Taeniasis
• Taeniasis (penyakit cacing pita) adalah infeksi parasit pada manusia
(dalam hal ini cacing pita dewasa) yang tergolong dalam genus Taenia.
Taenia Solium
• Penyakit Taeniasis Menyerang saluran pencernaan manusia (cacing
pita dewasa hanya hidup dlm saluran pencernaan)
• Manusia merupakan induk semang definitif (final host) cacing pita
sapi. Sementara itu pada cacing pita babi, manusia dapat bertindak
sebagai induk semang antara (intermediet host) di samping sebagai
induk semang definitif
• Cacing Taenia terdiri atas 3 jenis yaitu : Taenia Solium,
Taenia Saginata dan Taenia Asiatica
• Larva Taenia Solium menginfeksi jaringan lunak dan
menyebabkan penyakit Sistiserkosis (cysticercus)
• Bentuk cysticercus dari Taenia solium umumnya terdapat
pada daging babi yang dikenal dengan nama Cysticercus
cellulosae, tetapi juga sering ditemukan pada kucing, kera,
domba, sapi, anjing, dan pada manusia.
• Di sisi lain bentuk larva dari Taenia saginata terdapat
dalam daging sapi dan hewan memamah biak lainnya
seperti kerbau, antelope, jerapah, kijang, dan sebagainya
yang disebut dengan Cysticercus bovis atau C. innermis
• Masa inkubasi cysticercus bervariasi, gejalanya dapat terlihat dari
15 hari sampai beberapa tahun setelah infeksi terjadi.
• Manusia dapat mengandung satu sampai ratusan cysticercus dalam
berbagai jaringan dan organnya. Lokasi yang sering dijumpai yaitu
pada sistem saraf pusat (neurocysticercus) dan tempat yang kedua
yakni pada mata dan jaringan di sekitarnya (ocular dan periocular
cysticercosis). Lokasi pada otot dan jaringan ikat subkutneus
umumnya tidak menunjukkan gejala klinis, namun apabila jumlah
cysticercus-nya banyak akan menyebabkan terjadinya kesakitan
pada otot, kekakuan, dan kelemahan.
TAENIASIS
Sistiserkosis (cysticercosis)
Neurosistiserkosis (NCC)
Siklus Transmisi Taeniasis dan Cystisercosis
Gajala Klinis Pada Manusia
Rasa tidak enak di perut Kehilangan berat badan
gangguan pencernaan Malaise
Diare Anoreksia
Konstipasi Peningkatan nafsu makan
sakit kepala Rasa sakit ketika lapar
Anemia (hunger pain)
Nyeri abdomen Hiperestesia.
Diagnosa Taeniasis sp (Manusia)
a) Menanyakan riwayat
penyakit (anamnesis).
b) Pemeriksaan tinja
Teknis
Sedimentasi • Mendiagnosis
parasit usus
Eter
• Colok dubur
Anal Swab • Deteksi telur
cacing
• Struktur telur
Tes DNA do
• Membedakan
Blot telur cacing
Diagnosis sistiserkosis
menggunakan Enzyme-Linked
Immunoelectrotransfer
Blot(EITB) Assayyang
dikembangkan oleh Tsang
(1989)dan diproduksi oleh
Immunetics (Cambridge,
MA)(19). Sistiserkosis di
jaringan otak atau jaringan
lunak dapat juga didiagnosis
mengunakan Computed
Tomography(CT) scanning,
Magnetic Resonance
Imaging(MRI) dan X-ray jika
sistisersi mengalami kalsifikasi
Hewan Hewan
kecil Magnetic Besar Biasanya
Resonance dilakukan
Imaging secara post Diagnosa Taeniasis sp
(MRI) mortem
Melihat
(Hewan)
adanya kista Melakukan
yang sudah pemeriksaan
mengalami daging
kalsifikasi
tahun 2002-2009
survey taeniasis dan
sistiserkosis pada 660
orang menggunakan prevalensi di
metode deteksi Jayawijaya
mitokondria DNA di 50,1% (160
temukan 80 kasus sampel darah)
positif terinfeksi + Sistiserkosis
T.saginata dan Bali 1,65% (363
T.solium, juga sampel)
ditemukan 12 kasus
neurosistiserkosis.
Pencegahan
PADA HEWAN:
Dharmawan, N.S. 1996. Deteksi sistiserkosis Taenia saginata pada babi dan
sapi di Bali dengan ELISA. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
Cisarua, Bogor. 7 – 8 Nopember 1995. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm.
945 – 950.