Anda di halaman 1dari 17

Sistem Penyiraman

Tanaman Otomatis
dengan Monitoring Suhu
Komponen dan Alat yang digunakan
a. Sensor DHT22
b. Sensor Kelembaban Tanah
c. Pompa Air
d. Arduino Uno
e. BreadBoard
f. Kabel Jumper
g. LCD 16*2
h. Relay
Cara Kerja
Alat
Sensor DHT22
• Sensor DHT22 dipasang di dekat area tanaman yang akan dimonitor
• Sensor DHT22 dihubungkan ke Mikrokontroller Arduino Uno
• Kabel VCC terhubung ke sumber daya positif, sedangkan kabel GND terhubung
ke ground sistem.
• Mikrokontroller membaca data suhu dan kelembaban dari sensor menggunakan
protokol komunikasi yang telah ditentukan
• Sinyal start dikirimkan oleh Mikrokontroller, dan sensor merespons dengan
mengirimkan data suhu dan kelembaban dalam bentuk digital.
• Data yang diterima oleh Mikrokontroller kemudian diproses untuk memahami
nilai suhu dan kelembaban yang sesuai.
• Jika suhu atau kelembaban di luar rentang yang diinginkan, sistem dapat
memutuskan untuk mengaktifkan sistem penyiraman.
Sensor Kelembaban Tanah
• Sensor kelembaban tanah ditanam di dekat akar tanaman pada kedalaman
tertentu.
• Sensor kelembaban tanah dihubungkan ke mikrokontroler mikrokontroler
• Kabel VCC terhubung ke sumber daya positif, sedangkan kabel GND terhubung
ke ground sistem.
• Sistem kendali membaca data kelembaban tanah dari sensor melalui kabel output
data.
• Data kelembaban tanah yang diterima oleh sistem kendali diproses untuk
memahami tingkat kelembaban tanah saat ini.
• Jika tingkat kelembaban tanah di bawah ambang batas yang ditetapkan, sistem
dapat mengaktifkan sistem penyiraman untuk memberikan air pada tanaman.
• Sistem kendali mengaktifkan pompa air untuk memulai penyiraman jika
diperlukan berdasarkan tingkat kelembaban tanah.
• Setelah penyiraman dilakukan, sistem mungkin memonitor kelembaban tanah lagi
untuk memastikan bahwa tanaman menerima air yang cukup.
Pompa Air
• Sistem kendali menerima data suhu dan kelembaban dari sensor-sensor yang
terpasang di sekitar tanaman.
• Jika suhu tinggi atau kelembaban rendah, sistem kendali dapat membuat
keputusan untuk memulai penyiraman untuk menjaga kondisi optimal untuk
tanaman.
• Sistem kendali mengirimkan sinyal ke pompa air untuk memulai aliran air.
• Pompa air diaktifkan oleh sinyal dari sistem kendali, memulai proses penyiraman.
• Pompa air akan mulai memompa air dari sumber air ke sistem penyiraman
• Pompa air memberikan tekanan yang cukup untuk memastikan air mencapai
seluruh area tanaman dengan merata.
• Sistem kendali terus memonitor data suhu dan kelembaban selama proses
penyiraman.
• Jika kondisi tanaman telah mencapai tingkat yang diinginkan, sistem kendali
dapat memberikan sinyal untuk menghentikan pompa air dan mengakhiri
penyiraman.
Arduino Uno
• Penghubungan Sensor Suhu dan Kelembaban (DHT22)
• Penghubungan Sensor Kelembaban Tanah
• Penghubungan Pompa Air, Pompa air dihubungkan ke pin pada Arduino Uno
melalui relay, Arduino mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan atau
menonaktifkan pompa air berdasarkan keputusan yang diambil berdasarkan data
suhu, kelembaban, dan kelembaban tanah.
• Menulis program Arduino menggunakan IDE Arduino.
• Arduino melakukan pembacaan data suhu dan kelembaban dari sensor DHT22
dan data kelembaban tanah dari sensor kelembaban tanah.
• Berdasarkan data tersebut, Arduino menentukan apakah tanaman memerlukan
penyiraman.
• Jika diperlukan, Arduino mengaktifkan pompa air untuk memulai penyiraman.
Relay
• Pompa air dihubungkan ke relay. Kabel daya pompa air terhubung ke kaki
Common (COM) pada relay. Kaki Normally Open (NO) dan Normally Closed
(NC) relay akan digunakan untuk mengontrol sirkuit daya ke pompa air.
• Ketika sistem mendeteksi bahwa penyiraman diperlukan berdasarkan data suhu
dan kelembaban, Arduino memberikan sinyal ke kaki kontrol relay.
• Ketika Arduino mengidentifikasi bahwa penyiraman diperlukan, ia mengirim
sinyal ke kaki kontrol relay. Sinyal ini mengubah posisi relay sehingga kaki
Normally Open (NO) terhubung dengan Common (COM).
• Dengan kaki NO yang terhubung, sirkuit daya ke pompa air terbuka, dan daya
dapat mengalir ke pompa.
• Jika tanaman telah menerima air yang cukup dan kondisi sudah optimal, Arduino
mengirim sinyal untuk mengembalikan relay ke keadaan default (kaki NC
terhubung dengan Common). Pompa air dinonaktifkan, menghentikan
penyiraman.
Wiring

Ketika power supply atau batre dihubungkan,


dan modul sensor dimasukkan kedalam tanah
yang sudah kering, di LCD akan menunjukkan
tanah kering dan juga motor hidup.
Cara Kerja
• Saat dinyalakan, sistem melakukan inisialisasi dan pembacaan awal sensor kelembaban tanah.
• Mikrokontroler membaca nilai kelembaban tanah pada interval waktu tertentu.
• Sistem membandingkan nilai kelembaban dengan ambang batas yang telah ditentukan sebelumnya.
• Jika nilai kelembaban di bawah ambang batas, sistem memutuskan untuk menyiram tanaman
• Mikrokontroler mengaktifkan aktuator penyiraman untuk membuka solenoid valve atau mengaktifkan pompa air.
• Air mengalir ke pot bunga untuk menyiram tanaman.
• Selama penyiraman, sistem terus memantau kelembaban tanah.
• Jika nilai mencapai ambang batas yang diinginkan, sistem menghentikan penyiraman
• Sistem kembali memantau kelembaban dan menunggu interval waktu berikutnya.
• Jika terdapat pengaturan tambahan (misalnya, pengaturan waktu atau ambang batas yang dapat diubah), sistem
merespons input pengguna.
Troubleshooting
Hardware/Software
Troubleshooting Hardware/Software
• Pastikan semua kabel terhubung dengan benar antara sensor, mikrokontroler, dan perangkat penyiraman
• Periksa baterai atau adaptor daya untuk memastikan bahwa daya yang diperlukan tersedia.
• Tambahkan output Serial.print() di dalam kode Arduino untuk memonitor nilai-nilai pembacaan sensor dan
status program
• Tinjau kode Arduino yang digunakan dalam sistem. Pastikan bahwa logika kontrol, kondisi ambang batas, dan
tindakan penyiraman telah diimplementasikan dengan benar.
• Periksa sensor suhu ntuk memastikan bahwa nilai yang dibaca masuk akal dan sesuai dengan kondisi
lingkungan yang sebenarnya.
• Pastikan bahwa sinyal dari mikrokontroler ke perangkat output (pompa air) terkirim dengan benar. Gunakan
multimetr untuk memeriksa apakah ada tegangan keluar dari pin yang ditentukan.
• Pastikan bahwa Arduino Uno memiliki firmware atau kode terbaru yang sesuai dengan konfigurasi dan
perangkat keras yang digunakan.
Pengukuran
pembacaan sensor pada hari ke 1 mencapai angka 600 saat itu kondisi tanah kering sehingga pompa otomatis
menyala, lalu alat menunjukka angka 7000 kondisi tanah sudah basah maka pompa otomatis mati. Sedangkan pada
hari ke 2 pengujian alat pada tanaman berbeda sensor menunjukkan angka 700 pada lcd kondisi tanah kering
otomatis pompa menyala, pada saat alat menunjukkan angka 8000 kondisi tanahb sudah basah otamatis pompa
mati. Pada hari ke 3 pengujian alat pada tanaman berbeda pembacaan sensor pada kondisi tanah kering
menunjukkan angka 699, lalu pada kondisi tanah sudah basah alat menunjukkan angka 8070 otomatis pompa mati.
Pada hari ke 4 pada tanaman yang berbeda kondisi tanah kering pembacaan sensor menunjukka angka 648, pada
saat tanah sudah basah alat menunjukka angka 7850 otomatis pompa mati. Peneliti menarik kiesimpulan bahwa
jika sensor membaca kelembaban tanah pada angka 600 maka pompa otomatis menyala dan apabila sensor
kelembaban tanah membaca pada angka 7000 maka pompa otomatis mati.
Kesimpulan
Dalam membangun sistem penyiram tanaman otomatis, pertama yang harus di
lakukan adalah mengumpulkan alat dan bahan yang dibutuhkan lalu membuat
desain alat penyiram tanaman otomatis yang akan dipakai. Setelah alat dan bahan
serta desain telah di buat, maka di lakukan perakitan alat sesuai desain yang telah
di buat. Kemudian alat diuji untuk memastikan komponen berfungsi sesuai
dengan semestinya. Pompa akan menyiram atau berhenti menyiram tanaman
secara otomatis, jika nilai yang diterima dari sensor kelembaban sesuai atau tidak
sesuai dengan kebutuhan tamanan.

Anda mungkin juga menyukai