2. PRITIA DWI YULIANTI 022310027 3. REVANDRA CIELLO AURIOL F 022310028 KRITERIA DAN KEBIJAKAN SERTIFIKASI HALAL Definisi Halal Halal adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti "diperbolehkan" atau "boleh" dalam Bahasa Indonesia. Konsep ini digunakan dalam hukum Islam untuk merujuk pada segala sesuatu yang diizinkan atau halal bagi umat Muslim. Istilah yang berlawanan dengan halal adalah "haram," yang berarti dilarang atau tidak boleh.
Secara khusus, dalam konteks makanan dan minuman, halal
merujuk pada produk-produk yang memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan hukum Islam. Beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan makanan halal meliputi: Daging Halal: Hewan yang dikonsumsi harus disembelih oleh seorang Muslim yang berakal sehat dan telah mencapai usia dewasa. Sembelihan dilakukan dengan cara memotong tenggorokan, saluran pernapasan, dan pembuluh darah di leher, sehingga menyebabkan kematian hewan dengan cepat dan tanpa penderitaan berlebih. Selain itu, nama Allah (Tuhan) harus disebutkan pada saat penyembelihan.
Larangan Bahan Tertentu: Beberapa zat seperti daging babi dan
produk-produk turunannya, darah, dan alkohol dianggap haram dan tidak boleh ada dalam makanan halal.
Pencegahan Kontaminasi Silang: Peralatan dan fasilitas pengolahan
makanan tidak boleh terkontaminasi dengan zat-zat non-halal. Kriteria Sertifikasi Halal Kriteria sertifikasi halal merujuk pada seperangkat standar dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk atau layanan agar diakui sebagai halal sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kriteria ini dirancang untuk memastikan bahwa proses produksi, bahan baku, dan produk akhir memenuhi ketentuan yang diakui oleh otoritas keagamaan dan lembaga sertifikasi halal. Kriteria sertifikasi halal mencakup berbagai aspek, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
Bahan Baku dan Proses Produksi
Kriteria utama sertifikasi halal melibatkan pemilihan bahan baku yang sesuai dengan prinsip halal dan proses produksi yang bebas dari kontaminasi bahan haram. Pemisahan dan identifikasi bahan harus Lanjutan... Kebersihan dan Higienitas Kriteria ini menekankan pentingnya kebersihan dan higienitas dalam seluruh tahap produksi. Tempat produksi harus memenuhi standar kebersihan tinggi untuk mencegah kontaminasi.
Pemastian Tidak Adanya Produk Haram
Proses sertifikasi harus memastikan bahwa produk akhir benar-benar bebas dari unsur-unsur haram, seperti babi, alkohol, atau bahan-bahan terlarang lainnya.
Label dan Informasi Produk
Kriteria ini mencakup persyaratan label yang jelas dan informatif, Kebijakan Prosedur Sertifikasi Halal Kebijakan prosedur sertifikasi halal mengacu pada seperangkat aturan, langkah-langkah, dan tindakan yang diambil oleh lembaga sertifikasi halal untuk menetapkan, mengimplementasikan, dan memastikan kepatuhan terhadap standar kehalalan dalam proses sertifikasi. Kebijakan ini merinci cara lembaga sertifikasi melakukan evaluasi terhadap produk atau layanan agar dapat dinyatakan halal sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Beberapa aspek utama yang termasuk dalam kebijakan prosedur sertifikasi halal melibatkan:
Lembaga Sertifikasi Halal
Lembaga sertifikasi harus dipilih dengan cermat berdasarkan kepercayaan masyarakat dan pengakuan otoritas yang berwenang. Lanjutan... Audit dan Pemantauan Rutin Kebijakan ini mencakup pelaksanaan audit dan pemantauan rutin terhadap produsen yang telah mendapatkan sertifikasi. Tim auditor yang terlatih akan memastikan kepatuhan berkelanjutan. Keterlibatan Pihak Terkait Seluruh pihak terkait, termasuk produsen, distributor, dan lembaga sertifikasi, harus terlibat aktif dalam proses sertifikasi. Komunikasi yang baik diperlukan untuk memastikan keberhasilan implementasi. Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan Kebijakan ini menekankan perlunya pelatihan reguler bagi mereka yang terlibat dalam proses produksi dan sertifikasi, agar mereka tetap memahami perubahan dalam standar halal dan meningkatkan Sekian dan terimakasih