Anda di halaman 1dari 10

Kelompok IV Pendidikan Kewarnegaraan

Hak Asasi Manusia


Dani Maskur Bayhaqi L13123047
Feronsyah Akwilah L13123316
Abimanyu L13123046
Raihanzidqi L13123302
Ikhwan Dedi Zahari L13123293
Moh. Chairul Barriah L13123064
Mutrin Fuad L13123052
Abdi Gunawan Nengah L13123316
Wahyu Tomosu L13123065
Definisi HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat


hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
HAM adalah hak-hak asasi manusia yang asasi
bahwa HAM secara kodrati inheren atau melekat,
universal mengacu bahwa HAM itu tanpa
pembedaan warna kulit, ras, agama, suku, etnis,
bangsa atau status sosial lainnya dan tidak dapat
dicabut, hak itu dimiliki oleh individu sematamata
karena mereka adalah manusia ciptaanNya bukan
karena mereka adalah warga negara suatu negara.
HAM menyatakan bahwa kemanusiaan manusia
memiliki hak yang bersifat mendasar yang menyatu
pada jati diri manusia, adanya hak tersebut berarti
seseorang mempunyai suatu “keistimewaan” yang
memungkinkan baginya diperlakukan sesuai
kesitimewaan yang dimilikinya.

Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia

Dikutip dari buku Hukum Asasi Manusia oleh Dr. A. Widiada


Gunakaya, sejarah HAM bermula dari Eropa melalui
kristalisasi pemikiran seorang filsuf Inggris pada adab ke-17
bernama John Locke. Ia menyatakan adanya hak kodrati
(natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yakni
hak atas hidup, hak kebebasan, da hak milik.
Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia

Sejarah perkembangan HAM juga ditandai dengan


adanya tiga peristiwa penting yakni Magna Charta,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis. Sistem
pemikiran HAM disuarakan secara internasional ke
seluruh dunia untuk memperjuangkan HAM untuk
diakui, dihormati, dilindungi, dan ditegakan demi
harga diri dan martabat manusia. Pada Januari 1947,
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk
komisi hak asasi manusia (commission of human
right), yang sidangnya dimulai di bawah pimpinan
Ny. Eleanor Roosevelt.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan
bermuara pada Pancasila. Artinya Hak Asasi Manusia
mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak
asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan
sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam
pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu pancasila.
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak
yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan
ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang
dimiliki Negara Republik Indonesia
diantaranya:

Undang-Undang Dasar 1945


Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia
Contoh Hak Asasi Manusia

Hak-hak asasi pribadi yang meliputi kebebasan menyatakan


pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan
bergerak.

Hak-hak asasi ekonomi yang meliputi hak untuk memiliki


sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta
memanfaatkannya.

Hak-hak asasi politik yaitu hak untuk ikut serta dalam


pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu)
dan hak untuk mendirikan partai politik.
Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan.

Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan. Misalnya hak untuk


memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan
kebudayaan.

Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan


dan perlindungan. Misalnya peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.

Anda mungkin juga menyukai