Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN

KAPASITAS
Fico Oka Saputra 2310632020014
Finna Puspita Priasih Kriswanto 2310632020015
Vilia Putri Sukmayahya 2310632020033

Dosen Pengampu: Dr. Solehudin S.M., M.M


MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI

MAGISTER MANAJEMEN
Konsep Kapasitas
Produksi
• kapasitas merupakan konsep yang penting dan sering digunakan dalam
berbagai bidang. Pengertian kapasitas merujuk pada kemampuan suatu
objek, sistem, atau individu dalam menampung, memproses, atau
menghasilkan sesuatu. Kapasitas dapat diukur dalam berbagai satuan
tergantung pada konteksnya. Penerapan kapasitas dapat ditemukan
dalam teknologi informasi, kehidupan sehari-hari, transportasi,
industri, dan energi. Memahami konsep kapasitas dengan baik akan
membantu kita dalam mengelola sumber daya, mengatur waktu, dan
merencanakan kegiatan dengan lebih efisien.
• Handoko (2012:297) berpendapat
bahwa kapasitas adalah suatu tingkat
keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam
periode tertentu, dan merupakan kuantitas
tertinggi yang mungkin selama periode waktu
tertentu.
• Menurut Heizer dan Render (2015), kapasitas
produksi adalah suatu terobosan atau
sejumlah unit yang mana tempat fasilitas
dapat menyimpan, menerima atau
memproduksi dalam suatu periode waktu
tertentu.
Peramalan Permintaan

• Pengertian adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang


yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
• Manajemen permintaan (demend menegement) didefinisikan sebagai suatu fungsi
pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusun jadwal
induk (master scheduler) mengetahui dan menyadari semua permintaan produk.
• Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan
terhadap suatu produk yang dilakukan pada awal proses perencanaan dan
pengendalian produksi.
• Aktivitas peramalan tentu saja terkait dengan proyeksi masa depan yang bertujuan
untuk mengukur potensi permintaan ataupun pertumbuhan permintaan dimasa
mendatang contohnya tahun depan atau bulan depan.
Menurut Arman Hakim Nasution dan Yudha
Prasetyawan dalam buku nya yang berjudul
Menurut pendapat
perencanaan dan pengendalian produksi. Gaspersz (2005)

• Pengertian peramalan adalah • pengertian peramalan


proses untuk memperkirakan merupakan suatu fungsi bisnis
beberapa kebutuhan dimasa yang berusaha memperkirakan
datang yang meliputi kebutuhan penjualan dan penggunaan
dalam ukuran kuantitas, kualitas, produk sehingga produk-produk
waktu, dan lokasi yang itu dapat dibuat dalam kuantitas
dibutuhkan dalam rangka yang tepat.
memenuhi permintaan barang
maupun jasa.
Menurut Gaspersz (2005) terdapat 9 langkah yang harus diperhatikan
untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan, yaitu:

Menentukan tujuan dari peramalan

Memilih item independent demand yang akan diramalkan

Menentukan horison waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah, atau panjang)

Memilih model-model peramalan

Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan

Validasi model peramalan

Membuat peramalan

Implementasi hasil-hasil peramalan

Memantau keandalan hasil peramalan


Perencanaan Agregat
(Heizer & Render, 2015)
Pengertian Tujuan Perencanaan Agregat

• Menurut Heizer dan Render (2015),


perencanaan agregat merupakan
• Untuk mengembangkan suatu rencana
pendekatan yang dilakukan untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi yang fisibel dan lebih optimal.
• Perencanaan agregat bertujuan untuk
produksi pada jangka menengah.
menentukan kapasitas produksi sehingga
• Menurut Solehudin (2023), memenuhi estimasi permintaan pasar
perencanaan agregat merupakan salah pada periode yang akan datang dengan
satu metode dalam perencanaan keputusan dan kebijakan mengenai kerja
produksi yang menggunakan satuan lembur, backorder, subkontrak, tingkat
produk pengganti sehingga keluaran persediaan, serta jumlah tenaga kerja.
dari perencanaan produksi disebut
dengan agregat produk.
STRATEGI PERENCANAAN AGREGAT
(Solehudin, 2023)

STRATEGI STRATEGI
MURNI CAMPURAN
Strategi Perencanaan Agregat

(PURESTRATEGY)
STRATEGI MURNI

• Mengendalikan jumlah persediaan. Persediaan dilakukan pada saat permintaan dibawah


kapasitas produksi sehingga persediaan dapat digunakan Ketika permintaan berada
diatas kapasitas produksi dimasa mendatang.
• Mengendalikan jumlah tenaga kerja. Menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai
dengan laju produksi, tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan jam
lembur.
• Subkontrak. Menaikan kapasitas perusahaan pada saat perusahaan over demand
sehingga permintaan dapat terpenuhi.
• Mempengaruhi demand. Karena permintaan merupakan factor utam dalam masalah
perencanaan agregat makan pihak manajemen dapat melakukan tindakan , yaitu
mempengaruhi pola permintaan.
Strategi Perencanaan Agregat

(MIXED STRATEGY)
STRATEGI CAMPURAN

• Biaya yang besar sering kali menjadikan pure strategy tidak layak, sehingga beberapa
perusahaan mempertimbangkan kombinasi dari beberapa strategi murni menjadi mixed
strategy.
• Tidak terbatasnya rasio
• Chase strategy. Mencapai tingkat ouput untuk setiap periode yang memenuhi prediksi
permintaan untuk periode tersebut. (perubahan tingkat tenaga kerja, mengubah jumlah
produksi dengan waktu lembur, waktu kosong atau subkontrak). (Heizer dan Render,
2015).
• Level Strategy (Strategi Tingkat). Tingkat produksi tetap sama dari periode ke periode.
Biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki permintaan yang cukup stabil.
Metode-Metode Perencanaan Agregat
(Heizer dan Render, 2015)
Tabel
& Matematis
Grafik

Transportasi
Metode Tabel dan Grafik
Contoh:
• Menentukan tingkat permintaan untuk bulan Perkiraan Jumlah Hari
setiap periode Permintaan Kerja
Jan 1500 20
• Menentukan kapasitas untuk waktu Feb 1500 19
normal, lembur, dan subkontrak pada Mar 1400 22
setiap periode. Apr 1700 21
• Menetukan biaya tenaga kerja, biaya Mei 1900 22
penambahan dan pengurangan tenaga Juni 2000 21
kerja, biaya penyimpanan persediaan
dan biaya kekurangan persediaan. Biaya TK (@/hr) : Rp 20.000
Biaya Penyimpanan : Rp 1000
• Pilih alternatif yang memiliki total Biaya Margin Sub.kon: Rp 5000
biaya paling rendah. Biaya Penambahan TK: Rp 50.000
Biaya Pengurangan TK: Rp 100.000
Jam Kerja/hr : 8 jam
Rata-rata prod./unit : 2 jam/0rg
Persd. Awal :0
Variasi tingkat persediaan

bln Perkiraan Hari Jumlah Perubahan Akm.


Demand kerja Produksi Prod. persediaan

1 1500 20 1600 100 100 Pada variasi tingkat persediaan ini


selain biaya tenaga kerja yang
2 1500 19 1520 20 120
diperhatikan akan muncul biaya
3 1400 22 1760 360 480 penyimpanan persediaan.
4 1700 21 1680 -20 460
5 1900 22 1760 -140 320
6 2000 21 1680 -320 0
10000 125 10000 0 1480
Variasi tingkat jumlah tenaga kerja

BLN Perkiraan Hari Jmlh TK Penambahan Peng.


Demand kerja dibutuhk TK TK
an

1 1500 20 19 1
Pada variasi tingkat jumlah tenaga
kerja ini selain biaya tenaga kerja
2 1500 19 20 1 yang diperhatikan akan muncul biaya
penambahan dan pengurangan
3 1400 22 16 4 Tenaga Kerja.

4 1700 21 21 5

5 1900 22 22 1

6 2000 21 24 2

10000 125 122 9 5


Variasi sub-kontrak

bln Perkiraan Hari Jmlh Persediaan Sub


Demand kerja Prod. kontrak
Pada variasi tingkat persediaan ini
1 1500 20 1280 220 selain biaya tenaga kerja yang
2 1500 19 1216 284 diperhatikan akan muncul biaya
3 1400 22 1408 8 margin kepada sub-kontrak dan biaya
persediaaan.
4 1700 21 1344 348
5 1900 22 1408 492
6 2000 21 1344 656
10000 125 8000 2000

Dari ketiga variasi tersebut, perusahaan dapat menentukan metode mana yang paling tepat dengan biaya yang
dikeluarkan paling rendah.
Metode Matematis
• Metode transportasi pemrograman linear.
• Model koefisien manajemen (analisis regresi).

Metode Transportasi
• Metode transportasi dilakukan menggunakan bantuan table
tranportasi dimana dilakukan perhitungan total permintaan, kapasitas
permintaan, biaya, serta rencana produksi dalam horizon
perencanaan dalam satuan agregat.
Penjadwalan Produksi
• Penjadwalan merupakan pengaturan alokasi sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang melibatkan pekerjaan,
sumber daya dan waktu (Harto,2016)

Adapun manfaat yang dapat didapatkan jika melakukan penjadwalan produksi menurut Baker (2009) yaitu:
a. Tingkat produktivitas mesin pada perusahaan akan meningkat, karena terjadi pengurangan waktu menganggur pada mesin
(makespan lebih minimal).
b. Jumlah persediaan untuk barang setengah jadi berkurang, akibat pengurangan jumlah pekerjaan yang sedang menunggu
untuk diproses pada mesin.
c. Tingkat keterlambatan akibat batas waktu menurun, karena terjadi pengurangan jumlah pekerjaan yang terlambat dan
waktu maksimum keterlambatan
d. Mengurangi biaya produksi.
e. Dapat memenuhi batas waktu yang telah ditentukan oleh konsumen, sehingga tidak terjadi keterlambatan pemenuhan
pesanan yang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan, serta terhindar dari biaya
denda
Faktor-Faktor Pertimbangan Penjadwalan
Produksi
1. Sarana dan prasarana yang dimiliki suatu lembaga atau perusahaan biasanya memiliki kapasitas terbatas.
2. Permintaan atau kebutuhan konsumen merupakan faktor yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan, karena datangnya dari konsumen
maka sesuai dengan kemauan konsumen itu sendiri. Perusahaan sulit untuk mengaturnya, Ini harus kita penuhi selama perusahaan
mampu melakukannya.
3. Bahan baku dan bahan pembantu merupakan kebutuhan perusahaan untuk melaksanakan pembuatan barang atau jasa yang akan
diberikan kepada konsumen. Kalau penyediaan bahan baku dan bahan pembantunya terbatas makaakan terbatas dalam memberikan
pelayanan kepada konsumen dan terbatas pula schedule yang dibuat.
4. Sumber daya manusia atau tenaga kerja biasanya juga merupakan pembatas, terutama tenaga ahli. Tenaga ahli sulit ditambah jumlahnya,
padahal kapasitas kerja mereka terbatas.
5. Ketentuan teknis adalah prosedur dan syarat-syarat pembuatan barang secara teknis. Ketentuan ini tidak dapat diabaikan, Harus diikuti
agar pembuatan barang dapat dilaksanakan dengan baik. Misalnya untuk mencetak buku konsep dan layout halamannya harus dibuat
dengan benar.
6. Hari kerja yang kita miliki terbatas, dalam setahun tidak sepenuhnya ada 365 hari kerja, karena ada hari minggu, hari libur dan hari-hari
yang tidak sepenuhnya dapat bekerja 100%, misalnya karena ada upacara, pemilu dan sebagainya. Dalam membuat schedule harus
mempertimbangkan ini, kalau perlu dibuat kalender produksi, yang hanya memuat hari-hari kerja saja.
7. Adanya order kilat dan order khusus. Kadang-kadang kita sering menerima order kilat dan order khusus yang harus didahulukan dari
order biasa. Order kilat biasanya diterima perusahaan dengan tarif yang lebih mahal, sedang order khusus adalah order yang harus
diutamakan untuk mengatasi keadaan darurat, misalnya kebutuhan rumah sakit, Keamanan, dan sebagainya.
8. Adanya kendala biaya antara lain menyangkut tersedianya dana atau anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan,
kenaikan biaya produksi dan sebagainya.(Pangestu Subagyo 2000)
Contoh Proses Penjadwalan
Aturan penentuan prioritas pemrosesan penjadawalan (priority rule) antara lain :
A. FCFS (First Come First Serve) : Job dikerjakan dengan urutan yang disajikan
B. SPT (Shortest Processing Time) : Job di urutkan berdasarkan waktu proses tersingkat
C. LPT (Longest Processing Time) : Job di urutkan berdasarkan waktu proses terlama
D. EDD (Earliest Due Date) : Job diurutkan berdasarkan tenggat waktu dengan aturan meminimumkan Maximum Lateness
Proses Penjadwalan FCFS (First Come First Serve)
Job Waktu Proses (ti)
Job Waktu Flow
1 5 Proses (ti) time (fi)
2 8 1 5 5
3 6 2 8 13
4 3 3 6 19
5 10 4 3 22
6 14 5 10 32
7 7 6 14 46
8 3 7 7 53
Ti : processing time ; yaitu estimasi waktu 8 3 56 Makespan
penyelesaian pekerjaan
Fi : waktu antara arrival time dan delivery date Jumlah 246
Makespan : Interval waktu total untuk
penyelesaian seluruh job Rata - rata 30.75
Flowtime : Jumlah job
Proses Penjadwalan SPT(Shortest Processing Time)
Job Waktu Proses (ti) Job Waktu Flow
Proses (ti) time (fi)
1 5
4 3 3
2 8
8 3 6
3 6
1 5 11
4 3
3 6 17
5 10
7 7 24
6 14
2 8 32
7 7
5 10 42
8 3
6 14 56
Makespan
F 191
Flow time rata - rata 23.875
Flowtime : Jumlah job
Proses Penjadwalan LPT(Longest Processing Time)
Job Waktu Proses (ti) Job Waktu Flow
1 5 Proses (ti) time (fi)
6 14 14
2 8
5 10 24
3 6
2 8 32
4 3
7 7 39
5 10
2 6 45
6 14
1 5 50
7 7
4 3 53
8 3
8 3 56 Makespan
F 313
Flow time rata - rata 39.125
Flowtime : Jumlah job
Proses Penjadwalan EDD(Earliest Due Date)
Job Waktu Due date Saat Lateness
Job Waktu Due date Proses (ti) (di) selesai (Li)
Proses (di) (ci)
(ti)
2 8 10 8 -2
1 5 15
1 5 15 13 -2
2 8 10
3 6 15 19 4
3 6 15
5 10 20 29 9
4 3 25 Maximum lateness
4 3 25 32 7
5 10 20
6 14 40 46 6
6 14 40
7 7 45 53 8
7 7 45
8 3 50 56 6
8 3 50
Total 36
Rata - 4.5
rata
Lateness : jumlah job
36 : 8
Study case
Sumber
Baker,KennenthR.,Trietsch.(2009).Principles of Sequencing and Scheduling.America:JohnWiley&Sons,Inc.
Garside, A. K., Harto, S., & Utama, D. M. (2016). Penjadwalan Produksi Menggunakan Algoritma Non Delay Untuk Meminimalkan Makespan Studi Kasus di CV Bima
Mebel. Jurnal Spektrum Industri, 14(1), 123-128.
Subagyo, P. (2000). Manajemen operasi.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi: Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.
Solehudin. (2023). Manajemen Operasi. Bandung: CV Media Jaya Abadi.

Anda mungkin juga menyukai