Pendidikan
Kewarganegaraan
Hak Asasi Manusia
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Abstract Kompetensi
Hak Asasi Manusia adalah hak pokok Mahasiswa mempunyai kapasitas
atau hak dasar yang dibawa oleh untuk memahami dasar-dasar tentang
manusia sejak lahir yang secara konsep, standar normatif dan
kodrat melekat pada setiap manusia mekanisme praktis Hak Asasi
dan tidak dapat diganggu gugat Manusia baik di tingkat nasional
karena merupakan anugerah Tuhan maupun internasional. Sehingga pada
Yang Maha Esa. Indonesia sebagai akhirnya mahasiswa mampu
negara hukum Pancasila yang melakukan analisa terhadap masalah-
demokratis memiliki kewajiban masalah HAM dengan menggunakan
dalam perlindungan HAM. pendekatan yuridis normatif maupun
Perlindungan HAM dalam negara pendekatan terkait lainnya.
hukum harus termaktub dalam
konstitusi ataupun hukum nasional.
Sebagai negera hukum Pancasila
HAM telah termuat dalam Pancasila
itu sendiri. Sedangkan sebagai negara
demokrasi Pancasila, perlindungan
HAM menjadi tujuan sekaligus
prasyarat bagi berjalannya
demokrasi.
MODUL 6
HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan YME. Musthafa Kemal Pasha (2002) berpendapat bahwa Hak Asasi
Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Allah SWT.
Pendapat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang
dibawa sejak lahir dan melekat dengan potensinya sebagai makhluk dan wakil Tuhan (Ghazali,
2004). Rumusan “sejak lahir” dipertanyakan, sebab bayi dalam kandungan sudah memiliki hak
hidup, maka rumusan yang lebih sesuai adalah hak dasar yang melekat pada manusia “sejak ia
hidup”.
Hak asasi termasuk dalam hak mutlak, yaitu hak yang harus diberikan kepada seseorang
tertentu untuk melakukan sesuatu perbuatan. Disebut hak mutlak karena dapat dipertahankan
terhadap siapapun orangnya dan siapapun harus menghormati hak tersebut.
Kesadaran Hak Asasi Manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk Tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama. Manusia memiliki hak dasar
yaitu Hak Asasi Manusia.
Pengakuan Hak Asasi Manusia memiliki dua alasan :
1. Landasan yang langsung : kodrat manusia. Semua manusia sama derajat & martabatnya
tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya.
2. Landasan yang lebih dalam : Semua manusia makhluk ciptaan Tuhan, dan dihadapan
Tuhan, manusia sama kecuali amalannya.
Hak dasar seseorang tidak akan diakui selama mereka dianggap tidak memiliki harkat
dan martabatnya. Bila Hak Asasi Manusia belum ditegakkan, maka akan terus terjadi
pelanggaran & penindasan Hak Asasi Manusia. Dulu, manusia banyak yang belum mengakui
derajat manusia lain. Akibatnya banyak terjadi penindasan oleh manusia lain, seperti
penjajahan, perbudakan & penguasaan akibat belum diakuinya derajat manusia. Kita sebagai
bangsa yang pernah dijajah, sungguh menderita, sengsara, tertindas, dan tidak bebas. Oleh
karena itu, perjuangan menegakkan hak asasi manusia harus terus menerus dilakukan.
Hak Asasi Manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan, perlindungan harkat dan martabat manusia.
Secara definitif, hak adalah kekuasaan/ wewenang yang dimiliki seseorang, kewajiban adalah
‘20 Team Teaching
1 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tugas yang harus dijalankan manusia untuk mengakui kekuasaan. Berarti setiap orang punya
hak dasar memeluk agama secara bebas dan orang lain wajib mengakui kewenangan orang
tersebut. Hubungan ini terjadi karena adanya pengakuan yang sama antar-manusia.
Istilah Hak Asasi Manusia dari Barat adalah natural right, dan diganti menjadi right of
man. Kemudian Eleanor Roosevelt mengganti menjadi human right yang lebih universal &
netral (Gazalli, 2004).
Istilah Natural right (hak-hak alamiah manusia) adalah konsep John Locke, yang
menggambarkan hidup manusia yang asli sebelum bernegara memiliki hak alami saja yang
meliputi : hak untuk hidup, kemerdekaan, dan hak milik. Namun setelah bernegara, maka hak
dasar harus dijamin oleh negara.
Berdasarkan UU No. 39 thn 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa “Hak
Asasi Manusia seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Berdasarkan pengertian hak asasi manusia, Ciri Pokok HAM adalah (Tim ICCE UIN, 2003):
1. Hak Asasi Manusia tidak perlu diberikan, atau diwarisi. HAM bagian dari manusia.
2. Hak Asasi Manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal
usul, ras, agama, etnik dan pandangan politik.
3. Hak Asasi Manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia,
meskipun ada negara yang tidak memiliki hukum untuk melindungi bahkan melanggar
HAM.
Hak asasi manusia merupakan hak dasar dari manusia. Apa saja yang termasuk hak
dasar manusia itu senantiasa berubah menurut zaman dan perumusannya, Contohnya :
A. Hak Asasi Manusia menurut Piagam PBB ttg Deklarasi Universal Of Human Rights
(1948) :
▪ Hak berpikir dan berpendapat
▪ Hak memiliki sesuatu
▪ Hak dapat pendidikan
▪ Hak menganut agama
▪ Hak utk hidup
▪ Hak utk kemerdekaan hidup
‘20 Team Teaching
2 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
▪ Hak memperoleh nama baik
▪ Hak memperoleh pekerjaan, dan
▪ Hak utk mendapat perlindungan hukum
B. Hak Asasi Manusia menurut UU No. 39 Thn 1999 ttg HAM
▪ Hak untuk hidup
▪ Hak untuk berkeluarga
▪ Hak untuk mengembangkan diri
▪ Hak keadilan
▪ Hak kemerdekaan
▪ Hak berkomunikasi
▪ Hak keamanan
▪ Hak Kesejahteraan, dan
▪ Hak perlindungan
Hak Asasi Manusia meliputi berbagai bidang :
a. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights) : merdeka, berpendapat, beragama.
b. Hak Asasi Politik (Political Rights) : diakui Warga Negara, memilih dipilih, berserikat
& berkumpul.
c. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights) : memiliki sesuatu, bekerja, hidup layak,
mengadakan perjanjian.
d. Hak Asasi Sosial & Kebudayaan (Social and Culture Rights) : pendidikan mendapat
santunan, pensiun, mengembangkan kebudayaan, berekspresi.
e. Hak utk mendapat perlakuan sama dlm hukum dan pemerintahan (Rights of Legal
Equality).
f. Hak utk mendapat perlakuan yg sama dlm tata cara peradilan & perlindungan
(Procedural Rights)
Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya, muncul karena insiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewenang-wenang dari
penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman (tirani).
Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Perkembangannya dapat kita lihat berikut ini.
Pada tanggal 10 Desember 1948, PBB telah berhasil merumuskan naskah yang dikenal
dengan “ Universal Declaration of Human Rights” yaitu → pernyataan sedunia tentang Hak
Asasi Manusia, sehingga tanggal 10 Desember sering diperingati sbg Hari Hak Asasi Manusia.
Isi Pokok Deklarasi tertuang dalam Pasal 1 yang menyatakan bahwa → “Setiap orang
dilahirkan merdeka & mempunyai martabat & hak-hak yg sama. Mereka dikaruniai akal dan
budi, dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan” .
Deklarasi tersebut melambangkan komitmen moral dunia Internasional pada hak asasi
manusia. Deklarasi ini menjadi pedoman sekaligus standar minimum yang dicita-citakan umat
manusia untuk menciptakan dunia damai yang lebih baik. Berawal dari Deklarasi Universal
tersebut, negara-negara yang tergabung dalam berbagai organisasi dan kelompok regional
mulai merumuskan bersama hak asasi manusia sebagai komitmen mereka dalam menegakkan
Hak Asasi Manusia. Setiap negara pun juga mulai menunjukkan jaminan hak asasi manusia
dalam konstitusi atau undang-undang dasarnya.
Dalam hasil sidang Majelis Umum PBB, pada tahun 1966, telah diakui Convenants on
Human Rights dalam hukum International dan diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB.
Convenants tersebut antara lain :
1. The International on Civil and Political Rights, yaitu tentang hak sipil dan hak politik
(konvensi tentang hak sipil dan politik 1966);
2. The International Convenant on Economic, Social, and Cultural Rights, yaitu berisi
syarat-syarat dan nilai-nilai bagi sistem demokrasi ekonomi, sosial, dan budaya
(konvensi tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya, 1966);
3. Optional Protocol, adanya kemungkinan seorang warga negara yang mengadukan
pelanggaran hak asasi manusia kepada The Human Rights Comitee PBB setelah
melalui upaya pengadilan di negaranya.
Perkembangan berikutnya, yaitu munculnya generasi keempat hak asasi manusia (Tim
ICCE UIN, 2003). Hak asassi manusia generasi keempat ini mengkritik peranan negara yang
sangat dominan dalam proses pembangunan yang berfokus pembangunan ekonomi sehingga
menimbulkan dampak negatif bagi keadilan rakyat. Program pembangunan dijalankan tidak
memenuhi kebutuhan rakyat banyak tetapi untuk sekelompok atau elite penguasa saja.
Pemikiran hak asasi manusia generasi keempat dipelopori oleh negara-negara Asia pada tahun
Pengakuan HAM di Indonesia tertuang dalam Pancasila dan tercantum dalam UUD
1945, yang sebenarnya lebih dulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir
10 Desember 1948. Pengakuan akan hak asasi manusia dalam Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, adalah sebagai berikut :
6.4.1 Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Pancasila tertuang dalam masing-masing sila
Pancasila, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. HAM dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
a. Setiap orang dijamin untuk melakukan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
b. Setiap agama dipandang sama hak dan kedudukannya terhadap negara.
2. HAM dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
a. Setiap orang berhak untuk diperlakukan secara pantas, tidak boleh disiksa dan
dihukum secara sewenang-wenang, tidak boleh dihina atau diperlakukan secara
melampaui batas. Ia berhak untuk dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan
kesalahannya menurut Undang-Undang.
b. Sila Kemanusiaan berarti pula suatu pengakuan kemerdekaan bagi segala bangsa
dengan menolak kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan setiap
bangsa berhak untuk menentukan bentuk dan corak negaranya sendiri.
3. HAM dalam sila Persatuan Indonesia.
a. Persatuan Indonesia atau kesadaran kebangsaan Indonesia lahir dari keinginan untuk
berastu sebagai suatu bangsa. Lahir dari sikap yang mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai, dan lain-lain.
b. Kesadaran kebangsaan ini merupakan tanda adanya keinginan untuk mempertahankan
hak asasi manusia sebab tanpa adanya kesadaran kebangsaan tidak ada jaminan bahwa
HAM mendapat perlindungan.
‘20 Team Teaching
8 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
c. Perasaan kebangsaan Indonesia keluar bersifat persahabatan dengan bangsa-bangsa
lain dalam dasar sama derajat anti kolonialisme dan imperialisme dan
neokolonialisme dalam segala bantuk dan manifestasinya.
4. HAM dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Pemusyawaratan/Perwakilan.
a. Kerakyatan berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia yang berarti pula
menghormati dan menjungjung tinggi segala hak asasi yang melekat padanya.
b. Hak asai dalam kerakyatan berwujud seperti hak mengeluarkan pendapat, hak
berkumpul dan mendapat hak ikut serta dalam pemerintahan dan jbatan-jabatan
negara kemerdekaan pers dan sebagainya.
c. Pasal 1 ayat 1 menegaskan bahwa keadulatan di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya menurut ketentuan Undang-Undang.
d. Masalah pelaksanaan kedaulatan rakyat tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan
adanya HAM.
e. Demokrasi Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya memberikan nilai tinggi
terhadap HAM.
5. HAM dalam sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Keadilan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan bagi seluruh anggota
masyarakat. Ini berarti bahwa setipap orang berhak mendapat nafkah dan jaminan
hidup yang layak dalam lapangan ejonomi dan sosial dengan saling harga menghargai
dan bantu membantu.
b. Keadilan sosial adalah hak asasi manusia seperti hak hidup, hak memiliki, hak atas
pekerjaaan dan sistem pengupahan yang baik dan adil diakui.
Dalam UUD 1945 Bab 20 A Pasal 28 A sampai J, tercantum rumusan hak asasi
manusia. Rumusan tersebut pada dasarnya sama dengan rumusan yang ada dalam ketetapan
MPR No. XVII/MPR/1998. Perlu diketahui bahwa Tap MPR No. XVII/MPR/1998 sekarang
ini telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2003. Hal ini disebabkan isi dalam
ketetapan tersebut sudah termuat dalam UUD 1945.
Dengan masuknya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945 tersebut, semakin kuat
jaminan hak asasi manusia di Indonesia. Tugas negara selanjutnya adalah mengadakan
penegakkan hak asasi manusia dan memberi perlindungan warga dari tindakan pelanggaran
hak asasi manusia.
Menurut John Locke seorang filsuf dari inggris, Hak Asasi adalah hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci. Berbicara
‘20 Team Teaching
13 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
tentang hak asasi manusia, dalam sejarah negara Indonesia di era orde baru lah muncul banyak
serangkaian pelanggaran hak asasi manusia.
Orde baru merupakan merupakan sebutan Masyarakat Indonesia bagi masa
pemerintahan Presiden Soeharto, Presiden Indonesia ke-2 , Orde Baru berlangsung dari tahun
1968 hingga 1998 di masa ini. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang
pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang merajalela di negara
ini. Di era ini banyak juga muncul kasus-kasus pelanggaran HAM yang sampai pada saat ini
kasus tersebut belum juga menemui titik terang, sudah 21 tahun era orde baru berakhir namun
masih sangat banyak sekali dosa-dosa pelanggaran HAM zaman orde baru yang hingga saat
ini masih juga belum terselesaikan dari Kasus marsinah, Petrus (Penembak Misterius) ,
peristiwa Trisakti 12 Mei 1998, Penculikan dan penghilangan secara paksa 1997-1998,
Tanjung Priok 1984-1987, Tragedi Semanggi 1-2, Kerusuhan 13-14 Mei 2019, dan banyak lagi
kasus-kasus lain yang tidak juga diselesaikan dan ditemukan pelakunya. Seolah-olah
Pemerintah enggan untuk menangani kasus itu secara serius dan menghukum pelakunya atau
bahkan serangkain kejadian itu terjadi karena kepentingan pemerintah masa itu untuk
memudahkan kepentingan tiap-tiap pihak pada masa itu untuk memperoleh kekuasaan dan
memperkaya diri.
Secara umum tulisan ini mencoba untuk menguraikan sejumlah kebijakan hukum
dan politik normatif yang dilakukan negara dalam upaya memenuhi rasa keadilan
masyarakat, dan melihat sejauh mana kebijakan tersebut memenuhi atau tidak prinsip-
prinsip keadilan normatif.
DAFTAR PUSTAKA
Bestari, Prayoga. 2013. Memahami Hak Asasi Manusia. Bandung: Laboratorium Pendidikan
Kewarganegaraan UPI.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya. Yogyakarta: Paradigma.
Kansil & Kansil. 2013. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan, Deny. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Cahaya Ilmu Press.
Wahab & Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Alfabeta.