Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Pendidikan
Kewarganegaraan
Hak Asasi Manusia
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Semua Fakultas Semua Prodi


06 190001016
Team Teaching
Pendidikan Kewarganegaraan

Abstract Kompetensi
Hak Asasi Manusia adalah hak pokok Mahasiswa mempunyai kapasitas
atau hak dasar yang dibawa oleh untuk memahami dasar-dasar tentang
manusia sejak lahir yang secara konsep, standar normatif dan
kodrat melekat pada setiap manusia mekanisme praktis Hak Asasi
dan tidak dapat diganggu gugat Manusia baik di tingkat nasional
karena merupakan anugerah Tuhan maupun internasional. Sehingga pada
Yang Maha Esa. Indonesia sebagai akhirnya mahasiswa mampu
negara hukum Pancasila yang melakukan analisa terhadap masalah-
demokratis memiliki kewajiban masalah HAM dengan menggunakan
dalam perlindungan HAM. pendekatan yuridis normatif maupun
Perlindungan HAM dalam negara pendekatan terkait lainnya.
hukum harus termaktub dalam
konstitusi ataupun hukum nasional.
Sebagai negera hukum Pancasila
HAM telah termuat dalam Pancasila
itu sendiri. Sedangkan sebagai negara
demokrasi Pancasila, perlindungan
HAM menjadi tujuan sekaligus
prasyarat bagi berjalannya
demokrasi.
MODUL 6
HAK ASASI MANUSIA

6.1 Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan YME. Musthafa Kemal Pasha (2002) berpendapat bahwa Hak Asasi
Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Allah SWT.
Pendapat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa sejak lahir dan melekat dengan potensinya sebagai makhluk dan wakil Tuhan (Ghazali,
2004). Rumusan “sejak lahir” dipertanyakan, sebab bayi dalam kandungan sudah memiliki hak
hidup, maka rumusan yang lebih sesuai adalah hak dasar yang melekat pada manusia “sejak ia
hidup”.
Hak asasi termasuk dalam hak mutlak, yaitu hak yang harus diberikan kepada seseorang
tertentu untuk melakukan sesuatu perbuatan. Disebut hak mutlak karena dapat dipertahankan
terhadap siapapun orangnya dan siapapun harus menghormati hak tersebut.
Kesadaran Hak Asasi Manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama. Manusia memiliki hak dasar
yaitu Hak Asasi Manusia.
Pengakuan Hak Asasi Manusia memiliki dua alasan :
1. Landasan yang langsung : kodrat manusia. Semua manusia sama derajat & martabatnya
tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya.
2. Landasan yang lebih dalam : Semua manusia makhluk ciptaan Tuhan, dan dihadapan
Tuhan, manusia sama kecuali amalannya.
Hak dasar seseorang tidak akan diakui selama mereka dianggap tidak memiliki harkat
dan martabatnya. Bila Hak Asasi Manusia belum ditegakkan, maka akan terus terjadi
pelanggaran & penindasan Hak Asasi Manusia. Dulu, manusia banyak yang belum mengakui
derajat manusia lain. Akibatnya banyak terjadi penindasan oleh manusia lain, seperti
penjajahan, perbudakan & penguasaan akibat belum diakuinya derajat manusia. Kita sebagai
bangsa yang pernah dijajah, sungguh menderita, sengsara, tertindas, dan tidak bebas. Oleh
karena itu, perjuangan menegakkan hak asasi manusia harus terus menerus dilakukan.
Hak Asasi Manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan, perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara definitif, hak adalah kekuasaan/ wewenang yang dimiliki seseorang, kewajiban adalah
‘20 Team Teaching
1 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tugas yang harus dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan. Berarti setiap orang punya
hak dasar memeluk agama secara bebas dan orang lain wajib mengakui kewenangan orang
tersebut. Hubungan ini terjadi karena adanya pengakuan yang sama antar-manusia.
Istilah Hak Asasi Manusia dari Barat adalah natural right, dan diganti menjadi right of
man. Kemudian Eleanor Roosevelt mengganti menjadi human right yang lebih universal &
netral (Gazalli, 2004).
Istilah Natural right (hak-hak alamiah manusia) adalah konsep John Locke, yang
menggambarkan hidup manusia yang asli sebelum bernegara memiliki hak alami saja yang
meliputi : hak untuk hidup, kemerdekaan, dan hak milik. Namun setelah bernegara, maka hak
dasar harus dijamin oleh negara.
Berdasarkan UU No. 39 thn 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa “Hak
Asasi Manusia seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Berdasarkan pengertian hak asasi manusia, Ciri Pokok HAM adalah (Tim ICCE UIN, 2003):
1. Hak Asasi Manusia tidak perlu diberikan, atau diwarisi. HAM bagian dari manusia.
2. Hak Asasi Manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal
usul, ras, agama, etnik dan pandangan politik.
3. Hak Asasi Manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia,
meskipun ada negara yang tidak memiliki hukum untuk melindungi bahkan melanggar
HAM.

Hak asasi manusia merupakan hak dasar dari manusia. Apa saja yang termasuk hak
dasar manusia itu senantiasa berubah menurut zaman dan perumusannya, Contohnya :
A. Hak Asasi Manusia menurut Piagam PBB ttg Deklarasi Universal Of Human Rights
(1948) :
▪ Hak berpikir dan berpendapat
▪ Hak memiliki sesuatu
▪ Hak dapat pendidikan
▪ Hak menganut agama
▪ Hak utk hidup
▪ Hak utk kemerdekaan hidup
‘20 Team Teaching
2 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
▪ Hak memperoleh nama baik
▪ Hak memperoleh pekerjaan, dan
▪ Hak utk mendapat perlindungan hukum
B. Hak Asasi Manusia menurut UU No. 39 Thn 1999 ttg HAM
▪ Hak untuk hidup
▪ Hak untuk berkeluarga
▪ Hak untuk mengembangkan diri
▪ Hak keadilan
▪ Hak kemerdekaan
▪ Hak berkomunikasi
▪ Hak keamanan
▪ Hak Kesejahteraan, dan
▪ Hak perlindungan
Hak Asasi Manusia meliputi berbagai bidang :
a. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights) : merdeka, berpendapat, beragama.
b. Hak Asasi Politik (Political Rights) : diakui Warga Negara, memilih dipilih, berserikat
& berkumpul.
c. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights) : memiliki sesuatu, bekerja, hidup layak,
mengadakan perjanjian.
d. Hak Asasi Sosial & Kebudayaan (Social and Culture Rights) : pendidikan mendapat
santunan, pensiun, mengembangkan kebudayaan, berekspresi.
e. Hak utk mendapat perlakuan sama dlm hukum dan pemerintahan (Rights of Legal
Equality).
f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan & perlindungan
(Procedural Rights)

6.2 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia

Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya, muncul karena insiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari
penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman (tirani).
Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Perkembangannya dapat kita lihat berikut ini.

‘20 Team Teaching


3 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
6.2.1 Perkembangan Hak Asasi Manusia Pada Masa Sejarah
1) Perjuangan Nabi Musa membebaskan umat Yahudi dari perbudakan (6000 SM).
2) Hukum Hammurabi di Babylonia yang memberi jaminan keadilan bagi Warga Negara
(2000 SM).
3) Socrates (469 SM), Plato (429 SM), Aristoteles (384 SM), mereka filsuf Yunani,
peletak dasar diakuinya Hak Asasi Manusia. Mereka mengajarkan utk mengkritik
pemerintah yg tdk berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan.
4) Perjuangan Nabi Muhammad SAW membebaskan bayi wanita dan wanita dari
penindasan bangsa Quraisy (600 M)

6.2.2 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris


Inggris merupakan negara pertama yg memperjuangkan Hak Asasi Manusia.
Perjuangan tersebut tampak dari beberapa dokumen sebagai berikut :
1) Munculnya Piagam Magna Charta atau Piagam Agung (1215), terjadi pada
Pemerintahan Raja John yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat &
kelompok Bangsawan. Tindakan Raja John tersebut mengakibatkan ketidakpuasan
kaum bangsawan yang kemudian berhasil membuat perjanjian utk membatasi
kekuasaan Raja John di Inggris.
2) Keluarnya Piagam “Petition of Rights” (1628), dokumen ini berisi hak-hak rakyat &
jaminannya. Hak tersebut adalah (a) pajak & pungutan harus disertai persetujuan,
(b)Warga Negara tidak boleh dipaksa utk menerima tentara di rumahnya, (c) tentara
tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
3) Munculnya “Habeas Corpus Act” (1679), dokumen ini merupakan UU yang mengatur
tentang penahanan seseorang. Isinya adalah (1) Seorang tahanan harus segera diperiksa
setelah 2 hari penahanan, (2) alasan penahanan seseorang harus disertai dengan bukti
yang sah menurut hukum.
4) Keluarnya “Bill of Rights” (1689), merupakan UU yang diterima parlemen Inggris
sebagai bentuk perlawanan terhadap Raja James II. Bill Of Rights ini merupakan UU
yang diterima parlemen Inggris, yaitu tentang:
a) kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
b) Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
c) Pajak, UU dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.

‘20 Team Teaching


4 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
d) Hak Warga Negara untuk kebebasan memeluk agama menurut kepercayaannya
masing-masing.
e) Parlemen berhak untuk mengubah keputusan Raja.

6.2.3 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat


Penegakan Hak Asasi Manusia di Amerika didasari pemikiran John Locke, yaitu
tentang hak-hak alam seperti: hak hidup (life), hak kebebasan (liberty), hak milik (property).
Hal inilah yang kemudian dijadikan dasar pengakuan Hak Asasi Manusia dlm Declaration of
Independence of The United States.
Di Amerika Serikat perjuangan hak-hak asasi manusia itu adalah karena Rakyat
Amerika berasal dari Eropa sebagai emigran Eropa yg tertindas oleh pemerintah Inggris sbg
jajahan Inggris.
Amerika Serikat berhasil mencapai kemerdekaannya pada tanggal 4 Juli 1776,
Deklarasi kemerdekaan dimasukkan ke dalam konstitusi negara tsb. Dalam sejarah perjuangan
hak asasi manusia, negara Amerika Serikat dapat dikatakan sebagai negara pertama yang
menetapkan dan melindungi hak asasi manusia dalam konstitusinya.

6.2.4 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis


Perjuangan Hak Asasi Manusia dirumuskan dalam satu naskah pada awal Revolusi di
Perancis (1789). Naskah ini sebagai pernyataan ketidakpuasan dari kaum borjuis & rakyat
terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis XVI. Naskah tersebut dikenal dengan
“Declaration des Droits de L’homme et Du Citoyen” (pernyataan mengenai Hak-hak Asasi
Manusia dan warga negara). Deklarasi ini menyatakan bahwa “hak asasi manusia ialah hak-
hak alamiah yg dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya krn bersifat suci.”
Tahun 1791 Deklarasi hak asasi manusia dimasukan dalam Konstitusi Perancis.
Revolusi Perancis terkenal sebagai perjuangan tentang penegakan Hak Asasi Manusia di Eropa
yang dalam revolusi ini menimbulkan semboyan Liberty, Egality dan Fraternity (Kebebasan,
Persamaan & Persaudaraan).

6.2.5 Atlantic Charter (1941)


Muncul pada saat Perang Dunia II dipelopori oleh F.D. Roosevelt yang menyebutkan “
The Four Freedom” (empat macam kebebasan):
1. Kebebasan beragama (freedom of Religion),
‘20 Team Teaching
5 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Kebebasan berbicara & berpendapat (freedom of speech and thought),
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear),
4. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want).
Empat kebebasan ini dianggap sebagai tiang penjaga Hak-hak Asasi Manusia yg mendasar.

6.3 Pengakuan Hak Asasi Manusia Oleh PBB

Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang dikenal
dengan “ Universal Declaration of Human Rights” yaitu → pernyataan sedunia tentang Hak
Asasi Manusia, sehingga tanggal 10 Desember sering diperingati sbg Hari Hak Asasi Manusia.
Isi Pokok Deklarasi tertuang dalam Pasal 1 yang menyatakan bahwa → “Setiap orang
dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak-hak yg sama. Mereka dikaruniai akal dan
budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan” .
Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral dunia Internasional pada hak asasi
manusia. Deklarasi ini menjadi pedoman sekaligus standar minimum yang dicita-citakan umat
manusia untuk menciptakan dunia damai yang lebih baik. Berawal dari Deklarasi Universal
tersebut, negara-negara yang tergabung dalam berbagai organisasi dan kelompok regional
mulai merumuskan bersama hak asasi manusia sebagai komitmen mereka dalam menegakkan
Hak Asasi Manusia. Setiap negara pun juga mulai menunjukkan jaminan hak asasi manusia
dalam konstitusi atau undang-undang dasarnya.
Dalam hasil sidang Majelis Umum PBB, pada tahun 1966, telah diakui Convenants on
Human Rights dalam hukum International dan diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB.
Convenants tersebut antara lain :
1. The International on Civil and Political Rights, yaitu tentang hak sipil dan hak politik
(konvensi tentang hak sipil dan politik 1966);
2. The International Convenant on Economic, Social, and Cultural Rights, yaitu berisi
syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya
(konvensi tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya, 1966);
3. Optional Protocol, adanya kemungkinan seorang warga negara yang mengadukan
pelanggaran hak asasi manusia kepada The Human Rights Comitee PBB setelah
melalui upaya pengadilan di negaranya.

‘20 Team Teaching


6 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Selanjutnya, berkembang beberapa deklarasi mengenai hak asai manusia di dunia,
antara lain:
1. Declaration on the Rights of Peoples to Peace (Deklarasi Hak Bangsa atas Perdamaian)
pada tahun 1984 oleh negara dunia ketiga.
2. Declaration on the Rights to Development (Deklarasi Hak atas Pembangunan) pada
tahun 1986 oleh negara dunia ketiga.
3. African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter) oleh negara Afrika
yang tergabung dalam Persatuan Afrika (OAU) pada tahun 1981.
4. Cairo Declaration on Human Rights in Islam oleh negara yang tergabung dalam OKI
(Organisasi Konferensi Islam) tahun 1990.
5. Bangkok Declaration diterima oleh negara-negara Asia pada tahun 1993.
6. Deklarasi Wina tahun 1993 yang merupakan deklarasi universal dari negara-negara
yang tergabung dalam PBB.
Berdasarkan perkembangannya, ada 3 (tiga) generasi Hak Asasi Manusia, sebagai berikut :
1. Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang bermula di dunia Barat (Eropa),
contohnya: hak atas hidup, hak atas kebebasan dan keamanan, hak atas kesamaan di
muka peradilan, hak kebebasan berpikir dan berpendapat, hak beragama, hak
berkumpul, dan hak untuk berserikat.
2. Generasi Kedua adalah Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang diperjuangkan oleh
negara Sosialis di Eropa Timur, misalnya: hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan
yang layak, hak membentuk serikat pekerja, hak atas pangan, kesehatan, hak atas
perumahan, pendidikan, dan hak atas jaminan sosial.
3. Generasi Ketiga adalah Hak Perdamaian dan Pembangunan yang diperjuangkan oleh
negara-negara berkembang (Asia-Afrika), misalnya hak bebas dari ancaman musuh,
hak setiap bangsa untuk merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain, dan hak
mendapatkan kedamaian.

Perkembangan berikutnya, yaitu munculnya generasi keempat hak asasi manusia (Tim
ICCE UIN, 2003). Hak asassi manusia generasi keempat ini mengkritik peranan negara yang
sangat dominan dalam proses pembangunan yang berfokus pembangunan ekonomi sehingga
menimbulkan dampak negatif bagi keadilan rakyat. Program pembangunan dijalankan tidak
memenuhi kebutuhan rakyat banyak tetapi untuk sekelompok atau elite penguasa saja.
Pemikiran hak asasi manusia generasi keempat dipelopori oleh negara-negara Asia pada tahun

‘20 Team Teaching


7 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1983 yang melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of The Basic
Duties of Asian Peopole and Government.
Pemikiran generasi keempat ini lebih maju dari generasi ketiga, karena tidak saja
mencakup struktural, tetapi juga bepijak pada terciptanya tatanan sosial yang berkeadilan.
Deklarasi Hak Asasi Manusia selain berbicara tentang hak asasi juga berbicara tentang
kewajiban asasi.

6.4 Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pengakuan HAM di Indonesia tertuang dalam Pancasila dan tercantum dalam UUD
1945, yang sebenarnya lebih dulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir
10 Desember 1948. Pengakuan akan hak asasi manusia dalam Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, adalah sebagai berikut :
6.4.1 Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Pancasila tertuang dalam masing-masing sila
Pancasila, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. HAM dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
a. Setiap orang dijamin untuk melakukan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
b. Setiap agama dipandang sama hak dan kedudukannya terhadap negara.
2. HAM dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
a. Setiap orang berhak untuk diperlakukan secara pantas, tidak boleh disiksa dan
dihukum secara sewenang-wenang, tidak boleh dihina atau diperlakukan secara
melampaui batas. Ia berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan
kesalahannya menurut Undang-Undang.
b. Sila Kemanusiaan berarti pula suatu pengakuan kemerdekaan bagi segala bangsa
dengan menolak kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan setiap
bangsa berhak untuk menentukan bentuk dan corak negaranya sendiri.
3. HAM dalam sila Persatuan Indonesia.
a. Persatuan Indonesia atau kesadaran kebangsaan Indonesia lahir dari keinginan untuk
berastu sebagai suatu bangsa. Lahir dari sikap yang mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai, dan lain-lain.
b. Kesadaran kebangsaan ini merupakan tanda adanya keinginan untuk mempertahankan
hak asasi manusia sebab tanpa adanya kesadaran kebangsaan tidak ada jaminan bahwa
HAM mendapat perlindungan.
‘20 Team Teaching
8 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
c. Perasaan kebangsaan Indonesia keluar bersifat persahabatan dengan bangsa-bangsa
lain dalam dasar sama derajat anti kolonialisme dan imperialisme dan
neokolonialisme dalam segala bantuk dan manifestasinya.
4. HAM dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Pemusyawaratan/Perwakilan.
a. Kerakyatan berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia yang berarti pula
menghormati dan menjungjung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya.
b. Hak asai dalam kerakyatan berwujud seperti hak mengeluarkan pendapat, hak
berkumpul dan mendapat hak ikut serta dalam pemerintahan dan jbatan-jabatan
negara kemerdekaan pers dan sebagainya.
c. Pasal 1 ayat 1 menegaskan bahwa keadulatan di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya menurut ketentuan Undang-Undang.
d. Masalah pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan
adanya HAM.
e. Demokrasi Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya memberikan nilai tinggi
terhadap HAM.
5. HAM dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Keadilan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan bagi seluruh anggota
masyarakat. Ini berarti bahwa setipap orang berhak mendapat nafkah dan jaminan
hidup yang layak dalam lapangan ejonomi dan sosial dengan saling harga menghargai
dan bantu membantu.
b. Keadilan sosial adalah hak asasi manusia seperti hak hidup, hak memiliki, hak atas
pekerjaaan dan sistem pengupahan yang baik dan adil diakui.

6.4.2 Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Undang-Undang Dasar 1945


1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 1 →
Hak Asasi Manusia sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh
karena itu , bisa dikatakan bahwa negara Indonesia sendiri sejak masa berdirinya, tidak
bisa lepas dari Hak Asasi Manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada alinea pertama
yang berbunyi “...Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa...”.
Berdasarkan hal ini, bangsa Indonesia mengakui adanya hak untuk merdeka atau bebas
dari penjajahan.

‘20 Team Teaching


9 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 →
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat berbunyi “Kemudian daripada itu,
utk membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yg melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.”
3. Batang Tubuh UUD 1945 →
Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya
yang tersebar dari pasal 27 samapai dengan pasal 34 UUD 1945. Namun rumusan-rumusan
dalam konstitusi itu amat terbatas jumlahnya dan dirumuskan secara singkat dan dalam
garis besarnya saja.
Sampai pada berakhirnya era Orde Baru tahun 1998, pengakuan akan hak asasi manusia
di Indonesia tidak banyak mengalami perkembangan dan tetap berlandaskan pada rumusan
yang ada dalam UUD 1945, yaitu tertuang pada hak dan kewajiban warga negara.
Rumusan baru tentang Hak Asasi Manusia tertuang dalam Bab 20 Pasal 28 A-J UUD 1945
hasil amandemen pertama tahun 1999.

6.4.3 Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Ketetapan MPR


Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia Indonesia tertuang dalam TAP MPR No.
XVII/MPR/1998. Berdasarkan hal itu, kemudian keluarlah Undang-Undang Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai undang-undang yang sangat penting kaitannya dalam
proses jalannya Hak Asasi Manusia di Indonesia. Selain itu juga Undang-Undang Nomor 26
tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Macam-macam hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut adalah :
a. Hak untuk hidup,
b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
c. Hak Keadilan,

‘20 Team Teaching


10 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
d. Hak kemerdekaan,
e. Hak atas kebebasan informasi,
f. Hak keamanan,
g. Hak kesejahteraan,
h. Kewajiban,
i. Perlindungan dan pemajuan.

6.4.4 Hak Asasi Manusia Indonesia dalam Peraturan Perundang-undangan


Undang-undang tentang HAM di Indonesia adalah UU No. 39 thn 1999 dan UU No.
26 thn 2000 tentang Pengadilan HAM. Tugas negara adalah menegakan, melindungi Warga
Negara dari pelanggaran HAM. Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang nomor 39
tahun 1999 tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (pasal 4).
b. Hak untuk berkeluarga (pasal 10).
c. Hak untuk mengembangkan diri (pasal 11,12,13,14,15,16).
d. Hak untuk memperoleh keadilan (pasal 17,18,19).
e. Hak atas kebebasan pribadi (pasal 20-27).
f. Hak atas rasa aman (pasal 28-35).
g. Hak atas kesejahteraan (pasal 36-42).
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (pasal 43-44).
i. Hak wanita (pasal 45-51).
j. Hak anak (pasal 52-66).

Dalam UUD 1945 Bab 20 A Pasal 28 A sampai J, tercantum rumusan hak asasi
manusia. Rumusan tersebut pada dasarnya sama dengan rumusan yang ada dalam ketetapan
MPR No. XVII/MPR/1998. Perlu diketahui bahwa Tap MPR No. XVII/MPR/1998 sekarang
ini telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2003. Hal ini disebabkan isi dalam
ketetapan tersebut sudah termuat dalam UUD 1945.
Dengan masuknya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945 tersebut, semakin kuat
jaminan hak asasi manusia di Indonesia. Tugas negara selanjutnya adalah mengadakan
penegakkan hak asasi manusia dan memberi perlindungan warga dari tindakan pelanggaran
hak asasi manusia.

‘20 Team Teaching


11 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dengan demikian pandangan Bangsa Indonesia tentang HAM :
1) Mengakui hak asasi orang perorangan maupun kelompok (keluarga, paguyuban).
2) Tidak berdiri sendiri.
3) Sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 seperti yang tercantum dalam :
a. Sila-sila Pancasila
b. Pembukaan dan Batang tubuh UUD 1945
c. Fungsi kelembagaan Komisi HAM
d. Segala bidang kehidupan
4) Persepsi HAM di Indonesia bersifat partikularistik relatif, karena HAM harus
ditegakkan dan diselaraskan dengan budaya bangsa serta instrumen-instrumen
internasionalnya.
5) Terdapat dalam hukum dasar tertulis atau tidak tertulis secara tegas diimplementasikan
dalam peraturan perundang-undangan.

6.5 Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia,


disamping dibentuk aturan-aturan hukum, juga dibentuk kelembagaan yang menangani
masalah yang berkaitan dengan penegakkan hak asasi manusia, antara lain :
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dibentuk berdasarkan Keppres
No. 5 thn 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian dikukuhkan melalui Undang-
Undang No. 39 thn 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Komnas HAM adalah lembaga
yang mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembagaan negara lainnya yang
berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi
HAM. Komnas HAM bertujuan:
a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan HAM guna perkembangan pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
2. Pengadilan Hak Asasi Manusia dibentuk berdasarkan UU No. 26 thn 2000 tentang
pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan ini untuk pengadilan khusus yang berada di
lingkungan Pengadilan Umum dan berkedududkan di daerah Kabupaten atau Kota.
‘20 Team Teaching
12 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yg berat.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran HAM yang berat. Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat, yang dilakukan diluar
batas territorial wilayah negara RI oleh warga negara Indonesia.
3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dgn
keputusan Presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yg
berat yang terjadi sebelum diundangkannya UU No.26 thn 2000 tentang Pengadilan
HAM.
4. Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi. UU No. 26 thn 2000 memberikan alternatif bahwa
penyelesaian pelanggaran HAM yg berat, dapat dilakukan diluar dari Pengadilan HAM,
yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang.
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Penegakan dan perlindungan HAM tidak hanya
dilakukan oleh lembaga-lembaga yang dibentuk negara. Masyarakat dapat pula
berpartisipasi dalam rangka penegakan dan perlindungan HAM. Masyarakat dapat
membentuk Lembaga Swadaya masyarakat (LSM). Lembaga swadaya yang dimaksud
adalah organisasi atau lembaga yang secara khusus dibentuk oleh masyarakat dengan
tugas perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia. Lembaga-lembaga ini
mengkonsentrasikan kegiatannya pada upaya penegakan dan perlindungan HAM,
misalnya dengan menuntut pihak-pihak yang telah melanggar HAM, melindungi
korban HAM, menuntut keadilan dan sebagainya.

Beberapa contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) :


a. KONTRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan),
b. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia),
c. ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), dan
d. Human Right Watch (HRW).

6.6 Penerapan Hak Asasi Manusia di Indonesia dari Masa ke Masa

Menurut John Locke seorang filsuf dari inggris, Hak Asasi adalah hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci. Berbicara
‘20 Team Teaching
13 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tentang hak asasi manusia, dalam sejarah negara Indonesia di era orde baru lah muncul banyak
serangkaian pelanggaran hak asasi manusia.
Orde baru merupakan merupakan sebutan Masyarakat Indonesia bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto, Presiden Indonesia ke-2 , Orde Baru berlangsung dari tahun
1968 hingga 1998 di masa ini. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang
pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang merajalela di negara
ini. Di era ini banyak juga muncul kasus-kasus pelanggaran HAM yang sampai pada saat ini
kasus tersebut belum juga menemui titik terang, sudah 21 tahun era orde baru berakhir namun
masih sangat banyak sekali dosa-dosa pelanggaran HAM zaman orde baru yang hingga saat
ini masih juga belum terselesaikan dari Kasus marsinah, Petrus (Penembak Misterius) ,
peristiwa Trisakti 12 Mei 1998, Penculikan dan penghilangan secara paksa 1997-1998,
Tanjung Priok 1984-1987, Tragedi Semanggi 1-2, Kerusuhan 13-14 Mei 2019, dan banyak lagi
kasus-kasus lain yang tidak juga diselesaikan dan ditemukan pelakunya. Seolah-olah
Pemerintah enggan untuk menangani kasus itu secara serius dan menghukum pelakunya atau
bahkan serangkain kejadian itu terjadi karena kepentingan pemerintah masa itu untuk
memudahkan kepentingan tiap-tiap pihak pada masa itu untuk memperoleh kekuasaan dan
memperkaya diri.
Secara umum tulisan ini mencoba untuk menguraikan sejumlah kebijakan hukum
dan politik normatif yang dilakukan negara dalam upaya memenuhi rasa keadilan
masyarakat, dan melihat sejauh mana kebijakan tersebut memenuhi atau tidak prinsip-
prinsip keadilan normatif.

Pengaturan HAM di Indonesia era orde baru


Penegakan Hak asasi manusia merupakan suatu hal yang dari dulu sudah diatur dari
dulu oleh perundang-undangan Indonesia, Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kesatu
dinyatakan bahwa "Kemerdekaan ialah hak segala bangsa". Dalam pernyataan tersebut
terkandung pengakuan secara yuridis hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana
tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal I.
Dasar filosofi hak-hak asasi manusia tersebut bukanlah kebebasan individualis,
malainkan menempatkan manusia dalam hubungannya dengan bangsa (makhluk sosial)
sehingga hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asasi manusia. Kata-kata
berikutnya adalah pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut :

‘20 Team Teaching


14 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan yang
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya".
Penyataan tentang " atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa..." mengandung arti
bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan manusia yang berketuhanan
Yang Maha Esa, dan diteruskan dengan kata "...supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas..." dalam pengertian bangsa maka bangsa Indonesia mengakui hak-hak asasi manusia
Pada tahun 1966, Pemerintah Soeharto mengeluarkan ketetapan Majelis
Pemusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia No.XIV/MPRS/1966 tentang
pembentukan panitia-panitia tim Ad hoc yang salah satu tugasnya adalah menyusun rincian
hak-hak asasi manusia. Pada pasal 1 ayat 4 berisi tentang bahan-bahan pedoman penyusunan
rincian HAM, diantaranya dari karya Prof. Dr. Sunawar Sukowati,S.H. , Ketetapan MPRS
No.VII/MPRS/1965, rumusan-rumusan konstituante dan anjuran presiden yang temuat dalam
pidato "Republica sekali lagi republica", serta bahan lainnya. Sedangkan dalam ketetapan
MPRS No.VII/MPRS/1965 telah dijelaskan bahwa asas dari Demokrasi-Terpimpin
diantaranya menjamin kebebasan berpikir dan berbicara mengeluarkan pendapat dalam setiap
permusyawaratan, dalam batas-batas keselamatan Negara, Kepentingan Rakyat banyak,
kepribadian bangsa kesusilaan dan pertanggung-jawaban kepada Tuhan. Tahun 1990,
keluarnya Keputusan Presiden No.36 tentang hak anak, ini merupakan luaran dari ketetapan
dan advokasi yang dilakukan pihak non-pemerintahan dalam penegakan HAM. Namun,
Ketetapan MPRS ini hanya sekedar hitam diatas putih karena tidak ada lagi undang-undang,
Keputusan Presiden maupun peraturan pemerintah lebih lanjut terkait regulasi HAM.

Pengaturan HAM Setelah era Orde Baru


Salah satu cara dari penegakan HAM adalah dengan dibentuknya komnas HAM
berdasarkan UU No 39 Tahun 1999 Pasal 75 adalah menjunjung tinggi HAM yang ada di
indonesia, menjaga HAM setiap masyarakat, dan menyadarkan masyarakat mengenai
pentingnya menghargai dan menjaga HAM antar sesame. Tujuan komnas HAM menurut UU
No 39 Tahun 1999 Pasal 75 yaitu: Pengembangan kondisi yang konduktif bagi pelaksanaan
hak asasi manusia sesuai dengan pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan piagam
perserikatan bangsa-bangsa, serta deklarasi universal hak asasi manusia. meningkatkan
perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna perkembangan pribadi manusia
indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

‘20 Team Teaching


15 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Instrumen HAM dapat berupa peraturan perundang-undangan dan lembaga penegak
HAM seperti Komnas HAM dan Pengadilan HAM. Kemudian berdasarkan Undang-Undang
RI Nomor 26 Tahun 2000 maka dibentuklah Pengadilan HAM yang bertugas memeriksa dan
memutuskan kasus pelanggaran HAM yang berat.
Selain itu pemerintah juga berupaya agar kasus pelanggaran HAM ini tidak terjadi
kembali melalui beberapa tindakan seperti pemerintah berupaya untuk memberikan pelayanan
yang baik dan adil kepada seluruh warga dengan begitu maka warga akan merasa bahwa hak
yang didapatkannya sudah baik dan adil.
Kemudian pemerintah juga memberikan perlindungan kepada setiap orang dari
perbuatan yang melawan hukum maka tindakan yang melanggar hak orang lain akan dilarang
oleh pemerintah dan memberi perlindungan orang yang haknya akan dilanggar.
Sehingga upaya tersebut dilakukan pemerintah agar mencegah terjadinya pelanggaran
HAM dengan menegakkan hukum dan demokrasi. Selain itu pemerintah juga akan
meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM melalui pendidikan formal (sekolah atau
perguruan tinggi) maupun non-formal kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat
paHAM akan pentingnya HAM setiap manusia dan tidak boleh dilanggar.
Dengan begitu masyarakat sadar bahwa pelanggaran HAM harus tidak boleh dilakukan.
Kemudian juga meningkatkan kerjasama antar kelompok atau golongan untuk saling
menghargai dan menghormati dengan begitu masyarakat dapat memaHAMi dan menghormati
perbedaan dan pendapat yang berbeda-beda.
Jadi, HAM yang sudah didapatkan oleh semua manusia harus dihargai dan dihormati
oleh sesama manusia yang lain.
Dapat disimpulkan, Pelanggaran Hak asasi manusia akan tetap terjadi meskipun sudah
ada ketetntuan dan undang-undang yang mengatur apabila masi ada faktor-faktor di luar diri
manusia yang mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM
seperti Penyalahgunaan kekuasaan Di masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku.
Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk
kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di
perusahaan. Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak
asasi manusia. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya
pelanggaran HAM.
Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak
tegas terhadap setiap pelanggaran HAM, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran
HAM lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi
‘20 Team Teaching
16 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
munculnya kasus-kasus lain, para pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak
menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum
yang bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran HAM dan menjadi
contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh masyarakat pada umumnya.
Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi Kesenjangan menggambarkan telah
terjadinya ketidakseimbangan yang mencolok didalam kehidupan masyarakat. Biasanya
pemicunya adalah perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang dimiliki. Apabila hal tersebut
dibiarkan, maka akan menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM, misalnya perbudakan,
pelecehan, perampokan bahkan bisa saja terjadi pembunuhan.
Jadi sudah seharusnya Indonesia sebagai negara yang mengimplementasikan nilai-nilai
dasar Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sudah seharusnya menjunjung
tinggi setiap hak asasi yang dimiliki oleh warga negaranya setiap pihak juga harus menghargai
satu sana salin. Tindakan seperti ini sangat diperlukan guna meminimalisir dan mengurangi
kemungkinan terjadinya pelanggaran hak warga negara Indonesia. Perlu diketahui oleh kita
semua, pada era sistem pemerintahan orde baru berlangsung, terdapat banyak peristiwa atau
kasus yang menimpa warga negara Indonesia terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Bestari, Prayoga. 2013. Memahami Hak Asasi Manusia. Bandung: Laboratorium Pendidikan
Kewarganegaraan UPI.

Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya. Yogyakarta: Paradigma.

Kansil & Kansil. 2013. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan, Deny. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Cahaya Ilmu Press.

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan:


Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.

Wahab & Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Alfabeta.

‘20 Team Teaching


17 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai