Anda di halaman 1dari 35

Perspektif

KEPERAWATAN GADAR

Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D


PENDAHULUAN
• Manusia sebagai makhluk sosial
tidak dapat hidup sendiri, melainkan
membutuhkan hidup bersama dalam
masyarakat.

• Dalam melaksanakan hidup


bermasyarakat tersebut,
berlangsung interaksi yang inten
antar anggota masyarakat.
Agar interaksi berlangsung tanpa benturan dan
dapat mendatangkan manfaat optimal, diperlukan
adanya pengaturan berprilaku setiap warga
masyarakat.

Bentuk pengaturan prilaku yang dimaksud banyak


macamnya. Untuk masyarakat profesi kesehatan
antara lain tercantum dalam:

• Kode etik profesi kesehatan.


• Hukum kesehatan.
KODE ETIK PROFESI KESEHATAN
• Etik berasal dari kata “ethics” yang
berarti prinsip moral (morale principles)
atau aturan berprilaku (rules of conduct)

• Prinsip moral dan/atau aturan berprilaku


tersebut dihimpun dalam suatu pedoman
(code) yang disebut kode etik (code of
ethics).
• Kode etik adalah suatu pedoman yang
mengandung norma-norma dalam berprilaku.
Kode etik yang berlaku untuk warga profesi
disebut kode etik profesi.

• Setiap profesi mempunyai kode etik profesi.

• Kode etik profesi disusun oleh warga profesi.

• Sanksi pelanggaran kode etik profesi ditegakkan


oleh warga profesi sendiri.
KODE ETIK PROFESI KESEHATAN

• Kode etik profesi kesehatan adalah kode etik yang


ditemukan dan berlaku bagi kalangan profesi kesehatan.

• Dibandingkan dengan profesi lain, kode etik profesi


kesehatan adalah kode etik yang tertua:
Contoh :

Telah dikenal sejak masa Inhotep dari Mesir, Hippocrates


dari Yunani dan Galenus dari Roma.

Menyangkut hidup dan kehidupan manusia dan karena itu


memerlukan pengaturan prilaku yang ketat.

Sesuai tradisi luhur profesi kesehatan.

Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


kesehatan.
MACAM KODE ETIK PROFESI KESEHATAN

• Macam kode etik profesi kesehatan sesuai


dengan macam, jumlah dan jenis profesi
kesehatan yang berkembang disuatu
negara.

• Untuk Indonesia secara umum dapat


dikelompokan atas 7 macam (PP No 32
Tahun 1996).
• Kode etik tenaga medis.

• Kode etik tenaga keperawatan.

• Kode etik tenaga kefarmasian.

• Kode etik tenaga kesehatan masyarakat.

• Kode etik tenaga gizi.

• Kode etik tenaga keterapian fisik.

• Kode etik tenaga keteknisan medis.


RUANG LINGKUP KODE ETIK PROFESI
KESEHATAN NO KEWAJIBAN MWA IDI PDGI PPNI

1 Umum 9 pasal 9 pasal 6 pasal -

2 •Terhadap 4 pasal 5 pasal 3 pasal 4 pasal


penderita
•Dalam
Mengatur prilaku - - - 4 pasal
Praktek
warga profesi,
terutama pada waktu 3 Terhadap - - 4 pasal 1 pasal
masyarakat
menyelenggarakan
kewajiban profesinya 4 Terhadap 2 pasal 2 pasal 3 pasal 2 pasal
sejawat
5 Terhadap diri - 2 pasal - -
sendiri
6 Terhadap - - 3 pasal 3 pasal
profesi
HUKUM
Hukum adalah suatu aturan yang mengatur prilaku
setiap anggota masyarakat yang bersifat memaksa
yang ditetapkan oleh pemerintah.

1. Hukum administrasi : izin sarana pelayanan


kesehatan, izin menyelenggarakan praktik
kesehatan

2. Hukum pidana : perbuatan yang bertentangan


dan atau membahayakan kepentingan umum

3. Hukum perdata : perbuatan yang merugikan


orang lain
HUKUM KESEHATAN
• Hukum kesehatan adalah bagian
dari hukum umum yang mengatur
prilaku setiap anggota masyarakat,
utamanya anggota masyarakat
kesehatan, yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan

1. Aspek administrasi
2. Aspek pidana
3. Aspek perdata
MANFAAT HUKUM
KESEHATAN
1. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum
kepada penyelenggara pelayanan kesehatan

2. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum


kepada pemakai jasa pelayanan kesehatan
MANFAAT HUKUM
KESEHATAN
 Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan

 Memantapkan penyelenggaraan
pendidikan tenaga kesehatan

 Mendorong perkembangan ilmu dan


teknologi kesehatan
RUANG LINGKUP • Terkait dengan macam, jumlah dan
perkembangan penyelenggaraan
HUKUM KESEHATAN pelayanan kesehatan di suatu negara.

• Untuk Indonesia, secara umum dapat


dikelompokkan atas 8 macam :
1. Sarana Pelayanan Kesehatan
2. Tenaga Kesehatan
3. Komoditi Kesehatan
4. Perikatan Hukum
5. Pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan
6. Pengobatan Tradisional
7. Masalah kesehatan Khusus
8. Lembaga peradilan
RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
Tenaga
Sarana Kesehatan
Komoditi
Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan

Perikatan
Terkait dengan jumlah dan Lembaga Hukum
Hukum
perkembangan Peradilan Kesehatan
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di suatu negara
Masalah Diklat
Kesehatan Tenaga
Khusus Kesehatan
Pengobatan
Tradisional
MATERI HUKUM KESEHATAN
NO RUANG LINGKUP MACAM/ASPEK MATERI HUKUM

1 Sarana pelayanan RS, puskemas, standardisasi, hak,


balkesmas, poli, apotik, kewajiban,
optik, lab, PP,PB, Dinkes, kewenangan,
LSM Kes, Yay Kes, Donor akreditiasi, lisensi,
Kes sanksi
2 Tenaga kesehatan medis, keperawatan, standardisasi, hak,
kefarmasian, kesehatan kewajiban,
masyarakat, Gizi, kewenangan,
keterapian fisik, sertifikasi, registrasi,
keteknisan medis lisensi, sanksi

3 Komoditi kesehatan sediaan farmasi, alat standardisasi,


kesehatan, komoditi lain lisensi, produksi,
distribusi, sanksi
KERANGKA DAN MATERI HUKUM KESEHATAN
NO RUANG LINGKUP MACAM/ASPEK MATERI HUKUM

4 Perikatan hukum sarana yankes-sarana Hak, kewajiban,


yankes, sarana yankes, penyelesaian
nakes, sarana yankes- sengketa
pasien, sarana yankes-
askes, nakes-nakes,
nakes- pasien, nake-askes,
askes-pasien

5 Diklat tenaga Jenjang, kurikulum, sarana, standardisasi,


kesehatan tenaga, metoda lisensi, akreditasi,
sanksi
KERANGKA DAN MATERI HUKUM KESEHATAN
NO RUANG LINGKUP MACAM/ASPEK MATERI HUKUM

6 Pengobatan keterampilan, ramuan, standardisasi, hak,


tradisional tenaga dalam, ajaran kewajiban,
agama, supra natural kewenangan,
sertifikasi, lisensi,
sanksi

7 Masalah kesehatan wabah, imunisasi, standardisasi, hak,


khusus kesehatan lingkungan, kewajiban,
aborsi, transplantasi kewenangan, prosedur,
organ, eutanasia, sanksi
bedah mayat

8 Lembaga peradilan lembaga, tenaga, dasar hukum, tata


cara, sanksi
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
• Keperawatan gawat darurat adalah
bagian dari asuhan keperawatan yang
berhadapan dengan pasien yang
berada dalam keadaan gawat darurat
(emergensi, kritis)

• Asuhan keperawatan gawat darurat /


emergensi lazimnya diselenggarakan
di Unit Gawat Darurat (Emergency Care
Unit)
Karena asuhan keperawatan gawat darurat
merupakan bagian dari asuhan keperawatan yang
terkait dengan penyelenggaran pelayanan
kesehatan

Secara keseluruhan, maka pada asuhan


keperawatan gawat darurat juga berlaku :

Aspek etis (kode etik keperawatan)


Aspek hukum (hukum kesehatan)
ASPEK ETIS
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• Aspek etis keperawatan gawat darurat
terkait dengan pasal yang mengatur
tentang kewajiban perawat terhadap
pasien, yang dalam kode etik keperawatan
dibedakan atas dua macam yakni :

– Perawat dan klien : terdiri atas 4 pasal.


– Perawat dan praktik : terdiri atas 4
pasal.
PERAWAT DAN KLIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa


memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang


membutuhkan asuhan keperawatan.
PERAWAT DAN KLIEN
4. Perawat wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
PERAWAT DAN PRAKTIK
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan
serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang


akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
PERAWAT DAN PRAKTIK
4. Perawat senantiasa
menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku
profesional
UPAYA MENCEGAH PELANGGARAN
KODE ETIK KEPERAWATAN
• Untuk terselenggaranya asuhan keperawatan kritis yang baik,
kedelapan pasal yang tercantum dalam kode etik keperawatan
tersebut harus dapat dilaksanakan.

• Pelaksanaan kode etik profesi yang baik, lazimnya memerlukan


pembinaan dan pengawasan.

– Dibentuk Majelis Kehormatan Etika Profesi pada setiap


organisasi profesi
– Anggota profesi yang melanggar kode etik profesi mendapatkan:
• Sanksi profesi
• Pembinaan kode etik profesi
ASPEK HUKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• Aspek hukum keperawatan gawat darurat terkait dengan
perikatan hukum

– Klien datang atau dibawa ke sarana pelayanan kesehatan


– Perawat berkewajiban memberikan pertolongan kepada
klien
– Terjadi perikatan hukum antara klien dan perawat dalam
bentuk kontrak terapeutik (contract therapeutic)

• Masalah yang sering terjadi dalam kontrak terapeutik adalah


ketidak puasan klien yang salah satu penyebabnya adalah
malpraktik (malpractice)
MALPRAKTIK KEPERAWATAN
• Malpraktik dalam praktik
keperawatan adalah setiap
kesalahan profesional yang
diperbuat oleh seorang perawat
karena menyelenggarakan asuhan
keperawatan dibawah standar yang
sebenarnya secara rata-rata dan
masuk akal, dapat dilakukan oleh
setiap perawat dalam situasi dan
ataupun tempat yang sama
(modifikasi dari A. Hoekema, 1981)
KRITERIA
MALPRAKTIK KEPERAWATAN
• Kriteria terjadinya malpraktik dalam
pelayanan keperawatan (modifikasi
dari Bernard Knight, 1972):
1. Adanya kewajiban memberikan
asuhan keperawatan kepada klien
2. Adanya pelanggaran terhadap
kewajiban yang seharusnya
dilakukan terhadap klien
3. Sebagai akibat pelanggaran
kewajiban tersebut, timbul
kerugian pada klien
UPAYA MENCEGAH
MALPRAKTIK KEPERAWATAN
• Untuk mencegah terjadinya malpraktik
dalam pelayanan keperawatan, ada tiga
hal pokok yang harus dilakukan, yakni:

1. Melaksanakan inform consent : pada


klien yang gawat darurat (emergensi,
kritis) sering tidak diperlukan

2. Melaksanakan semua tindakan sesuai


dengan standar yang telah ditetapkan

3. Mengisi catatan keperawatan (client


record) yang lengkap
PENUTUP
• Baik atau tidaknya pelayanan keperawatan ditentukan antara lain oleh baik
atau tidaknya prilaku perawat pada waktu menyelenggarakan pelayanan
keperawatan

• Pengaturan prilaku perawat, antara lain tercantum dalam Kode Etik


Keperawatan serta hukum kesehatan

• Untuk asuhan keperawatan gawat darurat, pengaturan aspek etis tercantum


dalam 8 pasal. Sedangkan untuk aspek hukum tercantum dalam pasal-pasal
yang mengatur perikatan hukum

• Apabila kedua pengaturan ini dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya, akan


dapat dicegah terjadinya keadaan yang tidak diinginkan klien (antara lain
berupa malpraktik)
?

Anda mungkin juga menyukai