Anda di halaman 1dari 27

Evidance base Remaja, Pranikah dan

Prakonsepsi
Pengertian Evidence based
Evidence based artinya berdasarkan bukti, artinya
tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan
semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti inipun
tidak sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bias
dipertanggung jawabkan.
Manfaat Evidence Base

Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti


ilmiah.

Meningkatkan kompetensi (kognitif).

Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan


asuhan yang bermutu.

Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien


mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Remaja
Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, di mana
pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat
termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi
terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik
fisik, mental, maupun peran sosial.
Batasan Usia Remaja
Menuru
t WHO 10-20 tahun
sebagai batasan
BKKB usia remaja
N Batasan usia
remaja adalah 10-
21 tahun
Tiga hal yang menjadikan masa remaja
penting sekali bagi kesehatan reproduksi

Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang


khusus dan penting karena merupakan periode pematangan
organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas.

Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis)


secara cepat yang tidak seimbang dengan perubahan
kejiwaan (mental-emosional).

Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan


perlakuan terhadap remaja laki-laki dan wanita.
Perubahan Fisik pada Masa Remaja

Pada masa ini •


terjadi suatu pertumbuhan organ-
perubahan organ reproduksi (organ
fisik yang seksual) untuk
cepat disertai mencapai kematangan
banyak yang ditunjukkan
perubahan, dengan kemampuan
termasuk di melaksanakan fungsi
dalamnya reproduksi.
yaitu:
Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan
tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai
berikut
Tanda-
tanda seks
primer
Remaja laki-laki sudah
bisa melakukan fungsi
reproduksi bila telah
mengalami mimpi basah
(terjadi pada usia 10-15
tahun)

Remaja wanita: tanda


kematangan organ
reproduksi adalah
ditandai dengan
datangnya menstruasi
(menarche).
Tantangan Dan Masalah Remaja

Konflik antara
Konflik antara
kebutuhan
kebutuhan
untuk
akan
mengendalikan
kebebasan dan
diri dengan
ketergantungan
kebutuhan
terhadap orang
untuk bebas
tua.
dan merdeka
Konflik antara kebutuhan seks dan ketentuan agama
serta nilai social.

Konflik nilai-nilai, yaitu konflik antara prinsip-prinsip


yang dipelajari oleh remaja dengan prinsip dan nilai
yang dilakukan orang dewasa di lingkungannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Konflik menghadapi masa depan.
beberapa keadaan yang berpengaruh buruk
terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan
reproduksi remaja
Anemia dan kurang energi kronis (KEK)
Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri,
sehingga mengakibatkan panggul sempit dan beresiko
untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
dikemudian hari
Pendidikan rendah
Lingkungan dan suasana kerja yang kurang
memperhatikan kesehatan remaja
Lingkungan sosial yang kurang sehat
Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat
tentang masalah seksualitas
Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal
yang berkaitan dengan seksualitas
Penyalahgunaan dan ketergantungan napza yang
mengarah kepada penularan HIV dan AIDS
Penyalahgunaan seksual
Kehamilan remaja
Kehamilan pranikah/diluar ikatan pernikahan
Pra nikah
Kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang
ditunjukan pada masyarakat reproduktif pranikah.
Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan
kesehatan para calon ibu.

Remaja wanita yang akan memasuki jenjang


perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya.

Remaja calon ibu yang mengalami masalah akibat


gangguan system reproduksinya harus segera
ditangani. Gangguan system reproduksi tidak berdiri
sendiri. Gangguang tersebut dapat berpengaruh pada
kondisi pisikologi dan lingkungan sosial remaja itu
sendiri.
• Untuk mengetahui secara
dini kondisi kesehatan
para remaja. Jika
Tujuan ditemukan penyakit atau
kelainan didalam diri
pemeri remaja, maka tindakan
ksaan pengobatan dapat segera
pranika dilakukan.
h

Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita,


tidak hanya ditujukan hanya pada masalah gangguan
kesehatan (penyakit system reproduksi).
Bimbingan Pra Nikah antara lain:
Perkawinan yang sehat
Keluarga yang sehat
Sistem reproduksi dan masalahnya
Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan atau sebaliknya
Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan
persalinan
Pentingnya Periksa Kesehatan Pra
Nikah

Pemeriksaan psikologis pada pasangan


yang akan menikah sangat di perlukan
untuk menyiapkan mental pasangan

Pemeriksaan obstetri dan Ginecologi itu


sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa
membantu mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan di kemudian hari sehingga
dapat menjadi langkah antisipasi dan
tindakan preventif yang dilakukan.
Cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk
memastikan si calon ibu tidak mengalami
talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya.

Calon pengantin juga sering diminta untuk


melakukan pemeriksaan
darah anticardiolipin antibody (ACA).

Suntik TT untuk mencegah timbulnya tetanus


pada luka yang dapat terjadi pada vagina
mempelai wanita yang diakibatkan hubungan
seksual pertama.
Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah
yang perlu dilakukan
Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin
Pemeriksaan urinalisis lengkap
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan HbsAG
Pemeriksaan VDLR/ RPR
Pemeriksaan TORC
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
menikah kita dapat mengetahui kondisi pasangan serta
proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi
(fertilitas) dan genetika (keturunan).
Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya
tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan
kesehatan lain biasanya.

Pasien dan pasangan wajib melakukan


pemeriksaan fisik dan rangkaian tes
radiologi dan laboratorium untuk
mendeteksi kelainan-kelainan apa saja
yang mungkin diderita.

Idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah


dilakukan enam bulan menjelang
pernikahan.
PENELITIAN YANG
MENDUKUNG
 Hasil uji analisis Paired Sample t-Test diperoleh nilai P< 0,05 (p = 0,000).
Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan skor yang signifikan
terhadap perlakuan tanpa psikoedukasi (prates) dan dengan perlakuan
psikoedukasi (pascates). Sehingga diputuskan bahwa adanya perbedaan
sebelum diberikan pikoedukasi dan sesudah diberikan perlakuan
psikoedukasi.
 Psikoedukasi secara umum dapat mendidik dan membantu partisipan me-
ngembangkan sumber-sumber dukungan dalam menghadapi tantangan
hidup dan pada penelitian kali ini mengacu pada penurunan intensi
seseorang dengan setiap aspeknya terkait keinginan indivi- du untuk
melakukan pernikahan dini.
Hasil uji analisis Paired Sample t Test diperoleh nilai
P< 0,05 (p = 0,000). Hasil tersebut menunjukkan
adanya perbedaan skor yang signifikan terhadap
perlakuan tanpa psikoedukasi (pre-test) dan dengan
perlakuan psikoedukasi (post-test). Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perbedaan sebelum
diberikan psikoedukasi dan sesudah diberikan
perlakuan psikoedukasi.
Variabel Pengetahuan
 Hasil penelitian menunjukkan, terjadi peningkatan pengetahuan. Dimana
sebelum diberikan konseling rata-rata nilai pengetahuan yang didapat
sampel sebesar 12,60 dengan nilai terendah 8 dan nilai tertinggi
16 dari total nilai 20. Dan setelah diberikan konseling rata-rata nilai
pengetahuan yang didapat sampel sebesar 15,97 dengan nilai
terendah 11 dan nilai tertinggi 18.
 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah
(2012) bahwa pemberian intervensi berupa pendidikan kesehatan
dapat meningkatkan pengetahuan wanita pranikah mengenai gizi
prakonsepsi, dengan hasil yang signifikan p=0,001. Penelitian ini
juga menghasilkan kesimpulan yang sama dengan Azzahra (2015)
bahwa metode konseling dapat meningkatkan pengetahuan ibu
Variabel SIKAP

Hasil penelitian menunjukkan, terjadi peningkatan sikap


pada sampel. Dimana sebelum diberikan konseling rata-
rata nilai sikap yang didapat sampel sebesar 23,70 dengan
nilai terendah 18 dan nilai tertinggi 30 dari total nilai
30. Dan setelah diberikan konseling rata-rata nilai
sikap yang didapat sampel sebesar 27,00 dengan
nilai terendah 25 dan nilai tertinggi 30.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai