Anda di halaman 1dari 59

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PROGRAM KRR
Materi Bahasan
1. Masalah remaja
2. Pengembangan program KRR: mencari
formula PIK-KRR berkelanjutan
 Pengelolaan program
 Komitmen pembelajaran
 Pengembangan strategi
 Penguatan materi
 Peningkatan kualitas pelayanan
3. Kesimpulan
Masalah Remaja:
kualitas (anak) kita
Pengertian Remaja
1. Remaja (Adolescent)
 Penduduk 10-19 th
(WHO)
Remaja,
2. Pemuda (Youth)
Pemuda,Orang  Penduduk 15-24 th
Muda, dan (UNFPA)
Generasi Muda
3. Orang muda (Young People)
 Penduduk 10-24 th
(WHO & UNFPA)

4. Generasi Muda (Young Generation)


 Penduduk 12-24 th
(World Bank)
Pengertian KRR
Kesehatan Reproduksi Remaja
adalah kondisi sehat dari
sistem, (fungsi,komponen dan
proses) reproduksi yang
dimiliki oleh remaja.

KRR Kondisi sehat tersebut dilihat


dari:
 Pisik,
 Mental,
 Emosional,
 Spiritual.
Pengertian Program KRR
Program untuk memfasilitasi
terwujudnya TEGAR
REMAJA, yaitu: remaja
yang:
 berperilaku sehat;
 terhindar dari risiko
Seksualitas, HIV/AIDS,
Program KRR NARKOBA;
 menunda usia
pernikahan;
 bercita-cita
mewujudkan Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera;
 menjadi contoh, model,
idola, dan sumber
informasi bagi teman
sebayanya
Kerangka melihat masalah
remaja:Youth Five Life Transitions
 Lima transisi kehidupan remaja (World Bank):
 Melanjutkan sekolah (continue learning)
 Mencari pekerjaan (start working)
 Memulai berkeluarga (form families)
 Menjadi anggauta masyarakat (exercise
citizenship)
 Memperaktikan hidup sehat (practise healthy
life )
Issue sekitar remaja
 Jumlah remaja usia 10-24 tahun yang
besar, sekitar 64 juta pada tahun 2007;
 Globalisasi dan akses informasi oleh remaja
 Liberalisasi norma, sikap dan perilaku
remaja, berkaitan dengan resiko:
 Seksualitas
 Napza
 HIV dan AIDS
Remaja mengatakan mempunyai teman yang
pernah melakukan hubungan Seks pranikah
(SKRRI,02)
48.6 46.5
50
45
40
34.7
35 30.9

30
25 14-19
20-24
20
15
10
5
0
Wanita Pria
Remaja mengaku pernah melakukan
hubungan seks pranikah

 10-31%, di 12 kota besar, (YKB,1993)


 27%-18%, Bali (W. Pangkahila, 1996)
 75 %, di Lampung (PKBI, 1997)
 27%- 9%, Medan (Situmorang,2001)
 51%, Jabotabek ( DKT, Indonesia 2005)
 54%, Surabaya ( DKT, Indonesia 2005)
 47%, Bandung ( DKT, Indonesia 2005)
 52% Medan ( DKT, Indonesia 2005)
Remaja mengaku pernah
melakukan hubungan seks
pranikah
 Umur:
 13-18 th.
 Cara:
 60% tidak menggunakan alokon
 Tempat:
 85% di rumah sendiri

(PKBI, Rakyat Merdeka, 24 Desember 2006)


Faktor paling mempengaruhi remaja
melakukan hubungan seks pranikah
(300% lebih besar)

Bila ia punya:
 Pacar

 Teman yang bersikap setuju dengan

hubungan seks pra nikah


 Teman yang mendorong untuk

melakukan seks pra nikah


(Analisa lanjut SKRRI 2002)
Pengguna Napza di Indonesia,
BNN, 2004

1,5% dari jumlah penduduk


(3.200.000)
78% diantaranya adalah remaja dan
pemuda
Jumlah kasus AIDS sepuluh tahun terakhir sampai
Maret, 2007,Depkes
Kumulatif Kasus AIDS Berdasarkan Golongan Umur,
Maret 2007, Depkes

P
e
r
c
e
n
t
a
g
e

unknown

Age group
Kesimpulan masalah Remaja Indonesia
 Sekitar 40% mengaku telah
mempraktikan seks pranikah
 Sekitar 70% dari pengguna Napza
adalah remaja
 Sekitar 50% dari pengidap AIDS adalah
kelompok umur remaja

Jadi…sejumlah itulah remaja Indonesia


yang terganggu kesempatannya untuk:
 Melanjutkan sekolah
 Mencari pekerjaan
 Memulai kehidupan berkeluarga
 Menjadi anggota masyarakat yang normal
 Lost quality generation?
Arah Kebijakan Program KRR

Mencapai
Tegar Remaja
dalam rangka
Tegar Keluarga
untuk mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera
Ciri-ciri Tegar Remaja
Tegar Remaja (TR) adalah remaja
yang:
 menunda usia pernikahan;
 berperilaku sehat;
 terhindar dari risiko Seksualitas, HIV dan
AIDS, Napza;
 bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera;
 menjadi contoh, model, idola, dan
sumber informasi bagi teman sebayanya.
Tegar Remaja:pendekatan
Kelompok Sebaya

PIK-KRR
Kenapa ?
Karena:
Sumber informasi KRR bagi remaja:
1. Teman sebaya : 71% (81%, DKT, 05)
2. Orang tua : 31%
3. Guru : 31%
4. Petugs kesehatan : 16%
5. Pemuka agama : 12%
( SKRRI, 03 ).
Apa implikasinya?
 PIK-KRR harus bersifat dari, oleh dan
untuk remaja
Sasaran strategik program KBN:
Satu PIK-KRR aktif setiap
kecamatan,2009
Perkembangan PIK-KRR s/d 2007

 September 2004: 945


 September 2007:
 PIK-KRR tahap Tumbuh: 2.943
 PIK-KRR tahap Tegak : 172
 PIK-KRR tahap Tegar : 31
 Total : 3.146 (60%)
Tantangan utama program KRR:

Mencari formula PIK-KRR


berkelanjutan
Nature dari program beyond KB

 KB (pelayanan kontrasepsi):
Formula pelayanannya sudah diketemukan
 Beyond KB:
 BKB, BKR, BKL, BLK, UPPKS, PIK-KRR
Formula programnya masih harus dicari
Alternatif formula PIK-KRR berkelanjutan:
(Tumbuh Tegak Tegar)

 Peningkatan kualitas
pengelolaan
 Pengembanagan pembelajaran

 Pengembangan strategi

 Penguatan materi

 Peningkatan kualitas pelayanan


Strategi Kesatu:
Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Program
KRR
Strategi Kesatu:
Pengelolaan Program KRR
Strategi pengelolaan, merujuk pada:
 Lessons learned pengalaman program KB
37 tahun:
 Komitmen Pemerintah, Swasta dan LSM
 Profesionalisme pengelolaan
 Pemberdayaan dan penggerakan
 Partisipasi masyarakat
 Arah program KB kedepan dengan tiga
agenda perubahan:
 Strategi
 Pengelolaan
 Mindset
Pengelolaan program KRR:
Konsistensi pendekatan BSC
 Customer satisfaction:
 Pelayanan dengan pendekatan Adolescent Friendly
Services
 Financing:
 Advokasi dukungan dana dari Pemerintah, Pemprov,
Pemkab/Pemkot, Swasta, LSM dll.
 Quality process:
 Penerapan formula-formula yang ditemukan
 Learning and growth:
 Pengintegrasian belajar dalam setiap kegiatan
 Pengembangan PIK-KRR Percontohan
 Pertemuan tukar pengalaman antar pengelola, pelaksana
 Lomba antar PIK KRR
 Pengalaman keberhasilan di negara lain
Pengelolaan program KRR:
Meningkatkan komitmen stakeholder
strategik
 Advokasi berlanjutan kepada:
 Pemerintah Pusat, Prov.Kab./Kota
 Pimpinan perusahaan/swasta
 Pimpinan LSM agama/pemuda
 Pimpinan sekolah/PT umum/agama
 Pimpinan remaja: PS/KS dll.
Pengelolaan program KRR:
Merubah mindset para pembina,
pengelola, dan pelaksana

Paradigma :
 Birokrasi  Pembelajaran (tugas dan fungsi)

 Sentralisasi  Desentralisasi (pengelolaan)

 Perintah  Advokasi
 Hirarchi  Kemitraan (komunikasi)
 Pembinaan  Fasilitasi (pelayanan)
Strategi Kedua:
Pengembangan
Pembelajaran dalam
program KRR
Formula Kedua:
Pengembangan pembelajaran
dalam program KRR

 Rujukan:Organizational Learning
 Disertasi: Conditions For Self-Organizing
Human Systems, Glenda Holladay Eoyang,
2001
 Disertasi: Supporting A System’s Capacity
For Self Renewal, Pirjo Stahle, 1998
Pengembangan pembelajaran dalam
program KRR
Self-definition: Pengelola program KRR:
 menyadari kebijakan, tujuan, strategi dan
program KRR
 memiliki komitmen, tanggung jawab dan sikap
proaktif
 memutuskan secara bersama kebijakan dan
prioritas program
 menjalin kemitraan dengan orang/institusi di
lingkungannya

Pengelola KRR menyadari dan memperjuangkan


keberadaan dan keberhasilan programnya
Pengembangan pembelajaran
dalam program KRR
Establishing Relationship:
 Hubungan pengelola dengan mitra kerja
dikembangkan atas dasar kesetaraan
 Pengelola dengan mitra kerja saling
mempercayai, saling memperhatikan dan saling
berbagi
 Setiap anggota peka dan merespon terhadap
ucapan dan tindakan anggota lainnya
 Feedback positif atau negatif diutarakan dan
diterima untuk perbaikan bersama
Hubungan antar mitra kerja dikembangkan
menjadi hubungan kemitraan
Pengembangan pembelajaran dalam
program KRR
Exchange of Information:
 Perasaan, kemauan dan pendapat pribadi anggota
diutarakan dengan bebas dan jujur
 Saling tukar informasi antar anggota secara
berkelanjutan
 Klarifikasi issu dilakukan melalui dialog dan
interaksi timbal balik
Komunikasi interpersonal antar anggota berjalan
dengan kebenaran, kejujuran, dan berkelanjutan
Pengembangan Organisasi Belajar
dalam program KRR
Cooperation with Time:
 Menyadari akan adanya keterbatasan dan
kebebasan pada setiap keputusan dan tindakan
 Menyadari bahwa memutuskan dan melaksanakan
kegiatan bersama memerlukan waktu dan
kesabaran
 Mempercayai bahwa proses belajar (self-
renewing) membutuhkan waktu dan komitmen

Untuk mencapai tujuan tidak ada jalan pintas,


diperlukan komitmen, kesabaran, dan waktu…
Strategi Ketiga:
Pengembangan Strategi Tegar
Remaja
(Adolescent Resilience Strategy)
Strategi Tegar Remaja
Pengembangan strategi tegar
remaja, merujuk pada lessons learned:
 Hasil evaluasi proram ARH th.1990-2000
(School of Public Health, University of
Michigan, USA, 2005)
 Hasil evaluasi program ARH di Asia, Afrika
dan Amerika Latin (World Bank Report, 2007)
Strategi Tegar Remaja

… mengelola program KRR melalui


pengembangan faktor-faktor
pendukung:

 Peningkatan assets/capabilities
 Pengembangan resources/opportunities
 Pelayanan second chance
Strategi Tegar Remaja
Remaja Bermasalah

1.Meningkatkan
assets/capabilities
2.Mengembangankan
resources/opportunites
3. Memberikan pelayanan
second chance

Tegar Remaja

Risk factors Program KRR dengan faktor pendukung


Risk factors Program KRR tanpa faktor pendukung
Faktor pendukung (promotive factors)
KRR dan remaja
 Assets/capabilities remaja:
Meningkatkan kemauan dan kemampuan
positif yang ada pada diri remaja
 Resources/opportunities remaja:
Mengembangkan iaringan dan dukungan
yang ada di luar diri remaja
 Second chance (kesempatan kedua):
Mengurangi konsekwensi negatif bagi
remaja yang sudah berprilaku tidak sehat
Strategi Tegar Remaja

Peningkatan assets remaja


Meningkatkan kemauan dan kemampuan
positif remaja melalui pemberian materi:
 KRR (Triad KRR)
 Life Skills
Strategi Tegar Remaja
Pengembangan resources remaja:
Peningkatan kemampuan network dengan, dan
dukungan dari:
 Teman, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya (PS-

KS);
 Kelompok-kelompok remaja;

 Keluarga: orangtua, saudara kandung;

 Sekolah: teman-teman sekolah, guru-guru;

 Masyarakat: Pramuka, Remaja Masjid, Organisasi

Keagamaan, Toga/Toma dan Organisasi


Remaja/Pemuda;
 Lintas Sektor: Pusat, Provinsi; Kabupaten/Kota;

 Media Massa, dll.


Strategi Tegar Remaja
Pelayanan kesempatan kedua (Second
Chance):
Mengurangi konsekwensi negatif bagi remaja
yang sudah terlanjur berprilaku tidak sehat:
 Pelayanan Sexual Transmitted Infection (STI)
 Pelayanan Antiretroviral Treatment (ART)
 Pelayanan Harm reduction ( needle exchange,
methadone substitute)
Strategi Keempat:
Pengembangan Materi Program
KRR Yang Menarik
(Enter-Educate)
Materi Program KRR

 Materi KRR:
 Remaja Hari Ini Pemimpin Masa Depan;
 Proses Belajar Aktif (10-14), Buku Tugas Siswa,
Puzzle Organ Reproduksi Laki-laki dan
Perempuan;
 Sedia Payung Sebelum Hujan;
 Informasi Ringkas KRR;
 Himpunan Materi KIE KRR (Multimedia)
 CD sistem, fungsi dan proses reproduksi manusia
 Kurikulum pengelola Program KRR, Pengelola
PIK-KRR, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya
 Materi Kecakapan Hidup (Life Skills)
Yang Enter-Educate
CERIA:
Cerita Remaja Indonesia

Situs tentang Kesehatan Reproduksi


Remaja
www.bkkbn.go.id  Situs Remaja
Strategi Kelima:
Pelayanan Ramah Remaja
(Adolescent Friendly Service)
Pelayanan Program KRR

Formula pelayanan PIK-KRR,


merujuk pada lessons learned dari
WHO, 2002:
 Global Consultation on Adolescent Friendly
Health Services
Pelayanan KRR Ramah Remaja
(Adolescent friendly Service)
1. Access and Privacy

PIK-KRR dengan pelayanan:

• Nyaman
• Nuansa remaja
• Privacy diutamakan
• Lokasi mudah dijangkau
Pelayanan KRR Ramah Remaja
(Adolescent friendly Service)

2.Pro –Adolescent Quality Service

PIK-KRR dengan pelayanan:


• Tidak bersifat ‘menghakimi’
(judgemental)
• Mau mendengar ‘keluhan’
remaja
• Dapat memposisikan sebagai
‘teman’
• Mudah dihubungi
• fleksibel
Pelayanan KRR Ramah Remaja
(Adolescent friendly)

3. From, with and for Adolescent:

PIK-KRR dengan pelayanan:


• Kegiatan direncanakan dan
dilaksanakan oleh remaja
• Punya daya tarik besar bagi remaja
• Keberpihakan pada remaja
Kesimpulan
Formula PIK-KRR berkelanjutan:
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan prog.KRR
2. Menerapkan pembelajaran (prgram KRR dan
PIK-KRR)
3. Mempertajam strategi pelaksanaan prog, KRR
4. Mengembangkan materi yang lebih menarik
dan memenuhi kebutuhan remaja
5. Memberikan pelayanan PIK-KRR yang
menurut selera dan memuaskan keinginan
remaja
PIK-KRR Percontohan
PIK-KRR Sasaran Khusus

Tujuan:
 Meningkatkan akses dan kualitas
pengelolaan prog.KRR
 Menerapkan pembelajaran dalam
prgram KRR
 Mempertajam strategi pelaksanaan
program KRR
 Memberikan pelayanan PIK-KRR sesuai
selera dan memuaskan keinginan
remaja
PIK-KRR Percontohan
PIK-KRR Sasaran Khusus
Strategi:
Merubah paradigma masing-masing:
 Birokrasi  Pembelajaran (tugas dan
fungsi)
 Sentralisasi  Desentralisasi
(pengelolaan)
 Perintah  Advokasi
 Hirarchi  Kemitraan (komunikasi)
 Pembinaan  Fasilitasi (pelayanan)
PIK-KRR Percontohan
PIK-KRR Sasaran Khusus
Strategi:
 Customer satisfaction:
 Menerapkan Adolescent Friendly Services
 Financing:
 Advokasi dukungan dana dari Pemerintah, Pemprov,
Pemkab/Pemkot, Swasta, LSM dll.
 Quality process:
 Mengelola PIK-KRR sesuai panduan: Tumbuh, Tegak, Tegar
 Learning and growth:
 Self-definition: menguasai strategi prog. KRR
 Establishing Relationship: hub. Kemitraan
 Exchange of Information: kom. kebenaran & kejujuran
 Cooperation with Time: komitmen & kesabaran
PIK-KRR Percontohan
PIK-KRR Sasaran Khusus
 Dikembangkan secara bertahap:
 PIK-KRR tahap TUMBUH;
 PIK-KRR tahap TEGAK;
 PIK-KRR tahap TEGAR.
 Masing-masing dilihat dari:
 Materi dan isi pesan yang diberikan;
 Dukungan dan jaringan yang
dimiliki;
 Ciri kegiatan yang dilaksanakan.
Materi Program KRR Yang Menarik
(Enter-Educate)

Mengembangkan materi yang lebih


menarik dan memenuhi kebutuhan
remaja:
 Substansi (KRR dan Kecakapan Hidup)
 Metoda (Permainan)
Sekian…dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai