Anda di halaman 1dari 73

Pepatah berbunyi :

Dasar Hukum / Perundangan :


PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT DENGAN
PENANGGULANGAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

1. UNDANG-UNDANG NO.1 TH.1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

2. KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.02/KPTS/1985


TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG

3. KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.378/KPTS/1987


TENTANG PENGESAHAN 33 STANDAR KONSTRUKSI BANGUNAN
INDONESIA

4. PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NO.03 TAHUN 1975 TENTANG


KETENTUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DALAM WILAYAH
DKI JAKARTA
Kebakaran adalah situasi/kondisi/kejadian yang
tidak normal
- Terjadi tiba-tiba
- Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas
- Perlu segera ditanggulangi

Kebakaran dapat berubah menjadi bencana


(disaster) yang mengakibatkan banyak
korban atau kerusakan
Pengetahuan
Tentang Api
• Sumber Panas : Sinar matahari, Listrik,
Enerji Mekanik, Reaksi Kimia, Kompresi
Udara.
Klasifikasi Kebakaran berdasarkan NFPA ( National Fire
Protection Association ) :
Benda Padat ( Klas A ): Api diakibatkan Kayu , kertas,
karet,dll
Benda Cair-Gas ( Klas B ) : Bensin, spirtus, solar, LNG,
Butane, Acetilin,dll
Listrik ( Klas C ) : Api diakibatkan oleh Listrik
Logam ( Klas D ) : Api Kebakaran berasal dari kebakaran
Bahan Logam
Sistim Perpindahan

• 1. Radiasi : Perpindahan panas memancar


kesegala arah
• 2. Konduksi : Perpindahan panas melalui
benda ( perambatan panas )
• 3. Konveksi : Perpindahan panas yg menye-
babkan perbedaan tekanan
• 4. Loncatan : Bunga Api : Reaksi antara
enerji panas dengan udara.
Natural hazard (Bencana Alamiah)
- Kebakaran hutan
- Gempa
- Petir
Technological Hazard (Kegagalan Teknis)
- Peristiwa Kebakaran/ledakan
Huru hara
- Perang / Kerusuhan
Mengapa
prosedur Kebakaran
harus dibuat ?
Tuntutan atau Persyaratan
1. Peraturan perundangan
2. Keamanan publik (masyarakat sekitar)
3. Asuransi
4. LSM
Menekan resiko
losses
Tidak direncanakan
Direncanakan
KONSEP
Penanggulangan
Kebakaran
DEFINISI
• Emergency : suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada
suatu tempat/kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia,
merusak peralatan/harta-benda, atau merusak lingkungan sekitarnya. Suatu
kejadian yang didalam daerah unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu
dari dalam/luar,.

• Disaster: Suatu kejadian besar/bencana yang datang secara tiba-tiba baik


dari dalam maupun luar unit operasi/daerah tersebut yang dapat mengancam
pekerja/kehidupan manusia dan kerusakan harta/benda, dan sumber daya
manusia dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi.

• Prosedur Sistim Pemadam Kebakaran :Tata cara/pedoman kerja dalam


menanggulangi suatu keadaan Kebakaran dengan memanfaatkan sumber
tenaga dan sarana yang tersedia untuk menanggulangi akibat dan suatu
kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi
kerugian yang lebih besar.

• Organisasi/Tim Kebakaran : sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai


pelaksana penanggulangan Kebakaran
GOAL/TARGET

• Memastikan adanya suatu organisasi


Penanggulangan Kebakaran yang lengkap
dengan semua sasarannya.
• Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang
diperlukan atau dilakukan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya suatu kejadian.
• Sebagai bahan masukan dalam pengambilan
keputusan Top Manajemen.
Kategori
Keadaan Kebakaran
Keadaan Kebakaran Tingkat I (Tier I)
Adalah : keadaan kebakaran yang berpotensi mengancam
nyawa manusia dan harta benda (asset), yang secara normal
dapat diatasi oleh personil jaga dan suatu instalasi/pabrik
dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan,
tanpa perlu adanya regu bantuan yang dikonsinyir.
Keadaan Kebakaran kategori ini mempunyai satu atau
lebih karakter sebagai berikut:
• Kecelakaan skala kecil atas suatu daerah tunggal atau satu
sumber saja
• Kerusakan asset atau luka korbannya terbatas
• Karyawan yang bertugas dengan alat yang tersedia dibantu
regu tanggap darurat sudah cukup untuk menanggulanginya
Kategori Keadaan Darurat
Keadaan Kebakaran Tingkat II (Tier II)
• Ialah suatu kecelakaan besar dimana semua
karyawan yang bertugas dibantu dengan
peralatan dan material yang tersedia di
instalasi/pabrik tersebut, tidak lagi mampu
mengendalikan keadaaan darurat tersebut,
• Terjadi beberapa korban manusia.
– Meliputi beberapa unit atau beberapa peralatan besar
yang dapat melumpuhkan kegiatan instalasi/pabrik.
– Dapat merusak harta benda pihak lain didaerah
setempat (diluar daerah instalasi).
– Tidak dapat dikendalikan oleh tim kebakaran dan
dalam pabrik itu sendiri, bahkan harus minta bantuan
pihak luar.
Kategori Keadaan Darurat

Keadaan Kebakaran Tingkat III (Tier III)


Adalah keadaan kebakaran berupa
malapetaka/bencana dahsyat dengan
akibat lebih besar dibandingkan dengan
Tier II, dan memerlukan bantuan,
koordinasi pada tingkat nasional.
Maksud & Tujuan

Aspek Kemanusiaan
• Mencegah atau membatasi jatuhnya korban
manusia dan/atau timbulnya bahaya terhadap
kesehatan manusia, berikut tatanan sosialnya,
serta kerusakan fisik dalam menciptakan
lingkungan yang aman dalam masyarakat.
• Mengungsikan/memindahkan sumber daya
manusia/aset ketempat yang yang aman
(evakuasi)
• Menyelamatkan jiwa: Melindungi pegawai dan
penduduk disekitarnya dan kecelakaan.
• Menolong dan memberikan pengobatan kepada
orang-orang yang terluka dan lain-lain.
Maksud & Tujuan
Aspek Pencegahan Kerugian :
• Memperkecil kerugian terhadap harta benda perusahaan,
produksi perusahaan, dan lingkungan sekitarnya.
• Menyelamatkan harta benda dan lingkungan (mengurangi
kerugian/kerusakan)
• Mencegah menjalarnya kebakaran
• Mengurangi bahaya yang timbul dalam keadaan darurat

Aspek Komersial :
• Memberikan informasi ke media masa dan bekerja sama dengan
pihak luar tentang kebakaran yang terjadi
• Menjamin kelangsungan operasi perusahaan agar kegiatan
bisnis dan produksi tidak terhenti/terputus.
• Memberikan informasi kepada anggota masyarakat tentang
bahaya industri dan langkah-langkah penanggulangannya dalam
upaya mengurangi resiko bencana.
Jenis Prosedur Sistim
Pemadam Kebakaran

• Prosedur Sistim Pemadam Kebakaran interen (local


standing procedure), pedoman pelaksanaan
penanggulangan kebakaran untuk masing-masing
unit/fungsi. Pedoman ini hanya dipergunakan oleh
unit/fungsi bersangkutan untuk menanggulangi
kebakaran yang terjadi di unitnya dalam batasan
masih mampu ditanggulangi.

• Prosedur sistim kebakaran(Utama), pedoman


perusahaan secara menyeluruh didalam
menanggulangi keadaan darurat yang cukup besar
atau dapat membahayakan unit kerja lain
SKEMA PEMBUATAN
PROSEDUR Pemadam Kebakaran

BENTUK TUJUAN IDENTIFIKASI


RISK ASSESMENT
TIM LINGKUP POTENSI BAHAYA

UPAYA MEMINIMALISASI
RESIKO

EVALUASI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


SARANA / ALAT & SDM

EMERGENCY DRILL ORG. Pemadam Kebakaran


TUGAS & TANGGUNG JAWAB

SOSIALISASI PROSEDUR SUSUN PROSEDUR


Sistim Pemadam Kebakaran Pemadam Kebakaran
Evaluasi Potensi Bahaya
Kebakaran
1. Material yang dapat terbakar?

(1)
(1)Identifikasi
Identifikasi • Bahan padat yang mudah terbakar
• Cairan yang mudah terbakar
Hazard
Hazardmaterial
material • Uap/Gas yang mudah terbakar
• Debu yang mudah meledak

Bahan spesifik : …………………………………….. Jumlah :

2. Bagaimana bahan tersebut dapat terbakar?

(2)
(2)Identifikasi
Identifikasi • Tumpahan
(1)
(1)Identifikasi
Identifikasi • Peralatan pecah
potensi
potensiyg
ygdpt
dpt
Hazard • Korosi
Hazardmaterial
material menimbulkan
menimbulkan • Pemanasan berlebihan
kebakaran
kebakaran • Reaksi kimia
Evaluasi Potensi Bahaya
Kebakaran
• Loncatan bunga api
3. Sumber energy yang dapat menimbulkan kebakaran • Welding/cutting
(2) • Elektro statis
(2)Identifikasi
Identifikasi (3)
(1)
(1)Identifikasi
Identifikasi potensi (3)Identifikasi
Identifikasi • Gesekan
potensiyg
ygdpt
dpt metoda • Rokok
Hazard
Hazardmaterial
material menimbulkan metodapaparan
paparan
menimbulkan sumber • Api terbuka
kebakaran sumberpanas
panas
kebakaran • Petir
• Konsleting, dll.

4. Bagaimana dampak kebakaran?

(2) • Kebakaran
(2)Identifikasi
Identifikasi (3)
(1)
(1)Identifikasi
Identifikasi potensi (3)Identifikasi
Identifikasi (4)
(4)Estimasi
Estimasi • Ledakan
potensiyg
ygdpt
dpt metoda
Hazard
Hazardmaterial
material menimbulkan metodapaparan
paparan dampak
dampak • Paparan
menimbulkan sumber
kebakaran sumberpanas
panas kejadian
kejadian bahan beracun
kebakaran
Evaluasi Potensi Bahaya
5. Apakah ada usaha pencegah kebakaran?
• Komitmen & Kebijakan
(2) Identifikasi • Housekeeping
(1) Identifikasi (2) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi (5) Identifikasi
(1) Identifikasi potensi yg dpt (3) Identifikasi (4) Estimasi (5) Identifikasi • Design review
potensi yg dpt metoda paparan dampak Prog. Pencegahan
Hazard material menimbulkan metoda paparan dampak Prog. Pencegahan • Prosedur
Hazard material menimbulkan sumber panas kejadian Kebakaran
kebakaran sumber panas kejadian Kebakaran
kebakaran • sertifikasi, testing,
kalibrasi, dll.

6. Apakah ada peralatan / sistem proteksi kebakaran?


(5) Identifikasi
(5) Identifikasi
• Sistem deteksi
(2) Identifikasi Prog. Pencegahan
Prog. Pencegahan
kebakaran
(1) Identifikasi (2) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran • Sistem Pemadam
(1) Identifikasi potensi yg dpt (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran
potensi yg dpt metoda paparan dampak Kebakaran
Hazard material menimbulkan metoda paparan dampak
Hazard material menimbulkan sumber panas kejadian
kebakaran sumber panas kejadian • Peralatan Pemadaman
kebakaran
(6) Identifikasi
• SDM
(6) Identifikasi • PPGD
Peralatan Sistem
Peralatan Sistem • Sistem
Kebakaran
Kebakaran Penanggulangan dg
Zone
7. Apakah usaha pencegahan dan proteksi kebakaran sudah efektif?

(5) Identifikasi
(5) Identifikasi
Prog. Pencegahan
Prog. Pencegahan
Kebakaran (7) Review Bandingkan kondisi yang
Kebakaran (7) Review
11 22 33 44 keefektifan usaha
keefektifan usaha ada dengan persyaratan
yang sedang minimum (standard)
(6) Identifikasi yang sedang
(6) Identifikasi berjalan nasional/ international
berjalan
Peralatan Sistem
Peralatan Sistem
Kebakaran
Kebakaran

8. Apakah perlu dilakukan perbaikan? • Sistem pencegahan


• Peningkatan
55 (8) Susun
(8) Susun pelatihan
11 22 33 44 77 program
program • Perbaiki sistem
perbaikan
66 perbaikan proteksi kebakaran
• Perbaiki Fire fighting
system
9. Apakah ada program inspeksi berkala?
• Inspeksi sistem
(9) Susun proteksi kebakaran
(9) Susun
55 program
program • Inspeksi kegiatan
11 22 33 44 77 88 inspeksi &
inspeksi & operasi
pengujian
66 pengujian
berkala dan
berkala dan • Pengujian peralatan
perawatan pemadam
perawatan
kebakaran
• Prosedur perawatan
10. Apakah ada Rencana Sistim Pengendalian Kebakaran yang terdokumentasi?

(10) Susun • Prosedur Sistim


(10) Susun
55 Prosedur Penc.
Prosedur Penc. Pengendalian
11 22 33 44 77 88 99 Sistim
Sistim Kebakaran
Pengendalian
66 Pengendalian
Kebakaran
Kebakaran
• Simulasi /Drill
dengan
dengan • Accident
memberdayakan
memberdayakan Investigation
fasilitas yang
fasilitas yang
tersedia • Rehabilitasi
tersedia

11. Apakah pernah dilakukan audit?

55 99
Penerapan
11 22 33 44 77 88 (11) Audit
(11) Audit Audit
berkala
66 10
10
berkala
12. Bagaimana Rencana Tindak Lanjut Audit?

(5) Identifikasi
(5) Identifikasi
(2) Identifikasi Prog. Pencegahan
(2) Identifikasi Prog. Pencegahan
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran (7) Review
(1) Identifikasi potensi yg dpt (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran (7) Review
potensi yg dpt metoda paparan dampak keefektifan usaha
Hazard material menimbulkan metoda paparan dampak keefektifan usaha
Hazard material menimbulkan sumber panas kejadian yang sedang
kebakaran sumber panas kejadian yang sedang
kebakaran (6) Identifikasi berjalan
(6) Identifikasi berjalan
Peralatan Sistem
Peralatan Sistem
Kebakaran
Kebakaran

(9) Susun program


(9) Susun program
Inspeksi berkala
Inspeksi berkala
(8) Susun
(8) Susun
(11) rencana /
(11)Audit
Audit rencana /
program
(10) Susun prosedur program
(10) Susun prosedur perbaikan
perbaikan
Pengendalian
Pengendalian
Kebakaran
Kebakaran
Fenomena
kebakaran
INTENSITAS

3 - 10 menit

th
ow STEDY
Fully development fires

DE
(600-1000 o C)
Gr

CA
Initiation

Y
TIME

Source
Energi
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY
FIRE SAFETY MANAGEMENT
MANAGEMENT
PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi Psl. 2 (1) (2) & (3)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk pemeliharaan,
dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat

Psl 2 (4)
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Sebelum kebakaran terjadi segala kemungkinan resiko


harus sudah diprediksikan sebelumnya melalui metoda al :
fire risk assessment, fire scenario, out come &
effect of fires, sehingga sumber daya yang dibutuhan
dan prosedur dalam keadaan darurat dapat direncanakan
sesuai potensi yang ada
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Fire
Lapis III Departement
Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

POSKO
POST
FIRE CONTROL

•INVESTIGASI

• ANALISIS

• REKOMENDASI

• REHABILITASI
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE 1/300


FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
PERAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
……….2/25
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG
PENANGGUNG JAWAB
JAWAB UMUM
UMUM
(PENGURUS)
(PENGURUS)

DEPARTEMEN
DEPARTEMEN K3
K3

PENANGGUNG
PENANGGUNGJAWAB
JAWAB
UNIT
UNITPENANGGULANGAN
PENANGGULANGANKEBAKARAN
KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KOORDINATOR
KOORDINATORSUB
SUBUNIT
UNIT
PENANGGULANGAN
PENANGGULANGANKEBAKARAN
KEBAKARAN

PETUGAS
PETUGAS
PERAN
PERANKEBAKARAN
KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN
URAIAN TUGAS
TUGAS
ORGANISASI
ORGANISASI TANGGAP
TANGGAP DARURAT
DARURAT KEBAKARAN
KEBAKARAN

(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya

Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya


Pada waktu jam kerja

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot.


kebakaran
• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi
kebakaran dan memandu evakuasi
• Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.

Psl 7
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN
URAIAN TUGAS
TUGAS
ORGANISASI
ORGANISASI TANGGAP
TANGGAP DARURAT
DARURAT KEBAKARAN
KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana
proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan

Psl 8
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN

KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja tertentu

Tugas :
 Mengkoordinasikan program
penanggulangan kebakaran (inspeksi &
latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan
kebakaran
Psl 9
Ref. Kepmennaker No 186/1999

URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja

Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi
program kerja pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan
langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan
syarat K3
Psl 10
1. Sarana evakuasi
• Bagian dari konstruksi bangunan yang dirancang
aman untuk digunakan pada waktu keadaan
darurat

2. Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing
masing tanpa dibantu orang lain

TEMPAT TEMPAT
JALUR AMAN AMAN
BERBAHAYA
Syarat sarana Evakuasi

• Aman sementara, terjamin kedap asap dan


panas;
• Tidak dikunci;
• Tidak terhalang oleh benda apapun;
• Memiliki lampu darurat;
• Bukaan pintu kearah pelarian;
• Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
• Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam
keadaan gelap.
Emergency Contact

 Internal
Numbers
 Site Manager :
 Safety & Fire Dept. :
 Security Dept. :
 Fire Station :
 Production Dept. :

 External
 Government Fire Dept. : 113
 Police : 112
 Resort Police : (031) 3974110
 Military District Command : (031) 3981444
 Ambulance : 118
 Government Fire Station : (031) 3983889
 SAR : 103
 Public Hospital : (031) 3981095
Facility Map & Immediate
Surroundings
Pertamina Asphalt Manufacturer U

Assembly
Point

Turbine
Boiler
CCR
Jl. Harun Tohir

Madura
Water Strait
Fire
ESWFP Desalt
Station
Plant

Road to Semen Gresik Port

Legends: Hydrant + Fire Box Water Tank


Fuel Tank Foam Tank
TIPS :
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

1. Seminimal mungkin menggunakan bahan


yang mudah terbakar

2. Memeriksa instalasi listrik secara berkala,


disusun secara rapi dan aman

3. Memasang rambu-rambu “Dilarang


Merokok”

4. ........
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

4. Membersihkan secara periodik material yang


mudah terbakar.

5. Menyediakan alat pemadam kebakaran

6. ........
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

6. Memasang peta situasi di tempat yang


strategis.

7. Menyediakan jalan untuk melakukan


tindakan evakuasi atau penyelamatan diri.

8. Mengadakan pelatihan cara penanggulangan


dan penyelamatan bahaya kebakaran

9. ……..
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

9. Membunyikan alarm atau tanda peringatan


bahaya kebakaran sewaktu terjadi
kebakaran.

10.Menetapkan petugas untuk menangani


bahaya kebakaran

11.Melakukan inspeksi terhadap sarana


bahaya kebakaran yang tersedia
Inspeksi Bahaya Kebakaran

1. Sumber penyalaan :
Perhatikan potensi apa saja yang dapat menjadi
pemicu kebakaran dan perhatikan apakah alat
pengaman yang tersedia telah sesuai.

2. Bahan yang mudah terbakar :


Perhatikan jenis bahan yang dikerjakan atau
terdapat dilokasi, kenali sifat fisik dan sifat
kimianya apakah berpotensi terbakar.

3. . . . . .
Inspeksi Bahaya Kebakaran

3. Kompartemen :
Periksa lingkungan tempat kerja terhadap
kemungkinan penyebaran api atau asap

4. Pintu darurat :
Periksa jalur evakuasi, pintu keluar atau tangga
darurat, apakah ada rintangan yang dapat
mengganggu, apakah terdapat petunjuk arah,
penerangan darurat. Jarak tempuh dari ruangan ke
pintu darurat tidak melebihi :
◘ 36 meter untuk risiko ringan
◘ 30 meter untuk risiko sedang
◘ 24 meter untuk risiko berat
5. . . . .
Inspeksi Bahaya Kebakaran

5. APAR ( Alat Pemadam Api Ringan )


Periksa penempatannya , masa berlakunya,
jenisnya dan kecukupan jumlahnya
PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN ;

1. LAKUKAN PEMADAMAN TINGKAT DINI

2. PEMBATASAN PENYEBARAN ASAP

3. EVAKUASI PENGHUNI

4. PEMADAMAN LANJUTAN

5. SELESAI
Personal Protective
Equipment
Item Name Fire Dept. On Site Other Location & Phone
Fire Coat 14 units 6 units Government Fire Dept.
113

Fire Boots 14 units 6 units PT. Petrokimia Gresik (031)


3981811~2

PT. Semen Gresik (031)


Fire Helmet 14 unit 6 units
3981795 / 3981745

Breathing Apparatus 3 units 3 units

Fire-Resistant Suit 3 units 3 units


KESIMPULAN
• Kebakaran memiliki potensi resiko tinggi (people, property &
environment), karena itu penanganan K3 harus mendapat
perhatian serius.
• Kebakaran dapat diprediksikan, resikonya dapat
diperhitungkan, oleh karena itu upaya penanggulangannya
dapat direncanakan;
• Dalam situasi kebakaran semua penghuni akan terlibat dalam
situasi ancaman bahaya, karena itu setiap tempat kerja harus
memiliki buku panduan sistim Pemadam Kebakaran dan
disosialisasikan serta dilakukan gladi simulasi darurat secara
berkala.
• Sarana proteksi kebakaran setiap saat harus siap pakai,
karena itu harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan
pengujian.
• Sarana evakuasi harus tetap dijamin tidak terhalang
• Manajemen harus memiliki komitmen terhadap K3
PENUTUP
• Insiden dapat terjadi setiap saat, dan dapat mengakibatkan
konsekuensi serius. Karena itu wajip adanya perencanaan
prosedur tanggap darurat yang teruji dan dipastikan semua
karyawan mengetahuinya.
• Jenis-jenis kecelakaan dan konsekuensi yang ditimbulkan harus
sudah diprediksikan melalui identifikasi hazard, risk assessment
dan pengendaliannya.
• Harus tersedia tandu dan kotak obat dengan isinya yang sesuai
jenis luka yang mungkin terjadi
• Sarana proteksi kebakaran setiap saat harus siap pakai, karena
itu harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian.
• Sarana evakuasi harus tetap dijamin tidak terhalang
• Harus ditunjuk nama nama petugas emergency dan diberikan
pelatihan pengetahuan dan keterampilan yang cukup
• Nomer telepon kontak darurat tersedia.
• Manajemen harus memiliki komitmen terhadap K3
Sekian
TERIMA KASIH
STANDART DAN PERATURAN

STANDART SNI 03-3987-1995 PANDUAN PEMASANGAN PEMADAM API RINGAN


UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG
PERATURAN DAERAH DKI JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG
PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN .
KLASIFIKASI JENIS KEBAKARAN

1. KEBAKARAN KELAS A : KEBAKARAN DARI BAHAN BIASA YANG MUDAH


TERBAKAR SEPERTI : KAYU, KERTAS DLL.
2. KEBAKARAN KELAS B : KEBAKARAN BAHAN CAIRAN YANG MUDAH
TERBAKAR SEPERTI MINYAK BUMI, BENSIN,
GAS.
3. KEBAKARAN KELAS C : KEBAKARAN YANG DIAKIBATKAN LISTRIK
4. KEBAKARAN KELAS D : KEBAKARAN LOGAM SEPERTI : SENG, MAGNESIUM
ALUMINIUM,SODIUM DLL.
I.7 Pemasangan dan Penempatan
Untuk pemasangan dan penempatan PAR harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
• Setiap PAR harus dipasang pada posisi yang mudah dilihat, dicapai, diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan sesuai dengan gambar
• Pemasangan PAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
• Setiap PAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dalam lemari kaca dan dapat dipergunakan dengan mudah
pada saat diperlukan.
• Pemasangan PAR harus dilakukan sedemikan rupa sehingga bagian paling
atas berada pada ketinggian 1,2 M dari permukaan lantai, terkecuali untuk
jenis C02 dan bubuk kimia yang penempatannya minimum 15 cm dari
permukaan lantai.
• PAR tidak boleh dipasang didalam ruangan yang mempunyai suhu lebih dari
490C dan dibawah 40C.
• Penempatan PAR juga didasarkan kepada kemampuan jangkauan serta jenis
bangunan.
Penempatan PAR

JARAK
JENIS BANGUNAN BERAT MINIMUM LUAS JANGKAUAN MAKSIMUM

Industri 2 Kg 150 M2 15 M
Umum 2 Kg 100 M2 20 M
Perumahan 2 Kg 250 M2 25 M
Campuran 2 Kg 100 M2 20 M
Parkir 2 Kg 135 M2 25 M
Bangunan Tinggi 2 Kg 100 M2 20 M
Lebih dari 14 m
Hydrant asal kata dari hydro yang artinya air.
Jadi Hydrant disini dimaksud tempat untuk mendapatkan sumber air yang
dirancang khusus untuk keperluan pemadaman kebakaran.

I.1 Hydrant Kota (Hydrant Umum)


Hydrant yang disiapkan untuk mendapatkan air bagi unit mobil pemadam
kebakaran untuk memudahkan dukungan air pada saat melaksanakan
pemadaman kebakaran yang terdekat dengan titik hydrant tersebut.
Hydrant ini dipasang dipingir-pinggir jalan disegenap penjuru kota dan
biasanya ditempatkan di daerah yang rawan terhadap kebakaran.

I.2 Sumber Air


Sistem penyediaan air untuk hydran kota khususnya di Jakarta dan beberapa
kota lain di Indonesia masih menggunakan Perusahaan Air Minum (PAM).
Dengan masih tergabungnya instalasi hydrant dengan instalasi air minum yang
dikonsumsi masyarakat, maka ada kelemahan/ kekurangan yang dialami oleh
system hydrant kota.
- Debit air tidak merata, terjadi perbedaan tekanan antara satu titik
hydrant dengan titik hydrant lainnya.
- Ada suatu daerah yang dianggap rawan kebakaran belum dapat
dipasang hydrant karena instalasi PAM belum ada di daerah tersebut.
Penyertaan air untuk system hydrant seharusnya memiliki instalasi tersendiri.
I.3 Hydrant Gedung
Hydrant ini disiapkan untuk keperluan pemadaman kebakaran apabila terjadi
kebakaran dalam gedung.
Hydrant Gedung terbagi atas 3 Klas (NFPA)
A. Kelas I : Hydrant dengan diameter slang 2½“ pengoper-asianya
dipersiapkan bagi penghuni gedung yang telah terlatih menggunakan
peralatan tersebut, atau dioperasikan oleh petugas Dinas Kebakaran.

B. Kelas II : Hydrant dengan diameter 1½“, Pengoperasiannya


disiapkan bagi penghuni gedung yang belum pernah mendapatkan latihan
menggunakan peralatan tersebut.

C. Kelas III : Hydrant Gabungan antara kelas I & II.

Komponen-komponen Hydrant Gedung :


• Bak Persediaan Air (Reservoir)
• Pompa Utama
• Pompa Jockey
• Pompa Diesel
• Gate Valve
• Fleksibel Joint
• Safety Valve
• Cek Valve
• Pipa Tegak (Riser)
• Sambungan Dinas Kebakaran (Fire Brigade Connection)
• Box Hydrant dengan perlengkapannya.
Persyaratan Hydrant Kota atau Halaman adalah
sebagai berikut :

• Masing-masing hydrant berkapasitas


minimum 1000 liter /menit
• Tekanan di mulut hydrant minimum 2
kg/cm2.
• Maksimal jarak antara hydrant 200
meter.
Persyaratan Teknis Hydrant Gedung :

DIAMETER SLANG DIAMETER SLANG 1 ½“

Minimal debit air 1900 liter/menit 380 liter/menit


(500 Gpm) (100 Gpm)

Minimal diameter Untuk bangunan Untuk bangunan


pipa tegak menengah = 4” rendah = 2”
Untuk bangunan Untuk bangunan
Tinggi = 6” menegah = 2,5”

Tekanan maksimal Tidak terbatas 6,8 Kg/cm2 (100 psi)

Tekanan minimal 4,4 Kg/cm2 (65 psi) 4,4 Kg/cm2 (65 psi)

Pemakaian minimal 30 Menit 30 Menit


SISTEM PEMANCAR AIR OTOMATIS

(AUTOMATIC SPRINKLER SYSTEM

Yang dimaksud dengan system pemancar air otomatis


adalah :
Suatu system yang bekerja secara otomatis untuk
memadamkan kebakaran atau setidak-tidaknya
mencegah meluasnya kebakaran.
System tersebut terdiri dari :
- Penyediaan air yang cukup
- Jaringan pipa yang cukup
- Perlengkapan sprinkler

Sprinkler System terbagi atas :


• Sistem Basah (Wet Pipe System)
• Sistem Kering (Dry Pipe System)
• Sistem Curah (Deluge System)
• Sistem Pra aksi (Pre Action System)
• Sistem Kombinasi (Combination System)
1. Sistem Basah (Wet Pipe System)
Secara garis besar perlengkapan yang digunakan pada
System Sprinkler terdiri dari :
 Sumber Air
 Bak Penampung Air (Reservoir)
 Pompa Kebakaran (Fire Pump)
 Tanki Kebakaran (Pressure Tank)
 Instalasi Pemipaan
 Kepala Sprinkler
Tingkat Suhu Jenis Sambungan Sistem
lebur :

ºC Warna Tangkai
67 – 74 Tanpa warna
93 – 100 Putih
141 Biru
182 kuning
227 Merah
Jenis Glass Blub

ºC Warna Cairan dalam


Glass
57 Jingga
68 Merah
79 Kuning
93 Hijau
141 Biru
182 Ungu
204 - 260 Hitam
Jumlah Maksimum Kepala Sprinkler
yang dapat dipasang pada satu katup
kendali adalah :
KLASIFIKASI BAHAYA JUMLAH KEPALA
KEBAKARAN SPRINKLER
Sistem bahaya kebakaran ringan 500 buah

Sistem bahaya kebakaran sedang 1000 buah

Sistem bahaya kebakaran berat 1000 buah

Anda mungkin juga menyukai