Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 11

1. AL THAFAH SULTHAN FERDINAND 022310007


2. PRITIA DWI YULIANTI 022310027
3. REVANDRA CIELLO AURIOL F 022310028
KRITERIA DAN KEBIJAKAN
SERTIFIKASI HALAL
Definisi Halal
Halal adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti
"diperbolehkan" atau "boleh" dalam Bahasa Indonesia. Konsep ini
digunakan dalam hukum Islam untuk merujuk pada segala sesuatu
yang diizinkan atau halal bagi umat Muslim. Istilah yang
berlawanan dengan halal adalah "haram," yang berarti dilarang
atau tidak boleh.

Secara khusus, dalam konteks makanan dan minuman, halal


merujuk pada produk-produk yang memenuhi syarat-syarat
tertentu sesuai dengan hukum Islam. Beberapa prinsip utama yang
berkaitan dengan makanan halal meliputi:
Daging Halal: Hewan yang dikonsumsi harus disembelih oleh
seorang Muslim yang berakal sehat dan telah mencapai usia dewasa.
Sembelihan dilakukan dengan cara memotong tenggorokan, saluran
pernapasan, dan pembuluh darah di leher, sehingga menyebabkan
kematian hewan dengan cepat dan tanpa penderitaan berlebih. Selain
itu, nama Allah (Tuhan) harus disebutkan pada saat penyembelihan.

Larangan Bahan Tertentu: Beberapa zat seperti daging babi dan


produk-produk turunannya, darah, dan alkohol dianggap haram dan
tidak boleh ada dalam makanan halal.

Pencegahan Kontaminasi Silang: Peralatan dan fasilitas pengolahan


makanan tidak boleh terkontaminasi dengan zat-zat non-halal.
Kriteria Sertifikasi Halal
Kriteria sertifikasi halal merujuk pada seperangkat standar dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan agar diakui
sebagai halal sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kriteria ini dirancang
untuk memastikan bahwa proses produksi, bahan baku, dan produk
akhir memenuhi ketentuan yang diakui oleh otoritas keagamaan dan
lembaga sertifikasi halal. Kriteria sertifikasi halal mencakup berbagai
aspek, termasuk tetapi tidak terbatas pada:

Bahan Baku dan Proses Produksi


Kriteria utama sertifikasi halal melibatkan pemilihan bahan baku yang
sesuai dengan prinsip halal dan proses produksi yang bebas dari
kontaminasi bahan haram. Pemisahan dan identifikasi bahan harus
Lanjutan...
Kebersihan dan Higienitas
Kriteria ini menekankan pentingnya kebersihan dan higienitas dalam
seluruh tahap produksi. Tempat produksi harus memenuhi standar
kebersihan tinggi untuk mencegah kontaminasi.

Pemastian Tidak Adanya Produk Haram


Proses sertifikasi harus memastikan bahwa produk akhir benar-benar
bebas dari unsur-unsur haram, seperti babi, alkohol, atau bahan-bahan
terlarang lainnya.

Label dan Informasi Produk


Kriteria ini mencakup persyaratan label yang jelas dan informatif,
Kebijakan Prosedur Sertifikasi Halal
Kebijakan prosedur sertifikasi halal mengacu pada seperangkat aturan,
langkah-langkah, dan tindakan yang diambil oleh lembaga sertifikasi
halal untuk menetapkan, mengimplementasikan, dan memastikan
kepatuhan terhadap standar kehalalan dalam proses sertifikasi.
Kebijakan ini merinci cara lembaga sertifikasi melakukan evaluasi
terhadap produk atau layanan agar dapat dinyatakan halal sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam. Beberapa aspek utama yang termasuk dalam
kebijakan prosedur sertifikasi halal melibatkan:

Lembaga Sertifikasi Halal


Lembaga sertifikasi harus dipilih dengan cermat berdasarkan
kepercayaan masyarakat dan pengakuan otoritas yang berwenang.
Lanjutan...
Audit dan Pemantauan Rutin
Kebijakan ini mencakup pelaksanaan audit dan pemantauan rutin
terhadap produsen yang telah mendapatkan sertifikasi. Tim auditor yang
terlatih akan memastikan kepatuhan berkelanjutan.
Keterlibatan Pihak Terkait
Seluruh pihak terkait, termasuk produsen, distributor, dan lembaga
sertifikasi, harus terlibat aktif dalam proses sertifikasi. Komunikasi
yang baik diperlukan untuk memastikan keberhasilan implementasi.
Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan
Kebijakan ini menekankan perlunya pelatihan reguler bagi mereka yang
terlibat dalam proses produksi dan sertifikasi, agar mereka tetap
memahami perubahan dalam standar halal dan meningkatkan
Sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai