Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM

MIKROBIOL
OGI
STERILISASI DAN DESINFEKSI
Kalayfa – G0017111
ANTISEPSIS DESINFEKSI
Mencegah pertumbuhan atau Membunuh mikroorganisme
aktivitas mikroorganisme baik pathogen dalam bentuk vegetatif
dengan cara menghambat atau (kecuali spora kuman & virus)
membunuh; dipakai untuk zat-zat dilakukan terhadap benda mati
kimia terhadap jaringan hidup. dengan bahan kimia.

DESINFEKTAN
ANTISEPTIK Zat (biasanya kimia) yang dipakai
untuk maksud desinfeksi.
Zat kimia yang dipakai untuk
maksud antisepsis
Setiap proses (kimia atau fisik)
STERILISASI yang membunuh semua bentuk
hidup terutama mikroorganisme.
STERILISASI
FISIK KIMIA
Pemanasan
Penyinaran
Penyaringan
1. FISIK
A. PEMANASAN

Paling efektif dan cepat


• Denaturasi protein sel (terutama enzim2 dan membran sel)
• Denaturasi asam nukleat
• Perubahan kondisi fisik lemak sel
• Menggumpalkan protoplasma

Karena terjadi oksidadi komponen-komponen sel

Panas basah → koagulasi


Panas kering → oksidasi
Panas Basah
Menggunakan air atau uap air

Panas basah >100oC


• Autoclave (uap air bertekanan)
Pemanasan 1210C selama 10-70 menit.

(+) spora kuman dibunuh secara radikal, dapat mensterilkan banyak alat
sekaligus
(-) mahal, kualitas bahan dapat berubah
Panas basah = 100o C
• Air mendidih
vegetatif patogen : 800C
endospora : bertahan 20 jam

• Sterilisasi Fraksi/Tyndalisasi
Media yang akan disterilisasi dihadapkan pada uap langsung selama 30 menit
setiap hari selama 3 hari berturut-turut.

• Uap air panas (panas lembab)


Untuk mensterilkan media-media yang akan rusak bila dengan autoclave.
Pemanasan 100oC selama 1 jam.
Panas basah <100o C
• Pasteurisasi
Cara sterilisasi bakteri patogen dan non patogen pada susu. Suhu
sekitar 670C selama satu jam. Pasteurisasi pada susu dilakukan selama
3 hari berturut-turut pada waktu dan suhu yang sama, serta lama
pasteurisasi yang sama.
Panas Kering

• Pembakaran • Hot Air Oven

Memijarkan = untuk alat logam, Mensterilkan bahan-bahan yang


seluruh organisme dapat dibasmi. harus tetap kering, seperti serbuk,
fungsi : mensterilkan oshe, membakar perban kain, salep, alat-alat
bangkai binatang percobaan dan laboratorium dari gelas/kaca
sampah medis. Alat : incinerator. seperti cawan petri, pipet, tabung
reaksi,erlemeyer, alat suntik,
Melintaskan (Flamming) = melalui perban, dengan oven. Suhu 160-
nyala api, merupakan cara darurat. 1700C selama 90-120 menit.
fungsi : mensterilkan skalpel, pinset
dan mulut tabung.
B. Penyinaran / Radiasi
• Sinar pengion (sinar gamma, • Sinar UV
sinar x) - Panjang gel 220-290 nm, paling
-Panjang gelombang <1nm → daya efektif 260 nmdaya penetrasi
penetrasinya tinggi → bakteri vegetatif rendahtidak dapat digunakan pada
dan spora material tertutup dan endospora.
- Merusak DNA
- Sterilisasi udara, ruangan
- Ionisasi komponen sel lainnya perawatan dan ruang operasi.
- Benda2 tidak tahan suhu tinggi, ruangan bedah
Fungsi : sterilisasi alat-alat farmasi,
- Sifat: GERMISID (bunuh bakteri
alat-alat disposable (sarung tangan,
vegetatif dan spora
spuit, benang jahit, kateter, dll),
vaksin dan makanan tahan lama
C. Penyaringan
Untuk larutan yang rusak dengan pemanasan, contoh : serum dan enzim.

• Menyaring cairan • Menyaring Udara

 Saringan Sietz: bahan asbestos


sebagai alat penyaringnya. Untuk menjaga udara tempat penyimpanan alat,
tetap steril atau untuk menjaga agar biakan kuman
 Berkefeld: filter terbuat dari tanah
tidak tercemar oleh kuman lain, maka alat-alat
diatome.
tersebut harus ditutup dengan kapas untuk
 Chamberland: filter terbaru dari menahan mikroorganisme.
porselen.
 Fritted glass filter: filter dari serbuk
gelas. Untuk mencegah pencemaran oleh mikroorganisme
 Cellulose Asetat: pada industri udara pada waktu perbenihan, dapat menggunakan
minuman. Kelemahan : banyak filtrat laminar flow bench dimana udara yang masuk ke
tersisa pada saringan, virus lolos, dalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu
hanya sekali pakai. saringan khusus. Menggunakan penyaring HEPA
(High-Efficiency Particulate Air). Filter terdiri dari
lipatan selulose asetat.
2. KIMIAWI
• Isopropil alkohol 70-90% → termurah
• Sangat efektif
• Solusi terbaik membunuh spora : campuran formaldehid dengan
alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai
antiseptik.
• Beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat
bervariasi.
Halogen
• Terdiri dari senyawa-senyawa klorin dan Iodium
• Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel hidup
• Membunuh sel karena mengoksidasi protein, dengan demikian
merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim

Iodium
• Solusi Iodium (dalam air maupun dalam alkohol) → sangat antiseptic,
telah dipakai sejak lama : antiseptik kulit sebelum proses pembedahan
• Efektif : berbagai protozoa. Ex: amuba yang menyebabkan disentri
• Konsentrasi yang tepat, Iodium tidak mengganggu kulit
Klorin

• Deodoran dan desinfektan yang sangat baik, dijadikan standar


pengolahan air minum di seluruh lingkungan.
• Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel hidup
• Membunuh sel karena mengoksidasi protein, dengan demikian
merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim.
• Solusi hipoklorit paling banyak dipakai untuk desinfeksi dan
menghilangkan bau → relatif tidak membahayakan jaringan manusia,
mudah ditangani, tidak berwarna dan tidak mewarnai, meskipun
memudarkan warna.
• Di kebanyakan rumah sakit dipakai untuk mendesinfeksi ruangan,
permukaan-permukaan serta alat-alat nonbedah.
• Berbagai derivat klorin organik juga dipakai untuk desinfeksi air →
Senyawa yang sering dipergunakan: halazon / pardsulfone
dicbloramidobenzoic acid → konsentrasi 4-8 mgr/L dapat mendesinfeksi
air yang mengandung Salmonella typhi dalam waktu 30 menit

Alkohol
• Paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan desinfeksi
• Mendenaturasi protein dengan jalan de- hidrasi, dan juga merupakan
pelarut lemak → membran sel akan dirusak, dan enzim- enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol.
• Sendiri atau dalam bentuk kombinasi, alkohol sering dipakai sebagai
desinfektan kulit
• Hapusan dengan alkohol secara cepat, tidak cukup mensterilkan →
hanya mengurangi jumlah populasi → mengurangi kemungkinan
timbulnya infeksi
• Kebiasaan didalam praktik: mencelupkan alat-alat seperti gunting,
pisau, pinset dan sebagainya kedalam alkohol kemudian mem-
bakarnya.
Fenol
• Pertama kali: Dalam ruang bedah sebagai germicide → mencegah
timbulnya infeksi pasca bedah
• Pada konsentrasi rendah: fenol mempresipitasikan protein secara
aktif, merusak membran sel dengan menurunkan tegangan
permukaannya
• Standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu desinfektan
• Kurang efektif terhadap spora
• Penambahan halogen seperri klorin akan meningkatkan aktivitas fenol
• Sangat toksik, zat ini hanya dapat dipergunakan secara eksternal.
Aldehid
• Membunuh sel dengan mendenaturasi protein
• Larutan formaldehid 20% dalam 65 -70% alkohol → cairan pensteril
yang sangat baik apabila alat-alat direndam selama 18 jam
• Stafilokokus dan lain-lain sel vegetatif → dimatikan dalam waktu 5
menit
• Mycobacterium tuberculosis dan virus → dalam waktu 10 menit
• Membunuh spora → diperlukan 3-12 jam
• Nontoksik dan tidak iritatif bagi penderita
Peroksida
• Peroksida hidrogen → antiseptik efektif dan nontoksik
• Pada konsentrasi 0,3-6,0% dipakai untuk desinfeksi
• Pada konsentrasi 6,0-25% dipakai untuk sterilisasi.
• Pada konsentrasi 0,1% di dalam susu pada suhu 54o C selama 30
menit, HzOzdapat mengurangi jumlah kuman sampai 99,99%
• Konsentrasi 10% bersifat virusid dan sporosid
• Larutan 3% biasa dipakai untuk mencuci dan mendesinfeksi luka
karena kuman-kuman anaerob terutama sangat peka terhadap
oksigen
DESINFEKSI
Desinfeksi

• High-level: efektif melawan mikroba pathogen kecuali spora bakteri dalam


jumlah banyak. (Cth : glutaraldehyde, hydrogen peroksida, peracetic acid,
klorin)
• Intermediate-level: efektif melawan mycobacteria, bakteri vegetatif, virus
dan jamur, kecuali spora bakteri (Cth : alcohol, iodophor, phenol)
• Low-level: efektif melawan bakteri vegetatif, beberapa virus dan jamur < 10
menit, tidak efektif melawan mycobacteria dan spora
Mekanisme Kerja Desinfektan

• Bekerja pada membran plasma (merusak dinding sel)


Benzalkonium, fenol, kresol, karbol, hexachlorofene, etil/propil alkohol, juga
sabun dan deterjen

• Bekerja pada protein sel (modifikasi fungsi protein dan asam nukleat)
Asam basa, fenol, kresol, alkohol, merkuri, silver, formaldehida, halogen, iodine,
chlorine, trifenil metan, hidrogen peroksida, dan kalium permanganat.

• Denaturasi protein : Asam benzoat, asam salisilat, asam sulfat, asam chlorida,
NaOH, KOH, NH4OH, L1OH
Desinfektan

• Alkohol (etil/propil alkohol) • Aldehid (Glutaraldehid)

- Desinfeksi kulit - Desinfektan yang kuat


- Senyawa difenil - Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
- Alkohol yang dicampur dengan mendesinfeksi alat-alat yang tidak
aldehid digunakan dalam bidang dapat disterilkan
kedokteran gigi untuk desinfeksi - Efektif terhadap bakteri vegetatif
permukaan gigi
seperti M. tuberculosis, fungi, dan
- Mekanisme kerja : Merusak virus akan mati dalam waktu 10-20
dinding sel menit, sedang spora baru mati setelah
10 jam.
Desinfektan
• Biguanid (Klorheksidin) • Senyawa halogen

- Bidang kedokteran gigi sebagai -Hipoklorit dan povidon-iodin adalah


antiseptik dan kontrol plak zat oksidasi dan melepaskan ion
halida
- Sangat aktif terhadap bakteri gram (+)
maupun gram (-) -Murah dan efektif
-Menyebabkan karat pada logam dan
- Efektivitasnya pada rongga mulut
cepat diinaktifkan oleh bahan organik
disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus. (misalnya chloros, domestos, dan
betadine).
-Mekanisme kerja : MODIFIKASI
PROTEIN DAN ASAM NUKLEAT
Desinfektan
• Fenol • Klorsilenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit Tidak mengiritasi


dan dapat digunakan untuk Aktifitasnya rendah terhadap banyak
membersihkan alat yang bakteri dan penggunaannya terbatas
terkontaminasi oleh karena tidak
sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
dapat dirusak oleh zat organik
Bersifat virusidal dan sporosidal yang
lemah
Sebagian besar bakteri dapat dibunuh
oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.
Pengunaan antiseptik pada luka

• Luka bakar → silver sulfadiazine


• Luka terbuka → iodine disekitar luka
Efektivitas sterilisasi dan desinfeksi kimia dipengaruhi oleh:
- konsentrasi
- suhu
- jumlah kuman
- lama paparan
- pH bahan kimia
- mudahnya kontak dengan mikroorganisme
DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi FKUI. 2010. Buku Ajar


Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.
2. Asisten Mikrobiologi FK UNS 2010. 2013. Risalah Mikrobiologi.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai