Anda di halaman 1dari 24

GRADASI AGREGAT

 Distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran


agregat, merupakan hal penting dalam
menentukan stabilitas perkerasan
 Gradasi agregat mempengaruhi besarnya
rongga antar butir yang akan menentukan
stabilitas dan kemudahan dalam proses
pelaksanaan
 Gradasi agregat merupakan campuran dari
berbagai diameter butiran agregat yang
membentuk susunan campuran tertentu
 Gradasi agregat ini diperoleh dari hasil analisa saringan
dengan menggunakan satu set saringan (dengan
ukuran saringan 19.1 mm; 12.7 mm; 9.52 mm; 4.76 mm;
2.38 mm; 1.18 mm; 0.59 mm; 0.279 mm; 0.149 mm;
0.074 mm), dimana saringan yang paling kasar
diletakkan diatas dan yang paling halus terletak paling
bawah. Satu set saringan dimulai dari pan dan diakhiri
dengan tutup.
 Untuk menunjukan klasifikasi agregat yang disebut
gradasi (grading) umumnya digunakan suatu grafik.
Absis menunjukkan ukuran butiran (dalam skala
logaritma) dan ordinat menunjukkan prosentase dari
berat yang melalui nomor saringan tertentu.
Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan
menggunakan 1 set saringan dimana saringan paling kasar
diletakkan di atas dan yang paling halus terletak paling bawah.

Gradasi
Agregat
 Gradasi agregat ditentukan dengan cara analisa saringan,
dimana sampel agregat harus melalui satu set saringan.
 Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan
kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya
bukaan jaringan kawat perinchi pesegi dari saringan
tersebut.
 Untuk mengetahui gradasi tersebut dilakukan pengujian
melalui analisa ayakan atau saringan sesuai standard
BS 812, ASTM C-33,C136, ASHTO T.27
ataupun Standard Indonesia.
 Menurut Sukirman (2007), gradasi agregat
menentukan besarnya rongga atau pori yang mungkin
terjadi dalam agregat campuran. Agregat campuran
yang terdiri dari agregat berukuran sama akan
berongga atau berpori banyak karena tidak terdapat
agregat berukuran kecil yang dapat mengisi rongga
antar butiran. Sebaliknya, bila gabungan agregat
terdistribusi dari agregat yang kecil sampai besar
secara merata, maka rongga yang terbentuk oleh
susunan agregat akan kecil.
1. Agregat bergradasi baik
PENGELOMPOKAN 2. Agregat bergradasi buruk
GRADASI AGREGAT
3. Agregat bergradasi senjang
 Agregat bergradasi baik adalah agregat yang ukuran butirnya
terdistribusi merata dalam satu rentang ukuran butir.
 Agregat bergradasi baik disebut juga agregat bergradasi rapat.
 Campuran agregat bergradasi baik mempunyai pori sedikit,
mudah dipadatkan, dan mempunyai stabilitas tinggi. Tingkat
Agregat stabilitas ditentukan dari ukuran butir agregat terbesar yang ada.
Bergradasi Baik
Berdasarkan ukuran butir agregat yang dominan manyusun
campuran agregat, maka agregat bergradasi baik dapat
dibedakan atas :
 Agregat bergradasi kasar adalah agregat bergradasi baik yang
mempunyai susunan ukuran terus menerus dari kasar sampai
dengan halus, tetapi dominan berukuran agregat kasar.
 Agregat bergradasi halus adalah agregat bergradasi baik yang
mempunyai susunan ukuran menerus dari kasar sampai dengan
halus, tetapi dominan berukuran agregat halus.

Agregat bergradasi baik atau buruk dapat diperiksa dengan


menggunakan rumus Fuller.
 Agregat bergradasi baik atau buruk dapat diperiksa dengan
menggunakan rumus Fuller.
 Perencanaan campuran dengan metode ini bertitik tolak pada
stabilitas yang dihasilkan. Oleh karena itu yang menjadi dasar
adalah gradasi agregat campuran yang harus memenuhi lengkung
Fuller.
 Agregat dinamakan bergradasi baik bila persen yang lolos setiap
Rumus Fuller lapis dari sebuah gradasi memenuhi Rumus Fuller dibawah ini :
Ρ = 100(d /D)0.45
Dimana :
 P = persen lolos saringan dengan bukaan d mm
 d = ukuran agregat yang sedang diperhitungkan
 D = ukuran maksimum partikel dalam gradasi tersebut
Agregat bergradasi buruk tidak memenuhi persyaratan gradasi
baik. Terdapat berbagai macam gradasi agregat yang dapat
dikelompokkan ke dalam agregat bergradasi buruk, seperti :
 Gradasi menerus (uniform graded)
Agregat Gradasi menerus atau seragam adalah agregat dengan ukuran
Bergradasi yang hampir sama/sejenis atau mengandung agregat halus yang
sedikit jumlahnya sehingga tidak dapat mengisi rongga antar
Buruk agregat. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka. Agregat
dengan gradasi menerus akan menghasilkan lapisan perkerasan
dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, berat volume
kecil.
 Gradasi ini disebut juga dengan gradasi terbuka
(open graded).
 Karena hanya mengandung sedikit agregat
halus, terdapat banyak rongga/ruang kosong
antar agregat.
 Campuran beraspal yang dibuat dengan
gradasi ini bersifat porous atau memiliki
permeabilitas yang tinggi, stabilitas marshall
yang rendah dan memiliki berat isi yang kecil.
 Jenis perkerasan aspal porus adalah salah satu
teknik pelapisan permukaan jalan yang sangat
baik, karena dapat meloloskan air masuk ke
lapisan atas (wearing coarse) secara vertikal
dan horisontal melalui pori-pori udara kapiler
atau dengan menggunakan saluran samping
dan lapisan perkerasannya sebagai sistem
drainase. Aspal porus sangat baik untuk
melapisi jalan yaitu sangat efektif untuk
meningkatkan keselamatan lalu lintas jalan
raya pada kondisi cuaca yang sangat buruk
(hujan deras dan licin).
POROUS  Aspal porus (porous asphalt) merupakan campuran bergradasi
ASPHALT terbuka dengan persentase agregat kasar yang besar, persentase
agregat halus yang kecil, sehingga menyediakan rongga udara
yang besar. Rongga udara ini diharapkan dapat meloloskan atau
memberikan ke leluasaan air yang berada di lapis permukaan
untuk dapat di alirkan ke dalam rongga aspal secara vertikal dan
horizontal serta menyalurkannya dalam sistem drainase
perkerasan

 Genangan air hujan di atas permukaan jalan yang selalu terjadi di


musim penghujan mengakibatkan gangguan kenyamanan bagi
pengendara. Karakter flexible pavement yang kedap terhadap air
dan drainase yang buruk mendukung fenomena tersebut. Hal
tersebut mengurangi resapan air hujan dan mempercepat
kerusakan jalan.
Aspal porus merupakan salah salah satu inovasi untuk meningkatkan
resapan air hujan dan untuk mengurangi adanya genangan di atas jalan

POROUS
ASPHALT
 Gradasi senjang
Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi gradasi
menerus dan gradasi rapat. Agregat bergradasi menerus umumnya
digunakan untuk lapisan perkerasan lentur yaitu gradasi timpang,
campuran merupakan agregat dengan satu fraksi hilang atau satu
GRADASI fraksi sedikit sekali. Agregat dengan gradasi timpang akan
menghasilkan lapis perkerasan yang mutunya terletak antara kedua
SENJANG pengaruh jenis gradasi rapat dan gradasi menerus.
Pengaruh
Gradasi
terhadap
Karakteristik
Campuran

Sumber : Silvia Sukirman, Beton aspal campuran panas, 2007.


Gradasi
Agregat untuk
Campuran
Aspal (Bina
Marga, 2007)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai