Anda di halaman 1dari 17

Nama : Mira Kiliana

Ataupah
Nim : 1907010167
Kelas : A IKM/V
Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Remaja
terhadap Perilaku Pencegahan
Kanker Serviks di Kecamatan
Teluk Mutiara Kabupaten ALor
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kanker serviks merupakan tumor di leher rahim yang disebabkan oleh virus Human
Papilloma Virus (HPV). Human palpiloma virus (HPV) masuk dalam daerah jaringan leher
rahim atau uterus. Di uterus HPV terus membelah, bermigrasi, mengisi sel bagian uterus, dan
mengambil alih siklus perkembangan sel mengikuti deferensiasi sel. Leher rahim yang
terinfeksi dan berfoliferasi dapat mengakibatkan terjadinya lesi pra kanker yang kemudian
berkembang menjadi kanker. Kanker serviks memberikan dampak secara fisik, psikologis,
dan sosial tidak hanya pada penderita namun bagi keluarga. Dampak kanker serviks
diantaranya adalah nyeri, perubahan warna kulit, dan konstipasi, perdarahan saat melakukan
hubungan seksual, munculnya kecemasan, isolasi sosial, dan gangguan peran, serta
kehilangan produktifitas. Kanker serviks merupakan penyebab kematian paling banyak yang
diderita oleh wanita. 4 World Health Organization (2016) 5 melaporkan sebanyak 445.000
kasus baru tahun 2012 dan sekitar 270.000 (60,7%) diantaranya meninggal akibat penyakit
ini. Dan menurut Global Burden Of Cancer In Women (2012) memperkirakan sebanyak
527.600 kasus dan sekitar 265.700 wanita meninggal akibat penyakit ini. Kanker serviks
merupakan peringkat kedua setelah kanker payudara penyebab kematian terbanyak.

3
LATAR BELAKANG MASALAH
Hampir 90% kematian kanker serviks terjadi di negara berkembang, Asia tenggara
memiliki ASR 9.9-15.kasus per 100.000 penduduk. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (2015)7 menyatakan bahwa kanker serviks menempati
peringkat pertama kasus kanker yang dialami wanita di Indonesia yaitu sebanyak
98.692 penderita. Salah satu propinsi yang memberikan kontribusi jumlah penderita
kanker serviks di Indonesia adalah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang
dengan jumlah kasus sebanyak 1.002 jiwa Tingginya angka penderita kanker
serviks menuntut pemerintah di negara maju maupun negara berkembang
untuk terus berupaya menurunkan angka kematian akibat kanker servik.
Kebijakan yang mendukung diantaranya melakukan skrining kanker serviks
melalui kegiatan pap smear sehinggalesi pra kanker dapat terdeteksi sejak
dini dan mendapat pengobatan segera (WHO, 2016). Walaupun kebijakan
tentang pencegahan kanker serviks sudah ditetapkan di Negara
berkembang termasuk Indonesia, namun masih banyak daerah yang
terbatas akses untuk melakukan skrining sehingga penderita tidak
mengetahui perkembangan penyakit ini (WHO, 2016). Penanggulangan
kanker serviks pada wanita harus dilakukan secara menyeluruh dan
terintegrasi salah satunya dengan melakukan deteksi kanker serviks sejak
dini melalui pemeriksaan IVA. 4
LATAR BELAKANG MASALAH
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) merupakan salah
satu cara untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yang paling
sederhana dengan menggunakan asam asetat 3-5% yang dioleskan
pada serviks dan tunggu sekitar sepuluh detik di observasi apakah
ada peradangan atau lesi pada serviks. Dampak yang ditimbulkan
kanker serviks menuntut wanita untuk meningkatkan upaya
pencegahan. Namun terkendala oleh wilayah yang luas dan terkait
dengan kesulitan transportasi dan komunikasi, sikapwanita enggan
melakukan pemeriksaan dini karena ketidaktahuan tentang bahaya
kanker serviks, rasa malu, rasa takut, malas, jauh dari rumah, dan
kendala biaya. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan
wanita tentang manfaat pemeriksaan dini IVA. Aini (2012)11 dalam
penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang kanker serviks dengan sikap pemeriksaan dini
dengan nilai p= 0,008, p
5
Rumusan Masalah
✘ Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
✘ Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Remaja terhadap Perilaku
Pencegahan Kanker Serviks di Kecamatan
Teluk Mutiara Kabupaten ALor

6
BAB I PENDAHULUAN

Hipotesis Tujuan Penelitian


Penelitian untuk mengetahui
✘ Terdapat hubungan Hubungan Tingkat
antara tingkat Pengetahuan dan Sikap
pengetahuan terhadap Remaja terhadap Perilaku
perilaku pencegahan. Pencegahan Kanker Serviks
✘ Terdapat hubungan di Kecamatan Teluk
antara sikap terhadap Mutiara Kabupaten ALor
perilaku pencegahan 

7
MANFAAT PENELITIAN

✘ Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai


bahan pembelajaran untuk mengetahui berbagai hal
tentang kanker serviks dan Pencegahanya.
✘ Bagi masyarakat, penelitian ini dapat berguna sebagai
informasi untuk penyuluhan tentang kanker serviks
dan manfaat Pencegahanya.
✘ Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat berguna
sebagai referensi tentang kanker serviks dan
Pencegahanya.

8
BAB II
Landasan Teori
Kanker serviks adalah kanker primer dari
serviks (kanalis servikalis dan atau porsio).Sel
kanker serviks berasal dari sel epitel serviks yang
mengalami mutasi genetik sehingga terjadi 2.1 Defenisi
perubahan perilaku. Sel epitel serviks yang Kanker
bermutasi melakukan pembelahan sel yang tidak Serviks
terkendali, imortal dan menginvasi jaringan stroma
yang dibawahnya. Jika mutasi genetik ini tidak
dapat diperbaiki maka akan terjadi petumbuhan
kanker.

10
2.2 Etiologi
Infeksi virus HPV (Human papilloma virus) merupakan penyebab
utama kanker serviks. Virus ini bersifat spesifik dan hanya akan tumbuh di
dalam sel manusia terutama pada epitel mulut rahim atau sel-sel lapisan
permukaan. Virus HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks
adalah virus HPV tipe 16 dan 18 yang mempunyai peranan penting dalam
replikasi virus melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengkode
pembentukan protein-protein yang penting.1 Onkoprotein E6 akan berikatan
dengan p53 (gen penekan tumor) menyebabkan p53 menjadi tidak aktif untuk
menekan pertumbuhan tumor, sedangkan untuk E7 akan berikatan dengan
pRb (produk gen retinoblastona) menjadi tidak aktif. HPV menempel pada
reseptor permukaan sel dengan perantara virus attachment yang tersebar pada
permukaan virus. HPV yang menempel pada reseptor permukaan sel akan
melakukan penetrasi, adanya luka mempermudah virus memasuki sel. Virus
masuk dan mengeluarkan genom setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus
masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi dengan DNA-nya
berubah menjadi MRNA.
11
2. 3 Faktor Risiko
✘ Perilaku seksual ✘
✘ Merokok Metode Kontrasepsi
Perilaku seksual seperti Menggunakan
Rokok mengandung
berganti-ganti mitra kontrasepsi oral (pil KB)
tembakau, di dalam
seksual dan usia pertama
tembakau tersebut untuk waktu yang lama
kali saat melakukan
terdapat kandungan (5 tahun atau lebih)
hubungan seksual sangat sedikit meningkatkan
bahan-bahan karsinogen
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
baik yang dihisap
kejadian kanker serviks
maupun yang dikunyah. serviks pada perempuan
skuamosa. Risiko
Asap rokok dengan infeksi HPV.
meningkat menjadi lebih
menghasilkan Polycyclic Tetapi ketika
dari 10 kali, bila saat
aromatic hydrocarbons penggunaan kontrasepsi
berhubungan seks
heterocyclic amine yang oral dihentikan, risiko
pertama kali di bawah
mutagen dan sangat tersebut dapat menurun
umur 15 tahun dan
karsinogen dengan cepat.
memiliki partner seksual
yang banyak (6 atau
lebih).

12
BAB III
METODOLOG
I
PENELLITIAN

13
3.1 JENIS PENELITIAN

✘ Penelitian ini menggunakan metode


analitik dengan rancangan cross sectional
yang bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Remaja terhadap Perilaku Pencegahan
Kanker Serviks di Kecamatan Teluk
Mutiara Kabupaten ALor

14
3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 Lokasi Penelitian 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini Penelitian di lakukan mulai


dilaksanakan di dari 12 April 2021 – 12
Kecamatan Teluk Juni 2021
Mutiara , Kabupaten
Alor

15
3.3 POPULASI DAN SAMPEL

✘ 3.3.1. Populasi ✘ 3.3. 2. Sampel


penelitian Penelitian
 
✘ Populasi target adalah ✘ Sampel penelitian
Remaja Putri berusia 14- berjumlah 75 remaja
19 Tahun Populasi
putri
terjangkau adalah remaja
di kecamatan teluk
mutiara yang berusia 14-
19 tahun
 

16
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai