 tahun dideteksi dini
Imunisasi Kesehatan kanker leher rahim
diimunisasi HPV %
HPV 60% sebelum usia 15
tahun
Pillar 2: Kasus didiagnosis

Perempuan Deteksi Dini 40 pada stage I atau II


Pillar 2:
Skrining mendapatkan %
Berkualitas
Tinggi
70% skrining berkualitas
tinggi pada usia 35 Pillar 3:
Program Demonstrasi
Imunisasi HPV pada BIAS
tahun dan 45 tahun (Bulan Imunisasi Anak
Perlindungan
Khusus
100 Sekolah) tahun 2016-2019
( 9 kab/kota), capaian
Pillar 3:
Perempuan dengan
% program tahun 2020 : 90%
Tata laksana
kanker leher lesi prakanker Untuk mendapatkan
Pillar 3:
maupun kanker
rahim yang
ditatalaksana
Tata laksana 90 hari pengobatan setelah
didiagnosis
komprehensif kasus
IMPLEMENTASI 4 PILAR
PENANGGULANGAN KANKER
PILAR TUJUAN SASARAN KEGIATAN

Promosi Kesehatan Mencegah orang Orang sehat Kampanye kenali kanker,


menjadi sakit faktor risiko kanker, deteksi
dini kanker
Perlindungan Khusus Mencegah infeksi Orang sehat Imunisasi Hepatitis B bagi
agen karsinogen bayi dan Imunisasi HPV
bagi murid SD kelas 5 dan
6
Deteksi Dini Menemukan faktor Orang berisiko IVA dan SADANIS pada
risiko dan kanker perempuan usia 30-50 tahun
secara dini minimal 3 tahun sekali

Tata laksana Kasus Mencegah Orang sakit Krioterapi


komplikasi dan Radioterapi
remisi Paliatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai