Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN KAS

DAN REKENING K/L

DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA


Semarang, 19 Februari 2024

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Modernisasi Sistem Pembayaran Pemerintah
Melalui Restrukturisasi Rekening K/L

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2


Modernisasi Sistem Pembayaran Pemerintah
“Pembayaran Cashless “Teknologi Digital Jadi Juru
Keniscayaan” Selamat Ekonomi”

“Kita dapat menciptakan pemulihan ekonomi di tingkat akar


“Sistem pembayaran cashless atau pembayaran
rumput. Saya pikir peran inklusi keuangan dan teknologi digital
tanpa uang tunai saat ini sudah harus
menjadi sangat penting.“ -- Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani
diterapkan.” – Presiden RI, Joko Widodo

Adanya gap yang jauh antara sistem Pemerintah perlu menyiapkan pondasi sistem
pembayaran/belanja pemerintah pembayaran secara digital yang dapat direplikasi
dengan sektor private dan dihubungkan dengan berbagai sistem lainnya

-- Permasalahan lain-- -- Yang Harus Dilakukan --


Temuan BPK atas LKPP 2022 terkait Pengelolaan Kas dan Pemerintah mendorong akuntabilitas pengelolaan kas Bendahara
Rekening oleh Bendahara merupakan temuan berulang pada 3 melalui penguatan sistem dan regulasi serta mendorong budaya
(tiga) tahun terakhir. non tunai (cashless).

Pembayaran melalui mekanisme UP yang menjadi tanggung Modernisasi rekening Bendahara yang mendukung platform
jawab Bendahara relatif tinggi dengan nilai outstanding UP/TUP belanja yang berbasis digital, sehingga belanja pemerintah lebih
per hari Rp8-10 T. praktis, efektif, dan efisien.

Kecepatan penerimaan uang atas transaksi dari Bendahara oleh Pemerintah mendorong penyediaan sistem yang dapat
pihak ketiga (yang didominasi UMKM) kurang optimal. mempercepat pihak ketiga menerima uang dari Bendahara.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3
RESTRUKTURISASI REKENING PEMERINTAH MILIK K/L
Dalam rangka Penertiban Rekening Pemerintah dan Modernisasi Sistem Pembayaran serta sebagai Tindak Lanjut
Rekomendasi BPK, telah diterapkan restrukturisasi rekening dan pengembangan digital payment untuk belanja Pemerintah.

Rekening Pengeluaran
Perubahan Rekening Giro menjadi
Jumlah Satker 19.521 Rekening Virtual
Jumlah Rek. 22.198 Simplifikasi Rekening Satker
Saldo Rata2 >8 T Penggunaan fasilitas CMS, kartu debit,
dan dashboard rekening

Rekening Penerimaan Pemanfaatan aplikasi SPRINT untuk


Digitalisasi Pengelolaan pengendalian dan monitoring
Jumlah Satker 1.521
Jumlah Rek. 2.030 Rekening
Saldo Rata2 >400 M Minimalisasi penggunaan uang tunai

Rekening Lainnya Seluruh transaksi dilakukan secara


Jumlah Satker 3.927 elektronik
Mendorong Budaya Cashless
Jumlah Rek. 12.614
Saldo Rata2 >200 T Tercatat dalam sistem perbankan dan
dapat dimonitor

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 4


PENGATURAN REKENING PEMERINTAH MILIK K/L

PMK 182/PMK.05/2017 RESTRUKTURISASI PMK 183/PMK.05/2019


Lingkup Rekening
• Rekening Pengeluaran
• Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran
• Rekening Lainnya
Pengajuan dan Persetujuan
Eselon I Ke KPPN Mitra
Satker ke KPPN Mitra Satker Eselon I

Pembukaan Eselon I ke Bank (untuk Rek. Induk)


Satker ke Bank
KPPN Mitra Eselon I ke Bank
(untuk Rek. VA)

Giro Jenis Rekening dan Fasilitas


Rek. Induk dan Rek. Virtual
Cek/bilyet giro Kartu debit, CMS, tarik tunai
teller, user dashboard

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5


JENIS REKENING PEMERINTAH MILIK K/L
Rekening Pengeluaran
- Berbentuk Rekening Virtual pada Tingkat Satker
- Saldo Terkonsolidasi pada Rekening Induk di tingkat Eselon I K/L
- Diatur dengan PMK 183/PMK.05/2019
- Terdapat 13 Bank Mitra yang menjalin Kerja Sama dalam pelaksanaan PMK tersebut

Rekening Penerimaan
- Berbentuk Rekening Giro
- Uji coba menggunakan Rekening Virtual sejak 2022: Kejaksaan, Kemenkeu (mengacu pada
PER-10/PB/2021)
- Dioperasikan sebagai Rekening bersaldo Nihil yang seluruh penerimaannya dilimpahkan ke Rekening Kas Umum
Negara
- Diatur dengan PMK 182/PMK.05/2017
- Terdapat 58 Bank Mitra yang menjalin Kerja Sama dalam pelaksanaan PMK tersebut
Rekening Lainnya
- Berbentuk Rekening Giro atau Deposito (khusus BLU)
- Uji coba menggunakan Rekening Virtual sejak 2023: KPU, Bawaslu (mengacu pada PER-17/PB/2022)
- Merupakan Rekening yang digunakan untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada Rekening
Pengeluaran maupun Rekening Penerimaan
- Terbagi menjadi beberapa jenis dan dibuka sesuai dengan kebutuhan/proses bisnis pada tingkat satker lingkup K/L
- Diatur dengan PMK 182/PMK.05/2017
- Terdapat 58 Bank Mitra yang menjalin Kerja Sama dalam pelaksanaan PMK tersebut

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6


Struktur Rekening Pemerintah Milik Satker K/L

Rek. Pengelolaan Kas BLU (Giro &


Rek. Milik BLU Deposito)
Rek. Milik Satker Lingkup K/L Rek. Operasional BLU (Giro)

Rek. Rek. Milik Perwakilan RI (Giro) Rek. Dana Kelolaan (Giro)


Penerimaan
Rek. Penyaluran Dana Bantuan
(Giro) (Giro)
Rek. Rutin (Giro USD/mata uang
Rek. Rek. Penampungan Dana Hibah setempat)
Langsung (Giro)
Pengeluaran Rek. Kas Besi (Giro USD)
Rek. Penyaluran Dana Hibah
(VA) (Giro)
Rek. PNBP Rutin (Giro USD/mata uang
Rek. Penampungan Dana setempat)
Rek. Lainnya Kerjasama/Kemitraan (Giro)
Rek. Antara (Giro USD)
Rek. Penampungan Dana
Jaminan (Giro) Rek. Dana Titipan Di Luar Negeri (Giro
USD/mata uang setempat)
Rek. Penampungan Dana
Titipan (Giro)
Rek. Penampungan Sementara
(Giro)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7
Kewajiban Satker utk Ketertiban Pengelolaan Rekening

1
Melaporkan pembukaan rekening satker yang
telah disetujui Kuasa BUN kepada KPPN mitra

2 Melaporkan saldo rekening satker setiap bulan


(dpt sebagai lampiran LPJ Bendahara) kepada
KPPN mitra

3
Melaporkan penutupan rekening satker
kepada KPPN mitra

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 8


Modernisasi Transaksi Bendahara
Melalui CMS (Cash Management System)

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9


Gambaran Umum CMS

DEFINISI CMS MENURUT PMK 183/2019 MANFAAT PENGGUNAAN CMS

CMS adalah sistem aplikasi dan informasi yang menyediakan Monitoring mutasi transaksi dan
informasi saldo, transfer antar rekening, pembayaran saldo rekening
penerimaan negara dan utilitas, maupun fasilitas-fasilitas lain
dalam pelaksanaan transaksi perbankan secara realtime online.
Mencetak rekening koran

 CMS dapat diibaratkan sebagai internet banking versi


entitas/perusahaan. Transfer dana/pembayaran ke
 CMS merupakan fitur yang wajib disediakan oleh bank rekening penerima
mitra dari pembukaan rekening virtual (VA).
 CMS bersama dengan KKP serta platform Digipay
Penyetoran pajak/PNBP melalui
mendorong budaya non tunai (cashless) di lingkup
MPN G3
instansi pemerintah.

Pembayaran langganan daya dan


jasa
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10
TEMUAN BPK TERKAIT PENGELOLAAN KAS & REKENING

Pada LHP BPK atas LKPP 2022 terdapat beberapa temuan berulang terkait pengelolaan kas dan
rekening. Secara tren jumlah K/L semakin menurun, namun tetap perlu menjadi perhatian.
Jumlah K/L Nilai Temuan (Rp)
No Jenis Permasalahan
2021 2022 2021 2022
1 Pembukuan Bendahara Belum Tertib - 6 - -
2 Pengelolaan Kas Tunai Bendahara Pengeluaran melebihi ketentuan 1 6 - -
3 Potongan Pajak oleh Bendahara Belum/Terlambat Disetor ke Kas Negara - 2 - 53.531.877
4 Saldo Kas di Neraca Tidak Didukung Keberadaan Fisik Kas 2 5 127.974.137 5.710.307.065
5 Kas Terlambat/Belum Disetor ke Kas Negara 17 2 25.764.140.140 10.073.541.212
6 Permasalahan Signifikan Lainnya 27 15 18.873.637.602 46.105.585.482
JUMLAH 34 23 44.765.751.879 61.942.965.636

AKAR KETIDAKPATUHAN BELUM OPTIMALNYA BELUM OPTIMALNYA KETIDAKPATUHAN TERKAIT


MASALAH BENDAHARA PENGAWASAN DI SATKER BUDAYA CASHLESS PENGELOLAAN REKENING

BPK merekomendasikan Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah agar


menginstruksikan Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sistem pembayaran non tunai (cashless) dalam pengelolaan Kas Bendahara.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11
Penggunaan CMS per Bank & K/L (Data per 31 Desember 2023)
PROGRESS PENGGUNAAN CMS (NASIONAL) RAPOR PENGGUNAAN CMS PER BANK (NASIONAL)
No Bank Jml VA CMS VA % CMS
18000 60% 1 BRI 12.842 6.700 52%
16893 16483 52% 2 Bank Mandiri 4.040 2.570 64%
14948 56%
47% 3 BNI 3.501 2.166 62%
13870 42%
14000 4 BSI 1.308 704 54%
12003 11392 12342
5 BTN 215 117 54%
12741 10188 10695 9713 40% 6 BPD Jateng 54 31 57%
36%
10000 33 28 85%
31% 7 BPD Sumbar (Nagari)
7836
27% 9392 8 BPD Bali 29 0 0%
6601
6009 9 BPD Jatim 19 12 63%
6000
24%
20% 10 BPD Jabar-Banten 14 14 100%
5226 TOTAL 22.055 12.342 56%
2000
RAPOR PENGGUNAAN CMS PADA 83 K/L (NASIONAL)
TW I TW II TW III TW IV TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 No Penggunaan CMS Jumlah K/L
-2000 2022 2023 0% 1 CMS = 100% 28
Sudah Belum Persentase
2 90% ≤ CMS < 100% 8
3 80% ≤ CMS < 90% 9
4 70% ≤ CMS < 80% 4
Berdasarkan data perbankan sampai dengan 31 Desember 5 60% ≤ CMS < 70% 2
2023, dari total 22.055 rekening virtual (VA) yang dimiliki 6 50% ≤ CMS < 60% 14
7 40% ≤ CMS < 50% 6
83 K/L, sebanyak 12.342 VA (56%) telah menggunakan CMS 8 30% ≤ CMS < 40% (Kementerian Perdagangan = 32%) 6
untuk transaksi non tunai (cashless). 9 20% ≤ CMS < 30% 5
10 10% ≤ CMS < 20% 1
TOTAL K/L 83
12
Penggunaan CMS per Kanwil DJPb (Data per 31 Desember 2023)

No Nama Kanwil DJPb Jml VA CMS VA % CMS No Nama Kanwil DJPb Jml VA CMS VA % CMS

1 SULAWESI BARAT 267 239 90% 18 SULAWESI TENGAH 473 246 52%
2 KALIMANTAN SELATAN 579 453 78% 19 NUSA TENGGARA TIMUR 667 338 51%
3 DKI JAKARTA 2.661 2.021 76% 20 SUMATERA SELATAN 573 288 50%
4 BALI 449 324 72% 21 ACEH 972 485 50%
5 KALIMANTAN TENGAH 515 367 71% 22 KALIMANTAN BARAT 586 288 49%
23 BANGKA BELITUNG 298 145 49%
6 D.I. YOGYAKARTA 375 263 70%
24 SULAWESI TENGGARA 482 230 48%
7 BANTEN 431 273 63%
25 SUMATERA BARAT 766 354 46%
8 KEPULAUAN RIAU 363 219 60%
26 JAMBI 451 207 46%
9 JAWA TIMUR 1.627 964 59%
27 SULAWESI UTARA 496 221 45%
10 GORONTALO 264 154 58% 28 KALIMANTAN TIMUR 439 194 44%
11 KALIMANTAN UTARA 244 141 58% 29 LAMPUNG 496 216 44%
12 SULAWESI SELATAN 863 487 56% 30 PAPUA BARAT 408 174 43%
13 SUMATERA UTARA 982 549 56% 31 BENGKULU 384 139 36%
14 NUSA TENGGARA BARAT 431 240 56% 32 PAPUA 651 231 35%
15 JAWA TENGAH 1.303 724 56% 33 MALUKU 441 132 30%
16 RIAU 493 271 55% 34 MALUKU UTARA 349 72 21%
17 JAWA BARAT 1.276 692 54% TOTAL 22.055 12.342 56%
Keterangan:
Kolom % menggambarkan persentase VA yang sudah menggunakan CMS dibagi dengan kolom jumlah VA.
Data Kanwil DJPb diurutkan dari persentase tertinggi hingga terendah.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13
Penggunaan CMS pada Satker Lingkup Kemendag
K/L DENGAN JUMLAH VA 101-500 REKENING (13 K/L)
No Kode BA Nama K/L Jml VA CMS VA % CMS
1 027 Kementerian Sosial 121 111 92%
2 066 Badan Narkotika Nasional 246 215 87%
3 063 Badan Pengawas Obat dan Makanan 108 84 78%
4 024 Kementerian Kesehatan 284 217 76%
5 023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi 430 312 73%
6 029 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 296 186 63%
7 010 Kementerian Dalam Negeri 213 112 53%
8 019 Kementerian Perindustrian 109 56 51%
9 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan 472 202 43%
10 067 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 130 53 41%
11 090 Kementerian Perdagangan 183 58 32%
12 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika 194 60 31%
13 026 Kementerian Ketenagakerjaan 309 68 22%
No Unit Eselon I Jml VA CMS VA % CMS
BERDASARKAN BANK
BERDASARKAN ESELON I

1 Sekretariat Jenderal (01) 48 7 15%


2 Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (02) 69 25 36% No Nama Bank Jml VA CMS VA % CMS
3 Ditjen Perdagangan Luar Negeri (03) 40 9 23% 1 BNI 65 10 15%
4 Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional (04) 1 1 100% 2 BANK MANDIRI 64 23 36%
3 BRI 44 19 43%
5 Inspektorat Jenderal (05) 1 1 100%
4 BSI 8 4 50%
6 Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (06) 4 1 25%
5 BANK NAGARI 2 2 100%
7 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (07) 1 0 0%
TOTAL 183 58 32%
8 Badan Pengkajian & Pengembangan Perdagangan (08) 1 1 100%
9 Ditjen Perlindungan Konsumen & Tertib Niaga (09) 18 13 72%
TOTAL 183 58 32% Direktorat Jenderal Perbendaharaan 14
KENDALA PENGGUNAAN CMS & UPAYA TINDAK LANJUT

Kurangnya Pemahaman Kendala Teknis Unwilling to Switch Takut Ribet


Masih kurangnya pemahaman Satker belum menerima user CMS/belum Approval CMS yang perlu persetujuan
Satker/Bendahara enggan beralih
satker terkait dengan teknis diaktivasi/belum menerima token KPA/PPK dikhawatirkan mengganggu
ke non tunai karena nyaman dan
penggunaan CMS maupun Proses penggantian user CMS menurut kelancaran transaksi, bendahara takut
terbiasa menggunakan uang tunai
manfaat yang diperoleh satker rumit karena melalui Bank Pusat ribet dari sisi pembukuan
16% Responden 49% Responden 25% Responden 10% Responden

• Sosialisasi/bimtek terkait • Pendataan satker yang belum • Instruksi pimpinan K/L • Penerbitan juknis
penggunaan CMS dengan menerima user CMS/token untuk mendorong pencatatan transaksi non
melibatkan Bank (cashless dan berkoordinasi dengan penggiatan transaksi non tunai pada Aplikasi SAKTI
society) Unit Eselon I K/L dan Bank tunai pada satkernya • Pendampingan transaksi
• Penerbitan manual book • Penyediaan call center atau • Penyediaan microlearning non tunai sedikitnya satu
transaksi non tunai melalui PIC untuk kendala VA pada terkait utilisasi cashless dan kali transaksi
CMS pada masing-masing masing-masing Bank optimalisasi penggunaan • Bendahara berkoordinasi
Bank • Usulan penyederhanaan CMS pada instansi dengan KPA/PPK ketika ada
probis penggantian user CMS pemerintah jadwal pembayaran melalui
dengan mengoptimalkan • Pemberian apresiasi atau CMS
peran Bank Cabang penghargaan

15
Pengelolaan Kas Bendahara Satker

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 16


ASAS UMUM PENGELOLAAN KAS

PENATAUSAHAAN PEMBUKUAN
KAS 01 02 BENDAHARA

PENYAMPAIAN LPJ PEMERIKSAAN


BENDAHARA 04 03 KAS

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 17


ASAS UMUM PENGELOLAAN KAS
1. Penatausahaan Kas 2. Pembukuan Bendahara
a. Bendahara harus menatausahakan seluruh uang yang a. Bendahara menyelenggarakan pembukuan terhadap
dikelolanya, termasuk uang dalam Rekening Lainnya. seluruh penerimaan dan pengeluaran yang dikelolanya
b. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai pada Kas BPG/BPP atas dasar dokumen sumber.
(brankas) yang berasal dari UP/TUP paling banyak sebesar b. Bendahara yang mengelola lebih dari satu DIPA, harus
Rp.50.000.000,-. Jika lebih, BPG/BPP membuat Berita Acara memisahkan pembukuannya sesuai DIPA masing-
Keadaan Kas yang ditandatangani oleh BPG/BPP dan KPA/PPK atas masing.
nama KPA.
c. Pembukuan dilakukan dengan menggunakan aplikasi
c. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPG menyetorkan seluruh
SAKTI (selain BLU dan Perwakilan RI di Luar Negeri).
sisa UP/TUP ke Kas Negara, sedangkan BPP menyetorkan sisa
d. Teknis pembukuan berpedoman pada Peraturan Dirjen
UP/TUP ke Kas Negara melalui BPG.
d. BPG/BPP harus segera/secepatnya menyetorkan seluruh sisa Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014 jo.
uang yang bersumber dari SPM LS Bendahara yang tidak PER-27/PB/2019 untuk Satker non-BLU,
terbayarkan kepada yang berhak ke Kas Negara, paling lambat 90 PER-47/PB/2014 untuk Satker BLU, dan PMK
hari kerja sejak tanggal diterbitkannya SP2D. 116/PMK.05/2018 untuk Satker Perwakilan RI di Luar
e. Kewajiban perpajakan BPG/BPP: Negeri.
i. Memperhitungkan dan memungut/memotong pajak atas tagihan
dalam SPBy yang diajukan kepadanya;
ii. Menyetorkan pajak atas tagihan dalam SPBy ke Kas Negara
paling lama 7 hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran dgn
mekanisme UP (PMK 231/2019 jo. PMK 59/2022).
f. Bendahara Penerimaan harus menyetorkan PNBP ke Kas Negara
pada setiap akhir hari kerja saat penerimaan negara tersebut
diterima.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan 18
ASAS UMUM PENGELOLAAN KAS

3. Pemeriksaan Kas 4. Penyampaian LPJ Bendahara

a. KPA/PPK atas nama KPA melakukan pemeriksaan kas a. Bendahara wajib menyusun LPJ Bendahara secara
Bendahara paling sedikit 1 kali/bulan yang dituangkan bulanan dan disusun berdasarkan Buku Kas Umum dan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas. Buku-Buku Pembantu.
b. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) PPK untuk 1 (satu) b. LPJ Bendahara dilampiri:
Bendahara, kegiatan pemeriksaan kas dan monitoring 1) Daftar Rincian Saldo Rekening yang dikelola Bendahara;
keadaan brankas BPG/BPP dapat dilakukan oleh PPK
2) Rekening Koran atas rekening yang dikelola Bendahara;
koordinator.
3) Berita Acara Pemeriksaan Kas; dan
c. Berita Acara Pemeriksaan Kas ditandatangani oleh
4) Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara.
Bendahara dan KPA/PPK atas nama KPA.
c. LPJ Bendahara ditandatangani oleh Bendahara dan
KPA/PPK atas nama KPA selanjutnya disampaikan ke
KPPN paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 19


Mitigasi Temuan BPK terkait Pengelolaan Kas Bendahara

Kepatuhan terhadap norma waktu dalam menyetorkan pajak, PNBP, sisa


dana UP/TUP, sisa dana LS-Bendahara ke Kas Negara

Kepatuhan membuat Berita Acara Keadaan Kas pada setiap akhir hari kerja
dalam hal kas tunai di brankas melebihi Rp50 Juta

Kepatuhan membukukan transaksi kas masuk dan kas keluar berdasarkan


dokumen sumber dan pembukuan tidak ditumpuk di akhir bulan

Pemeriksaan Kas oleh KPA/PPK atas KPA dilakukan dengan sebenarnya


minimal sekali dalam sebulan dan dilakukan tidak sekedar formalitas

Optimalisasi transaksi non tunai (cashless) menggunakan fitur CMS

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 20


Terima Kasih

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 21

Anda mungkin juga menyukai