Sterilisasi & Desinfeksi
Sterilisasi & Desinfeksi
(Pengendalian Mikroba)
Baedah Madjid
PPDS Mikrobiologi Klinik
Fak. Kedokteran Unhas
2023
Definisi
Sterilisasi: proses merusak atau menghi-
langkan semua mikroba hidup, termasuk
spora dan virus
4. Protein
Effek Agent Terhadap Dinding Sel
Dinding sel berfungsi untuk menjaga
integritas sel bakteri dan fungi
Bbrp bahan kimia merusak dinding sel
dgn menghambat sintesis, mencerna din-
ding , atau menghancurkan permukaan
dinding → sel jd rapuh → mudah lisis .
Detergen & alkohol jg bisa mengganggu
dinding sel, utamanya pd bakteri negatif-
gram.
Effek Agent Terhadap Membran
Sel
Semua mikroba mempunyai membran
sel yg terdiri dr lipid dan protein, dan ba-
nyak virus mempunyai outer membrane
envelope.
Bl membrane ini terganggu, mk sel akan
kehi-langan sifat selektif permiabilitasnya
→ sel tdk bs mencegah keluarnya molekul
vital atau mencegah masuknya bahan
kimia yang merusak → kematian sel.
Effek Agent Terhadap Membran
Sel
Detergen yg disebut surfactants bekerja
senagai antimicrobial agent.
Surfactants adalah molekul polar dgn ba-
gian hidrofobik dan hidrofilik yg secara
fisik bs terikat pd lapisan lipid dan penet-
rasi ke bgn hidrofilik internal dari memb-
rane → bgn yg semula tertutup rapat jdi
terbuka, shg bahan kimia bs masuk ke
dlm sel dan ion yg penting keluar.
Mode of Action of Surfactants
Effek Agent Terhadap Sintesis
Protein dan Asan Nukleat
Mikroba sangat tergantung pd suplay
protein yg terus menerus, yang difungsi-
kan sebagai enzim dan molekul strutural.
Protein ini disintesis via ribosome liwat
proses yg kompleks yg disebut translasi.
Bl proses ini → bakteri kekurangan pro-
tein untuk tumbuh dan bermetabolis-
me → perkembangbiakan terhambat.
Effek Agent Terhadap Sintesis
Protein dan Asan Nukleat
Asam nukleat jg diperlukan agar
mikroba bs ttp berfungsi. Pada
mikkroba yg sdg berkembang,
diperlukan DNA .
Agent yg menghalangi proses ini
atau bs mengubah kode genetik →
antimikroba yang potensial.
Effek Agent Terhadap Sintesis
Protein dan Asan Nukleat
Bbrp bahan terikat secara irrversibel pd
DNA mencegah transkripsi dan translasi,
bahan lain berupa agent mutagenik.
Radiasi gamma, ultra violet atau sinar X
→ mutasi → inaktivasi permanen DNA
Bahan kimia seperti formaldehyde dan
ethylene oxide jg menganggu fungsi DNA
dan RNA.
Effek Agent yg Mengubah Fungsi
Protein
Sel mikroba mengandung sejumlah besar protein yg
berfungsi baik hanya bl protein tsb tetap dlm konfi-
gurasi 3 demensi yg disebut native state.
Sifat antimikroba bbrp agent disebabkan oleh ke-
mampuan agent tsb untuk mengganggu atau mende-
naturasi protein.
Umumnya denaturasi terjd bl ikatan yg memperta-
hankan struktur kedua dan ketiga terputus.
Putusnya ikatan tsb → protein terurai atau terben-
tuknya secara random loop dan coil yg irreguar
Effek Agent yg Mengubah Fungsi
Protein
Sel mikroba mengandung sejumlah besar protein yg
berfungsi baik hanya bl protein tsb tetap dlm konfi-
gurasi 3 demensi yg disebut native state.
Sifat antimikroba bbrp agent disebabkan oleh ke-
mampuan agent tsb untuk mengganggu atau mende-
naturasi protein.
Umumnya denaturasi terjd bl ikatan yg memperta-
hankan struktur ke-dua dan ketiga terputus.
Putusnya ikatan tsb → protein terurai atau terben-
tuknya secara random loop dan coil yg irreguar
Effek Agent yg Mengubah Fungsi
Protein
Effek Agent yg Mengubah Fungsi
Protein
Salah st yg bs sbbkan denaturasi protein
adalah melalui koagulasi karena panas basah.
Bahan kimia seperti larutan organik kuat
(alkohol, asam) dan fenolik jg bisa mengkoa-
gulasi protein.
Antimikroba lain sweperti ion metallic, lekat
pd bgn aktif dr protein dan mencegah bgn itu
berinteraksi dgn substrat yg tepat.
Cara Kontrol Fisik
1. Panas
2. Radiasi
1. Panas
Panas Sebagai Agent untuk
Kontrol Mikroba
A. Panas kering
B. Panas basah
A. Panas kering
a. Udara panas → oven: metal/glass,
tepung, minyak
b. Flaming : loops/öse (sengkelit), kaca
benda
c. Insinerasi → incinerator: sampah
medis
B. Panas basah
● Air mendidih: 100oC
● Uap air: 100oC
● Otoklaf: 125oC, 15 atmosfir
● Pasteurisasi: 72oC selama 15
detik → susu
Perbandingan Waktu dan Temperatur
Antara Panas Basah dan Panas Kering
Temperatur (oC) Waktu sampai
Steril (menit)
Panas Basah 121 15
125 10
134 3
Panas Kering 121 600
140 180
160 120
170 60
Perbandingan Waktu dan Temperatur
Antara Panas Basah dan Panas Kering
Temperatur Panas Basah Panas Kering
Waktu Tekanan
121oC 15 15 -
126oC 10 20 -
134oC 3 30 -
140oC - - 180
150oC - - 150
160oC - - 120
170oC - - 60
A. Radiasi Ultraviolet
B. Radiasi Ion
● Sinar matahari : sterilisasi
spontan terjadi pada kondisi
alamiah
● Effek Radiasi: inaktivasi molekul
oleh energi sinar yang diabsorbsi
oleh molekul.
● Ultra Violet: bakterisid
● Content energi dari radiasi Ion
>>> radiasi UV
Bahan yg lethal & mutagenik
● Dosis lethal: untuk bakteria tak berspora 1800 –
6500 μW/cm2. Spora bakteri memerlukan 10 X >
●Effek bakterisid: panjang gelombang 240-280 nm.
Panjang gel 260 nm lethal tp tdk penetrasi liwat
gelas atau air.
● Penggunaan: pencegahan infeksi liwat udara →
untuk kamar operasi atau bangsal RS, biological
safety cabinet (laminar flow)
Radiasi Non-ion
Disinfeksi Air dgn UV
► Effek lethal : kebanyakan bakteri patogen yg tak
berspora
► Dihasilkan oleh:
a. radioactive decay: α, ß, γ rays
b. x-rays,
c. partikel bombardemen
d. Reaktor Nuklear
► Penggunaan:
- Dosis sterilisasi: 2.5 Mrad → kebanyakan mikroorganisme
yg resisten
- Radiasi γ dari cobalt 60 : bidang farmasi dan kedokteran,
catgut, benang nylon, alat dan bahan kedokteran sekali
pakai
Radiasi Ion
Radiasi Makanan
3. Sterilisasi Kimiawi
Faktor yg Mempengaruhi Aktivitas
Germicidal Kimiawi
1. Sifat Mikroorganisme
2. Sifat bahan yg akan disterilkan
3. Beratnya kontaminasi
4. Waktu Eksposur
5. Daya germicidal bahan kimia tsb
6. Cara kerja bahan kimia tsb
Konsentrasi & Waktu yg Diperlukan
untuk Mematikan Mikroba
Organisme Konsentrasi Waktu
Agent: Chlorin
Mycobacterium tuberculosa 50 ppm 50”
Kista Entamoeba 0,1 ppm 150’
Hepatitis A virus 3 ppm 30’
Agent: Ethyl Acohol
Staphylococcus aureus 70% 10’
Esscherechia coli 70% 2’
Poliovirus 70% 5’
Konsentrasi & Waktu yg Diperlukan untuk
Mematikan Mikroba
Organisme Konsentrasi Waktu
Agent: Hydrogen peroxide
Staphylococcus aureus 3% 12,5”
Neisseria gonorrhoae 3% 0,3”
Herpes simplex virus 3% 12,8”
Agent: Amonium Compound
Staphylococcus aureus 450 ppm 10’
Salmonella typhi 300 ppm 10’
Agent: Ethylen Oxide Gas
Streptococcus faecalis 500 mg/L 3-4’
Jenis-jenis Germicidal
Dibagi berdasar kelompok kimiawi
1. Antimikroba Halogen
2. Chlorine dan senyawanya
3. Phenol & Derivatnya
4. Chlorhexidine
5. Alkohol sebagai antimikroba
6. Hydrogen Peroxide dan Germicidal sejenis
7. Bahan Kimia dgn Surface Action:
Detergen
Penggunaan Alkohol
Digunakan Ethyl Alcohol = Ethanol=
Grain alcohol → 70% - 90%
Germicidal, bukan iritan, murah
Digunakan sebagai antiseptik pd kulit →
kerja sebagai surfactan menghilangkan
lemak pd kulit, kotoran dan mikroba.
Kekurangan: evaporasi
Penggunaan Detergen & Sabun
Quaternary Ammonium Compound
(quats) antara lain benzalkonium
chloride, zephiran, & cetylpyridinium
chloride (Ceepryn).
Quats dlm larutan 1:100 spi 1:1000
dicampur zat pembersih → sekaligus
mendisinfeksi & mensterilkan lantai,
membershkan aat makan & alat dapur.
Jenis-jenis Germicidal
Dibagi berdasar kelompok kimiawi
1. Antimikroba Halogen
2. Chlorine dan senyawanya
3. Phenol & Derivatnya
4. Chlorhexidine
5. Alkohol sebagai antimikroba
6. Hydrogen Peroxide dan Germicidal sejenis
7. Bahan Kimia dgn Surface Action:
Detergen
Alkohol
Penggunaan Alkohol
Digunakan Ethyl Alcohol = Ethanol=
Grain alcohol → 70% - 90%
Germicidal, bukan iritan, murah
Digunakan sebagai antiseptik pd kulit →
kerja sebagai surfactan menghilangkan
lemak pd kulit, kotoran dan mikroba.
Kekurangan: evaporasi
Aldehydes
a. Formaldehyde
o Satu aldehyde yg digunakan sebagai
formalin:
larutan 37% dlm air, atau
gas formaldehyde
o Sering digunakan untuk disinfektan
dari biosafety hood.
a. Formaldehyde
Walaupun bisa dipakai sebagai chemoste-
rilizer pada konsentrasi tinggi, namun
kurang digunakan krn irritabilitasnya dan
potensial karsinogenik
Di US tidak direkomendasikan penggunaan
formaldehyde dlm bentuk apapun unt sebagai
disinfectant atau sterilitant secara rutin
Mycobacterum tuberculosa diketahui bs
survi-ve bertahun-tahun dlm jaringan yang
terfiksasi dlm formalin.
b. Glutaraldehyde
Juga satu aldehyde – lebih tepatnya satu
five-carbon dialdehyde
Aktivitasnya: broad spectrum
Tetap aktif dalam bahan-bahan organic.
Sangat susceptible terhadap perubahan
pH, aktif hanya pada lingkungan alkali.
Bl digunakan dlm larutan 2%, bersifat germi-
cidal pd 10 menit, dan sporicidal dlm 3 spi 10
jam.
Mekanisme kerjanya: inaktivasi DNA dan
RNA alkilasi dari subhydryl dan gugus
b. Glutaraldehyde
Walaupun glutaraldehyde tidak diinaktivasi
oleh bahan organik, namun ia tidak bias
menembus bahan organisk dari dinding sel.
Karena itu obyek yang mau didesinfeksi dgn
glutaraldehyde. harus dibersihkan dari semua
bahan organic yang menutupinya
sebelumnya.
Larutan glutardehyde bias digunakan ulang,
tp mungkin terjdi enurunaan aktivitasnya
disebabkan oleh akumulasi bahan organic
dlm larutan tsb dan adanya perubahan pH.
b. Glutaraldehyde
Krn glutaraldehyde tidak menyebabkan karat
pada lensa, loga dan karet, bahan ini merupa-
kan sterilizer of choice untuk alat-alat kedok-
teran yang yg tidak heat-stabil atau tidak bisa
disterilkan dgn gas.
Merupakan desinfektant yang aman untuk
alat kedokteran dari plastik dan karet.
Glutaraldehyde: bacteriocidal, pseudomona-
cidal, fungicidal dan virucidal pada eksposur
10 menit pd temperature antara 20o-30oC.
Halogens
Iodophors
Salah satu dari dua bentuk Iodine bisa diguna-
kan sebagai disinfectant, yaitu tincture atau
iodophor .
Tincture adalah alcohol dan larutan iodine:
terutama digunakan sebagai antiseptik.
Iodophor adalah kombinasi dari iodine dgn st
carrier polymer yang netral, sehingga daya
larut dari iodine .
Kombinasi ini menyebabkan iodine bisa
dilepas perlahan-lahan.
Iodophors
Untuk effektif iodophor hrs benar-benar encer.