Anda di halaman 1dari 140

MODUL

Pegangan bagi Fasilitator


Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

RENCANAKAN

Direktorat Bina Ketahanan Remaja


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Bekerjasama dengan
Plan International Indonesia
2019

1
Kata Pengantar

Modul ini merupakan salah satu sumber belajar sebagai upaya meningkatkan pengetahuan
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan Bina Keluarga Remaja pada wilayah Program
Prioritas Nasional (Pro PN). Pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi
remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya merupakan salah satu upaya meningkatkan
kepedulian remaja untuk mewujudkan generasi dengan masa depan gemilang.

Permasalahan yang dihadapi remaja saat ini sedemikian kompleks dengan maraknya kasus
penyalahgunaan NAPZA, perilaku seksual berisiko serta kecenderungan meningkatnya
persentase remaja pengidap AIDS yang mayoritas pengguna NAPZA melalui jarum suntik. Kami
mengharapkan modul ini dapat digunakan untuk Pendidik Sebaya (PIK-R) agar dapat
memberikan manfaat untuk orang tua yang memiliki anak berusia remaja dalam mendukung
keberhasilan Program Prioritas Nasional (Pro PN) sehingga berhasil membawa para remaja
yang membanggakan Indonesia.

Kami sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih kepada Plan International Indonesia
yang telah memperkenankan memodifikasi modul Pilih Masa Depanmu! dari Proyek Better Life
Options and Opportunity Model (BLOOM) serta mengharapkan saran dan masukan untuk
penyempurnaan sumber belajar ini. Kepada penyusun dan semua pihak yang telah
memungkinkan terbitnya modul ini, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi. Semoga kita bersama dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara
berkesinambungan bagi kepentingan masyarakat luas.

Direktur Ketahanan Remaja,

Eka Sulistiya Ediningsih, SH, M.Si

2
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Deskripsi Singkat

3. Manfaat Modul

4. Standar Kompetensi

A. Hasil Belajar
B. Indikator Keberhasilan

5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

6. Petunjuk Penggunaan Modul

7. Pengertian dan Batasan

MODUL 1 PERKENALAN & MIMPI

MODUL 2 NILAI & KONSEP DIRI ORANGTUA

MODUL 3 PERAN SOSIAL

MODUL 4 PERASAAN

MODUL 5 KOMUNIKASI

MODUL 6 HUBUNGAN PERTEMANAN

MODUL 7 HUBUNGAN KELUARGA

MODUL 8 HUBUNGAN KOMUNITAS

MODUL 9 PUBERTAS

MODUL 10 Tindakan Berbahaya

MODUL 11 Keterampilan Berkomunikasi

MODUL 12 Hubungan Pertemanan

MODUL 13 Hubungan Keluarga

MODUL 14 Hubungan Komunitas

MODUL 15 Persiapan Pernikahan

MODUL 16 Perkembangan Keluarga

MODUL 17 Pengasuhan Keluarga Sehat

MODUL 18 Keterampilan Literasi

MODUL 19 Rencana Aksi Bersama


3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Remaja usia 10-24 tahun merupakan golongan penduduk yang sangat besar jumlahnya,
yaitu sekitar 64 juta jiwa (28,6%) dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia sebesar 222
juta jiwa ( Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025, BPS, Bappenas, UNFPA, 2005).
Jumlah besar ini diiringi oleh sangat kompleksnya permasalahan yang dihadapi remaja
bersamaan dengan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa.

Salah satu upaya untuk mengatasi dan mencegah terjadinya permasalahan remaja adalah
melalui pembentukan dan pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja di
seluruh Indonesia. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI Remaja)
tahun 2017 menunjukkan masih rendahnya jumlah remaja yang mengetahui tempat
memperoleh informasi kesehatan reproduksi remaja, yaitu perempuan 10,6% dan laki-laki
5,8%.

Pemahaman akan PIK remaja ini diharapkan dapat memperluas cakrawala berpikir dan
kreativitas para PKB/PLKB untuk menghadapi dan mengatasi permasalahan dalam
pelaksanaan tugas di lapangan, khususnya peningkatan kualitas remaja menuju masa
depan gemilang. Pemahaman yang diikuti oleh upaya pembentukan serta pengembangan
jumlah dan kualitas PIK remaja secara tidak langsung mampu meningkatkan kepedulian
remaja akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka dengan penuh
tanggungjawab. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam modul ini akan diuraikan secara
rinci tentang Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang meliputi konsep dasar dan
pengelolaan PIK remaja.

II. Deskripsi Singkat


Modul Rencanakan Masa Depanmu merupakan bahan pengajaran maupun sebagai
referensi dalam perencanaan kehidupan remaja khususnya dalam bidang kesehatan
reproduksi (kespro) remaja serta sebagai materi pengantar untuk fasilitator dalam
menyampaikan materi kespro remaja karena dalam modul ini membahas aspek-aspek
terkait perencanaan kehidupan remaja yang diberikan melalui Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK R). PIK R merupakan salah satu upaya yang dikembangkan untuk
memberikan akses informasi terhadap kesehatan reproduksi yang semakin dekat dengan
tempat tinggal/ lingkungan remaja. Dalam modul ini akan diuraikan mengenai betapa
pentingnya remaja dalam merencanakan kehidupannya sehingga perlu dikelola dengan
baik dan terus dikembangkan sehingga mampu menjangkau impian remaja dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Bersama dengan kegiatan Bina
Keluarga Remaja bagi orangtua yang terus ditingkatkan kualitasnya, diharapkan
permasalahan remaja dapat diatasi secara optimal. Selanjutnya melalui berbagai upaya ini
diharapkan remaja dapat menjadi generasi yang tangguh, berperilaku sehat dan
berencana mencapai masa depan cerah.

III. Manfaat Modul


Modul ini memberikan pemahaman tentang aspek-aspek terkait perencanaan kehidupan
keluarga yang diberikan di PIK R. Dengan pemenuhan kebutuhan remaja akan informasi

4
akurat dan lengkap melalui PIK remaja diharapkan tidak ada lagi remaja yang terabaikan
sehingga semua remaja dapat selalu berperilaku sehat dan menjadi contoh atau model
bagi remaja lainnya.

IV. Standar Kompetensi


1. Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat memahami materi penyiapan
dan perencanaan kehidupan remaja bagi fasilitator Pusat Informasi dan Konseling (PIK)
Remaja.

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:
a. Mahir melakukan perkenalan dan pencairan suasana
b. Memahami dan mendukung apa impian masa depan remaja
c. Menggambarkan nilai yang dianut oleh keluarga dan masyarakat remaja
d. Menguraikan mengenai peran sosial
e. Menjelaskan perasaan
f. Mempraktekkan keterampilan komunikasi
g. Menguraikan hubungan pertemanan remaja
h. Menguraikan hubungan keluarga
i. Menguraikan hubungan komunitas
j. Menerangkan pubertas
k. Menguraikan seksualitas
l. Menguraikan reproduksi
m. Menguraikan kesehatan
n. Menjelaskan perilaku tidak sehat
o. Menguraikan tindakan berbahaya
p. Menjelaskan persiapan pernikahan
q. Menguraikan perkembangan keluarga
r. Menjelaskan pengasuhan keluarga sehat
s. Mempraktekkan keterampilan literasi
t. Mendesain Rencana Aksi layanan remaja

V. Materi dan Sub-Materi Pokok


1) Mimpi
1.1 Memahami mimpi remaja
1.2 Bagaimana merencanakan untuk mendukung remaja mencapai mimpi
2) Nilai dan Konsep Diri Orangtua
2.1 Memahami nilai
2.2 Memahami Konsep Diri Orangtua
3) Peran sosial
3.1 Konsep Peran sosial – konstruksi social
3.2 Memahami nilai yang dimiliki
4) Perasaan
4.1 Jenis Perasaan
4.2 Mengekspresikan Perasaan
5) Komunikasi
5.1 Pengertian Konsep “STAR” dalam komunikasi
5.2 Penerapan STAR
6) Hubungan Pertemanan
6.1 Hubungan Pertemanan
5
6.2 Berpacaran
7) Hubungan Keluarga
7.1 Hubungan keluarga
7.2 Komunikasi Efektif Antar Individu
8) Hubungan Komunitas
8.1 Hubungan komunitas
8.2 Peran remaja di komunitas
9) Pubertas
9.1 Pengenalan anggota tubuh
9.2 Perubahan tubuh, psikis dan sosial
9.3 Fungsi, sistem dan proses kehamilan
10) Seksualitas
10. 1 Dorongan Seksual
10.2 Orientasi Seksual
11) Reproduksi
11. 1 Siklus reproduksi sehat
11.2 Terencana dalam bereproduksi
12) Kesehatan
12.1 Gizi seimbang
12.2 PHBS (cuci tangan, BABS)
12.3 Olah raga
12.4 Kegiatan positif/hobi/rekreasi
12.5 Kesehatan Mental (mengelola stres)
13) Perilaku Tidak Sehat
13.1 Bullying (perundungan), Kekerasan, Pelecehan, Pemerkosaan
13.2 Hubungan Seksual Tidak Direncanakan - Kehamilan Tidak Diinginkan
13.3 Hubungan Seksual Berganti-ganti pasangan – Infeksi Menular Seksual,
HIV-AIDS)
13.4 13.4 NAPZA
14) Tindakan Berbahaya
14.1 Sunat Perempuan
14.2 Perkawinan Usia Anak
14.3 Aborsi Tidak Aman
15) Persiapan Pernikahan
15. 1 Fungsi Keluarga
15.2 Kesiapan menikah
16) Perkembangan Keluarga
16.1 Memilih pasangan
16.2 Tahapan perkembangan keluarga
17) Keluarga Sehat
17. 1 Kesehatan dan keselamatan ibu dan anak
17.2 Pengasuhan
18) Keterampilan Literasi
18.1 Literasi Keuangan
18.2 Literasi Media dan Internet
18.3 Literasi Lingkungan
19) Rencana Aksi
19.1 Layanan Ramah Remaja
19.2 Rencana Aksi Bersama

6
VI. Petunjuk Belajar
1) Silakan Anda mempelajari modul ini sebagai fasilitator secara berurutan mulai
dari bab Pendahuluan sampai dengan bab Penutup.
2) Bacalah setiap isi sub-materi pokok dengan seksama untuk memperoleh
pemahaman yang baik tentang keseluruhan sub-materi pokok tersebut sebagai
dasar memahami materi pada bab selanjutnya.
3) Setelah Anda mempelajari keseluruhan isi setiap sub-materi pokok sampai
rangkuman, cobalah Anda menjawab pertanyaan Lembar Kerja Remaja (LKR)
sebagai upaya peningkatan tingkat pemahaman Anda terhadap materi
tersebut.
4) Bacalah kembali uraian sub-materi pokok sampai Anda merasa telah
memahami dengan baik dan praktekkan setiap permainan/kegiatan yang ada
pada setiap modul.
5) Selanjutnya Anda dapat melanjutkan ke sub-materi pokok lain pada bab
berikutnya dengan langkah/tahapan seperti yang Anda lakukan sebelumnya.
6) Gali/Brainstorm/tanyakan dulu pemahaman peserta sebelum memulai sesi –
apakah peserta pernah mendengar atau seberapa jauh mereka sudah
memahami topik
7) Mengingatkan / refresh materi dari hari sebelumnya pada sesi jurnal (5 menit)
serta menanyakan hasil Lembar Kerja Remaja pada tiap sesi
8) Tekankan tidak ada pernyataan salah dan benar dalam proses diskusi dan
pembelajaran. Prinsip yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah
pembelajaran orang dewasa (andragogi) karena setiap orang mempunyai
keunikan dan berharga.
9) Durasi pelaksanaan pembelajaran setiap sesi adalah 2 JP (1 JP = 45 menit)
10) Fasilitator perlu menanyakan ke ketua komunitas apakah ada yang
berkebutuhan khusus (misalnya ada yang tidak bisa baca tulis, atau kurang
pendengaran, slow learner dan perlu pendampingan)

VII. Pengertian dan Batasan


1. Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan yang beranggotakan
keluarga yang mempunyai remaja, untuk memberikan bekal pengetahuan
dan ketrampilan dalam pengasuhan dan pembinaan remaja, sehingga
dapat memahami remaja, permasalahan remaja, dan dapat melakukan
komunikasi efektif dengan remaja.
2. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK remaja) adalah suatu wadah
kegiatan program perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR)
yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan
informasi dan konseling tentang PKBR serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.
3. Kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki
oleh remaja.
4. Perencanaan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) adalah suatu
program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja.
5. Tegar Remaja adalah remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko
Triad KRR (seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), menunda usia perkawinan,
mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga serta menjadi contoh,
model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

7
6. Triad KRR adalah tiga risiko sebab akibat yang dihadapi oleh remaja
berkaitan dengan seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS.
7. Risiko Seksualitas adalah sikap dan perilaku seksual remaja yang berkaitan
dengan infeksi menular seksual (IMS), kehamilan tidak diinginkan (KTD),
aborsi dan perilaku seks sebelum menikah.
8. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang
menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
9. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu
kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh
individu akibat HIV.
10. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya, yaitu zat-zat kimia yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia secara
oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau disuntik, yang
menimbulkan efek tertentu terhadap fisik dan mental serta menimbulkan
ketergantungan.
11. Remaja (adolescent) adalah penduduk usia 10-19 tahun (WHO); pemuda
(youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun (UNFPA); orang muda (young
people) adalah penduduk usia 10-24 tahun (UNFPA dan WHO); generasi
muda (young generation) adalah penduduk 12-24 tahun (World Bank).
Remaja sebagai sasaran program PKBR adalah penduduk usia 10-24 tahun
yang belum menikah.
12. Pendidik Sebaya PKBR adalah remaja yang mempunyai komitmen dan
motivasi yang tinggi sebagai narasumber bgi kelompok remaja
sebayanyadan telah mengikuti pelatihan pendidik sebaya PKBR yang
diadakan oleh BKKBN.
13. Konselor Sebaya PKBR adalah pendidik sebaya yang mempunyai komitmen
dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling PKBR bagi kelompok
remaja sebayanya yang telah mengikuti pelatihan konselor PKBR yang
diadakan oleh BKKBN.
14. Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang mempunyai komitmen
dan mengelola langsung PIK remaja serta telah mengikuti pelatihan bagi
pengelola PIK remaja yang diadakan BKKBN. Pengelola PK remaja terdiri dari
ketua, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, pendidik sebaya
dan konselor sebaya.
15. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian
terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membina
PIK remaja. Pembina ini dapat berasal dari pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat atau organisasi kepemudaan/remaja.
16. Pendidikan PKBR adalah suatu proses penyampaian informasi mengenai
PKBR yang dilakukan oleh pendidik sebaya untuk membantu remaja
mewujudkan Tegar Remaja.
17. Konseling PKBR adalah suatu proses konsultasi seorang remaja dengan
konselor sebaya untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
perencanaan kehidupan berkeluarga.
18. Keterampilan Hidup (life skills) adalah pendidikan non formal yang
memberikan keterampilan non formal, sosial, intelektual/akademis dan
vokasional untuk dapat bekerja mandiri (UU Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003). Life skills yang dikembangkan dalam program PKBR
lebih ditekankan kepada keterampilan fisik, mental, emosional, spiritual,
keterampilan menghadapi kesulitan dan keterampilan kejuruan.

8
9
Modul 1
Perkenalan & Impian

SESI I - PERKENALAN

1. Tujuan :

Umum : Terciptanya suasana keakraban antar peserta, fasilitator dan penyelenggara.

Khusus :
a. Peserta dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.
b. Ada komunikasi diantara peserta

2. Waktu : 45 Menit (1 JP)

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menghafalkan identitas peserta yang lain
b. Peserta ditugaskan untuk menyebutkan secara satu persatu tentang identitas peserta.
c. Peserta ditugaskan untuk membuat komitmen/kesepakatan belajar baik pada
pertemuan tatap muka langsung maupun tatap muka tidak langsung (online)

4. Metode :
- curah pendapat
- partisipatori
- diskusi

5. Proses :
a. fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan
b. fasilitator menyiapkan potongan kertas yang telah ditulis nama jenis bunga, binatang,
dll.
c. Setiap peserta mengambil 1 (satu) potongan kertas yang ditulis nama jenis bunga
binatang, dll.
d. Masing-masing peserta mencari peserta yang memegang nama jenis bunga, binatang,
yang sesuai.
e. Mempersilahkan peserta untuk saling memperkenalkan diri.
f. Masing-masing peserta memperkenalkan diri pada kelompoknya
g. Masing-masing kelompok menunjuk pimpinan per kelompok dan membuat komitmen
kelompok kecil.
h. Masing-masing kelompok memperkenalkan diri kepada kelompok besar
i. Pemilihan dewan kelas dengan memilih ketua kelas dan sekretaris kelas
j. Penyajian komitmen masing-masing kelompok yang kemudian menjadi komitmen
bersama yang dipandu oleh ketua kelas dan dituliskan oleh sekretaris kelas pada
flipchart.
k. Fasilitator menarik kesimpulan .

10
6. Perlengkapan :
a. Flip Chart
b. Potongan kertas
c. Spidol
d. Kotak undian

7. Catatan Fasilitator:
Pasang flipchart kesepakatan bersama tersebut di kelas pada setiap sesi dan ingatkan
peserta mengenai kesepakatan tersebut pada awal setiap sesi. Fasilitator juga dapat
merujuk pada flipchart kesepakatan bersama jika terjadi pelanggaran kesepakatan.

Beberapa contoh kesepakatan bersama antara lain:


 Seluruh peserta harus berpartisipasi secara aktif selama sesi berlangsung.
 Tidak menyalakan telepon genggam, ataupun menerima telepon selama sesi.
 Tidak berbicara sendiri atau berdua (mengobrol) selain berkaitan dengan materi
selama sesi berlangsung.
 Mengangkat tangan jika ingin berbicara atau bertanya. Semua orang berhak
untuk menolak berbicara
 Apa yang dibicarakan di dalam kelompok bersifat rahasia

SESI II - MIMPI

1. Tujuan :

Umum : Tergambarnya impian remaja dan bagaimana orang tua dapat mendukungnya

Khusus :
a. Peserta dapat mengidentifikasi mimpi anak remaja dan cita-citanya untuk masa
depan.
b. Peserta dapat membuat daftar faktor positif dan negatif yang mereka anggap dapat
mempengaruhi masa depan remaja mereka

2. Waktu : 45 Menit

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk mengidentifikasi impian/cita-cita remaja 10 tahun ke depan
b. Peserta ditugaskan untuk membuat daftar pengaruh positif dan negatif bagi masa
depan remaja

4. Metode :
a. curah pendapat
b. partisipatori
c. diskusi

5. Perlengkapan :
Flipchart, papan tulis Spidol dan kapur

11
6. Proses :
a. JELASKAN maksud dan tujuan sesi
b. JELASKAN bahwa pada sesi ini kita akan menggunakan imajinasi kita untuk “bermimpi”
tentang masa depan dan harapan untuk hidup kita di masa depan. Kita juga akan
mendiskusikan faktor positif dan negatif yang dapat mempengaruhi masa depan kita.
c. AJAK peserta untuk menutup mata dan membayangkan tentang apa yang akan terjadi
dengan diri mereka 10 tahun dari sekarang. Ajak mereka untuk bercerita kepada
kelompok tentang bayangan diri mereka di masa depan. (Contoh dapat termasuk
perubahan fisik, cara berpakaian, minat, pekerjaan, kehidupan berkeluarga,
pencapaian, perubahan tempat tinggal, dll.).
d. Tanyakan:
1) Apa yang Anda harapkan terjadi atau telah Anda lakukan 10 tahun dari sekarang?
2) Apa yang Anda inginkan sebagai ingatan indah 10 tahun dari sekarang?
3) Apa saja factor yang mempengaruhi tujuan hidup ada? Apa saja yang dapat
menghalangi anda dari menggapai mimpi tersebut?
4) Apa yang dapat anda lakukan sekarang saat masih muda, sehingga mimpi anda
dapat tercapai
e. MINTA beberapa peserta untuk menceritakan mimpi tentang hidup mereka 10 tahun
dari sekarang. Habiskan sekitar 10-15 menit untuk bercerita.
f. TANYAKAN apa saja yang dapat menjadi sebuah tujuan yang baik untuk mencapai
suatu target. Setelah beberapa ide dibagikan, jelaskan bahwa kita lebih mungkin
mencapai target kita bila tujuannya bersifat SMART:
S–Specific (Spesifik)
M–Measurable (Terukur)
A–Achievable (Dapat tercapai)
R–Realistic (Realistis)
T–Time-bound(Terikat waktu)

g. TULISKAN tujuan berikut ini di flipchart dan ajak peserta untuk mengindentifikasi tujuan
SMART bagi target/impiannya

“Aku ingin membahagiakan orangtuaku.”


(Contoh tujuan SMART: Aku akan menyisihkan 20 menit untuk membantunya setiap
hari)

“Aku ingin menyelesaikan pendidikan menengah atas ku.”


(Contoh tujuan SMART: Aku akan bangun lebih pagi setiap hari untuk menyelesaikan
pekerjaan di rumah sebelum berangkat sekolah.)

“Aku ingin mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan tinggi.”


(Contoh tujuan SMART: Aku akan belajar minimal 30 menit setiap malam agar dapat
mempertahankan nilai tinggiku.)

“Aku ingin menjadi seorang dokter.”


(Contoh tujuan SMART: Besok aku akan pergi ke dokter setempat dan bertanya apakah
aku dapat membantunya di klinik sepulang sekolah.)

h. Fasilitator menarik kesimpulan.

12
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 1
DISKUSIKAN DAN TULISKAN pada kotak di bawah ini siapa sosok perempuan/laki-
laki yang menjadi panutan diri remaja dan deskripsikan panutan diri remaja
tersebut. Panutan adalah perempuan dan laki-laki yang mereka kagumi dan mereka
aspirasikan untuk menjadi di masa depan.

13
14
Modul 2
Nilai Kehidupan

1. Tujuan :

Umum : Memahami nilai dan norma temasuk nilai keluarga dan nilai masyarakat

Khusus : Peserta dapat

i. menjelaskan arti dari nilai dan norma,


ii. mengidentifikasi beberapa nilai dasar manusia,
iii. mengidentifikasi apa saja nilai keluarga,
iv. mengidentifikasi apa saja nilai komunitas/masyarakat, dan memperjelas
pilihan nilai mereka sendiri.

2. Waktu : 90 Menit (2 JP)

3. Metode :

i. curah pendapat
ii. partisipatori
iii. diskusi

4. Perlengkapan :
1. Flip Chart
2. Potongan kertas
3. Spidol

5. Proses :
a. SAMBUT peserta dan lakukan pemanasan (lihat materi PEMANASAN).
b. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan
selama sesi berlangsung.
c. AJAK peserta bertukar pikiran tentang perilaku, norma sosial, dan nilai yang
diajarkan oleh masyarakat tempat di mana kita berada. Jelaskan bahwa
masyarakat mencoba mengajarkan kita tentang hal apa yang perlu kita hargai.
Mintalah peserta untuk menjelaskan apa yang mereka pahami tentang arti
perilaku, norma sosial, dan nilai, dengan memberikan contoh untuk masing-
masing hal tersebut. Dengan bantuan kelompok, kategorikan contoh yang
diberikan menurut jenisnya yaitu: perilaku, norma sosial, dan nilai. Identifikasi
beberapa nilai dasar manusia dari daftar yang terbentuk. Contoh dapat berupa
kejujuran, kerja keras, saling menghormati, kontrol diri, tanggung jawab, dll.
d. TANYAKAN kepada peserta: dari mana kita mendapatkan nilai-nilai? Jawaban
dapat berupa keluarga, teman sebaya, media, sekolah, agama, tradisi, dll.
e. BAGI peserta menjadi beberapa kelompok kecil. Berikan lembar kerja
“Mengeksplorasi Nilai-Nilai” kepada setiap kelompok. Minta setiap kelompok
untuk mendiskusikan seberapa pentingnya nilai yang ada di daftar tersebut bagi
komunitas dan masyarakat kita. Setiap kelompok mengisi nomor peringkat
15
berdasarkan pemahaman mereka tentang tingginya tingkat kepentingan nilai
yang terdapat di dalam kolom ‘komunitas/masyarakat’. Nomor peringkat tidak
boleh diulang, walaupun peserta mungkin merasa bahwa terdapat beberapa
nilai dengan tingkat kepentingannya sama.
f. Setelah seluruh kelompok telah selesai memberikan nomor peringkat untuk
masing-masing nilai, KUMPULKAN seluruh peserta kembali dalam kelompok
besar.
g. DISKUSIKAN nilai-nilai tersebut bersama dengan peserta dan jumlahkan skor
peringkat untuk masing-masing nilai tersebut. Berdasarkan hasil tersebut,
identifikasi nilai yang paling dianggap penting dan yang paling tidak dianggap
penting di dalam masyarakat.
h. Fasilitator menarik kesimpulan
i. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Remaja pada akhir sesi

16
LEMBAR MATERI MODUL 2

Sosialisasi

Proses dimana individu mempelajari budaya dari masyarakat mereka sendiri disebut
sebagai sosialisasi. Sosialisasi primer, yang merupakan bagian yang paling penting dari
proses sosialisasi, terjadi pada masa kanak-kanak, biasanya di dalam keluarga. Dengan
bereaksi terhadap persetujuan dan ketidaksetujuan orang tua dan kakek/nenek serta
mengikuti contoh dari mereka, seorang anak akan mempelajari bahasa dan pola
perilaku mendasar dari masyarakat. Selain itu, juga terdapat sistem edukasi, kelompok
kerja dan kelompok teman sebaya – kelompok yang anggotanya keadaan sosialnya
mirip dan umumnya memiliki umur yang berdekatan. Di dalam kelompok sebaya, anak,
melalui interaksi dengan mereka dan berbagai permainan, belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma di dalam kelompok sosial dan menghargai bahwa
kehidupan sosial didasari oleh peraturan. Namun, sosialisasi tidak terbatas terjadi di
masa kana-kanak. Hal ini merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup.

Norma

Setiap budaya memiliki banyak panduan dan peraturan adat yang memandu perilaku
setiap orang di dalam situasi tertentu. Panduan seperti ini dikenal sebagai norma.
Sebuah norma adalah panduan spesifik untuk perilaku yang dapat diterima dan pantas
untuk dilakukan di situasi tertentu. Sebagai contoh, di setiap masyarakat, terdapat
norma yang mengatur cara berpakaian. Norma ini memberikan panduan apa yang
dapat dipakai di situasi tertentu. Norma berpakaian juga berbeda di dalam masyarakat
yang berbeda-beda. Norma ditegakkan melalui sanksi positif dan negatif – yang dapat
disebut sebagai hukuman dan penghargaan. Secara singkat, norma mendefinisikan
perilaku yang pantas dan dapat diterima di situasi tertentu.

Norma ini ditegakkan secara positif (contohnya, melalui pujian) dan secara negatif
(melalui keheningan yang canggung). Kedua sanksi dapat bersifat formal, seperti
hukum yang melarang perilaku tertentu, atau informal, seperti reaksi dari teman dan
anggota keluarga. Sanksi yang menegakkan norma merupakan bagian dari mekanisme
kontrol sosial, yang ada untuk mempertahankan ketertiban. Jika norma tidak
dibagikan, anggota masyarakat tidak dapat mengikuti atau memahami perilaku orang
lain. Kadang norma bersifat baik, seperti hukum yang melarang orang untuk mencuri,
dan sebagian lagi tidak, seperti perkawinan anak dan praktik budaya yang
membahayakan lainnya.

Nilai

Tidak seperti norma, yang memberikan panduan berperilaku yang spesifik, nilai hanya
memberikan panduan umum. Nilai dapat didefinisikan sebagai harga suatu hal, atau
didefinisikan sebagai kepercayaan atau prinsip yang dijunjung tinggi. Nilai
mendefinisikan apa yang penting dan perlu diperjuangkan. Seperti norma, nilai juga
berbeda di dalam masyarakat yang berbeda-beda, dan bahkan di dalam satu
masyarakat, kelompok yang berbeda dapat memiliki nilai yang berbeda pula.
Kebanyakan nilai yang diterima secara umum dapat dilihat sebagai refleksi dari nilai
suatu masyarakat dan cerminannya di dalam kehidupan sehari-hari.

17
Berbagai norma yang berbeda dapat dilihat sebagai ekspresi dari satu nilai tertentu.
Sebagai contoh, norma yang mendefinisikan cara menyelesaikan masalah atau
perbedaan pendapat yang dapat diterima biasanya tidak termasuk kekerasan fisik.
Oleh karena itu, berbagai norma yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan
anggota masyarakat dapat dilihat sebagai ekspresi dari nilai kehidupan manusia.
Seperti halnya norma, jika nilai tidak dibagikan, kecil kemungkinan anggota masyarakat
akan bekerja sama. Dengan nilai yang berbeda dan bertabrakan, mereka biasanya akan
mengejar tujuan yang berbeda-beda. Karena itu, masyarakat yang tertata memerlukan
norma dan nilai yang disetujui bersama. Walaupun nilai bersama penting,
menghormati perbedaan budaya merupakan nilai tersendiri yang berharga.

KONSEP DIRI
Dalam percakapan sehari-hari, kita sering mendengar istilah konsep diri. Konon ada lebih
dari 15 istilah yang bisa ditemukan dalam literatur untuk konsep tentang diri. Ada yang
menyebut konsep diri, ada yang menyebut harga diri (self esteem), ada yang menyebut
nilai diri (self worth), dan ada pula yang menyebut penerimaan diri (self acceptance).
Akan tetapi, ada pula yang membedakan istilah harga diri dengan konsep diri, dengan
memandang konsep diri merupakan bagian dari harga diri dan harga diri merupakan
konsep diri yang bersifat umum. Pada modul ini kita akan lebih membahas mengenai
konsep diri.

Dengan konsep diri ini, kita bisa membayangkan bagaimana kita bercermin untuk
mengetahui siapa sesungguhnya diri kita. Proses becermin diri itu melalui tahapan-
tahapan berikut ini :
a. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain.
b. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita.
c. Ketiga, kita mengalami rasa bangga atau kecewa pada diri kita sendiri.

Debes merumuskan konsep diri dengan mengutip Devito yaitu merupakan gambaran
siapa diri kita sebenarnya. Menurut Debes, konsep diri bisa juga dinyatakan sebagai
keseluruhan gambaran tentang diri kita. Maksud keseluruhan gambaran mencakup diri
psikologis, diri fisik, diri spiritual, diri sosial, dan diri intelektual. Dengan demikian,
konsep diri merupakan persepsi kita pada bagian-bagian tadi untuk dipadukan dan
membentuk keseluruhan gambaran. Penting diingat, konsep diri ini bukan pandangan
orang lain pada kita melainkan pandangan kita sendiri atas diri kita.

Konsep diri merupakan persepsi-persepsi fisik, sosial, dan psikologis atas diri kita sendiri
yang bersumber dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. yaitu sebagai
berikut :
a. Persepsi fisik, yang berkaitan dengan bagaimana kita mempersepsi diri kita secara
fisik. Apakah kita ini termasuk orang yang tampan/cantik, biasa saja atau jelek.
Apakah badan kita terlihat menarik atau tidak menarik.
b. Persepsi sosial, yang berkaitan dengan bagaimana pandangan orang lain tentang
diri kita. Apakah kita ini termasuk orang yang mudah bergaul, cenderung
menyendiri, disukai orang lain atau orang yang ingin menang sendiri.
c. Persepsi psikologis, yang berkaitan dengan apa yang ada pada dalam diri kita.
Apakah saya ini orang yang keras pendirian atau keras kepala, apakah saya
termasuk orang yang berbahagia atau karena apa saya berbahagia.
d. Pengalaman, yang terkait dengan sejarah hidup kita. Sejak mulai kita dilahirkan
hingga usia saat ini tentu mengalami berbagai hal yang berpengaruh pada diri

18
kita. Misalnya, kita menjadi keras kepala karena sering diperlakukan sebagai anak
yang berada pada pihak yang kalah.
e. Interaksi dengan orang lain, yang terkait bagaimana lingkungan pergaulan kita
akhirnya membentuk persepsi kita atas diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, kita bisa melihat bahwa konsep diri itu ternyata bukan sekadar
persepsi kita atas diri sendiri. Karena di dalamnya ada juga unsur penilaian. Misalnya,
seseorang cantik/tampan atau bodoh/pandai merupakan penilaian. Kita menilai diri sendiri
berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Pasangan persepsi dan penilaian
terhadap diri sendiri ini penting untuk diperhatikan. Oleh karena kedua hal itulah yang akan
mempengaruhi bagaimana kita mengalami kehidupan ini dan berinteraksi dengan orang
lain. Lebih dari itu, penilaian akan terkait dengan standar penilaian yang dipergunakan.
Barangkali kita membuat standar cantik/tampan itu berdasarkan apa yang kita lihat dalam
sinetron di televisi sehingga kita kemudian mempersepsi diri kita tak cantik/tampan karena
tak seperti mereka yang tampil dalam sinetron itu atau kita kemudian berusaha meniru
dandanan dan potongan rambut, seperti artis sinetron itu agar kita bisa disebut sebagai
cantik/tampan.

Konsep diri orang tua adalah pendapat orang tua tentang dirinya sendiri atau pemahaman
mental maupun fisik. Pemahaman orang tua tentang dirinya sendiri, baik menyangkut
kemampuan mental maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi
miliknya yang bersifat material. Dengan kata lain konsep diri orang tua adalah respon
orang tua tentang pertanyaan “siapa saya?” dengan menyadari tentang dirinya maka akan
ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu apakah dia telah menjadi orang tua
yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil dalam mengasuh anak, dan
mampu atau kurang mampu dalam mengembangkan kecerdasan seorang anak.

19
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 2

Isilah dengan jujur apa hal positif dan negative dari diri anda sebagai remaja

KONSEP DIRI REMAJA

HAL POSITIF DARI DIRI SAYA : HAL NEGATIF DARI DIRI SAYA :

20
21
22
Modul 3
Peran Sosial
1. Tujuan:
Umum:
Peserta dapat memahami masalah peran sosial serta mampu menerapkan dalam
pelaksanaan tugasnya.

Khusus :

a. Peserta dapat menerangkan arti peran sosial.


b. Peserta dapat menyebutkan peran peran sosial.
c. Peserta dapat menerangkan arti diskriminasi peran sosial.
d. Peserta dapat menerangkan bagaimana sikap yang sensitivitas peran sosial.
e. Peserta dapat menerangkan landasan hukum peran sosial.
f. Peserta dapat menerangkan hukum yang tidak berkeadilan peran sosial.
g. Peserta dapat memahami perspektif peran sosial.
h. Peserta menyadari kaitan masalah peran sosial, diskriminasi peran sosial dan hukum yang
tidak berkeadilan peran sosial.

2. Waktu : 90 menit

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :
a. Fasilitator membuka kelas.
b. Fasilitator menyampaikan/menuliskan judul latihan.
c. Fasilitator menggali pengertian dari peserta tentang peran sosial dan hukum.
d. Fasilitator meminta menyebutkan apa saja yang terpikir dibenaknya apabila menyebutkan
kata perempuan dan laki-laki dengan menuliskan semua jawaban peserta di papan/ flip
chart.
e. Jawaban yang mengindikasikan “seks” (penis, payudara, melahirkan, menyusui, vagina,
dll) digarisbawahi dan fasilitator menanyakan perbedaannya dengan ‘peran sosial’ kepada
peserta.
f. Diterangkan tentang “analisa peran sosial” (perbedaan seks dan peran sosial).
g. Peserta dibagi kelompok dan setiap kelompok mendiskusikan peran perempuan dan laki-
laki yaitu :

23
 Di dalam kehidupan sehari-hari, apakah perempuan dan laki-laki diperlakukan
sama?
 Apa yang menurut Anda diharapkan keluarga terhadap diri Anda? Apakah hal itu
mempengaruhi aspirasi dan ekspektasi Anda terhadap diri Anda sendiri?
 Di dalam bentuk apa saja ekspektasi ini membatasi Anda? Apa yang dapat Anda
lakukan tentang batasan ini?

h. BICARAKAN tentang stereotip peran sosial (memberikan peran tetap bagi perempuan dan
laki-laki).
i. DISKUSIKAN mengapa hal ini bisa membatasi kesempatan bagi perempuan dan laki-laki.
j. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
k. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

24
LEMBAR MATERI MODUL 3

Gender adalah pembedaan (bukan perbedaan) antara laki-laki dan perempuan, baik dalam
bentuk nilai, posisi, peran, maupun relasi, yang merupakan bentukan sosial. Kontruksi sosial ini
dipengaruhi tempat, waktu, suku/ras, politik, ekonomi, sosial budaya, dan itepretasi agama
sehingga sesungguhnya bisa berubah.

 Jenis kelamin dan gender adalah dua hal yang berbeda. Karakter seksual adalah sesuatu
yang sudah ada secara biologis, dan tetap sama sepanjang waktu dan di semua
komunitas. Atribut gender bersifat sosial, dapat berubah sepanjang waktu dan masing-
masing budaya memiliki ide dan kepercayaan yang berbeda mengenai peran dan
tanggung jawab gender.
 Perbedaan dan ketidaksetaraan adalah dua hal yang berbeda. Anak perempuan dan
anak laki-laki dapat memiliki banyak perbedaan, tapi tidak ada alasan hal ini berdampak
pada status atau hak seseorang. Ketidaksetaraan gender adalah hasil dari perlakuan
pada anak perempuan dan perempuan yang tidak adil hanya karena jenis kelamin
mereka

JENIS KELAMIN GENDER


Biologis / bawaan Sosial / dipelajari
Sama sepanjang waktu Berubah seiring waktu
Sama dimanapun Berubah sesuai dengan konteks social
Tentang perbedaan tubuh Tentang ketidaksetaraan nilai

Konstruksi Gender

Pengkotakkan gender terjadi karena proses internalisasi dimana peran seseorang berdasarkan
gender diyakini sebagai sesuatu yang benar, dipakai sebagai tolak ukur, dilestarikan dari
generasi ke generasi dan juga menjadi kodrat berdasarkan jenis kelamin. Proses internalisasi
ini akhirnya akan mempengaruhi pembentukan konsep diri dan tercermin pada :

- Perasaan
- Cara berfikir
- Cara menilai
- Keinginan
- Harapan dan cita-cita
- Kehendak cara bertindak
- Perilaku

Proses internalisasi bisa berlangsung melalui perantara :

1. Keluarga
- Orang tua, saudara/i
- Kakek, nenek, paman, bibi
- Sepupu, kerabat
- Pengasuh
2. Agama
- Pemuka agama
- Ajaran-ajaran dan aturan-aturan agama yang tidak di intepretasikan dengan baik
-
3. Sekolah
25
- Sistem pendidikan
- Guru, staf pengajar
- Buku – buku pelajaran
- Mata pelajaran
- Teman-teman di sekolah

4. Media masa
- Radio, TV, radio
- Film, sinetron, iklan
- Koran, majalah, buku
- Brosur, leaflet
- Komputer, internet, media social

5. Masyarakat
- Pemuka masyarakakat
- Tradisi, adat & istiadat
- Dongeng, mitos, slogan
- Nilai – nilai lokal
- Nasihat
- Lagu-lagu, nyanyian
- Kesenian

6. Tempat kerja
- Pimpinan
- Sistem perusahaan
- Peraturan
- Rekan kerja
- AD/ART

7. Negara
- Pejabat negara dan para birokrat
- Hukum / peraturan perundang-undangan
- Kebijakan pemerintah
- Sistem politik, ekonomi, hankam
- Propaganda

Secara disadari atau tidak mereka ini menanamkan keyakinan pada diri laki-laki dan
perempuan tentang :

1. Apa yang harus dan tidak harus


2. Apa yang pantas dan tidak pantas
3. Apa yang diharapkan dan tidak diharapkan
4. Apa yang baik dan apa yang buruk
5. Peran yang cocok dan tidak cocok
6. Perilaku yang sesuai dan tidak sesuai
7. Apa saja yang boleh dan tidak boleh
8. Dan sebagainya

26
Identitas, Ekspresi dan Peran Gender
Berbeda dengan seks yang merupakan identitas biologis, gender merupakan suatu
konstruksi sosial. Gender diartikan sebagai klasifikasi individu terkait dirinya sebagai
laki-laki atau perempuan, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh perilaku, proses
psikologis, dan budaya. Peran gender merupakan ekspektasi budaya terhadap
bagaimana perilaku yang seharusnya pada gender tertentu. Pembedaan peran gender
dan kedudukan seseorang yang dibangun oleh masyarakat dan budaya karena
seseorang tersebut lahir sebagai perempuan dan karena seseorang lahir sebagai laki-
laki. Pembedaan peran dan posisi berdasarkan jenis kelamin dalam masyarakat
diturunkan dan menjadi kepercayaan dari satu generasi ke generasi sehingga diyakini
sebagai suatu ideologi. Sebagai contoh, peran yang diharapkan terhadap perempuan
dan laki-laki Minangkabau mungkin berbeda dengan laki- laki dan perempuan Flores.

Identitas Gender
Identitas gender merupakan perasaan dan evaluasi subjektif seseorang atau cara pandang
seseorang terhadap dirinya sebagai seorang laki-laki atau perempuan. Identitas gender
dimulai saat berusia 2 tahun dimana anak mulai menyadari perbedaan dirinya dan orang lain.
Identitas gender tidak diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin. Identitas gender lebih
mengarah pada apa yang dirasakan oleh seseorang. Walaupun seseroang terlahir dengan
jenis kelamin laki-laki, tetapi jika ia merasa dirinya adalah perempuan maka identitas
gendernya adalah perempuan.

Ekspresi Gender
Ekspresi gender adalah cara seseorang mengekspresikan dirinya apakah seseorang
berpenampilan maskulin, feminine, atau androgini. Misalnya perempuan yang lebih senang
mengenakan pakaian laki-laki, atau perempuan yang lebih suka memendekkan rambutnya
seperti potongan laki-laki. Seringkali orang mengidentifikasi orientasi seksual seseorang
berdasarkan ekspresi gendernya. Padahal kedua hal tersebut sama sekali tidak berhubungan.
Misalnya perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki dan berambut pendek seringkali
diasosiakan sebagai lesbian.

Peran Gender
Peran gender adalah aktivitas yang diberikan kepada individu berdasarkan jenis karakteristik
yang ditentukan secara sosial, dan dibentuk melalui pengaruh komunitas, sekolah, institusi
keagamaan, kebudayaan, tradisi, cerita rakyat, sejarah, media, peraturan perundangan,
kelompok sebaya, dan tempat bekerja. Akan tetapi, peran gender berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Sebagai contoh, di masa lalu, hanya sedikit perempuan yang menjadi
dokter dan insinyur, tetapi sekarang banyak perempuan yang menekuni profesi tersebut.

Contoh situasi di mana terdapat perbedaan peran gender termasuk diantaranya:


a. Peran sosial – Orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap peran sosial laki-
laki dan perempuan. Sebagai contoh, laki-laki dilihat sebagai kepala keluarga dan
pencari nafkah, sementara perempuan dilihat sebagai pengurus dan pengasuh.
b. Kekuatan dan kekuasaan politik – Laki-laki lebih banyak dilibatkan di dalam dunia
politik tingkat nasional ke atas, sementara perempuan lebih berpengaruh di tingkat
lokal dan di dalam kegiatan yang dikaitkan dengan peran mereka di dalam rumah
tangga.
27
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan – di kasus tertentu, sumber daya keluarga
lebih banyak digunakan untuk pendidikan laki-laki dibandingkan perempuan, dan
perempuan didorong untuk mengambil karier yang tidak terlalu menantang.
d. Akses terhadap sumber daya finansial dan sumber daya produktif lainnya – sebagai
contoh, ada perbedaan bagi perempuan dan laki-laki di dalam mendapatkan akses
terhadap mendapatkan karier yang baik dan kendali atas sumber daya finansial dan
produktif lainnya, seperti kredit, pinjaman, dan kepemilikan tanah.

28
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 3

Ajak peserta untuk membayangkan dan menuliskan pada kotak di bawah ini dunia di mana
tidak ada perbedaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki di dalam keluarga. Berikan
mereka beberapa menit untuk memikirkannya. Tanyakan beberapa peserta apa yang mereka
imajinasikan. Ajak semua untuk merefleksikan pengaruh peran Peran sosial di setiap aspek
hidup. Minta beberapa orang untuk membagikan “pemikiran baru yang akan dibawa pulang
dan akan diceritakan kelak pada pertemuan kita selanjutnya”.

29
30
Modul 4
Memahami Perasaan
1.Tujuan
Umum :
Peserta dapat memahami perasaan masing-masing dan mengungkapkannya dengan
terbuka

Khusus :

a. mendeskripsikan berbagai perasaan yang dapat dialami dalam hidup


b. mengidentifikasi perasaan mana saja yang sering dirasakan secara pribadi.

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

4. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Peserta ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompok dan melaporkan hasil diskusinya.

5. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

6. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

6. Proses :
a. Fasilitator membuka kelas dan memulai kegiatan jurnal serta pemanasan.
b. Fasilitator menyampaikan/menuliskan judul latihan.
c. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan
selama sesi.
d. Di dalam kelompok besar, AJAK peserta untuk bercerita tentang hari paling
menyenangkan dalam hidup mereka. Apa yang mereka rasakan? AJAK beberapa
sukarelawan untuk bercerita tentang satu hari di mana semua hal yang
dilakukan gagal. Tanyakan apa yang mereka rasakan tentang diri mereka sendiri
di dalam situasi itu.
e. TUKAR PENDAPAT dan tuliskan di papan atau flipchart, daftar kata-kata yang
mendeskripsikan berbagai macam perasaan. Setelah kelompok menuliskan
semuanya, bacakan "kata-kata perasaan" yang ada di selebaran
"Mendeskripsikan Perasaan".

31
f. AJAK peserta untuk menggambar wajah-wajah yang mengekspresikan
berbagai perasaan.
g. BAGI peserta menjadi kelompok berisi masing-masing tiga orang dan ajak
mereka memilih perasaan yang ingin mereka tampilkan dalam permainan
peran. AJAK setiap kelompok mencoba mengidentifikasi perasaan yang paling
sering dirasakan oleh masing-masing anggota. Permainan ini harus dapat
menampilkan dengan jelas ekspresi dari perasaan tersebut. Berikan mereka
waktu untuk mempersiapkan diri.
h. AJAK peserta membuat gambar kapal (alternatif pilihan dapat membuat origami kapal).
i. TANYAKAN kelompok:
 Emosi apa saja yang diperlihatkan di atas permukaan?
 Emosi apa saja yang dapat ditemukan di bawah permukaan?
 Apakah emosi ini dapat memperingatkan kita bahwa kita memiliki masalah; dalam
cara apa?
j. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
k. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

32
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 4

AJAK peserta untuk mengamati perasaan mereka sendiri


TULISKAN bagaimana peserta menanggapi perasaan diri sesuai daftar dibawah ini
dengan orang yang berbeda-beda serta situasi yang berbeda-beda selama beberapa
hari ke depan.

Mendeskripsikan Perasaan

sedih cemas malu segan

gelisah bersemangat minder riang

beruntung gembira terkejut geram

berdedikasi penuh kasih sangat senang marah

lembut berani biasa saja tegas

tidak percaya
simpatik suka sekali lemah diri

rentan ramah perhatian frustrasi

rendah diri dikasihi menyayangi tenang

tidak berdaya rapuh diinginkan mampu

terganggu tidak dapat lelah lemah


membela diri

bingung sangat marah benci marah

terusik bersalah senang ragu

takut kecewa

33
34
Modul 5
Keterampilan
Komunikasi

1. Tujuan
Umum :
Peserta dapat terampil menyampaikan komunikasi dan mengungkapkannya dengan
terbuka

Khusus :

a. mendeskripsikan pentingnya keterampilan memecahkan masalah dengan


asertif,
b. berempati tentang mengapa perasaan seseorang adalah bagian penting dari
pemecahan masalah, dan
c. melatih keterampilan memecahkan masalah menggunakan model “STAR”

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Peserta ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompok dan melaporkan hasil diskusinya.
4. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

5. Perlengkapan
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP
d. Lembaran STAR

6. Proses :
a. Fasilitator membuka kelas dan memulai kegiatan jurnal serta pemanasan.
b. Fasilitator menyampaikan/menuliskan judul latihan dan menyampaikan perbedaan
mengenai asertif, aktif dan pasif.
c. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama
sesi.
d. AJAK peserta untuk memikirkan suatu masalah yang mereka miliki sekarang atau yang
akhir-akhir ini mereka miliki. Di dalam kelompok, bertukar pikiran: Bagaimana masalah
ini mempengaruhi Anda secara fisik maupun emosional?
e. Diskusi yang mungkin terjadi akan berkisar di dalam efek fisik, seperti naiknya tingkat
gula/glukosa dan adrenalin ke dalam aliran darah, jantung berdetak lebih cepat,
35
tekanan darah naik, suhu tubuh naik, otot perut menegang, kesulitan tiduran setelah
seluruh energi habis, muncul kelelahan yang sangat. Hal-hal ini adalah tanda bahwa
tubuh kita mempersiapkan respons dan mengekspresikan stresnya.
f. RUJUKLAH kepada lembaran model STAR dan jelaskan tentang empat langkah untuk
pemecahan masalah. (Model STAR merupakan singkatan dari STOP [berhenti], THINK
[berpikir], ACT [bertindak], dan REVIEW [mengulas]).
LANGKAH PERTAMA BERHENTI & KENALI (STOP)

LANGKAH KEDUA BERPIKIR & KOMUNIKASIKAN (THINK)

g. INFORMASIKAN kepada peserta bahwa berpikir berarti memisahkan hal yang benar
dan hal yang kita percaya. Ajak peserta untuk mengekspresikan pengertian mereka
tentang konsep-konsep ini dengan menanyakan.

Apa itu
masalah? Apa
itu fakta?
Apa itu kepercayaan/opini?

h. JELASKAN bahwa untuk mengidentifikasi dan memikirkan sebuah masalah, kita


perlu melihat secara jelas perbedaan antara fakta dengan kepercayaan/opini

LANGKAH KETIGA Merupakan yang paling jelas AMBIL TINDAKAN (ACT)


LANGKAH KEEMPAT (REVIEW)

Apa yang ingin Anda lakukan?

REFLEKSIKAN & ULAS

i. Di dalam kelompok kecil, PILIH dua contoh dari cerita peserta dan Beritahu
kelompok untuk mendiskusikan isu-isu dan bagaimana memecahkan masalah
dengan menggunakan lembaran STAR. Ajak setiap kelompok membagikan hasil
temuannya, menggunakan panduan diskusi di bawah.
j. AJAK beberapa orang sukarelawan dari setiap kelompok untuk melakukan
permainan peran untuk contoh masalah yang mereka pilih, minta mereka untuk
mendemonstrasikan bagaimana mereka memecahkan masalah. Setelah setiap
kelompok menyelesaikan permainan peran, biarkan semua peserta mengevaluasi
permainan tadi.
k. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
l. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

36
LEMBAR MATERI MODUL 5

A. Hal-hal yang sering dilakukan oleh orangtua pada saat berkomunikasi dengan remaja.
Dalam berkomunikasi, orangtua ingin segera membantu menyelesaikan masalah
remaja, namun seringkali cenderung melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Lebih banyak bicara daripada mendengar
2. Merasa tahu lebih banyak daripada remaja
3. Cenderung memberi arahan dan nasihat
4. Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang
dialami remaja
5. Tidak memberi kesempatan remaja mengemukakan pendapat
6. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya
7. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan
terhadap anak remajanya

B. Cara berbicara pada remaja dan mendengar remaja :


1. Mendengar agar remaja mau bicara
2. Menerima perasaan remaja
3. Bicara dengan anak remaja agar di dengar
4. Bijaksana dan arif dalam mengambil keputusan

C. Beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua tentang dirinya agar mampu
berkomunikasi dengan remaja adalah :
1. Orangtua harus mengenal kemampuan dan kelebihan yang dimiliki
2. Mengenal kelemahan atau kekurangan yang dirasa mengganggu
3. Mampu meningkatan kelebihan dan menutupi kekurangan diri

Dengan pengendalian diri orangtua bisa menerima diri apa adanya, sehingga tahu apa
yang harus diubah. Selain itu, sebagai orangtua akan lebih percaya diri dan mudah
menerima remajanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

D. Beberapa tips agar orangtua menerima dirinya, antara lain:


1. Hargai diri sendiri
Biasakan tidak membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang itu unik.
Kita dan orang lain berbeda segalanya.
2. Hargai upaya yang sudah kita lakukan
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya
yang telah dilakukan.
3. Tentukan tujuan hidup kita
Sebagai orangtua tentukan tujuan mendidik anak, ingin menjadi ibu yang menjadi
panutan bagi anak-anaknya atau ingin menjadi ayah yang sukses dalam mendidik
anak.
4. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Memandang dirinya maupun remaja dari segi positif.
5. Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas
sampai tujuan tercapai.
6. Kendalikan perasaan

37
Tidak mudah marah, menghadapi kesedihan secara wajar tidak berlebihan. Tidak
mudah terpengaruh keadaan sesaat dan menerima penjelasan remajanya dengan
tenang.

I. Mengenal Diri Remaja


Setelah mengenal dirinya sendiri, orangtua perlu mengenal diri remaja agar tetap bisa
berkomunikasi dengan cara:
A. Memahami perasaan remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja yang disebabkan karena
orangtua kurang dapat memahami perasaan remaja yang diajak bicara. Agar
komunikasi dapat lebih efektif, orangtua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan remaja sebagai teman bicara.

Untuk memahami perasaan remaja, orangtua harus menerima dulu perasaan dan
ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orangtua. Selanjutnya orangtua
akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.

Perasaan yang sering menghinggapi remaja yaitu:


1. Perasaan negatif
Marah, mudah tersinggung, kesal, bosan, bingung, kecewa, frustasi, merasa tidak
diperhatikan, kaget, ragu-ragu, tidak nyaman, merasa tidak dicintai
2. Perasaan positif
Berani menyampaikan gagasan, yakin pada kemampuan, senang, berminat, hebat
dan percaya diri.

B. Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar


Komunikasi tidak selamanya dengan suara atau berbicara. Mendengar dengan telinga
saja tidak cukup, karena kata-kata yang kita dengar sering tidak dapat membuat kita
mengerti perasaan remaja. Melalui bahasa tubuh dapat menunjukan bagaimana
perasaan yang sebenarnya. Bahasa tubuh mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam
segala bentuk komunikasi dan umumnya terkirim tanpa kita sadari. Ungkapan wajah
dan mata, gerakan anggota badan dan tubuh memberi isyarat yang banyak kepada
orangtua untuk memahami perasaan remaja. Demikian pula nada dan tempo suara.
Contoh :
No. Bahasa tubuh Makna yang disampaikan
1. Menangis Sedih, putus asa, marah, kesal,
frustasi, terharu, bahagia
2. Senyum Senang dan bahagia
3. Menghentakkan kaki Kesal atau marah
4. Gugup Takut, malu dan ragu

C. Mendengar aktif
Mendengar aktif adalah cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi
tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa kita sungguh-sungguh
telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung didalamnya, sehingga kita
dapat memahami remaja seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa yang kita lihat
atau sangka.
1. Sikap yang dibutuhkan ketika orangtua mendengar aktif:
a. Aktif dan memperhatikan bahasa tubuh dengan sungguh-sungguh
b. Membuka diri dan siap mendengarkan
38
c. Tidak berbicara ketika remaja sedang berbicara
d. Memahami apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dimaksud remaja sesuai dengan
kacamata remaja, bukan kacamata orangtua.
e. Dalam mendengar aktif, orangtua seolah-olah berperan seperti cermin, dengan
memantulkan kembali, memahami perasaan, serta mengulangi inti pesan yang
diungkapkan remaja. Sehingga ia merasa didengar, dipahami dan didukung.
2. Teknik mendengar aktif:
a. Ketika remaja berbicara, tunggulah 10 menit sebelum membalas pembicaraan.
b. Gunakan waktu ini untuk berpikir, “Apa yang sedang di rasakan remaja saya?”
dan “Apa yang menyebabkan remaja saya punya perasaan seperti ini?”
c. Ada beberapa cara untuk memantulkan kata-kata remaja kita. ”Kamu kayaknya
lagi…karena…” atau “Kamu kelihatannya…karena…”
3. Keuntungan mendengar aktif:
a. Orangtua perlu memahami remaja yang bermasalah sehingga dirinya penting
dan dihargai. Jika orangtua biasa mendengarkan remaja maka biasanya remaja
juga mau mendengarkan orangtua sehingga mudah terjalin kerjasama.
b. Mendengar, memahami dan memantulkan perasaan remaja, merangsang
mereka untuk berbicara dan mengeluarkan masalahnya sehingga kita dapat
mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya dirasakan oleh remaja dan bagi
remaja perasaan negatif akan hilang.
c. Menjadi cerminan bisa menumbuhkan rasa hangat dan mengakrabkan
hubungan orangtua dan remaja. Kita jadi belajar untuk bisa menerima keunikan
remaja yang sedang kita dengarkan masalahnya.
d. Remaja yang merasa diterima dan dipahami cenderung akan mudah menerima
dan memahami orang lain.
e. Membuat remaja mau bicara pada orangtua saat menghadapi masalah dan
membantu remaja menyelesaikan masalah dengan menggunakan kata “kamu”
dan kata “saya”.
1) Arti dari kata “kamu” dan kata “saya”?
Kata “kamu” adalah cara orangtua berkomunikasi dengan terbiasa
menggunakan bahasa “kamu”. Cara seperti ini tidak menyampaikan akibat
perilaku remaja terhadap orangtua tetapi berpusat pada kesalahan remaja,
cenderung tidak membedakan antara remaja dan perilakunya sehingga
membuat remaja merasa disalahkan, direndahkan dan disudutkan.

Kata “saya” lebih menekankan perasaan dan kepedulian orangtua sebagai


akibat perilaku remaja sehingga remaja belajar bahwa setiap perilaku
mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui kata “saya” akan
mendorong semangat remaja, mengembangkan keberaniannya, sehingga
remaja akan merasa nyaman.

2) Cara mempraktekkan kata “saya”:


a) Ungkapkan perasaan orangtua yang bersangkut paut dengan
konsekuensi perilaku remaja.
b) Tunjukan hal yang khusus dan positif, apa yang orangtua inginkan agar
remaja mau melakukan.
c) Pesan saya terdiri dari 4 bagian:
- Saya merasa (pernyataan yang mengandung bagaimana perasaan
orangtua yang berkaitan dengan tingkah laku remaja yang
menganggu)
- Kapan (tingkah laku mengganggu orangtua)
39
- Karena/sebab (alasan atau penjelasan apa yang diperkirakan akan
terjadi)
- Perilaku yang diharapkan oleh orangtua

40
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 5

Tuliskan cerita mu pada STAR di bawah ini

REVIEW STOP

THINK
ACT

41
42
Modul 6
Hubungan Pertemanan

1. Tujuan
Umum :
Peserta dapat memahami hubungan pertemanan yang baik pada remaja

Khusus :

a. mengidentifikasi kualitas teman yang baik,


b. mengembangkan keterampilan pertemanan
c. melatih ketrampilan pertemanan dalam situasi bermasalah
d. menentukan batas pertemanan pada remaja

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Peserta ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompok dan melaporkan hasil diskusinya.

4. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

5. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

6. Proses :
a. Fasilitator membuka kelas dan memulai kegiatan jurnal serta pemanasan.
b. Fasilitator menyampaikan/menuliskan judul latihan.
c. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama
sesi.
d. AJAK seluruh peserta untuk memikirkan tentang orang yang mereka anggap sebagai
teman yang baik, mungkin seorang sahabat. Ajak mereka untuk memikirkan alasan
memilih orang tersebut sebagai teman atau sahabat.
e. AJAK setiap peserta untuk menyebutkan satu kualitas yang diinginkan dalam pribadi
teman mereka. Tuliskan kualitas itu di papan tulis. Tanyakan apakah ada kualitas lain
yang seharusnya dimiliki seorang teman dan tambahkan ke daftar.
f. Urutkan kualitas dengan urutan “1” sebagai yang paling penting dan “5” sebagai yang
paling tidak penting.
g. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
h. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

43
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 6

Tini Nike dan Martha

Tini berasal dari pulau Timor. Nike dan Martha telah bertetangga
Karena ibunya sakit, ia dikirim untuk
sejak mereka berusia 5 tahun.
tinggal bersama keluarga bibinya di
Keduanya berperilaku baik dan sudah
Mbay. menyelesaikan pendidikan menegah.
Nike dan Martha disukai oleh para
guru karena mereka murid-murid yang
Orang muda di tempat ia tinggal pintar. Akan tetapi, baru-baru ini
sekarang menganggap cara Martha terlihat cemas dan tidak
berbicara dan berpakaiannya aneh. terlalu ramah seperti biasanya.
Satu anak, Mada, meniru cara
bicara Tini dan membuat anak
muda lainnya tertawa. Nike ingin tahu apakah ada sesuatu
yang terjadi pada Martha. Tapi
jawabannya adalah, “Kenapa aku
harus senang saat saudara laki-lakiku
akan masuk perguruan tinggi
sedangkan aku harus menghentikan
pendidikanku karena orang tuaku
tidak punya cukup uang untuk
menyekolahkan kami berdua? Aku
tidak akan bisa mendapatkan
pekerjaan impianku.”

Melda dan Anton Tuliskan ceritamu sendiri

Melda dan Anton adalah teman dekat.


Melda mulai bekerja di kota terdekat.
Theresia selalu bersama Anton dan
mereka dapat saling memahami satu
sama lain. Pertemanan mereka sangat
akrab sampai dengan ketika Melda
mendengar rumor bahwa mereka
diisukan berpacaran dan telah
melakukan hubungan yang di luar batas
kewajaran sebagai seorang teman.
Melda sangat sedih dan merasa
khawatir kehilangan sahabat baiknya.

44
Modul 7
Hubungan Keluarga
1. Tujuan :
Umum :
Peserta dapat memahami perasaan masing-masing dan mengungkapkannya dengan terbuka

Khusus :

a. Mengidentifikasi cara mempromosikan komunikasi yang konstruktif dan pemecah-an


masalah di dalam keluarga Anda.
b. Mencoba memahami kita sebagai orang tua/wali dan remaja kita dengan lebih mendalam
dan melihat mereka sebagai individu yang memiliki kesukaan dan ketidaksukaan

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Peserta ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompok dan melaporkan hasil diskusinya.

4. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

5. Perlengkapan :
b. Flip chart
c. Spidol
d. Slide/OHP

6. Proses :
a.SAMBUT peserta dan mulai kegiatan pemanasan.
b. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait
peraturan selama sesi berlangsung.
c. AJAK tiga peserta untuk mempresentasikan sandiwara atau permainan peran.
Berikan beberapa menit waktu untuk mereka bersiap. Persilahkan mereka
menampilkan sandiwara atau permainan perannya.
d. GUNAKAN pertanyaan seperti di bawah untuk menganalisis sandiwara
atau permainan peran.

45
o sesuatu yang bersifat mental, seperti menciptakan pendekatan atau ide-
ide baru.
o sesuatu yang bersifat fisik, seperti membersihkan, memperbaiki, atau
membangun suatu infrastruktur. sesuatu yang bersifat finansial, seperti
mengorganisasi
o tabungan bersama, membuat iuran untuk uang kas, dll.
o sesuatu yang bersifat sosial untuk membantu orang lain, seperti
mengunjungi orang sakit dan panti jompo, menjadi sukarelawan di
lembaga sosial, menjadi fasilitator sebaya.
o sesuatu yang bersifat kooperatif, seperti bekerja sama dengan kelompok
atau organisasi di mana sumber daya dapat dimanfaatkan bersama untuk
menangani suatu isu.

e. BAGI peserta ke dalam beberapa kelompok. Ajak mereka mengembangkan


permainan peran yang memperlihatkan apa yang dapat dilakukan Lusi untuk
mengkomunikasikan keinginannya kepada orangnya secara efektif. Berikan kelompok
waktu 10-15 menit untuk mempersiapkannya dan lalu mempresentasikannya.
f. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
g. Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

46
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 7

1. Apakah sebagai remaja Anda memahami orng tua Anda? Ya Tidak

Jika ya, mengapa menurut Anda mereka bisa memahami Anda?


Jika tidak, mengapa?

2. Tuliskan alasan mengapa remaja seharusnya berkomunikasi dengan orang tuanya?

3. Apakah Anda dapat bebas berbicara tentang isu seksualitas dengan orang tua Anda?

Jika ya, isu spesifik apa yang Anda bicarakan?


Jika tidak, mengapa?

4. Isu seperti apa yang tidak dapat didiskusikan oleh anak laki-laki dengan orang tuanya?
Mengapa?

47
Modul 8
Hubungan Komunitas
1. Tujuan :
Umum :
Peserta dapat memahami hubungan komunitas di sekitar termasuk anak remaja

Khusus :

a. mengidentifikasi berbagai sumber daya di dalam komunitas yang dapat membantu


dalam berbagai cara
b. membuat peta sumber daya yang ada di komunitas yang dapat digunakan sehari-
hari, dan
c. mendeskripsikan berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada dalam
komunitas untuk membantu menyelesaikan suatu masalah.

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Tugas :
a. Peserta ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Peserta ditugaskan untuk berdiskusi dalam kelompok dan melaporkan hasil diskusinya.

4. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

5. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

6. Proses :
a.SAMBUT peserta.
b. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan
selama sesi berlangsung.
c. MULAI sesi dengan sebuah lagu tentang perempuan muda. Diskusikan tentang pesan
atau arti dari lagu tadi atau diskusikan sebuah artikel koran tentang remaja. Anda juga
dapat mencari di Internet untuk artikel terkini jika Anda memiliki akses terhadap

48
komputer. (Contoh lagu yang dapat digunakan dapat termasuk lagu “Perhatikan Rani”
oleh Sheila on 7)
d. BACAKAN studi kasus (Cerita Mery di bawah) atau tunjukkan video. Walaupun
menonton video dapat memberikan pengalaman yang lebih baik, pemutar video tidak
selalu tersedia atau dapat digunakan di semua tempat. Jika pemutar video tidak dapat
digunakan, Anda dapat mendorong peserta untuk membaca skenario dan memainkannya
sendiri.
e.Setelah studi kasus, video, atau permainan peran, TANYAKAN peserta: Apa perbedaan
pandangan yang ada terhadap perempuan dan laki-laki? Apakah kamu setuju dengan
pandangan ini? Mengapa?
f. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
g.Fasilitator mengingatkan untuk mengisi Lembar Kerja Orang Tua pada akhir sesi

CONTOH KASUS :

CERITA MERY

Mery dikirim untuk bekerja di rumah keluarga lain. Saat ia di sana, majikannya mengatur dan
membiayainya untuk bersekolah di siang hari setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di rumah.
Tetapi, setelah ia menyelesaikan tiga dari empat tahun sekolah, ibunya meninggal. Enam adik
Mery tidak memiliki siapa pun untuk mengurus mereka.

Sebagai anak tertua, Mery dipanggil kembali ke rumah. Sejak itu, sumber pendapatan
utamanya adalah menjual beras. Kadang, ia bekerja sebagai seorang asisten rumah
tangga. Suatu hari, Mery berbicara dengan Aci Sun, seorang perempuan tua dari toko
sebelahnya di pasar. Ia berkata kepada Aci bahwa ia tidak akan menikah hingga ia lebih
tua untuk menyelesaikan pelatihan menjadi perawat. Sangat terkejut, Aci Sun berkata,
“Kamu mau menunggu sampai umur 25 tahun untuk menikah? Nanti susah dapat suami.
Laki-laki akan berpikir bahwa kamu terlalu pemilih, atau mahar yang keluargamu minta
terlalu mahal. Kamu perempuan yang cantik, dan kamu seharusnya mencari pria pekerja
keras untuk dinikahi. Ia pasti membantumu merawat adik-adikmu. Dan, tentang menjadi
perawat, lupakan saja. Tahukah kamu seberapa besar penghasilan yang mereka dapatkan
untuk beban pekerjaan yang mereka lakukan? Dunia itu jahat dan membuat mereka
rentan terhadap godaan.” Malam itu, Mery menangis. “Mungkin Aci Sun benar,” pikir
Mery. Aku hanya mencoba untuk menjadi seseorang yang bukan diriku. Aku seorang
perempuan, dan perempuan diharapkan untuk melakukan hal tertentu.” Tetapi di dalam
hatinya, Mery masih percaya bahwa dia dapat mencapai mimpinya. Tapi ada banyak
halangan dan sangat sedikit dukungan.

“Suara siapa yang harus aku dengarkan?” pikir Mery. “Suara hatiku atau orang lain?”

49
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 8

ULAS pandangan komunitas terhadap perempuan dan laki-laki yang Anda ingin bekerja sama
di dalam salah satu aktivitas komunitas ini. Jika ya, sediakan waktu yang cukup untuk
merencanakan langkah-langkah berikutnya.
Hal ini dapat termasuk memanggil anggota dari salah satu lembaga atau organisasi yang sesuai
dengan isu untuk bergabung dengan kelompok dan memberikan presentasi informatif dan
mengajak peserta untuk menjadi anggota atau mengunjungi lokasi organisasi atau lembaga
tersebut.

50
Modul 9
Pubertas

1. Tujuan :
Umum :
Peserta dapat memahami informasi mengenai perubahan yang terjadi pada remaja saat
pubertas

Khusus :

a. Mampu menyebutkan anggota tubuh termasuk organ reproduksi yang tepat dan
benar
b. Mampu mengetahui perubahan yang terjadi pada remaja
c. Mampu menjelaskan bagaimana sistem reproduksi perempuan dan laki-laki
(menstruasi dan mimpi basah)

2. Waktu : 90 menit (2 JP)


3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :
a. SAMBUT peserta dan INGATKAN tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait
peraturan selama sesi berlangsung.
b. Lakukan kegiatan pemanasan. Untuk pemanasan, tempel 10 lembar kertas koran di
sekeliling ruangan dan tuliskan satu dari tulisan berikut di masing-masing lembaran:

laki-laki hubungan seksual perempuan masturbasi


payudara penis menstruasi testis
vagina bokong

c. Instruksikan setiap peserta untuk bergerak mengelilingi ruangan dan tambahkan


kata- kata pergaulan atau frasa untuk setiap kata yang telah ditempel. Dorong
mereka untuk menggunakan kata yang mereka ketahui. Setelah semua telah selesai,
berkumpul kembali dan bacakan daftar dengan saksama dan pelan-pelan (peserta

51
yang tidak dapat membaca dan menulis sebaiknya menyebutkan kata pergaulan
atau frasa, dan fasilitator yang menambahkan ke daftar).
d. TANYAKAN apakah peserta mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa pubertas ketika anak mereka memasuki usia remaja atau bentuk kelompok
kecil dan minta mereka untuk mendiskusikan perubahan remaja
e. KELOMPOKKAN apakah ada jawaban peserta yang terdiri dari
a. Perubahan Fisik
b. Perubahan Psikis
c. Perubahan Sosial
f. TULISKAN pada kertas kecil jawaban dari peserta dan tempelkan pada kertas besar
atau pada tembok
g. JELASKAN tentang perubahan yang terjadi pada masa remaja. Tekankan bahwa
dengan memahami perubahan pada anak remaja, orang tua diharapkan dapat lebih
memahami dan mampu berkomunikasi dengan baik agar anak remaja menjadi lebih
terbuka.
h. JELASKAN tentang fungsi dari organ reproduksi

52
LEMBAR MATERI MODUL 9

“Pubertas adalah waktu di mana seorang perempuan berkembang menjadi seorang perempuan
dan seorang laki-laki berkembang menjadi seorang pria dan mereka secara fisik akan dapat
bereproduksi / berkembang-biak.”

Perubahan ini biasanya terjadi mulai umur 9 hingga 12 tahun dan akan berlanjut hingga umur 16
atau 17 tahun (Perempuan biasanya mulai pubertas satu atau dua tahun lebih cepat dari laki-
laki). Beberapa perubahan dapat terlihat jelas, dan beberapa terjadi di dalam tubuh. Perubahan
ini terjadi kepada semua perempuan dan laki-laki; dan merupakan hal yang normal serta
disebabkan oleh bertambahnya hormon seksual pada perempuan dan laki- laki.

Perubahan Fisik pada remaja

 Kulit menjadi berminyak


 Bahu melebar
 Otot berkembang
 Pangkal tenggorokan (kotak suara)
 membesar, suara mendalam
 Bulu wajah muncul
 Bulu ketiak dan dada muncul
 Bulu pubis muncul
 Penis dan testis membesar
 Produksi sperma dimulai
 Ejakulasi terjadi
 Perspirasi lebih sering terjadi

Perkembangan pola pikir (kognitif)


• Mampu berpikir secara ilmiah dan abstrak misalnya dengan menguji hipotesis
• Tidak lagi terbatas pada pemikiran pada konsep sekarang saja namun bisa memperkirakan
hal-hal yang akan terjadi di masa depan atau bisa membayangkan hal-hal yang tidak
secara nyata ada di depan mata.

53
• Memiliki kemampuan pemahaman literatur (sastra, seni, budaya, pemahaman
verbal/kata-kata) yang kaya dan luas. Mampu mendefinisikan dan mendiskusikan kata-
kata secara abstrak. Misalnya, memahami kata-kata kiasan dalam lagu atau karya seni.
• Masih mengembangkan kemampuan untuk : memutuskan sesuatu, menahan respon
impulsif (respon yang tanpa pemikiran matang), dan manajemen memori. Hal ini
dikarenakan adanya kondisi perubahan hormonal yang bergejolak serta perkembangan
otak yang belum sempurna.
• Lebih mampu memahami sudut pandang orang lain dan melakukan aksi yang didasarkan
pada kemampuan berempati. Misalnya menolong orang lain tanpa harapan balasan.
• Cenderung mengembangkan bahasa khas yang digunakan dalam pertemanan dengan
teman sepermainannya. Misalnya, bahasa-bahasa gaul yang hanya dipahami oleh
teman-teman se-geng.

Perkembangan emosi dan sosial (sosio-emosional)


• Pencarian identitas diri, eksplorasi/pencarian minat dan pengembangan diri yang
mencakup:
a. Pilihan pekerjaan
b. Mengambil nilai-nilai yang ingin dipraktekkan dalam hidupnya
c. Perkembangan identitas seksual
• Sering terlibat banyak kegiatan yang beresiko karena semangat eksplorasinya atau
mencari pengalaman baru, contohnya: penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perilaku
seks beresiko, dll.
• Mudah terpengaruh pada hal-hal yang ‘trend’ sebagai bagian dari dorongan kuat untuk
diterima dalam ‘kelompok’nya, sehingga merasa lebih yakin mengenai identitas dirinya
• Perkembangan hormon masa pubertas mempengaruhi perubahan perasaan yang mudah
berubah
• Penghayatan berbeda pada masing-masing remaja mengenai pubertas yg dialaminya. Ada
yang merasa ‘minder’, malu dsb.
• Jika orangtua tidak memberikan pola asuh yang tepat, cenderung mengalami konflik
dengan sosok otoritas/ berkewenangan (seperti orangtua, guru, dsb).. Karena pada
masa ini remaja berusaha meraih rasa kontrol dan otonomi diri sebagai salah satu
pengembangan identitas dirinya.
• Lebih mengutamakan pertemanan, meski menurut penelitian, nilai-nilai yang ditanamkan
orangtua menjadi dasar bagi pilihan perilaku remaja.
• Teman sepermainan memainkan peranan penting, sebagai sumber kasih sayang (afeksi),
simpati, bimbingan moral, tempat belajar hal baru (bereksplorasi), dan memfasilitasi
kemandirian diri (indenpedensi) serta membangun relasi intim.

MENSTRUASI
Menstruasi (di Indonesia juga kadang disebut sebagai “mens” atau juga “datang bulan” karena
terjadi setiap bulan) menunjukkan kedewasaan seksual bagi perempuan. Menstruasi adalah
periode pelepasan darah dan jaringan dari uterus atau janin. Uterus terletak di bagian bawah
bagian perut perempuan. Dimulainya menstruasi juga berarti seorang perempuan mampu untuk
menjalani kehamilan dan mempunyai anak.

54
 Gambar 1. Saat seorang perempuan dilahirkan, ia memiliki ribuan sel telur atau
ovum di dalam dua ovariumnya. Setiap telur berukuran sebesar sebutir pasir.
Titik kecil di dalam dua bola tadi adalah telurnya. Dua bola itu adalah ovarium.
 Gambar 2. Setiap bulan, satu telur matang dan meninggalkan ovarium. Hal ini
disebut sebagai ovulasi. Telur akan keluar di ujung tuba fallopi dan mulai
bergerak menuju uterus. Di saat yang sama, uterus mempersiapkan diri untuk
menerima telur dengan menebalkan dinding dalamnya.
 Gambar 3. Sebuah telur dapat berkembang menjadi janin lalu berkembang
menjadi bayi hanya jika bertemu dengan sel sperma dari seorang laki-laki. Jika
sperma bertemu dengan telur, telur yang subur akan menempel ke dinding tebal
uterus, maka akan terjadi kehamilan pada perempuan. Dinding ini menyalurkan
nutrisi dan mendukung bayi hingga saat kelahiran.
 Gambar 4. Jika telur tidak dibuahi oleh sperma, maka sinyal bahwa dinding
uterus tidak dibutuhkan akan dikirimkan, dan dinding tersebut akan mulai luruh.
Dinding, jaringan, dan telur akan mengalir keluar dari uterus melalui vagina dan
meninggalkan tubuh. Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi terjadi kurang
lebih 14 hari setelah ovulasi, jika telur tidak dibuahi. Periode menstruasi dapat
berlangsung antara dua hingga delapan hari; namun pada umumnya berlangsung
selama empat hingga enam hari.

55
MIMPI BASAH
Salah satu ciri pubertas pada anak laki-laki adalah terjadinya mimpi basah. Berikut proses
terjadinya mimpi basah
“Emisi nokturnal” atau yang biasa disebut
“mimpi basah ”adalah ejakulasi sperma tanpa
disengaja saat seorang laki-laki tidur. Mimpi
basah biasanya terjadi karena mimpi atau
fantasi seksual dan sering terjadi. Namun, juga
merupakan hal biasa untuk tidak
mengalaminya. Beberapa orang mempercayai
mitos seperti “anak laki-laki akan sakit jika
mengalami (atau justru tidak mengalami)
mimpi basah”. Yang lain percaya bahwa mimpi
basah memerlukan pembebasan spiritual.
Tidak ada bukti ilmiah tentang klaim ini. Mimpi
basah adalah pengalaman normal.

56
Modul 10
Seksualitas

1. Tujuan :
Umum :
Peserta mampu memahami bahwa seks dan seksualitas merupakan hal yang berbeda serta
perubahan hormon pada masa pubertas dapat memicu dorongan seksual.

Khusus :

a. Mampu menjelaskan tentang seks dan seksualitas


b. Mampu mengetahui bagaimana terjadinya dorongan seksual dan orientasi seksual
c. Mampu menjelaskan bagaimana pengambilan keutusan pada remaja

2. Waktu : 90 menit (2 JP)


3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta.
2. INGATKAN peserta tentang materi sebelumnya dan kesepakatan yang telah dibuat terkait
peraturan selama sesi berlangsung
3. TANYAKAN pada peserta apa mereka mengetahui perbedaan seks, seksualitas, orientasi
seksual dan apa yang memicu dorongan seksual seseorang?
4. GALI dan dorong peserta untuk mengajukan pernyataan sebebas-bebasnya dan fasilitator
menulis di kertas.
5. BUAT permainan “Mitos - Fakta”.
6. JELASKAN bahwa kita akan bemain Mitos – Fakta. Minta peserta untuk membentuk satu
barisan. Lalu minta peserta untuk memilih Mitos – Fakta atas pernyataan yang akan
dibacakan oleh Fasilitator. Peserta yang memilih jawaban Mitos diminta untuk
berpindah ke sebelah kanan. Peserta yang memilih jawaban Fakta diminta untuk
berpindah ke sebelah kiri.

57
7. BACAKAN pernyataan sebagai berikut:

Pernyataan Jawaban
Baik perempuan maupun laki-laki FAKTA. Keputusan perlu diambil
memiliki hak untuk berkata “tidak” setiap saat seseorang berpikir untuk
terhadap aktivitas seksual kapan pun. melakukan hubungan seksual dengan
orang lain. Seseorang memiliki hak
untuk berkata “tidak” jika ia tidak
ingin melakukannya. Ini juga berlaku
jika mereka sudah pernah
berhubungan seksual sebelumnya
dengan orang tadi.

Laki-laki perlu berhubungan seksual MITOS. Merupakan hal yang biasa dan
untuk mempertahankan kesehatannya. sehat untuk baik laki-laki maupun
perempuan untuk memiliki perasaan
dan keinginan seksual, tapi baik laki-
laki maupun perempuan tidak
memerlukan untuk melakukan
hubungan seksual untuk menjadi
sehat.

Saat seorang laki-laki terangsang dan MITOS. Ereksi tidak harus berakhir
mendapatkan ereksi, ia harus dengan hubungan seksual.
berhubungan seksual atau akan Biasanya,seorang laki-laki akan merasa
berakibat fatal. tidak nyaman bila ia terangsang dalam
periode waktu yang lama. Hal ini akan
menghilang bila ia dapat bersantai
dengan mandi, berolahraga, bermain
permainan, atau bermain musik atau
bermasturbasi.

Berhubungan seksual adalah cara terbaik MITOS. Ada beratus-ratus cara untuk
untuk mengekspresikan cinta anda menunjukkan bahwa anda peduli atau
terhadap seseorang. mencintai seseorang tanpa keintiman
fisik. Sebagai tambahan, aktivitas
seksual tidak saja berhubungan
seksual, namun juga termasuk
berbagai keintiman fisik, seperti
berpegangan tangan, berpelukan,
berciuman, bersentuhan, dan lain-lain.
Berhubungan seksual hanya salah satu
bentuk dari aktivitas sosial dan hanya
salah satu cara untuk
mengekspresikan rasa cinta.

58
Semua laki-laki dapat terangsang oleh MITOS. Seksualitas setiap orang dan
perempuan, dan semua perempuan ketertarikan seksualitasnya berbeda.
dapat terangsang oleh laki-laki. Seseorang biasanya terangsang
terhadap berbagai jenis orang.
Walaupun seorang laki-laki dapat
terangsang oleh seorang perempuan
yang menarik baginya, laki-laki lain
tidak terangsang oleh perempuan
yang sama. Sebaliknya, kebanyakan
perempuan dapat terangsang oleh
laki-laki yang mereka anggap menarik,
tapi beberapa perempuan tidak
merasakan hal yang sama terhadap
laki-laki yang sama.

Jika seorang laki-laki tidak berejakulasi, MITOS. Ini tidak benar. Tubuh anda
sperma akan terkumpul dan penis atau menangani sperma dengan sendirinya
testisnya akan meledak. karena mereka akan mati setelah satu
periode tertentu. Hal ini tidak
menyebabkan meledaknya penis atau
testis.

8. Jelaskan kepada peserta penjelasan dari seksualitas, orientasi seksual dan dorongan
seksual
9. Berikan waktu apakah ada pertanyaan dari peserta

59
LEMBAR MATERI MODUL 10

Seks. Seks adalah jenis kelamin adalah perbedaan biologis yang dimiliki laki-laki dan
perempuan. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat sejak lahir dan pada masa pertumbuhan.
Misalnya perbedaan biologis yang dapat dilihat sejak lahir adalah laki-laki memiliki penis dan
perempuan memiliki vagina; perempuan memiliki rahim dan laki-laki memiliki testis. seks atau
jenis kelamin. Selain seks, saat ini juga ada istilah identitas gender: Bagaimana seseorang
berpikir tentang dirinya, apakah laki-laki, perempuan, waria atau priawan.

Seksualitas. Seksualitas menurut WHO (2006), seksualitas adalah bagian dari diri manusia
mengenai jenis kelaminnya, identitas gender dan peran, orientasi seksual, erotisme,
kenikmatan, kemesraan dan reproduksi. Seksualitas adalah hal-hal yang dirasakan dan
diekspresikan melalui pikiran, fantasi, hasrat, kepercayaan, perilaku, nilai, sikap, praktik serta
peran dan hubungan. Seksualitas mencakup perilaku seksual, perasaan, identitas gender serta
peran seksual, orientasi seksual, dan reproduksi. Hal tersebut merupakan bagian dari
seksualitas namun seksualitas belum tentu harus dirasakan dan diekspresikan. Seksualitas ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk fisik, psikologis, spiritual dan budaya.

Orientasi Seksual. Kepada siapa seseorang tertarik secara fisik dan emosional.
Setiap manusia memiliki orientasi seksual, antara lain yaitu:
a. Heteroseksual: jika seseorang tertarik pada lain jenis kelamin, disebut heteroseksual.
b. Homoseksual: jika seseorang tertarik pada sesama jenis kelamin,
c. Biseksual: jika seseorang tertarik pada kedua jenis kelamin sekaligus, disebut biseksual.

Dorongan Seksual. Remaja ketika masuk masa pubertas, organ-organ seks sudah mulai matang
karena hormon. Lelaki lebih dipengaruhi oleh hormon testosteron, sementara perempuan lebih
dipengaruhi oleh hormon esterogen dan progesteron. Hormon-hormon tersebut membuat
remaja menjadi makin sadar terhadap sensasi seksual yang kita alami. Lelaki akan ereksi kalo
ada stimulasi atau rangsang yang menimbulkan sensasi seksual ini dan begitu pula dengan
perempuan. Hormon tadi juga berpengaruh pada syaraf yang mengatur emosi, dan membuat
kita jadi punya perasaan tertarik secara seksual dengan orang lain. Perasaan ini yang bikin
seseorang merasakan ketertarikan dengan orang lain, bahkan menjurus pengen memeluk,
mencium, dan seterusnya. Singkatnya, semua perilaku yang bertujuan mencapai kepuasan
seksual. Nah, perilaku-perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mendapatkan
kenikmatan/kepuasan seksual itu disebut sebagai perilaku seks. Namun yang perlu diingat
adalah bahwa setiap perilaku memiliki konsekuensi tersendiri.

60
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 10

KEPUTUSAN BAGI YOSEP DAN ROS


Yosep dan Ros telah berpacaran selama enam bulan dan Yos mengajak Ros untuk melakukan
hubungan seksual. Ros sangat mencintai Yos. Keduanya masih berumur 17 tahun dan Ros masih
di bangku sekolah. Apa saja pilihan yang mungkin mereka buat?

61
Modul 11
Reproduksi

1. Tujuan :
Umum :
Peserta mampu memahami siklus reproduksi agar dapat bereproduksi secara sehat dan
tercegah dari kehamilan resiko 4T serta mengetahui bagaimana kehamilan terencana

Khusus :

a. Mampu menjelaskan siklus reproduksi sehat dan 4T


b. Memahami melakukan bagaimana terencana dalam bereproduksi (Kontrasepsi)

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. INGATKAN peserta tentang dua sesi sebelumnya mengenai perubahan fisik dan
emosional selama pubertas. Ingatkan bahwa pada pubertas, remaja mengalami
dorongan seksual dan kemungkinan besar mereka akan mengeksplorasi untuk
melakukan perilaku seksual. Secara fisik, bila mereka melakukan hubungan seksual,
mereka menjadi mampu untuk mempunyai anak.
3. TANYAKAN peserta apa yang telah mereka dengar atau ketahui tentang bagaimana
kehamilan terjadi atau bagaimana pembentukan seorang bayi. Dengarkan jawabannya
baik-baik.
4. BERITAHU peserta bahwa penting untuk mengetahui dan mengerti bagaimana cara
kerja organ reproduksi perempuan dan laki-laki.
5. TUNJUKKAN poster sistem reproduksi perempuan. Bicarakan tentang organ reproduksi
internal dan jelaskan masing-masing fungsinya. Lalu bicarakan tentang organ reproduksi
eksternal dan jelaskan masing-masing fungsinya. Jelaskan proses pelepasan ovum.
Dorong peserta untuk bertanya.

62
6. TUNJUKKAN gambar sistem reproduksi laki-laki dan bicarakan tentang fungsi dari
masing- masing organ. Dorong peserta untuk bertanya.
7. TUNJUKKAN poster tentang bagaimana kehamilan terjadi dengan CELEMEK ORGAN
REPRODUKSI dan bicarakan tentang hubungan seksual dan proses pembuahan telur.
Jelaskan bahwa sperma laki-laki menentukan apakah telur yang telah dibuahi
berkembang menjadi seorang bayi perempuan atau laki-laki.
8. TUNJUKKAN poster siklus reproduksi sehat. Jelaskan dalam bereproduksi juga harus
memahami 4T yaitu terlalu muda (usia < 20 tahun), terlalu tua (usia > 35 tahun), terlalu
dekat (jarak kehamilan < 2 tahun) dan terlalu banyak (jumlah anak > 2) agar terhindar dari
kehamilan resiko tinggi.
9. TUNJUKKAN poster kontrasepsi. Jelaskan bahwa informasi tentang kontrasepsi
diperlukan sebagai bentuk pengenalan bagi remaja dalam bereproduksi dan sebagai
bentuk pencegahan dari penyakit menular seksual. Pengetahuan kontrasepsi juga
diperluakan sebagai perlindungan agar remaja perempuan dapat mawas diri apabila ada
informasi yang menyesatkan tentang kontrasepsi.
10. JELASKAN bahwa kita mempelajari seksualitas dan pengertian yang selama ini dipelajari
tentang reproduksi dari teman-teman, media, keluarga, kakak, atau kerabat lain.
Beberapa yang akan kita pelajari merupakan hal yang benar, dan beberapa tidak. Penting
untuk dapat mengetahui perbedaannya.
11. BUATLAH PERMAINAN dengan BENTUK kelompok menjadi tim berisi lima atau enam
orang.
12. MINTA peserta untuk memikirkan tentang hal yang mereka telah dengar atau ketahui dan
selesaikan kalimat ini: “Seorang perempuan tidak akan hamil bila…”. Minta kelompok
untuk mendiskusikan apakah mereka setuju atau tidak terhadap masing-masing
jawabannya.
13. MINTA kelompok untuk menuliskan jawaban di kertas, lalu tunjukkan apakah hasil diskusi
kelompok memilih jawaban benar atau salah.
14. BACAKAN pernyataan. Tanyakan setiap tim apakah pernyataan itu “benar” atau “salah”.
Berikan jawaban yang benar dan penjelasannya. Berikan satu poin untuk setiap tim yang
menjawabnya dengan benar. Lanjutkan hingga semua pernyataan telah dibacakan.

Permainan Benar / Salah - Anda tidak dapat hamil bila...

Nomor Pernyataan Jawaban


1 Belum mulai bermenstruasi. SALAH. Telur dapat dilepaskan ke
dalam uterus bahkan sebelum
dimulainya menstruasi.

2 Anda sedang mengalami menstruasi. SALAH. Saat perempuan mulai


bermenstruasi, siklusnya tidak teratur,
dan telur dapat dilepaskan ke dalam
uterus di waktu yang berbeda-beda.

3 Jika Anda berhubungan seksual SALAH. Perempuan dapat hamil


dengan posisi berdiri. melalui semua posisi.

63
4 Laki-laki mengeluarkan urine di dalam SALAH. Urine melewati uretra, jadi
vagina perempuan setelah tidak akan menghilangkan sperma di
berhubungan seksual. dalam vagina.

5 Anda membersihkan vagina Anda SALAH. Sperma mencapai uterus


setelah berhubungan seksual dengan sangat cepat dan tidak akan
hilang walaupun vagina dibersihkan.
6 Jika Anda berumur di bawah 12 tahun SALAH. Telur dapat dilepaskan paling
atau terlalu muda untuk menjadi dini pada umur 9 tahun
hamil.

7 Seorang laki-laki menarik keluar SALAH. Beberapa sperma dapat


penisnya dari vagina sebelum dilepaskan bahkan sebelum ejakulasi.
berejakulasi.
8 Anda berhubungan seksual untuk SALAH. Kapan pun Anda berhubungan
pertama kali. seksual, Anda dapat menjadi hamil
9 Anda berhubungan seksual dengan SALAH. Jika seorang laki-laki
seorang laki-laki yang meyakinkan mengeluarkan sperma ke dalam vagina
Anda bahwa Anda tidak akan menjadi Anda, dia tidak dapat mengontrol
hamil. apakah ia dapat membuatmu hamil
atau tidak.
10 Anda berhubungan seksual pada saat SALAH. Mungkin untuk seorang
menstruasi. perempuan menjadi hamil kapan pun
saat siklus menstruasi. Perempuan
dapat menjadi hamil saat mereka
mengalami ovulasi, biasanya 14 hari
sebelum masa menstruasi mereka.
Jadi, ada anggapan bahwa seorang
perempuan tidak dapat hamil pada
saat mengalami menstruasi. Akan
tetapi, ovulasi dapat terjadi kapan pun
di saat siklus menstruasi. Stres,
penyakit, dan berbagai faktor dapat
memicu terjadinya ovulasi di berbagai
waktu saat siklus ini. Hal ini terutama
terjadi pada remaja.

11 Anda dapat menggunakan metode BENAR. Di kebanyakan kasus, jika


modern untuk mengatur fertilitas pilihan menggunakan metode
Anda. kontrasepsi modern diambil dengan
benar, hal ini dapat mencegah
kehamilan.

64
12 Jika Anda tidak berhubungan seksual. BENAR. Seorang perempuan tidak
akan hamil bila ia tidak berhubungan
seksual. Akan tetapi, sperma yang
diejakulasikan di atas atau dekat
vagina dapat masuk ke dalam saluran
vaginal dan mengakibatkan kehamilan.

13 Jika melakukan hubungan seksual SALAH. Perempuan dapat hamil bila


sebelum menikah melakukan hubungan seksual tidak ada
hubungan dengan status pernikahan

65
LEMBAR MATERI MODUL 11

Sistem Reproduksi Perempuan

Bagian dari tubuh perempuan yang bekerja saat berhubungan seksual, kehamilan, dan
kelahiran disebut sebagai organ reproduksi. Organ reproduksi terdiri atas:

ORGAN INTERNAL
Ovarium struktur berbentuk oval di dalam area pinggul; berisi 300,000 hingga
500,000 sel telur saat kelahiran; memproduksi hormon seksual
perempuan, estrogen, dan progesteron; mulai melepaskan telur di
saat pubertas. Ovum atau telur berukuran sebesar kepala jarum; jika
tidak dibuahi, telur-telur itu akan akan diserap oleh jaringan. Biasanya
dilepaskan setiap bulan; jika lebih dari satu telur dilepaskan, kembar
fraternal (tidak identik) atau kelahiran ganda dapat terjadi.
Saluran fallopi Saluran untuk telur dari ovarium menuju uterus; di sini lah sperma
(Tuba fallopi) laki-laki bertemu dan membuahi telur.
Uterus (atau Tempat di mana seorang bayi tumbuh saat terjadi kehamilan. Jika
rahim) seorang perempuan tidak hamil, dinding uterus akan pecah dan
meluruh dari tubuhnya dalam bentuk darah melalui vagina selama
bulan siklus menstruasi
Serviks (leher Tempat menghubungkan rahim dengan vagina dan biasanya memiliki
rahim) bukaan yang kecil. Sebelum bayi lahir, serviks akan membuka atau
terjadi pelebaran agar bayi dapat melewatinya dan juga vaginanya.
Vagina penghubung antara rahim dan bagian luar tubuh; saluran yang
dilewati seorang bayi di saat kelahiran (kadang disebut jalur
kelahiran); juga merupakan jalur yang dilalui oleh aliran menstruasi
untuk keluar dari tubuh; dan tempat di mana seorang laki-laki
memasukkan penisnya saat melakukan hubungan seksual.
ORGAN EKSTERNAL: Ada tiga bukaan di area alat kelamin: uretra, vagina, dan anus.
Lubang uretra adalah lubang kecil di atas vagina untuk saluran urine. Lubang vagina, yang
ada di antara uretra dan anus, adalah tempat keluarnya aliran menstruasi. Anus (bukan
bagian dari sistem reproduksi) adalah tempat dikeluarkannya feses.
Labia majora dan dua lipatan di kedua sisi lubang vagina. Bertugas untuk melindungi
labia minora klitoris dan lubang uretra dan vagina.
Klitoris struktur kecil yang terletak di atas bukaan uretra di posisi di mana
kedua labia bertemu; titik pusat stimulasi; memberikan perasaan
kepuasan saat distimulasi.

66
Sistem Reproduksi Laki-Laki
Bagian dari tubuh laki-laki yang bekerja saat proses reproduksi disebut sebagai
organreproduksi. Hal ini meliputi:

ORGAN INTERNAL

Vas deferens (saluran saluran untuk sperma, melawati testis dan berujung di
sperma) uretra. Sperma adalah sel seksual laki-laki; terlalu kecil
untuk dilihat tanpa mikroskop; berbentuk seperti
kecebong; bergerak dengan bantuan ekor mereka.
Produksi umumnya dimulai pada rentang usia 12 hingga
24 tahun. Total yang dikeluarkan setiap ejakulasi adalah
200 hingga 50 juta sperma, tapi hanya satu yang dapat
membuahi sebuah telur. Semen, yang merupakan cairan
yang mengandung sperma, dikeluarkan penis di saat
ejakulasi.
Uretra saluran yang dilewati urine dari ginjal menuju luar
tubuh;tertutup saat terjadi ejakulasi
ORGAN EKSTERNAL

Penis organ laki-laki untuk berhubungan seksual. Penis


menyemburkan sperma di dalam vagina pada saat
hubungan seksual. Saat seorang laki-laki terangsang atau
penisnya terstimulasi, penisnya menjadi besar (ereksi) dan
berejakulasi agar semen dapat keluar. Jika sperma
bertemu dengan telur di dalam tubuh perempuan,
perempuan akan menjadi hamil.
Skrotum kantung yang terletak di belakang penis yang berisi testis;
fungsinya melindungi testis, mengontrol suhu yang tepat
untuk produksi sperma dan kebertahanannya.
Testis dua jaringan bulat yang turun ke dalam skrotum setelah
kelahiran; memproduksi dan menyimpan sperma sejak
pubertas; dan memproduksi hormon seksual laki-laki yaitu
testosteron.

67
Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan dapat terjadi bila


melakukan Hubungan Seksual..

Hubungan seksual adalah


dimasukkannya penis ke dalam
vagina. Saat seorang perempuan dan
laki-laki berhubungan seksual, berjuta-
juta sperma akan diejakulasikan dari
penis ke dalam vagina. Sperma yang
telah dikeluarkan akan berenang ke
atas vagina menuju uterus dan melalui
tuba fallopi untuk mencari sebuah
telur. Jika terdapat telur yang matang,
pembuahan dapat terjadi. Walaupun
ada berjuta-juta sperma, hanya satu
yang dapat membuahi telur yang
matang. Telur yang telah di dibuahi
bergerak melalui tuba falopi dan
menempel di uterus, di mana janin
akan bertumbuh. Jika telur tidak
dibuahi, menstruasi akan terjadi.

68
Berikut Pesan 4T untuk mencegah kehamilan beresiko

69
Mengetahui Jenis-jenis Kontrasepsi

70
71
Catatan untuk fasilitator:
 Perempuan dan laki-laki dapat menjadi teman dan memiliki keintiman tanpa
berhubungan seksual.
 Keintiman seksual mungkin menjadi bagian dari kedekatan antara seorang perempuan
dengan laki-laki.
 Perempuan dan laki-laki dapat mengambil keputusan seksual setelah mendapatkan
informasi yang cukup tentang konsekuensinya saat memilih.
 Jika seorang remaja memilih untuk berhubungan seksual, mereka bertanggungjawab
atas diri mereka sendiri, pasangannya, dan calon anaknya, untuk menghindari
kehamilan tidak direncanakan dan berbagai penyakit. Hubungan seksual tanpa
perlindungan tidak aman dan bukan keputusan yang baik.
 Fakta kita mendiskusikan kontrasepsi tidak berarti kita berasumsi bahwa siapa pun di
kelompok ini telah berhubungan seksual. Penting untuk mempelajari tentang
kontrasepsi sedini mungkin untuk menyiapkan diri saat dihadapi oleh situasi yang
mungkin terjadi di masa depan.
 Juga merupakan hal yang penting untuk meminimalisir risiko saat Anda berhubungan
seksual. Cara yang aman adalah dengan menggunakan kontrasepsi.
 Nilai individu tentang berhubungan seksual dan penggunaan kontrasepsi berbeda-beda,
dan itu tidak menjadi masalah.
 Perempuan dan laki-laki memiliki hak untuk mengambil keputusan setelah
mendapatkan informasi yang cukup.

72
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 11

Metode Efektif Pencegahan untuk...


Kondom

Spiral

Pil

Tidak melakukan hubungan


seksual

73
Modul 12
Kesehatan

1. Tujuan :
Umum :
Baik laki-laki maupun perempuan harus berada dalam keadaan sehat untuk dapat membuat
pilihan tentang kehidupan mereka. Agar terhindar dari penyakit kronis, pola makan yang buruk,
remaja kemungkinan besar ia dapat akan melanjutkan pendidikan, mengembangkan
keterampilan, atau menggunakan hak-haknya. Anak muda perlu memahami pentingnya
kesehatan fisik dan mental. Topik ini akan membantu perempuan dan laki-laki mengerti masalah
kesehatan berikut agar mereka dapat mencegah atau memperbaikinya.

Khusus :

a. Mampu memahami Gizi seimbang


b. Mampu menjelaskan PHBS
c. Mampu menjelaskan Olah raga/Kegiatan positif/hobi/rekreasi
d. Mampu memahami Kesehatan Mental (mengelola stres)

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta dan mulai kegiatan pemanasan.


2. INGATKAN peserta tentang materi sebelumnya dan kesepakatan yang telah dibuat
terkait peraturan selama sesi berlangsung.
3. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart yang berisi kesepakatan bersama.
4. TULISKAN kata “kesehatan” di flipchart dan tanyakan definisinya kepada peserta. Bantu
kelompok untuk membuat sebuah definisi.
5. TANYAKAN kepada peserta: Apa yang mempengaruhi kesehatan seseorang? Jelaskan
kepada kelompok bahwa sebagai ganti menggunakan definisi kesehatan yang umum,

74
akan lebih berguna untuk mendefinisikan kesehatan dengan perilaku spesifik yang
dilakukan seseorang yang mempengaruhi kepada kesehatannya, baik secara positif
maupun negatif. Untuk memperjelas maksud dari pernyataan ini, minta seseorang
untuk memberikan satu contoh perilaku sehat dan satu contoh perilaku tidak sehat.
6. MINTA kelompok untuk mengidentifikasi perilaku sehat dan tidak sehat di bawah tiga
judul di bawah.
7. TULISKAN tiga judul di flipchart: “Di Keluarga”, “Di Pertemanan/Relasi Sebaya”, “Di
Komunitas”. Di bawah setiap judul, tuliskan perilaku sehat dan tidak sehat seperti
dibawah ini

8. TANYAKAN ke peserta: (i) Apakah kita memiliki lebih banyak perilaku sehat atau tidak
sehat? (ii) Faktor apa saja yang mendorong perilaku sehat/tidak sehat?
9. MINTA peserta untuk mengidentifikasikan satu perilaku tidak sehat yang mereka ingin
ubah dari diri mereka sendiri. Tanyakan perubahan apa yang ingin mereka lakukan di
dalam keluarga, relasi dengan teman, atau di komunitas mereka dalam menjalani
perilaku sehat.

75
LEMBAR MATERI MODUL 12

Gizi seimbang
Pada masa remaja kebutuhan zat gizi lebih tinggi dibandingkan dari tahap kehidupan lainnya
karena adanya growth spurt yaitu periode peningkatan laju pertumbuhan sehingga zat gizi yang
lebih tinggi diberikan untuk memenuhi pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal. Apabila pada periode ini, salah satu komponen zat gizi tak terpenuhi, salah
satunya dapat mengakibatkan lambatnya proses pubertas yakni gangguan proses kematangan
seksual berupa tanda-tanda seks sekunder dan kemampuan reproduksi. Akibat lain yaitu
terjadinya hambatan pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan lain sebagainya.

Seseorang dapat mengetahui berapa tinggi badan normal secara keturunan (genetik) pada usia
18 dengan perhitungan di bawah ini. Berdasarkan rumus tersebut kita dapat dihitung tinggi
potensial Fatimah yang berusia 12 tahun. Ayahnya memiliki tinggi badan 165 cm, sedangkan
Ibu tinggi badannya 155 cm. Sehingga, tinggi badan potensial berdasarkan rumus adalah
(165+155-13)/2 ± 8,5 = 153,5 ± 8,5. Pada usia 18 tahun Joko dapat mencapai tinggi badan
dengan rentang 145-162 cm. Perhitungan ini hanya didasarkan pada turunan ayah dan ibu,
padahal banyak hal lain yang akan mempengaruhinya seperti cukup tidaknya makanan yang
didapatkan, apakah pernah menderita sakit yang lama, bagaimana aktivitas olah raga, dan
masih banyak lagi. Hal tersebut akan mengganggu proses tumbuh optimal Fatimah, jadi bisa
saja dia tidak bisa mencapai tinggi 162 cm karena Fatimah tidak mendapat makan yang cukup
selama proses pertumbuhannya.
Selama puncak pertumbuhan, pada remaja putri akan terjadi penambahan 8–9 cm/ tahun.
Sebagian remaja putri akan mengalami pertumbuhan hingga usia 19-20 tahun. Pertumbuhan
linear pada remaja putri dapat tertunda atau terlambat pada mereka yang melakukan diet ketat
rendah kalori. Sehingga, diet ketat pada saat remaja sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan menurunkan potensi tinggi badan optimal sesuai genetik.

Selain tinggi badan, berat badan saat dewasa juga dicapai pada remaja sebanyak 25– 50%.
Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi asupan makanan
dan banyaknya pemakaian energi. Perbandingan jaringan lemak dan bukan lemak saat remaja
berbeda antara putra dan putri. Pada remaja putri komposisi tubuh lebih didominasi oleh
jaringan lemak (23%) dibandingkan remaja putra yang lebih berotot yaitu sebesar 15%. Perlu
perhatian pada remaja putri karena 45% pemadatan tulang terjadi saat remaja, sehingga
apabila terjadi perlambatan penambahan massa tulang akibat kurang nutrisi kalsium maka
berisiko terjadi pengeroposan tulang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

76
Berikut Angka Kecukupan Gizi bagi remaja

Pada masa remaja kebutuhan zat gizi lebih tinggi dibandingkan dari tahap kehidupan lainnya
karena adanya growth spurt yaitu periode peningkatan laju pertumbuhan sehingga zat gizi yang
lebih tinggi diberikan untuk memenuhi pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal. Apabila pada periode ini, salah satu komponen zat gizi tak terpenuhi, salah
satunya dapat mengakibatkan lambatnya proses pubertas yakni gangguan proses kematangan
seksual berupa tanda-tanda seks sekunder dan kemampuan reproduksi. Akibat lain yaitu
terjadinya hambatan pertumbuhan berat badan, tinggi badan (stunting), dan lain sebagainya.

Stunting merupakan suatu kejadian kurang gizi yang banyak terjadi di seluruh dunia. Stunting
terjadi akibat dari kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Penyebab awal dari stunting
adalah kekurangan asupan energi dan protein. Faktor penyebab stunting dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian yaitu faktor dasar, faktor tak langsung dan faktor langsung.
Terdapat 3 faktor dasar yang berasal dari ibu yaitu usia, postur tubuh, kondisi kesehatan fisik
dan psikososial, serta status gizi. Faktor selanjutnya adalah karakteristik rumah tangga yang
termasuk didalamnya antara lain tingkat kesejahteraan rumah tangga, agama, status sosial,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penentu keputusan dalam rumah tangga.
Faktor terakhir yaitu karakteristik wilayah antara lain termasuk lokasi, bagaimana produksi dan
distribusi makanan, pertumbuhan populasi pada wilayah tersebut. Ketiga faktor dasar ini dapat
memengaruhi faktor tidak langsung.

77
Agar laju pertumbuhan optimal, seseorang memerlukan gizi seimbang dengan jenis makanan
dan porsi yang berbeda pada tiap komponen. Berikut bagan dari tumpeng gizi seimbang dan
bentuk makanan apa saja sebagai sumber dari zat yang diperlukan oleh tubuh.

Zat gizi secara umum dikelompokan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh menjadi makro
yaitu dibutuhkan dalam jumlah yang besar dengan komposisi karbohidrat, lemak dan protein.
Sedangkan, zat gizi mikro diberikan untuk memenuhi kebutuhan tubuh namun dalam jumlah
yang lebih sedikit yaitu vitamin, mineral, dan serat makanan.

Komposisi utama zat gizi makro


dalam pedoman gizi seimbang adalah
karbohidrat yang jumlahnya dalam
kisaran 50–60%, bagian selanjutnya
adalah lemak yang harus dipenuhi
dengan 20−35%, dan protein sebesar
15-20%.

78
I. Sumber Gizi yang Baik Bagi Remaja
A. Sumber energi (sumber tenaga): karbohidrat (beras, jagung, umbiumbian, mie, kentang,
roti, minyak, mentega, dan santan yang mengandung lemak)
B. Sumber protein (zat pembangun): sumber hewani (daging, ayam, ikan, telur) sumber
nabati (kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, tempe). Zat ini diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan badan, pembentukan jaringan baru dan pemeliharaan
tubuh.
C. Lemak : minyak goreng, mentega, susu, daging, ikan. Namun makanan berlemak seperti
gajih, kulit, susu berlemak disarankan untuk tidak dikonsumsi berlebihan, karena dapat
mengganggu kesehatan.
D. Vitamin (zat pengatur): sayuran dan buah-buahan. Vitamin yang diperlukan antara lain
vitamin B6, asam folat, B12, A, C, D dan E.
E. Mineral : diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas.
Kalsium : susu/makanan hasil olahan susu (keju), makanan yang difermentasi (tempe,
oncom, tauco). Sumber Zn (seng) : ikan, kerang, sayuran.

II. Gangguan kesehatan yang terkait dengan gizi remaja


A. Anemia Remaja
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada saat proses kematangan seksual baik dari pada
remaja pria maupun wanita. Kekurangan zat besi dalam makanan akan menimbulkan penyakit
anemia (kurang darah).
1. Penyebab remaja perempuan sering terkena anemia, antara lain:
a. Kandungan zat besi dalam makanan kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan
tubuh.
b. Perempuan mengeluarkan haid, sehingga zat besi pun ikut terbuang.
c. Diet yang berlebihan.
d. Infeksi cacing yang berlangsung lama, sehingga menyebabkan perdarahan pada
dinding usus.
e. Selain itu anemia juga dapat disebabkan karena perdarahan, sel darah mudah rusak,
dan gangguan pembentukan sel darah.
2. Gejala anemia, antara lain:
a. Mudah lelah
b. Sulit tidur
c. Kurang/hilang nafsu makan
d. Sulit berkonsentrasi
e. Lemah/lesu
f. Pusing dan mata berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari duduk
3. Cara agar terhindar dari anemia
Agar remaja tidak mengalami anemia, maka dibutuhkan pemenuhan zat besi yang bersumber
dari:
a. Hewani, seperti daging, unggas, ikan, hati dan organ bagian dalam.
b. Nabati , seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, sereal/gandum.
c. Makanan yang kaya vitamin C, seperti jambu biji, jeruk, apel, nanas, mangga dan
hindari/kurangi minum teh, kopi, susu coklat karena dapat menghambat
penyerapan zat besi kedalam tubuh.

79
d. Pil/tablet zat besi. Bagi remaja perempuan pada masa haid atau wanita hamil sangat
dianjurkan untuk minum tablet zat besi1 butir/hari (selama haid/usia kehamilan 6-9
bln). Wanita hamil yang kekurangan darah/anemia dapat menyebabkan infeksi,
perdarahan saat melahirkan bahkan kelahiran prematur serta kematian pada ibu
atau bayi. Pada ibu yang menyusui dapat menyebabkan kekurangan gizi pada bayi.

B. Kelainan Pola Makan (eating disorders)


Biasanya pada usia ini, remaja mengalami perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan salah
yang dapat mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat gizi. Hal tersebut disebabkan
karena:
1. Mulai mencari identitas, keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya sangat tinggi
dan remaja mulai tertarik pada lawan jenis, sehingga mereka cenderung menjaga
penampilan. Umumnya takut gemuk, sehingga pola makan menjadi berubah, tidak
makan pagi atau siang atau hanya makan sehari sekali. Hal ini tersebut menyebabkan
remaja menahan lapar, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
remaja.
2. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral) seperti
makanan ringan yang banyak tersedia di pasaran. Jika ingin ngemil, hendaknya memilih
jenis makanan ringan yang bergizi, seperti roti, buah-buahan, rebus-rebusan, dll.
Kebiasaan menyantap makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya kurang
seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan kalori, kadar lemak, garam dan gula.
3. Kebiasaan jarang makan pagi dan kurang minum air putih. Padahal makan pagi dapat
meningkatkan daya ingat, sehingga mampu berpikir jernih dan memiliki tenaga untuk
beraktivitas. Air putih sangat baik untuk kesehatan dan tidak mengandung kalori.
Khusus untuk remaja yang aktif mengikuti kegiatan olahraga dan yang baru sembuh dari sakit,
maka kebutuhan gizinya makin meningkat. Selain itu jika habis berolahraga sebaiknya minum
air putih lebih banyak.

Adapun berbagai jenis kelainan pola makan sebagai berikut:


1. Anorexia nervosa
Adalah penyakit yang umumnya diderita oleh remaja putri (walaupun laki-laki juga dapat
mengalaminya). Mereka yang menderita penyakit ini memiliki pandangan menyimpang tentang
tubuh mereka. Menganggap tubuhnya terlalu gemuk/akan menjadi gemuk, sehingga membuat
mereka mengurangi porsi makan, yang dari hari ke hari semakin sedikit.
2. Bulimia
Serupa dengan anorexia nervosa namun penderita bulimia amat takut menjadi gemuk. Mereka
tidak mengurangi porsi makan, malah makan dengan jumlah yang amat banyak, kemudian
mengeluarkan kembali makanan itu dengan cara memuntahkannya/minum obat pencuci perut.
Mengidap penyakit kelainan makan ini merupakan masalah kesehatan yang serius. Dapat
menyebabkan pribadi menjadi tertekan, jika sudah parah dapat merusak organ-organ penting
tubuh dan dapat menyebabkan kematian.

Berikut ini merupakan Gejala dan Tanda Kelainan Pola Makan:


1. Kehilangan berat badan yang mencolok
2. Selalu menghitung kalori dalam makanan

80
3. Sibuk oleh diet dan olahraga
4. Sering menimbang berat badan
5. Tidak mendapatkan menstruasi secara teratur/menstruasi berhenti sama sekali
6. Muntah-muntah tanpa alasan.

C. Diet Sehat Remaja

Biasanya di usia ini, remaja memiliki keinginan untuk berdiet demi mendapatkan bentuk
badan yang ideal. Padahal anak muda sebenarnya tidak perlu berdiet, sebab untuk
menjadi sehat badan kita membutuhkan lemak dalam jumlah tertentu. Jika seseorang
memiliki kelebihan berat badan/kegemukan, sebaiknya ia harus dibantu oleh seorang
dokter atau ahli gizi untuk mengurangi berat badannya. Orang yang hanya sedikt
kelebihan berat badan, dapat mengurangi berat badan dengan cara mengurangi makan
makanan kecil/cemilan, menghindari yang manis-manis, seperti kue, jus dan soft drink.
Lebih baik jika merasa lapar cemilan diganti dengan buah ataupun sayur-sayuran. Remaja
sebaiknya melakukan berbagai aktivitas yang bervariasi, antara lain: berolahraga secara
teratur, tidak merokok, menjauhi napza, melakukan kegiatan ekstrakurikuler, dan aktif
melakukan kegiatan kepemudaan di masyarakat.

PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat.

81
Kebersihan dan kesehatan sangat perlu untuk dijaga, terutama di usia remaja. Di usia ini
remaja umumnya mengalami pubertas, sehingga tubuh mulai memproduksi lebih banyak
minyak dan mulai mengeluarkan lebih banyak keringat. Jika minyak dan keringat ini tidak
segera dibersihkan secar teratur, maka tubuh akan mengeluarkan bau tidak sedap dan juga
dapat dihinggapi penyakit.
Kebersihan dan kesehatan diri perlu diperhatikan antara lain mencakup pemeliharaan:
rambut, kulit, badan, menggosok gigi, merawat alat kelamin, kebersihan tangan dan kaki, dan
kebersihan pakaian. Selain itu, untuk meningkatkan kondisi tubuh, dapat dilakukan dengan
berolahraga dan istirahat yang cukup.

Beberapa Kebersihan dan Kesehatan Yang Penting Dijaga Bagi Remaja


A. Rambut sehat
Agar rambut sehat, keramas sekurangnya 2x seminggu dan gunakan shampo yang sesuai.
B. Jerawat
Jerawat merupakan penyakit kulit yang biasa dialami oleh para remaja. Jerawat terjadi
pada saat saluran/pori-pori kulit tersumbat, disebabkan karena produksi minyak
meningkat yang jika tidak dibersihkan akan menumpuk dan menimbulkan jerawat.
C. Keringat
Keringat merupakan hal normal dan penting untuk menjaga suhu tubuh. Di usia pubertas
produksi meningkat, sehingga jika bercampur dengan kotoran atau daki dan bakteri akan
membuat tubuh menjadi bau (bau badan/BB). Masalah ini dapat diatasi dengan cara
mandi ataupun menggunakan produk yang dapat mencegah timbulnya bau badan,
seperti deodoran, bedak BB, ataupun cara tradisional air rendaman kapur sirih.
D. Kulit
Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan, bakteri dan kekeringan. Kulit perlu
dirawat agar tidak rusak dengan cara: hindari sinar matahari langsung (berlebihan),
terutama saat matahari terik.
E. Mandi dan kebersihan tangan serta kaki
Mandi dapat membersihkan debu, minyak dari kulit, menghilangkan bakteri serta
meningkatkan kesegaran tubuh. Mandi sekurang-kurangnya 2x sehari, gunakan sabun
dan air bersih.
F. Menggosok gigi
Gosok gigi sebaiknya dilakukan setelah makan dan sebelum tidur malam. Cara terbaik
merawat gigi adalah dengan mengunjungi dokter gigi, minimal 6 bulan sekali.

82
G. Merawat alat kelamin
Alat kelamin adalah milik pribadi kita dan juga berperan penting dalam proses reproduksi.
Sehingga harus dirawat dan dibersihkan dengan baik, sebab jika tidak dibersihkan akan
menimbulkan infeksi dan bau tidak sedap. Perilaku lain yang perlu diperhatikan dalam
perawatan alat kelamin antara lain membiasakan diri untuk tidak mengenakan celana
yang terlalu ketat (celana berbahan kulit, stretch, jeans, beludru) dalam waktu yang lama,
menghindari duduk di area yang bersuhu tinggi (panas), bagi remaja putri dihimbau untuk
mengganti pembalut setiap 3-4 kali dalam sehari, mengganti pakaian dalam setiap 2 kali
sehari.
H. Kebersihan pakaian
Pakaian yang bersih akan membuat kita nyaman memakainya, enak dipandang dan juga
menambah percaya diri. Bila jarang mengganti pakaian akan menyebabkan tumbuhnya
jamur pada kulit dan menimbulkan bakteri pemicu bau badan.
I. Istirahat
Tidur diperlukan tubuh untuk menggantikan bagian-bagian tubuh yang kelelahan
sehingga dapat menghilangkan ketegangan atau stress yang akan membuat badan
menjadi kembali segar. Tidur dalam jumlah yang cukup sangat penting bagi kesehatan
fisik dan emosional.
J. Olahraga
Olahraga merupakan upaya untuk menjaga kesehatan karena akan membuat tubuh
bugar, kuat dan lentur. Selain itu juga dapat memelihara berat badan, menambah tenaga,
memperbaiki sirkulasi tubuh, memperkuat tulang dan otot.

Olah raga dan rekreasi


 Menurut standar internasional, untuk dapat mendapatkan manfaat dari rekreasi fisik
atau olahraga, kita harus melakukan olahraga selama 20 menit, setidaknya tiga kali
seminggu. Olahraga tersebut harus membuat kita sedikit terengah-engah. Kita perlu
melakukan “ujian berbicara” – jika kita tidak dapat berbicara saat berolahraga, ini
berarti olahraga tersebut terlalu berat. Berolahraga tiga kali seminggu selama 20 menit
adalah batas minimal untuk kebugaran. Waktu yang Anda habiskan untuk berolahraga
tergantung kepada apa yang ingin Anda capai.
 Namun penting untuk diketahui bahwa untuk meningkatkan intensitas olahraga yang
dilakukan secara bertahap. Ini berarti Anda harus berlari lebih cepat atau lebih jauh
setiap minggu atau menambah jumlah aktivitas yang Anda lakukan.
 Kegiatan olahraga dan rekreasi dapat meningkatkan kesehatan fisik termasuk melatih
jantung agar tetap sehat dan kuat, mengurangi lemak tubuh, mempertahankan berat
yang sehat, dan mempertahankan setiap organ untuk tetap kuat dan sehat.
 Kegiatan olahraga dan rekreasi ini dapat meningkatkan kesehatan psikologis dan bila
secara rutin dilakukan akan menghasilkan zat kimia alami di dalam tubuh yang
membantu kita menjadi lebih rileks dan mengurangi stres. Berolahraga secara rutin dan
berekreasi dapat menjadi sangat menyenangkan, membuat kita lebih bahagia; dapat
membangun dan meningkatkan relasi kita dengan orang lain; dan meningkatkan
kepercayaan diri serta keterampilan kita.

83
Kesehatan Mental (mengelola stres)
 Kesehatan Mental mempengaruhi bagaimana kita berpikir, merasakan dan bertindak.
Dengan memahaminya dapat menentukan bagaimana mengatasi stres, berhubungan
dengan orang lain dan membuat keputusan. Kesehatan mental merupakan hal yang
penting dalam setiap tahap kehidupan mulai dari usia anak dan remaja hingga menjadi
pribadi dewasa yang matang.
 Apa pun yang terjadi di hidup akan menghadapi permasalahan. Bentuk permasalahan
dapat berupa ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Hal itu dapat memicu
konflik, tekanan maupun rasa frustasi. Respon kita terhadap permasalahan disebut
dengan stres.
 Ada beberapa tingkatan dari Stres, yaitu:
A. Stres: Satu faktor di hidup seseorang menyebabkan tekanan (dapat berupa faktor
internal ataupun eksternal)
B. Stres Ganda: Berbagai hal yang menyebabkan tekanan di saat bersamaan (contoh:
orang tua meninggal, kekurangan dana untuk membayar sekolah atau tidak dapat
membayar biaya pelatihan kerja, tidak dapat mendapatkan pekerjaan, dll.)
C. Stres Fisik: Masalah kesehatan yang menambah stres (sakit kepala, influenza).
D. Stres Akumulatif (Membeludak): Stres yang menumpuk/terakumulasi hingga cukup
membuat seseorang untuk berperilaku irasional (tidak biasa) dan melakukan hal
yang tidak sehat untuk mengatasi stres tersebut (menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi).
E. Puncak Agresi: Titik di mana semua stres telah berakumulasi hingga mencapai titik
ledak.

84
LEMBAR KERJA REMAJA MATERI MODUL 12

 Minta setiap peserta untuk menyebutkan satu praktik hidup sehat yang akan mereka
lakukan di lingkungan tempat mereka tinggal.

SATU PRAKTIK HIDUP SEHATKU


Di Rumah
Di Sekolah
Di tempat ibadah

 Bahas kembali hasil tukar pikiran di awal sesi dan minta peserta untuk melihat apakah
praktik-praktik kesehatan yang mereka sebutkan pada awal sesi dapat diperbaiki atau
dapat mereka lakukan dengan cara yang berbeda ke depannya.

85
Modul 13
Perilaku Tidak Sehat

1. Tujuan :
Umum :
Peserta mampu memahami tentang perilaku seksual beresiko dan mampu berpikir kritis tentang
dampak perilaku seksual tidak sehat/beresiko

Khusus :

1. Mengetahui apa itu Bullying (body shaming), Kekerasan, Pelecehan, Pemerkosaan


2. Mampu memahami dampak dari Hubungan Seksual tidak direncanakan antara lain KTD
3. Mampu memahami dampak dari Hubungan Seksual Berganti-ganti pasangan antara lain
IMS, HIV-AIDS
4. Mampu mengetahui NAPZA

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. MULAI PERMAINAN. Fasilitator mulai Permainan “Wild Fire” (Permainan Tanpa Suara)
memulai sesi ini dengan meminta semua peserta untuk berdiri di area yang kosong.
Siapkan secarik kertas dengan tulisan aturan atau instruksi permainan:
a. 1 kertas bertuliskan: “Anda positif terkena penyakit menular seksual. Bersalamanlah
dengan cara menggelitik telapak tangan orang yang Anda ajak salam TANPA
memberitahukan bahwa Anda positif”. Bersalamanlah tanpa suara.
b. 1 kertas bertuliskan: “Anda positif terkena penyakit menular seksual. Bersalamanlah
dengan cara menggelitik telapak tangan orang yang Anda ajak salam NAMUN
BERITAHUKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA ANDA POSITIF”. Bersalamanlah tanpa
suara.
c. Kertas lain (siapkan sejumlah peserta) kertas dengan tulisan: “Anda negatif dan
TIDAK terkena penyakit menular seksual. Bersalamanlah dengan orang lain seperti

86
biasa. Bersalamanlah sebanyak-banyaknya. Tanpa suara. Namun bila Anda terkena
gelitik dari orang lain, Anda harus bersalaman dengan orang lain dengan menggelitik
tangan orang itu.
3. TANYAKAN apakah ada pertanyaan dari peserta. Bila ada pertanyaan hendaknya
peserta menanyakan kepada Fasilitator satu persatu – karena permainan ini dilakukan
tanpa suara.
4. Setelah selesai permainan. REFLEKSIKAN permainan dengan diskusikan:
- Ingatkah mereka siapa yang pertama kali menggelitik tangan mereka?
- Ingatkah kepada siapa mereka menggelitik tangan teman mereka?
- Tanyakan siapa saja yang terkena gelitik.
- Bagaimana perasaan peserta yang mendapatkan kertas positif
- Bagaimana peserta yang memberitahukan statusnya bahwa dia positif. Apakah peserta
tersebut mendapatkan perlakuan yang berbeda?
4. RANGKUM hasil diskusi dan sampaikan kepada peserta “Tahukah peserta bahwa
awalnya hanya dua orang peserta saja yang diperintahkan untuk menggelitik. Lalu lihat
sekarang berapa banyak yang sudah terkena gelitik”. Hal ini merupakan pengantar tentang
bagaimana perilaku seksual beresiko dapat menularkan kepada banyak orang.
5. TANYAKAN ke peserta beberapa pertanyaan sebagai pengantar diskusi
- Apa saja bentuk perilaku seksual beresiko?
- Apakah peserta tahu apa saja efek berbahaya dari perilaku seksual beresiko?
- Apakah peserta tahu siapa saja yang berperilaku seksual beresiko?
6. TULISKAN pendapat peserta dan tempelkan di flipchart. Hal ini untuk mengetahui
pemahaman awal peserta terkait perilaku seksual beresiko.
7. JELASKAN kepada peserta bentuk-bentuk perilaku seksual beresiko.

87
LEMBAR MATERI MODUL 13

Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Beresiko

Hubungan seksual
Hubungan seksual beresiko akan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan terjadi namun remaja
tidak siap, hal ini akan beresiko menjadi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Penggunaan
kondom merupakan cara paling aman untuk mencegah kehamilan dan tertular dari penyakit
menular seksual, namun perlu diingat, penggunaan kondom pun tidak sepenuhnya melindungi
seseorang dari risiko tersebut, terutama ketika penggunaannya tidak benar. Dengan demikian,
cara yang paling efektif untuk mencegah adalah dengan menunda hubungan seksual sebelum
seseorang benar-benar siap melakukannya.

Hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan


Hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan atau pasangan yang tidak tetap
meningkatkan risiko terjadinya penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS. Hal itu
dikarenakan kita tidak mengetahui riwayat kesehatan pasangan seksual tersebut. Selain itu,
hubungan seksual berganti pasangan juga merupakan salah satu faktor risiko kanker leher
rahim (kanker serviks).

Hubungan seksual di usia yang terlalu muda


Memulai hubungan seksual sebelum usia 16 tahun meningkatkan risiko kanker serviks sebesar
dua kali lipat dibandingkan mereka yang memulai hubungan seksual di usia 21 tahun ke atas.
Penelitian juga menunjukkan risiko kehamilan tidak diinginkan yang lebih tinggi pada remaja
yang memulai hubungan seksual di usia yang lebih muda, khususnya di bawah 15 tahun. Tak
hanya itu, di masa awal remaja, organ dan alat reproduksi belum berkembang sempurna dan
kehamilan bisa jadi sangat berbahaya.
.
Hubungan seksual transaksional
Aktivitas seksual transaksional, yang dilakukan untuk mendapat imbalan, misalnya uang atau
barang, berisiko membawa dampak negatif bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Hal
tersebut terjadi karena adanya ketidakseimbangan relasi kuasa yang mempersulit posisi
seseorang dalam bernegosiasi demi perilaku seks yang aman.

Hubungan seksual lewat anus (seks anal)


Masalah kesehatan yang lebih rentan muncul pada seks anal misalnya penularan penyakit
menular seksual termasuk HIV serta kanker anus. Seks anal banyak ditemukan pada kelompok
lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), meskipun tidak terbatas hanya kepada
kelompok tersebut.
Pelecehan Seksual
Perundungan atau Bullying berasal dari kata Bully, bullying adalah penggunaan agresi dengan
tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.
Perundungan / bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga
seksual.

88
Bentuk perundungan / bullying.
 Fisik (tendangan, pukulan, jambakan, tinju, tamparan, lempar benda, meludahi,
mencubit, merusak, membotaki, mengeroyok, menelanjangi, push up berlebihan,
menjemur, mencuci WC, lari keliling lapangan yang berlebihan/ tidak mengetahui
kondisi siswa, menyundut rokok, dll).
 Verbal (bersiul, mencaci maki, mengejek, memberi label/ julukan jelek, mencela,
memanggil dengan nama bapaknya, mengumpat, memarahi, meledek, mengancam, dll).
 Psikis (pelecehan seksual, memfitnah, menyingkirkan, mengucilkan, mendiamkan,
mencibir, penghinaan, menyebarkan gosip).

Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)


 Jika kehamilan yang terjadi pada perempuan merupakan suatu hal yang tidak
diharapkan atau diinginkan, itu yang dimaksud dengan KTD. Bisa saja KTD dialami oleh
perempuan yang sudah menikah, karena kegagalan KB, karena jumlah anak sudah
banyak, atau kondisi di mana anak masih kecil, atau memang belum ingin memiliki anak,
kemudian terjadi kehamilan.
 Secara konseptual, istilah KTD juga bisa diartikan sebagai Kehamilan Tidak Dikehendaki
(Unintended Pregnancy). Kehamilan yang tidak dikehendaki adalah kehamilan yang
terjadi baik karena alasan waktu yang tidak tepat (mistimed) atau karena kehamilan
tersebut tidak diinginkan (unwanted).
 Jika seorang perempuan tidak menginginkan kehamilan ketika terjadi pembuahan
 (konsepsi), tapi masih menginginkan kehamilan di masa mendatang, maka kehamilan
 tersebut bisa dikategorikan sebagai kehamilan yang terjadi tidak pada waktu yang
 direncanakan (mistimed / unplanned) .
 Ketika seorang perempuan tidak menginnginkan kehamilan yang terjadi dengan
berbagai alasan dan tidak ingin ada kehamilan di kemudian hari, maka kehamilan
tersebut bisa dikategorikan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted).

Infeksi Menular Seksual


 Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan dari orang ke orang melalui
hubungan seksual atau kontak alat kelamin. Penyakit yang serius dan menyakitkan ini
mempengaruhi organ reproduksi dan seksual serta dapat menyebabkan infertilitas atau
ketidaksuburan, keguguran, dan gagal bersalin.
 Jika IMS tidak ditangani setelah terjadinya infeksi, risiko Anda mengalami akibatnya akan
menjadi lebih parah. Akan tetapi, bila seorang remaja yang hidup dengan IMS, ingatlah
bahwa hal ini dapat ditangani bila Anda mendapatkan perawatan secepatnya. Jangan
mengobati diri sendiri karena ada kemungkinan tubuh menjadi resisten pada
pengobatan. IMS memperbesar risiko infeksi HIV. IMS yang paling umum adalah HIV,
gonore, sifilis, herpes genitalia, kutil kelamin, dan klamidia.
HIV dan AIDS
 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS – Sindrom Kekurangan Sistem Kekebalan
Tubuh) disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV – Virus Imunodefisiensi
Manusia). HIV merusak sistem kekebalan tubuh, yang membuatnya tidak dapat melawan
penyakit keras maupun ringan. AIDS terjadi bila tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi
karena perkembangan HIV.

89
 Seseorang dikatakan Positif-HIV jika antibodi yang melawan virus terlacak di dalam
darahnya. Terdapat tes darah sederhana yang dapat mendeteksi apakah seseorang
tertular atau tidak, tapi perlu waktu hingga enam bulan setelah infeksi awal bagi antibodi
HIV untuk muncul. Seseorang yang Positif-HIV dapat terlihat sehat hingga 10 tahun atau
lebih sebelum berkembangnya gejala AIDS.
 HIV AIDS perlu mendapat perhatian khusus karena belum dapat disembuhkan. Metode
penularannya tidak hanya melalui hubungan seksual, namun juga melalui kontak darah
dan cairan tubuh seperti penggunaan jarum suntik bergantian. Orang dengan HIV AIDS
memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan sedini mungkin untuk mengontrol
penyakitnya dan mengurangi risiko penularan, karena tanpa hal tersebut, HIV AIDS
menyebabkan orang yang terinfeksi mudah terserang berbagai penyakit yang dapat dapat
berakibat kematian.
 Perjalanan penyakit HIV AIDS adalah sebagai berikut:
• Fase akut (0 – 6 bulan)
Fase akut dimulai dari masuknya HIV ke dalam tubuh seseorang hingga terbentuknya
antibodi terhadap HIV. Pada fase ini dapat muncul gejala ringan, seperti demam,
pembesaran kelenjar limfe, mual, dan sebagainya. Meskipun masih awal, orang yang
terinfeksi HIV sudah bisa menularkan virus kepada orang lain. Namun demikian, dalam 3
bulan pertama, pemeriksaan darah masih akan menunjukkan hasil negatif (window
period)
• Fase laten (3-10 tahun)
Pada fase ini, orang yang terinfeksi HIV belum menunjukkan gejala (tampak sehat) dan
dapat beraktivitas seperti biasa.
• Fase AIDS
Pada fase ini sudah terjadi penurunan kekebalan tubuh yang menimbulkan gejala,
artinya HIV sudah berubah menjadi AIDS. Timbul infeksi oportunistik yaitu infeksi yang
tidak berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal, namun dapat
berakibat fatal bagi orang yang mengidap HIV. Misalnya: sarkoma Kaposi dan
pneumonia Pneumocystis carinii.
 Adapun tanda-tanda AIDS antara lain:
o Penurunan 10% berat badan dalam waktu 1 bulan tanpa sebab yang jelas.
o Diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas.
o Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan.
o Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
o Kulit gatal di seluruh tubuh.
o Infeksi jamur kandida pada mulut, lidah atau tenggorokan.
o Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan.

 Sesuai dengan metode penularannya, maka kelompok berikut adalah yang paling
berisiko terinfeksi HIV:
 Pasien yang menerima transfusi produk darah atau transplantasi organ/jaringan
tubuh
 Individu dengan perilaku seksual yang memungkinkan kontak antara cairan
sperma atau cairan vagina dengan mukosa kemaluan, misalnya hubungan seks
tanpa penghalang (kondom)

90
 Pengguna narkotika suntik, terutama yang alat suntiknya digunakan bergantian
satu sama lain
 Mereka yang menggunakan alat tajam/suntik secara bergantian, misalnya jarum
tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat yang tidak disterilkan atau sekali
pakai.
 Bayi yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV
 Bayi yang disusui oleh ibu yang terinfeksi HIV, terutama bila ibu belum menerima
pengobatan
 Petugas medis yang sering terpapar alat suntik terkontaminasi

 HIV tidak ditularkan lewat kontak kasual, seperti berjabat tangan, berpelukan,
menggunakan toilet yang sama, bersin, batuk, gigitan serangga, ataupun minum dari
gelas yang sama. Virus HIV tidak bertahan lama di luar tubuh, terutama di tempat yang
kering.
 Pencegahan HIV mirip dengan pencegahan PIMS lainnya, namun ditambah aspek
penggunaan narkotika dan peralatan tajam. Pencegahan ini dikenal dengan metode
ABCDE.
A= Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual.
B= Be faithful, yaitu tetap setia pada satu pasangan seksual.
C= Condom, gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
D= Don’t use drugs, tidak mengkonsumsi NAPZA, khususnya yang menggunakan
suntikan
E= Equipment, berhati-hati terhadap peralatan yang berisiko membuat luka dan
digunakan secara bergantian (bersamaan), misalnya jarum suntik, pisau cukur, dll.

 Dari semua metode pencegahan penularan HIV lewat hubungan seksual, abtinensi
merupakan metode yang paling efektif. Namun, jika seseorang karena satu dan lain hal
akhirnya melakukan hubungan seksual, sebaiknya ia menggunakan kondom untuk
menurunkan risiko penularan dan bersikap setia dengan satu pasangan. Meskipun
kondom tidak dapat dikatakan 100% efektif, namun penggunaannya tetap disarankan,
karena walaupun seseorang sudah bersikap setia dengan satu pasangan, tetap ada
kemungkinan bahwa pasangannya tersebut telah terinfeksi HIV.

Panduan Umum tentang IMS


Jenis IMS Penyebab Gejala Akibat
HIV/AIDS Virus Gejala terjadi HIV tidak dapat
beberapa bulan atau disembuhkan setelah
tahun setelah infeksi Anda terinfeksi dan
dan dapat termasuk: hidup dengan virusnya.
• Keletihan yang Jika Anda tidak memiliki
terus- menerus akses terhadap
perawatan perpanjangan
umur, HIV dapat

91
• Kehilangan lebih berkembang menjadi
dari 10 persen berat AIDS, yang dapat
tubuh berakibat fatal.
• Diare dan demam Anda dapat menularkan
yang terus menerus HIV kepada pasangan
seksual atau seseorang
yang berbagi jarum atau
bertukar darah dengan
Anda. HIV dapat
diturunkan dari ibu ke
anak saat kehamilan,
persalinan, atau proses
menyusui.
Gonorea Bakteri
(Kencing Nesseria
Nanah) gonorroea kencing bengkak, dan wanita.
nyeri, gatal,
memerah dan masuknya virus HIV.
mengeluarkan cairan
putih atau kuning
kehijauan. mengalami infeksi
nosokomial
keputihan yang lebih
banyak dan biasanya
nyeri saat BAK

Sifilis (Raja Bakteri


Singa) Treponema a
pallidum kemaluan tanpa menyebabkan kerusakan
disertai rasa sakit, berat pada otak dan
luka tunggal. jantung,

merah di tubuh tanpa penularan HIV,


gejala klinis yang
jelas, kelainan syaraf
pembuluh darah dan
kulit

Herpes Virus Herpes


Genitalis simplex
kesemutan. mengganggu aktivitas.

yang nyeri dan penularan virus HIV.


berbentuk seperti
anggur pada bayi baru lahir

92
kemaluan dan
meninggalkan luka
yang kering dan
berkerak lalu hilang
sendiri

Trikomoniasis Protozoa Jarang menimbukan


Trikomonas gejala. Namun pada
Vaginalis wanita biasanya penularan HIV.
mengalami keputihan
berwarna kunig
kehijauan, berbusa
dan berbau busuk
Hepatitis B Hepatitis B Kanker hati
Virus
mata berwarna
kuning.

lesu

Infeksi HPV Human Muncul kutil di Kutil kelamin. Kanker


Papiloma Virus sekitar alat kelamin serviks (leher rahim)

NAPZA
 NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
 Sedangkan NARKOBA adalah nama yang lebih populer di masyarakat yaitu singkatan
dari Narkotika dan Bahan/Obat Berbahaya.
 Penyalahgunaan NAPZA, Penyalahgunaan obat-obatan adalah penggunaan obat-obatan
yang tidak benar. Saat obat-obatan dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa resep
dokter, akan dapat menjadi berbahaya bagi tubuh. Penggunaan obat atau zat ilegal juga
merupakan perilaku penyalahgunaan. Penggunaan obat-obatan tanpa izin dokter dan
penggunaan obat-obatan untuk tujuan yang berbeda dari apa yang
ditentukan juga termasuk penyalahgunaan obat-obatan.
 Penyalahgunaan obat-obatan atau zat-zat dapat mempengaruhi otak dan pikiran
dengan menstimulasi, membuat menjadi depresi, atau mengacaukannya/ membuatnya
menjadi tidak teratur.

93
CONTOH PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN
KLASIFIKASI CONTOH NAMA DESKRIPSI EFEK DURASI GEJALA
JALANAN EFEK PENYALAH
GUNAAN
Narkotika Opium; Putaw Putih, abu- Euforia, 3-6 jam Mata berair;
Heroin; abu, coklat, mengantuk, hidung
Morfin; hitam; melemahnya berlendir; iritasi;
Kodein; berbentuk pernapasan, tremor; panik;
seperti tar apatis, menggigil; kram;
bila dihisap,berkurangny kematian
disedot, a keinginan prematur
dan seksual,
disuntikkan mual, pupil
mengecil
Stimulan Kokain; Crack; Bubuk Meningkatny Kokain: Disorientasi;
Amfetami Sabu-sabu kristal halus a 1-2 jam apatis, mudah
n yang putih; kewaspadaan Amfeta marah; depresi
tablet atau , min: 2-
kapsul; kegembiraan, 4
dihirup; euforia; jam
disedot meningkatny
a detak
jantung;
insomnia;
berkurangny
a selera
makan
Depresan Barbiturat Pil Nipam Tablet atau Disorientasi, Barbitu Keresahan;
(Sedatif ; kapsul yang menurunnya rat: 1- insomnia;
Hipnotik) Benzo dikonsumsi daya ingat, 16 jam tremor;
Diazepin; secara oral sulit Lainnya kebingungan;
Valium; atau berbicara, : 4-8 kejang-kejang;
Alkohol disuntikkan; kurangnya jam kerusakan hati
(bir, cairan yang koordinasi (alkohol);
anggur, diminum; motorik kemungkinan
gin, dll.) kapsul dan meninggal
tablet
Halusinogen LSD PCP; Angel Bubuk; Pikiran 8-12 Berkilas balik;
(Lysergic Dust cairan yang kacau; jam panik;
acid diminum halusinasi; melakukan
Diethylami atau persepsi kekerasan;
de); PCP disuntikkan; waktu dan psikosis;
(Phencycli berwarna jarak buruk halusinasi parah
ndine); hijau (masih
Mescaline segar)

94
LEMBAR KERJA REMAJA MATERI MODUL 13
Pilih pernyataan dan jawaban yang benar pada kolom kanan, lalu tarik garis untuk
menghubungkan antar pernyataan

AIDS Meningkatnya
kewaspadaan,
kegembiraan, euforia
HIV Infeksi Menular
Seksual
IMS Acquired Immune
Deficiency Syndrome
Narkotika Stimulan Disorientasi,
menurunnya daya
ingat, sulit berbicara,
kurangnya koordinasi
motorik
Narkotika Depresan Human
Immunodeficiency
Virus

Jawaban (untuk Fasilitator)

AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome


HIV Human Immunodeficiency Virus
IMS Infeksi Menular Seksual
Narkotika Stimulan Meningkatnya kewaspadaan, kegembiraan, euforia
Narkotika Depresan Disorientasi, menurunnya daya ingat, sulit berbicara,
kurangnya koordinasi motorik

95
Modul 14
Tindakan Berbahaya

1. Tujuan :
Umum :
Memahami akibat dari praktik tradisional yang umum terjadi terhadap kesehatan dan
kelangsungan hidup anak muda, terutama perempuan.

Khusus :

1. Mengetahui Tindakan Sunat Perempuan


2. Memahami Tindakan Berbahaya dan dampak dari Perkawinan Usia Anak
3. Mampu mengetahui dampak dari berbahayanya Aborsi Tidak Aman

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama sesi
berlangsung. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart yang berisi
kesepakatan bersama.
3. JELASKAN bahwa pertemuan ini akan membahas tradisi yang mempengaruhi kehidupan
anak muda. Tekankan bahwa sesi ini akan membahas beberapa praktik yang
membahayakan, khususnya bagi perempuan. Minta peserta untuk menceritakan
tentang makna tradisi bagi mereka dan untuk menyebutkan beberapa tradisi yang
mereka harus ikuti.
4. JELASKAN bahwa beberapa tradisi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan
keberlangsungan hidup perempuan. Minta peserta untuk mengidentifikasi tradisi yang
berkaitan dengan siklus hidup perempuan (tradisi untuk anak perempuan mungkin
berbeda dari tradisi untuk perempuan dewasa).
Jawaban yang muncul dapat berupa:
a. Perkawinan usia anak

96
b. Sunat perempuan
c. Tanda suku di wajah, tangan, perut
d. Pantangan tentang menstruasi
e. Pantangan atau anjuran tentang makanan
f. Tradisi lain di komunitas/budaya Anda
5. JELASKAN bahwa tradisi dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Mintalah
peserta memberikan contoh tradisi yang dulu diikuti oleh kakek dan nenek mereka
tetapi sekarang sudah tidak diikuti lagi, atau contoh tradisi di tempat lain.
1. BAGI peserta menjadi dua kelompok dan ajak setiap kelompok untuk memainkan
sandiwara singkat tentang tradisi yang berbahaya bagi anak perempuan dan laki- laki di
komunitas mereka.
2. PILIH peserta lain untuk menjadi juri untuk menentukan kelompok mana yang lebih
dapat membawakan pesan cerita tentang tradisi yang berbahaya di komunitas.

97
LEMBAR MATERI MODUL 14

APA ITU SUNAT PEREMPUAN?


Sunat perempuan juga dapat disebut sebagai pemotongan alat kelamin perempuan atau
mutilasi genital perempuan karena bahaya pelaksanaan praktik ini. Sunat perempuan adalah
nama yang disepakati bersama untuk praktik pemotongan alat kelamin perempuan. World
Health Organization (WHO – Organisasi Kesehatan Dunia) mendeskripsikan sunat perempuan
sebagai segala jenis prosedur yang melibatkan pemotongan/ pengangkatan sebagian atau
keseluruhan alat kelamin eksternal perempuan atau pelukaan terhadap organ perempuan
lainnya dengan alasan kultural atau alasan non-medis lainnya. Praktik seperti ini harus
dihentikan karena berbahaya bagi kesehatan perempuan. Praktik ini tidak sama dengan sunat
laki-laki dan seharusnya tidak disamakan dengannya. Sunat laki-laki dapat membantu,
melindungi dari risiko kanker pada penis, dan mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan
perempuannya. Sunat laki-laki juga mencegah terjadinya radang kelenjar dan radang kelenjar
dan kulup. Yang paling penting, sunat laki-laki dapat menurunkan risiko beberapa infeksi
menular seksual pada laki-laki, termasuk HIV/ AIDS. Sementara sunat perempuan tidak
membawa manfaat, dan sebaliknya meningkatkan risiko perempuan tertular HIV/ AIDS.

Jenis-Jenis Sunat Perempuan


Organisasi Kesehatan Dunia telah mengidentifikasi empat jenis sunat perempuan:
a. Tipe I, yang disebut klitoridektomi, yang merupakan pemotongan kulup (prepuce - lipatan
kulit yang mengelilingi dan melindungi klitoris), kadang juga dengan sebagian atau seluruh
bagian klitoris (artinya, klitoris dipotong sebagian atau seluruhnya).
b. Tipe II, yang disebut pemotongan, yaitu pemotongan klitoris dan sebagian, atau seluruh,
bagian labia minora (pemotongan dilakukan tanpa penjahitan).
c. Tipe III, yang disebut infibulasi, adalah pemotongan sebagian atau seluruh alat kelamin
eksternal (klitoris, labia minora, dan labia majora) dengan atau tanpa penjahitan. Kedua sisi
labia majora kemudian dijahit menutupi uretra dan bukaan vagina - hanya sebuah bukaan kecil
saja (sebesar kepala pulpen atau ujung jari kelingking) yang dibiarkan terbuka untuk saluran
urine dan darah menstruasi.

d. Tipe IV adalah yang tidak terklasifikasi – prosedur yang dilakukan pada alat kelamin
perempuan untuk tujuan non-medis. Ini termasuk penusukan, pelubangan, pengirisan,
pengolesan, dan penggoresan terhadap klitoris, dan juga pemotongan bukan vagina, baik
anterior (luar) atau posterior (dalam), ke dalam jaringan sekitarnya, yang dapat merusak
bukaan uretra atau rektum dan anus.

98
Sunat perempuan masih banyak terjadi di seluruh Indonesia, walaupun di beberapa daerah
praktiknya lebih umum dilakukan dibandingkan di daerah lain.

Dampak Sunat Perempuan

Secara ilmiah, sunat perempuan belum terbukti mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan oleh
praktik tradisional yang disebutkan di atas. Sebaliknya, sunat perempuan telah dibuktikan
sebagai praktik yang membahayakan bagi kesehatan perempuan. Sunat perempuan juga
mempunyai implikasi jangka pendek dan panjang yang serius bagi kesehatan fisik, emosional,
dan reproduksi perempuan.

Beberapa di antaranya adalah:


a. Pendarahan parah yang berujung kepada syok dan kematian
b. Rasa nyeri yang parah, tidak hanya saat dan setelah praktik pemotongan pertama, tapi juga
dalam jangka panjang
c. Infeksi, termasuk infeksi pelvis, tetanus, HIV, dll.
d. Hubungan seksual yang menyakitkan
e. Kelahiran yang terlampau lama dan terhambat, yang dapat berujung kepada komplikasi
f. Keguguran dan kerusakan otak
g. Masalah seksual seperti tidak adanya nafsu birahi dan tidak terjadinya orgasme, dll.
h. Kesulitan buang air kecil (rasa terbakar, penyumbatan, dll.)
i. Trauma psikologis, termasuk perasaan ketidakmampuan dan kurang kepercayaan diri
j. Terbentuknya keloid
k. Infertilitas/kemandulan sebagai akibat dari infeksi kronis

Sunat perempuan juga dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan
pelanggaran hak perempuan untuk kesehatan dan kebebasan untuk memilih.
Penting untuk mengakhiri diskusi ini dengan pesan harapan bagi perempuan yang telah disunat
– pesan bahwa mereka dapat menjalani hidup yang normal dengan perawatan dan konseling
yang cukup.

99
Perkawinan Usia Anak
Perkawinan usia anak adalah perkawinan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang
berumur kurang dari 18 tahun, baik yang legal maupun tidak. Perkawinan ini biasanya
direncanakan oleh anggota keluarga yang sudah dewasa. Perkawinan usia anak adalah praktik
tradisional yang berbahaya karena efek negatifnya dan merupakan pelanggaran hak
perempuan untuk memilih dengan siapa dan kapan ia menikah.

ALASAN PERKAWINAN USIA ANAK


a. Alasan kultural: Untuk memastikan sang anak menikah dengan seseorang yang
dipercaya keluarga akan merawatnya. Di wilayah dimana perkawinan biasa dilakukan di usia
yang lebih muda, perempuan yang terlambat kawin bisa mendapat predikat “perawan tua”.
b. Alasan ekonomis: Beberapa orang tua memberikan anak perempuannya untuk dinikahi
dengan tujuan untuk mendapatkan mas kawin, yang dapat berupa uang, barang, atau ternak.
Ada juga yang menikahkan anak perempuannya untuk melunasi hutang finansial yang tidak
dapat dibayarkan. Maka dari itu, sang anak merepresentasikan nilai finansial dari hutang
tersebut. Beberapa orang memberikan anaknya untuk dinikahi sebagai hadiah untuk
menunjukkan rasa hormatnya terhadap seorang individu, seperti raja.
c. Untuk mempertahankan ‘kemurnian’ sang anak dan menghindari konsekuensi sosial dari
kehamilan usia anak (remaja perempuan yang hamil namun belum bersuami mengalami
stigma, sehingga sering kali dianggap lebih baik menikah saja).
d. Untuk menjaga nama baik keluarga pada saat seorang anak perempuan hamil di usia anak, di
luar nikah, walaupun sering kali perkawinan dengan alasan seperti ini menjadi beban karena
anak belum siap secara mental untuk menjalani kehidupan rumah tangga, terlebih lagi jika
perempuan dan laki-laki sama-sama masih usia anak.

Dampak

 Putus sekolah. Setelah perkawinan, sekolah bukan lagi menjadi hal prioritas keluarga.
 Daya saing rendah untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan jenjang karir yang baik.
 Rentan untuk mendapatkan perlakuan kekerasan berbasis gender karena
kekurangmatangan emosi dalam membina rumah tangga.
 Kurangnya perawatan kehamilan. Hal ini bisa sebabkan karena kurangnya nutrisi.
 Tekanan darah tinggi. Risiko yang lebih berat mungkin akan terjadi, yakni eklampsia
(kejang-kejang).
 Kelahiran bayi premature yaitu bayi yang lahir sebelum usia 38 minggu disebut prematur.
Kehamilan pada usia yang terlalu muda meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada
ibu dan bayi.
 Bayi kekurangan berat badan. Untuk beberapa kasus, bayi membutuhkan perawatan
khusus di unit perawatan neonatal (baru lahir) di rumah sakit setelah kelahiran.
 Kematian Ibu dan Janin. Pendarahan saat melahirkan disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah yang menyebabkan perdarahan relatif lebih sulit berhenti. Kondisi
lambatnya proses pembekuan darah juga bisa turut memperparah.
 Proses persalinan yang memakan waktu lama dan usia anak yang belum sempurna
mengakibatkan sang ibu harus mengejan lebih berat.

100
Aborsi Tidak Aman
 Aborsi atau abortus secara kebahasaan berarti keguguran kandungan, pengguguran
kandungan, atau membuang janin.
 Aborsi di Indonesia merupakan hal ilegal menurut Undang Undang Kesehatan kecuali
karena adanya indikasi medis dan akibat dari perkosaan. Karena ilegal, maka banyak
perempuan memilih melakukan aborsi tidak aman.
 Aborsi tidak aman ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari minum minuman
tradisional, pergi ke tukang urut, dukun pijat atau dukun beranak yang sangat
berbahaya karena penolongnya tidak terlatih atau berkompeten, dilakukan di tempat
yang tidak higienis, peralatan medis tidak tersedia dan tidak memenuhi standar
minimal, serta metode atau prosedur tindakan aborsi yang dilakukan sangat berbahaya
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara medis. AB 5

Dampak Aborsi Tidak Aman

1. Jika dilakukan dengan menggunakan alat-alat tidak standar dan tajam misalnya lidi,
ranting pohon, atau yang lainnya, maka resiko rahim robek atau luka besar sekali.

2. Rahim yang lebih dari 3 kali di aborsi beresiko infeksi, atau bahkan memicu tumbuhnya
tumor

3. Aborsi ilegal yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, dapat menyebabkan proses
kuretasi tidak bersih hingga menjadi pendarahan hebat.

4. Peralatan yang tidak steril akan memicu munculnya infeksi di organ reproduksi wanita.

5. Bagi pelaku, rasa berdosa yang timbul karena aborsi dapat menyebabkan mereka
menderita depresi, berubah kepribadiannya jadi introvert

6. Jika pelaku aborsi kelak hamil kembali dengan kehamilan yang diinginkan, maka
kehamilan tersebut ada kemungkinan besar akan bermasalah, atau janin dapat
mengalami masalah pada mata, otak atau alat pencernaannya

101
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 14

Pernyataan Jawaban

Apakah pendapat kamu berubah mengenai


kapan seseorang dapat menikah? Berikan
alasannya.

Apakah menurut kamu boleh seseorang


menikah pada usia anak? Berikan
alasannya.

Apakah menurut kamu sunat perempuan


itu penting? Berikan alasannya.

102
Modul 15
Persiapan Pernikahan

1. Tujuan :
Umum :
Hubungan antara seorang perempuan dengan suaminya adalah bagian yang sangat penting
dalam kehidupannya. Pengambilan keputusan di dalam keluarga biasanya merupakan bagian
dari peranan laki-laki, walaupun keputusan tersebut akan mempengaruhi perempuan. Banyak
perempuan ingin menjadi pihak yang setara di dalam pernikahan dan keluarga.

Khusus :

1. Mengetahui bagaimana memilih pasangan untuk anak remajanya


2. Mengetahui apa saja kesiapan menikah

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta dan INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait
peraturan selama sesi berlangsung. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart
yang berisi kesepakatan bersama.
2. TAMPILKAN gambar sebuah pasangan yang baru menikah dan buat diskusi tentang
pernikahan dan mengapa orang menikah.
3. 3. JELASKAN bagaimana perencanaan pernikahan, dimulai dari memilih pasangan dan
apa saja kesiapan-kesiapan yang harus dimiliki untuk pernikahan.
4. Di dalam kelompok kecil, AJAK para peserta untuk membuat daftar kualitas seorang
teman yang baik. Ingatkan peserta pada beberapa kualitas yang mereka identifikasi dari
sesi sebelumnya mengenai persahabatan. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, tulis
daftarnya pada flipchart atau papan tulis. Tulis judul “Teman” di atas daftar.

103
5. Di dalam kelompok kecil, AJAK peserta untuk membuat daftar sifat-sifat seorang suami
dan istri yang baik. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, buat dua daftar pada flipchart
dan tulis judul "Suami" dan "Istri" di atas.

6. TUKAR judulnya dan ajak peserta untuk mengevaluasi apakah ini bisa dilakukan atau
tidak.

104
LEMBAR MATERI MODUL 15

Memilih Pasangan

1. Bersama-sama dengan semua peserta, BUAT DAFTAR seluruh tahapan yang dilalui oleh anak
muda menuju pernikahan menurut tradisi/komunitas setempat, sejak pertama bertemu hingga
menikah. (Tulis langkah-langkah tersebut pada flipchart atau papan tulis. Pastikan untuk
menulis seluruh tahapan, kapan mereka terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana keputusan
dibuat).
2. DISKUSIKAN harapan komunitas tradisional dalam merencanakan pernikahan, dengan
menanyakan:
 Siapa yang menentukan seseorang akan menikah? (Satu kontributor utama atau
banyak.)
 Siapa yang seharusnya terlibat dalam keputusan ini? (Diskusi ini seharusnya
memunculkan debat mengenai peran orang tua, kakek-nenek, calon suami dan calon
istri).
 Siapa yang akan menanggung konsekuensi dari kep utusan tersebut? (Jawabannya tentu
saja calon suami dan istri, dan implikasinya adalah bahwa mereka berdua harus terlibat
 dalam pembuatan keputusan tersebut). Diskusikan elemen-elemen lain dalam proses ini
(mas kawin/ mahar/ belis, preferensi kesukuan, harapan
 komunitas/tradisi, agama, golongan/status, etc.)
 Apa dampak tradisi terhadap kapasitas calon suami maupun istri untuk menentukan
siapa yang seharusnya mereka nikahi?
 Bagaimana perasaan Anda mengenai tradisi seperti ini?
 Apa hubungannya cinta dengan ini? Apa itu cinta sejati? Bagaimana cara kerjanya dalam
pernikahan yang sehat?
 Bagaimana kita bisa menghormati tradisi namun tetap menghormati kebutuhan diri kita
sendiri dan calon pasangan hidup (suami atau istri) untuk dilibatkan dalam pilihan ini?

KESIAPAN MENIKAH

A. Pentingnya Kesiapan Menikah


Ketika seseorang akan memasuki gerbang pernikahan dan menjalani tahapan
perkembangan keluarga tentu diperlukan kesiapan. Persiapan sebelum menikah menjadi hal
yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berkeluarga. Memasuki jenjang
pernikahan berarti calon pasangan harus siap dengan tugas dan peran baru dalam rumah
tangga. Setelah menikah maka seseorang harus menyesuaikan diri dengan pasangan tidak
hanya karena harus berada di tempat tinggal yang sama, namun juga menyesuaikan diri dengan
kebiasaan dan karakter satu sama lain. Siap menikah berarti siap dengan segala perubahan
yang hadir dalam perjalanan kehidupan pernikahan. Perubahan-perubahan baik fisik maupun
non-fisik akan selalu mengiringi pasangan suami istri untuk mewujudkan tujuannya dalam
kehidupan berkeluarga. Penyesuaian terhadap peran dan tugas bagi pasangan khususnya di
awal pernikahan tentu berpotensi menimbulkan masalah dan konflik pada pasangan. Salah satu
penyebab sulitnya menjalankan tugas baru adalah kurangnya kesiapan diri untuk menjalankan
tugas tersebut. Kesiapan menikah merupakan kesediaan individu untuk mempersiapkan diri

105
membentuk suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga dan rumah tangga yang kekal dan diakui secara agama, hukum dan
masyarakat.
Seorang laki-laki harus siap menjalani peran sebagai suami yang akan menjadi seorang
ayah dan seorang perempuan harus siap menjadi istri yang tentunya akan menjadi seorang ibu.
Salah satu bentuk penyesuaian fungsi dan peran dari sepasang suami istri yang tidak mudah
ialah dalam hal mengasuh anak. Kehadiran buah hati seringkali menimbulkan masalah
tersendiri dalam sebuah keluarga yang baru menikah terlebih ketika pasangan tersebut belum
memiliki kesiapan menikah yang baik. Pasangan harus memiliki cara yang disepakati bersama
mengenai segala hal yang berhubungan dengan perencanaan yang berkaitan dengan cara
pengasuhan anak. Kesiapan menikah sangat penting untuk dipelajari karena hal ini merupakan
dasar dalam membuat keputusan dengan siapa akan menikah, kapan harus menikah, kenapa
harus menikah, perilaku penundaan pernikahan serta upaya meneruskan generasi.

B. Faktor-Faktor Penting dalam Kesiapan Menikah


Ketika seseorang memiliki maksud untuk menikah namun tidak mempersiapkan diri
dengan baik maka ia telah bersiap untuk gagal dalam pernikahannya. Beberapa bentuk
kesiapan menikah yang patut diperhatikan oleh remaja maupun dewasa awal dalam
mempersiapkan pernikahan yaitu:

a) Kesiapan Usia
Kesiapan usia adalah kesiapan umur untuk menikah yaitu minimal 20 tahun untuk
melangsungkan pernikahan. Pentingnya kesiapan usia ini untuk mempersiapkan pola pemikiran
yang matang dalam mempersepsikan sebuah pernikahan. Kesiapan ini juga dibutuhkan supaya
individu sudah mengetahui dan memiliki pengetahuan tentang melahirkan dan merawat anak
serta kehidupan berkeluarga.
Dampak positif jika usia menikah lebih matang adalah berhubungan dengan
kematangan secara emosi dan kedewasaan dalam menyikapi kehidupan pernikahan.
Kematangan usia ini akan berkaitan dengan kematangan organ biologis dalam melakukan
hubungan seksual dalam pernikahan. Dampak apabila menikah diusia yang belum matang akan
menyebabkan pengetahuan tentang pernikahan masih minimal, emosi yang belum stabil
sehingga menyebabkan stress dan tertekan, angka kematian ibu-anak semakin tinggi, dan
tekanan ekonomi pasangan suami istri semakin tinggi. Selain itu, kemandirian pasangan yang
masih rendah, rawan dan belum stabil dalam menghadapi permasalahan sehingga rawan
terjadi perceraian.

b) Kesiapan Finansial
Kesiapan finansial bagian dari kemandirian keuangan sehingga kriteria ini sangat penting
untuk kesiapan menikah. Dalam hal ini kesiapan finansial dapat dilihat dari ketercukupan uang
yang dimiliki, kemandirian finansial (tidak merepotkan orang tua dan keluarga besar), memiliki
jenjang karier yang tetap dalam jangka panjang, termasuk cara mengelola keuangan dan
sumberdaya keluarga serta memiliki tabungan keluarga. Kesiapan ini penting dikarenakan
untuk mengelola sumberdaya dan mencapai kesejahteraan keluarga.
Dampak positif apabila kesiapan finansial sudah optimal maka keluarga akan dapat
mengelola sumberdaya dengan baik, mampu mencukupi kebutuhan keluarga, serta dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga hubungan pasangan suami istri menjadi

106
harmonis. Dampak negatifnya keluarga tidak dapat mengelola sumberdaya dengan baik, tidak
dapat mencukupi kebutuhan sehingga rawan terjadinya pertengkaran dan perselisihan serta
berujung perceraian.

c) Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik adalah kesiapan secara biologis seperti kesiapan organ biologis untuk
melakukan hubungan seksual dan kemampuan untuk melakukan pengasuhan serta melakukan
pekerjaan rumah tangga. Kesiapan fisik dianggap penting supaya individu dapat
mempersiapkan organ-organ biologis dan menjaga serta merawat kesehatannya untuk
mencapai tubuh yang sehat.
Dampak positif apabila seseorang memiliki kesiapan fisik yang baik adalah individu
dapat merawat dan membersihkan diri dengan baik sehingga dapat melakukan hubungan
seksual dengan baik. Selain itu, individu yang sehat dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
sehingga rumah menjadi rapih an bersih. Kemudian individu yang sehat akan dapat mengasuh
dan merawat anak dengan baik. Dampak jika tidak dipersiapkan dengan baik maka individu
kurang optimal dalam melakukan hubungan seksual dan merawat anak serta tidak dapat
menjaga kesehatannya dengan baik.

d) Kesiapan Mental
Kesiapan mental adalah kemampuan individu dalam mempersiapkan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi, siap dalam mengantisipasi resiko yang ada, dan
menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan. Penting melakukan kesiapan ini untuk
mempersiapkan dan mengantasipasi segala kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan
berkeluarga.
Dampak positif dari kesiapan mental yang baik adalah dapat mempersiapkan rencana
dengan baik dikarenakan sudah memiliki cara untuk mengantisipasi permasalahan keluarga.
Selain itu individu yang memiliki kesiapan ini dapat merencanakan kehidupan pernikahan.
Dampak jika tidak memiliki kesiapan mental maka individu akan tertekan dan stress ketika
menghadapi permasalahan pernikahan.

e) Kesiapan Emosi
Kesiapan emosi adalah kemampuan individu dalam mengontrol emosi yang baik untuk
menghindari perilaku yang tidak baik dan kekerasan serta untuk mengungkapkan perasaannya
kepada orang-orang disekitarnya. Individu yang memiliki kesiapan emosi yang baik dapat
mengatur dan mengelola perasaannya dengan baik sehingga dalam menghadapi permasalahan
dapat memposisikan diri dengan baik
Dampak positif dari kesiapan emosi adalah dapat memiliki kemampuan memahami
perasaan diri sendiri dan orang lain, dapat mengelola perasaan dan mengungkapan perasaan
sesuai dengan porsinya, dan dapat mengungkapkan serta menjalin keterbukaan dengan orang
di sekitar. Jika tidak memiliki kesiapan emosi yang baik maka individu akan mengalami
permasalahan dengan orang sekitar karena terjadinya kesalahpahaman, tidak dapat
mengungkapkan keinginan dan harapannya, dan memungkinkan terjadinya pertengkaran atau
perselisihan.

f) Kesiapan Sosial
Kesiapan sosial adalah kemampuan untuk mengembangkan berbagai kapasitas untuk
mempertahankan pernikahan. Selain itu terdapat interaksi antara individu dan masyarakat luas

107
seperti hubungan untuk diterima lingkungan sekitar dan dapat menyediakan karier untuk masa
depan keluarganya. Kesiapan sosial dibutuhkan untuk individu supaya mampu melakukan
penyesuaian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu dapat menjalin hubungan dengan
lingkungan luas sehingga dapat memungkinkan mendapatkan manfaat untuk jenjang karier
atau sebagainya.
Apabila individu memiliki kesiapan sosial yang baik maka dapat berhubungan dengan
lingkungan sekitar dengan baik, sehingga hubungan dengan keluarga besar dan tetangga
menjadi harmonis. Selain itu juga dapat melakukan penyesuaian dan kerjasama dengan
masyarakat luas. Jika individu tidak memiliki kesiapan sosial maka individu tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitar sehingga menyebabkan terjadinya kesalahpahaman.

g) Kesiapan Moral
Kesiapan moral adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai
kehidupan yang baik seperti komitmen, kepatuhan, kesabaran, dan memaafkan. Pentingnya
kesiapan ini sebagai pedoman dan prinsip dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan dapat
digunakan untuk membentuk kepribadian dalam berhubungan dengan pasangan dan keluarga
besar.
Individu yang mempersiapkan moral dengan baik maka dapat membedakan mana yang
benar dan salah dalam mengaplikasikan ke nilai-nilai kehidupan pernikahan dan menjadikan
individu yang berkualitas sehingga dapat mendidik generasi selanjutnya untuk memiliki moral
yang baik. Selain itu, apabila pasangan suami istri memiliki moral yang baik maka dapat
menjadikan keluarga harmonis dikarenakan pasangan suami istri selalu menjaga komitmen,
saling menghargai dan mematuhi. Apabila individu tidak memiliki kesiapan moral yang baik maka
dikhawatirkan tidak memiliki prinsip dan pegangan nilai-nilai kehidupan yang baik sehingga dapat
memutuskan sesuatu tergesa-gesa tanpa memikirkan akibatnya. Individu juga dikhawatirkan
tidak menjaga komitmen sehingga akan tergoda dengan orang lain yang menyebabkan
pernikahan menjadi berantakan.

h) Kesiapan Interpersonal
Kesiapan interpersonal adalah kemampuan individu dalam melakukan kompetensi
dalam berhubungan seperti pasangan suami istri harus saling mendengarkan, membahas
permasalahan pribadi dengan pasangan, dan menghargai apabila terdapat perbedaan. Individu
membutuhkan kesiapan ini untuk memahami individu yang lainnya, dapat menghargai dan
tenggang rasa dengan orang lain serta dapat peduli dengan lingkungan sekitar.
Jika individu memiliki kesiapan interpersonal yang baik maka dapat saling memahami dan
peduli sehingga mencapai kepuasan pernikahan dan tercapai kesejahteraan keluarga. Dampak
negatif jika tidak memiliki kesiapan interpersonal yang baik adalah individu akan lebih sering
mengalami perselisihan dikarenakan tidak mau saling memahami dan peduli dengan orang lain.

i) Kesiapan Keterampilan Hidup


Keterampilan hidup adalah kemampuan yang dimilik individu dalam mengembangkan
berbagai kapasitas untuk memenuhi peran di dalam keluarga seperti menjaga kebersihan
rumah tangga, merawat dan mengasuh anak, melayani suami, dan sebagainya. Apabila individu
dapat mempersiapkan keterampilan hidupanya dengan baik maka dapat saling bekerja sama
dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Dalam hal ini dapat mewujudkan kepuasan dan
kesejahteraan keluarga.

108
Dampak positif jika individu memiliki kesiapan keterampilan hidup maka dapat
menjalankan peran suami istri dengan optimal sehingga dapat mewujudkan keluarga yang
tahan. Dampak negatif jika tidak memiliki keterampilan hidup akan bergantung pada orang lain,
sehingga dapat menyebabkan keluarga mengalami perselisihan.

j) Kesiapan Intelektual
Kesiapan intelektual adalah kesiapan yang berhubungan dengan kemampuan individu
dalam berfikir, menangkap informasi dan berhubungan dengan kemampuan mengingat.
Digunakan sebagai penunjang dan pendukung dalam mencari informasi dan pengetahuan
tentang pernikahan dan cara-cara merawat anak atau mengelola keuangan.
Dampak positif jika memiliki kesiapan intelektual adalah individu dapat semakin
memiliki pengetahuan dan informasi tentang pernikahan, pengetahuan pengasuhan yang
banyak sehingga dapat mengatasi apabila terdapat permasalahan atau hambatan. Dampak
negatif jika tidak memiliki kesiapan intelektual adalah dapat menyebabkan adanya
pertengkaran dan adanya kesalahan dalam memecahkan atau menganangi suatu permaslahan.

109
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 15

Pasangan yang menikah lah yang akan menanggung konsekuensi dari pernikahan. Karena itu,
mereka lah yang seharusnya memilih pasangan sendiri.
MINTA peserta untuk bicara kepada tiga pasangan menikah di dalam keluarga atau komunitas
dan ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

Pertanyaan Jawaban

Apakah pasangan juga dianggap sebagai


teman mereka? Mengapa iya atau
mengapa tidak?

Apa pendapat mereka mengenai tradisi


pernikahan di dalam keluarga/komunitas
mereka?

Apakah ada bagian-bagian dari tradisi


pernikahan yang seharusnya diubah?
Mengapa iya atau mengapa tidak?

Apakah perempuan dan laki-laki muda


harus terlibat dalam keputusan mengenai
siapa yang akan mereka nikahi? Mengapa
iya atau mengapa tidak?
Apa itu cinta sejati? Seperti apa cinta sejati
dalam pernikahan?

Apakah semua orang yang kalian ajak


bicara setuju? Anda setuju pada pendapat
siapa?

110
Modul 16
Perkembangan Keluarga

1. Tujuan :
Umum :
Sebelum mebentuk keluarga yang terdiri dari hubungan antara seorang perempuan dengan
suaminya adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupannya. Setiap orang perlu
memahami tahapan dan fungsi keluarga agar dapat membina keluarga sehat.

Khusus :

1. Mengetahui tahapan perkembangan keluarga


2. Mampu menjelaskan Fungsi keluarga

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama sesi
berlangsung. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart yang berisi kesepakatan
bersama.
3. LAKUKAN permainan seperti pada langkah-langkah pada lembar permainan
4. JELASKAN tentang tahapan perkembangan keluarga dan fungsi keluarga pada lembar materi
5. BERITAHU peserta bahwa Anda memiliki permainan mengenai istri dan suami sebagi
keluarga.
6. Taruh 10 potongan kertas di dalam sebuah tas. Misalnya:
a. Menyapu
b. Menggendong anak
c. Memasak
d. Menjemur

111
e. Menyetrika
f. Berbelanja
g. Bekerja
h. Membetulkan genteng
i. Mencuci motor
j. Menyetir mobil
7. MINTA satu peserta mengambil selembar kertas, membacakan tulisannya dan
memerankannya. Peserta yang lain akan menebak peran apa yang sedang dimainkan.
8. TANYAKAN pada peserta: Apakah peserta tersebut mendeskripsikan seorang istri?
Suami? Atau keduanya? Diskusikan.
9. LAKUKAN ini untuk setiap potongan kertas.

112
LEMBAR MATERI MODUL 16

TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

Ketika seseorang memutuskan untuk berkeluarga, tentunya ia perlu memahami


tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses berkeluarga. Ibarat siklus dalam kehidupan
manusia yang dimulai dari lahir hingga lansia, kehidupan berkeluarga juga diwarnai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Siklus atau tahapan dalam
keluarga dibagi menjadi delapan tahapan yaitu :
Tahap I : Pasangan baru menikah
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra-sekolah (anak tertua berumur 2 hingga 6 tahun)
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13 tahun)
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25 tahun)
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (anak pertama sampai anak
terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap VII : Orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)
Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas-tugas perkembangan yang
spesifik Tugas-tugas perkembangan dalam setiap tahanpan harus dilaksanakakan dengan baik
agar mampu beralih ke tahap berikutnya dengan sukses,. Tugas-tugas perkembangan keluarga
menyatakan tanggung jawab yang dicapai oleh suatu keluarga tiap tahap perkembangannya
sehingga dapat memenuhi (1) kebutuhan biologis keluarga, (2) pewarisan budaya keluarga,
serta (3) aspirasi dan nilai-nilai keluarga.
Selain itu, tugas-tugas perkembangan keluarga juga meliputi tugas-tugas spesifik pada
setiap tahap yang melekat dalam pelaksanaan delapan fungsi keluarga menurut BKKBN yang
terdiri dari (1) fungsi agama; (2) fungsi sosial budaya; (3) fungsi cinta dan kasih sayang ; (4)
fungsi perlindungan ; (5) fungsi reproduksi ; (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan ; (7) fungsi
ekonomi serta (8) fungsi lingkungan.

A. Tahap I : Pasangan Baru Menikah


Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru – keluarga
yang menikah dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim. Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah
menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan,
peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar hidup bersama
sambil memenuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas
perkembangan yang penting. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal
kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan,
tidur, bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari
rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan bagi berdua sebagai pasangan
suami-istri. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini, terbentuk suatu pola yang dipelihara
oleh pasangan dan setiap pasangan saling memantau tingkah laku pasangannya.
Perubahan peran dasar terjadi dalam tahapan baru menikah, karena mereka pindah dari
rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan dengan itu, mereka menjadi
anggota dari tiga keluarga, yaitu selain menjadi anggota keluarga dari keluarga asal, pasangan

113
suami istri ini juga menjadi anggota keluarga dari keluarga mereka sendiri yang baru saja
terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan untuk berinteraksi dengan orangtua mereka, sanak saudara dan ipar-ipar
mereka. Bagi pasangan tersebut, hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap
orangtua masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan
kenikmatan satu sama lain, tapi juga melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan
pihak luar yang mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.
Pada awal pernikahan, pasangan suami istri menghadapi pertanyaan yang harus
mereka jawab sendiri terkait “Apakah saat ini harus memiliki anak atau tidak” dan penentuan
waktu untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Jenis-jenis
perawatan kesehatan yang didapat keluarga selama masa kehamilan sangat memengaruhi
kemampuan keluarga dalam mengatasi perubahan-perubahan setelah kehamilan bayi. Jarak
kelahiran antara 2 dan 4 tahun serta usia ibu diatas 20 tahun merupakan faktor-faktor yang
dapat mengurangi tingkat kematian dan penyakit pada ibu dan bayi. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini yaitu membangun perkawinan yang saling memuaskan, menjalin
hubungan persaudaraan secara harmonis, dan keluarga berencana

B. Tahap II : Keluarga dengan kelahiran anak pertama


Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran pertama anak mereka, namun tak sedikit
pula yang merasa takut. Kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari,
karena ibu dan bayi tersebut mulai saling mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran yang telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada awalnya
terasa sulit karena merasa kurang siap menjadi orangtua baru serta kurangnya bantuan dari
keluarga dan teman-teman. Ibu juga mengalami kelelahan secara psikologis dan fisiologis. Ibu
sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan pekerja, selain merawat bayi.
Kondisi ibu semakin terasa sulit ketika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan
kelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar.
Kehadiran bayi dalam keluarga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota
keluarga. Perubahan peran baru sebagai orangtua dari bayi yang dilahirkan dan memulai
hubungan yang baru diantara anggota keluarga. Istri sekarang menjadi seorang ibu dan suami
sebagai ayah. Bagi keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh kehadiran seorang bayi
sangat berarti bagi saudaranya. Orang tua harus menyampaikan pada seorang anak untuk
menyesuaikan diri dengan seorang adik laki-laki atau perempuan yang baru dilahirkan.
Pada umumnya pasangan menganggap penyesuaian terhadap kehadiran bayi
merupakan perubahan hidup yang sulit. Kehadiran bayi membutuhkan perubahan peran yang
mendadak. Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab orangtua yang
baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap,
mendiskusikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dan kebutuhan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, dan menjalin silaturahmi dengan
keluarga besar.

114
C. Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun
dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan
penuh tuntutan bagi para orangtua. Kedua orangtua menghabiskan lebih banyak waktu di luar
rumah karena kemungkinan besar ibu bekerja, baik bekerja paruh waktu atau bekerja penuh.
Namun, orangtua tetap harus memiliki kesadaran bahwa peran orangtua di rumah ialah sebagai
“arsitek keluarga”, yaitu merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga, agar
perkawinan tetap hidup dan lestari. Pada tahap ini, anak-anak usia prasekolah harus banyak
belajar dalam hal kemandirian.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang bermain, kenyamanan, keamanan, mensosialisasikan nilai-nilai
kepada anak, dan mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan di luar keluarga (keluarga besar dan
masyarakat).

D. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah


Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun. Memasuki usia 13 tahun, merupakan awal dari masa
remaja. Tahapan ini merupakan fase paling sibuk bagi orang tua. Anak-anak telah memiliki
keinginan dan kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan
aktivitas sehari-hari di rumah. Tugas Perkembangan Keluarga pada tahap ini yaitu
mensosialisasikan kepada anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

E. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja


Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, maka tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat
lebih singkat ketika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun. Pada tahap ini anak-anak masih dalam usia sekolah.
Orangtua memiliki peran penting untuk mempersiapkan anak memasuki usia remaja
dalam hal :
1. Pertumbuhan fisik anak . Orangtua perlu memberikan pengasuhan yang baik, lingkungan
sehat, dan pengetahuan praktis mengenai gizi, serta memberikan aturan sesuai dengan
kondisi anak.
2. Perkembangan sosial anak. Orang tua harus mengerti bahwa pergaulan sebagai kebutuhan,
tak terkecuali bagi remaja. Bergaul dengan teman sebaya yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi kepribadian anak. Oleh karena itu orang tua perlu
memperhatikan siapa atau dengan kelompok mana anak boleh atau menghindari.
3. Perkembangan mental. Orangtua harus memperbaiki proses komunikasi verbal dengan
anak, berbicara sambil membimbing, penyediaan sarana dan fasilitas sesuai kebutuhan
anak.
4. Perkembangan spiritual. Orang tua perlu membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku
anak sesuai dengan ajaran agama, mengikutsertakan dalam kegiatan keagamaan serta
menciptakan suasana keluarga yang harmonis.

115
5. Mengembangkan minat dan bakat anak. Orangtua perlu memberi kesempatan kepada anak
untuk berkembang, kerjasama orang tua - keluarga besar - sekolah dengan mendorong
anak memiliki kegiatan lain yang produktif selain belajar. Penting bagi remaja diberikan
bimbingan agar keingintahuan yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang
positif, kreatif dan produktif
Tahapan kritis tugas perkembangan yang dihadapi oleh keluarga dengan anak usia
remaja adalah i: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan betanggung jawab mengingat
remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai mandiri; 2) Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga; 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua; 4)
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan bagi anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang keluarga anak. Hal ini berarti keempat tugas tersebut
merupakan tugas penting yang perlu dipenuhi oleh keluarga dengan anak usia remaja.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja secara umum meliputi: 1)
Menyediakan fasilitas untuk individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga; 2)
Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga; 3) Menetapkan pembagian tanggung
jawab dalam keluarga; 4) Membangun kembali hubungan pernikahan yang saling memuaskan;
5) Mempererat jarak komunikasi dalam keluarga; 6) memperbaiki hubungan dengan saudara,
teman dan kerabat.

F. Tahap VI : Keluarga yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda


Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama atau hingga anak terakhir
meninggalkan rumah orangtua atau yang dikenal dengan istilah “rumah kosong”. Tahap ini
dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah
atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah setelah tamat dari
SMA atau perguruan tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari anak-anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
Tugas-tugas perkembangan menjadi penting karena keluarga tersebut berubah dari
sebuah keluarga dengan anak-anak menjadi keluarga yang terdiri dari sepasang suami dan
isteri. Tujuan utama keluarga adalah mengatur kembali kehidupan keluarga menjadi sebuah
unit yang tetap berjalan dengan baik meskipun dalam kondisi melepaskan anak-anak yang
dewasa kedalam kehidupan mereka sendiri. Tugas Perkembangan Keluarga pada tahap ini yaitu
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan
melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan atau memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan, dan membantu orangtua lanjut usia dari suami maupun istri.

G. Tahap VII: Orang tua Usia Pertengahan


Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga adalah tahap usia pertengahan yang
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55
tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun. Bagi banyak keluarga, tahun-tahun ini
dipandang sebagai usia kehidupan yang paling baik. Keluarga-keluarga usia pertengahan
umumnya secara ekonomi lebih baik daripada tahap-tahap siklus kehidupan lain. Akan tetapi
bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah
penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal
menjadi membesarkan anak.

116
Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan
perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun
pertengahan. Tugas perkembangan keluarga yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang
tua lansia dan anak-anak, dan memperkokoh hubungan perkawinan

H. Tahap VIII: Keluarga dalam Masa Pensiun dan Lansia


Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal,
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat
berbeda dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara
yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari
mereka tergantung pada sumber-sumber finansial yang dirasa cukup untuk menghidupi
kebutuhan, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan status kesehatan individu
yang cukup baik. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan,
dan mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

FUNGSI KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

A. Penerapan Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat, acuan, dan pola hidup
setiap keluarga dalam mewujudkan keluarga sejahtera dan berkualitas. BKKBN membagi fungsi
keluarga, menjadi 8 fungsi yang setiap fungsinya mempunyai makna dan peran penting dalam
kehidupan keluarga. Adapun delapan fungsi keluarga terdiri atas:

I. Fungsi Agama
Keluarga adalah tempat pertama seorang remaja mengenal agama. Di dalam keluarga
ditanamkan, ditumbuhkan dan dikembangkan nilai-nilai agama sehingga remaja menjadi
manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa. Keluarga mengajarkan seluruh anggotanya untuk
melaksanakan ibadah dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keluarga juga berperan dalam pendidikan agama bagi anak-anak, terutama dalam
pembentukkan kepribadian. Pendidikan agama harus dimulai sejak dini karena pada saat usia
tersebut sudah siap menerima ajaran agama yang berkaitan dengan keimanan kepada Tuhan.
Pelaksanaan fungsi agama adalah untuk membentuk generasi masyarakat yang agamis, beriman,
dan percaya terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Mengajak dan mengajarkan anak untuk taat menjalankan ibadah sesuai agama yang
dipeluk
2. Mengajarkan dan selalu mengingatkan anak untuk menjauhi perbuatan yang dilarang
agama (seperti narkoba, mengejek, membunuh, mencuri, melakukan hubungan seksual
sebelum menikah, dll)
3. Mengajarkan anak untuk berperilaku sopan terhadap pemeluk agama lain
4. Mengajarkan anak untuk berteman dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

117
5. Melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan
6. Mengajarkan anak untuk menghargai dan menghormati hari besar/perayaan agama lain

II. Fungsi Sosial Budaya


Fungsi sosial budaya adalah fungsi keluarga yang memiliki peran penting untuk
menanamkan pola tingkah laku berhubungan dengan orang lain (sosialisasi). Keluarga juga
memberikan kesempatan kepada seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan. Fungsi sosial budaya membentuk generasi
yang dapat mempertahankan dan memelihara nilai luhur dalam kehidupan keluarga serta dapat
berinteraksi dan beradaptasi dengan kehidupan disekitarnya.

Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :


1. Mengajarkan anak untuk berteman tanpa membedakan suku dan budaya
2. Mengajarkan anak untuk selalu senyum dan menyapa jika bertemu dengan orang yang
dikenal
3. Mengajak anak dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan masyarakat
4. Mendukung anak untuk terlibat dalam kegiatan/organisasi di lingkungan rumah
5. Mengajarkan anak untuk hidup rukun dengan saudaara kandung, keluarga besar dan
teman
6. Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah (misalnya membersihkan halaman rumah,
membantu di dapur, merapikan kamar tidur, mengajak main adik, dll)
7. Mengajarkan anak untuk berbagi tanpa membedakan suku bangsa dan agama
8. Membiasakan anak untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan
9. Membiasakan diri dan mengajarkan anak untuk terbiasa mengucapkan tolong, maaf,
dan terimakasih
10. Mengajak anak untuk makan bersama, berdiskusi, dan berinteraksi

III. Fungsi Cinta Kasih


Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pembentukan
karakter atau akhlak anak. Fungsi cinta kasih mempunyai makna bahwa keluarga harus menjadi
tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan fungsi cinta kasih adalah untuk
membentuk anak yang lembut dan penurut.

Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :


1. Membiasakan atau mendukung anak untuk terlibat dalam kegiatan social di lingkungan
rumah atau sekolah
2. Mendengarkan keluhan anak dengan penuh perhatian dan membantu menyelesaikan
masalahnya
3. Mengajak anak untuk berkunjung dan bersilaturahmi ke kerabat/tetangga
4. Memperlakukan sama terhadap semua anak, jika salah diberi teguran dan jika berbuat
baik diberi pujian
5. Mempunyai waktu khusus yang rutin bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama
semua anggota keluarga
6. Mengajarkan anak untuk peduli terhadap anggota keluarganya

118
7. Melakukan komunikasi yang baik dengan anak sehingga anak tidak ragu bercerita
8. Mengajarkan anak untuk empati dan tidak mencela kepada orang yang lemah
9. Mengajarkan anak untuk tolong menolong

IV. Fungsi Perlindungan


Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarganya. Artinya
bahwa keluarga menjadi pelindung yang pertama dan utama dalam memberikan kebenaran dan
keteladanan kepada anak dan keturunannya. Fungsi perlindungan yang baik dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Memberi perhatian kepada anak ketika akan bermain, misal di mana, dengan siapa,
pulang jam berapa
2. Menegur dengan bahasa halus jika anak melakukan kesalahan
3. Membantu mencarikan solusi jika anak memiliki masalah
4. Mengajarkan anak untuk tidak dendam kepada orang-orang yang melakukan kesalahan
dengan cara mengajarkan anak untuk menerima maaf orang yang telah melakukan
kesalahan
5. Menanggapi dengan cepat ketika anak membutuhkan sesuatu dan berusaha dapat
memenuhinya dengan baik. Seandainya tidak dapat memenuhi, orang tua harus
memberikan penjelasan kepada anak bahwa keinginannya belum dapat dipenuhi saat ini
6. Memberi semangat kepada anak untuk terus berusaha menyelesaikan apa yang sedang
dilakukannya hingga tuntas
7. Mengajari anak untuk bersabar jika menghadapi kesulitan atau cobaan, dan orangtua
memberikan penjelasan upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan
8. Membiasakan anak untuk mulai memperhatikan penampilannya, seperti memakai baju
yang rapi dan sopan, rambut disisir rapi
9. Membiasakan anak untuk menjaga kebersihan lingkungan (tidak buang sampah sebarang,
tidak corat coret sembarangan)
10. Memenuhi dokumen legal dalam kehidupan berwarga negara antara lain memiliki
identitas diri dengan memilki Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran, dan Kartu
Keluarga.

V. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga,
bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga merupakan tempat mengembangkan
fungsi reproduksi secara menyeluruh diantaranya seksualitas yang sehat dan berkualitas,
pendidikan seksualitas bagi anak dan yang lainnya. Fungsi reproduksi sangat penting untuk
mengatur reproduksi sehat dan terencana sehingga anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi
penerus yang berkualitas.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Mengajarkan anak merawat kesehatan reproduksinya (misal orangtua memberikan
penjelasan apa yang harus dilakukan jika perempuan menstruasi dan laki-laki mimpi
basah)
2. Membiasakan anak untuk berpakain sopan

119
3. Mengajarkan anak cara bergaul/bermain dengan lawan jenis (misalnya dibatasi
waktunya, berperilaku sopan)
4. Menanamkan dengan tegas kepada anak untuk menjaga kesucian organ reproduksi
dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan menghindari
pelecehan seksual.

VI. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan


Keluarga sebagai tempat utama dan pertama memberikan pendidikan kepada semua
anak untuk bekal masa depan. Fungsi sosialisasi dan pendidikan memiliki makna bahwa keluarga
sebagai tempat untuk mengembangkan proses interaksi dan tempat untuk belajar bersosialisasi
serta berkomunikasi secara baik dan sehatKeluarga menyosialisasikan kepada anaknya tentang
nilai, norma, dan cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, mengajarkan tentang hal-hal yang
baik dan buruk maupun yang salah dan yang benar.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Tidak memarahi jika anak mengalami kegagalan
2. Memberi semangat jika anak mengalami kegagalan
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berteman/bergaul dengan teman
sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bergabung di organisasi yang ada di
lingkungan sekolah ataupun masyarakat
5. Mengajak anak bersilaturahmi ke keluarga besar/tetangga/rekan orangtua di kantor
6. Membiasakan anak untuk pergi sekolah tepat waktu
7. Mengajak anak dalam kegiatan sosial di lingkungan rumah
8. Membiasakan anak untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah aau tugas-tugas yang
diberikan di rumah

VII. Fungsi Ekonomi


Fungsi ekonomi bermakna bahwa keluarga sebagai tempat membina dan menanamkan
nilai-nilai keuangan keluarga dan perencanaan keuangan keluarga sehingga terwujud keluarga
sejahtera. Pelaksanaan fungsi ekonomi untuk mewujudkan generasi cerdas dalam mengatur
keuangan keluarga sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan mewujudkan
keluarga sejahtera.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Membiasakan anak untuk menabung
2. Mengajarkan anak dalam membelanjakan uang sesuai kebutuhan yang paling penting
3. Mengajarkan anak menyisihkan uang untuk membantu orang yang kesulitan atau
tertimpa bencana

VIII. Fungsi Pembinaan Lingkungan


Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memberikan sarana untuk
berinteraksi bersama. Terjaganya lingkungan menjadikan kualitas hidup manusia lebih baik.
Keluarga memiliki peran mengelola kehidupan dengan tetap memelihara lingkungan di
sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial, dan lingkungan mikro, meso, dan makro. Sikap
peduli keluarga terhadap lingkungan utuk memberikan yang terbaik bagi generasi yang akan

120
datang. Fungsi pembinaan lingkungan dalam keluarga untuk membentuk generasi yang santun
dan peduli terhadap kondisi alam dan lingkungannya.
Nilai-nilai yang perlu disosialisasikan orangtua kepada anak remaja adalah :
1. Membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya
2. Membiasakan anak untuk hemat energi (misalnya mematikan televisi jika tidak ditonton,
menutup kran air jika selesai digunakan, mematikan lampu setelah digunakan)
3. Mengajarkan anak untuk tidak merusak lingkungan (misalnya ikut merawat tanaman
dengan tidak mencabut tanaman dan memetik bunga sembarangan; corat-coret di
tempat sembarangan )
4. Orang tua hendaknya dapat menunjukan dan membimbing seluruh anggota keluarganya
untuk berperilaku bersih dalam segala hal

121
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 16

TANYAKAN:

-laki? Diskusikan hal ini dengan teman-


teman Anda. Apakah kalian semua sependapat? Mengapa?

122
Modul 17
Pengasuhan Keluarga
Sehat
1. Tujuan :
Umum :
Memahami keseatan Ibu dan Anak (Bayi) fakta dasar tentang kehamilan dan maternitas yang
aman, menjelaskan kebutuhan khusus perempuan hamil, menghilangkan semua mitos tentang
kehamilan dan kelahiran, dan menjelaskan mengapa pengasuhan setelah kelahiran penting.

Khusus :

1. Mengeahui Kesehatan dan keselamatan ibu, anak dan remaja


2. Memahami Pengasuhan bayi baru lahir

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama sesi
berlangsung. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart yang berisi kesepakatan
bersama.

3. LAKUKAN kegiatan pemanasan dengan meminta mereka untuk bertukar pikiran (selagi Anda
menuliskannya) tentang apa yang mereka mengerti tentang istilah “Maternitas yang Aman”.
Catatan Fasilitator: Jika diperlukan, tambahkan poin berikut.
Seorang perempuan sehat dan aman selama masa kehamilan dan melahirkan bayi yang
normal dan sehat.
Seorang perempuan dilindungi dari komplikasi selama kehamilan dan kelahiran serta setelah
kelahiran.
Seorang perempuan menerima perawatan yang ia perlukan untuk aman dan sehat selama
kehamilan dan kelahiran.

123
4.JELASKAN tentang materi kesehatan dan keselamatan ibu, anak dan remaja serta pengasuhan
pada lembar mate. Diskusikan Studi Kasus: Cerita Uti
5. BENTUK 2 kelompok peserta.
6. BAGIKAN studi kasus berikut ini kepada peserta.

“Uti telah bertahan “sehat” selama kehamilannya. Ia datang ke semua klinik antenatal
yang dijadwalkan oleh dokternya dan memakan makanan yang penuh nutrisi untuk
tetap sehat. Satu hari, ia mengalami persalinan. Ia tahu bahwa ia harus pergi ke rumah
sakit karena dokternya telah menyarankannya untuk datang ke rumah sakit secepatnya
setelah ia merasakan nyeri persalinan. Uti dibawa ke rumah sakit dan melahirkan
seorang bayi laki-laki. Setibanya dari rumah sakit, ibu ipar Uti dari desa datang untuk
membantu merawat sang ibu dan bayi. Ia bersikeras bahwa ASI tidak cukup untuk sang
bayi dan memberikannya air yang dicampur dengan gula. Ia juga memberikan Uti dan
sang bayi air yang sama untuk menjaga kesehatan mereka. Setelah dua minggu,
bayinya menjadi sakit. Uti dan suaminya membawanya ke rumah sakit tapi ia meninggal
sebelum bertemu dengan seorang dokter. Uti juga menjadi sakit beberapa hari setelah
itu. Ia meninggal di perjalanan ke rumah sakit”

7. DISKUSIKAN dengan pertanyaan berikut:


a. DORONG peserta untuk mendiskusikan bagaimana ibu mereka dan perempuan
lain yang mereka kenal menangani kehamilan mereka dan bentuk pertolongan
atau dukungan apa yang mereka dapatkan dari anggota keluarga mereka.
b. Apakah mereka mengikuti kebudayaan lokal tertentu?
8. DISKUSIKAN apa yang telah dilakukan oleh keluarga atau komunitas mereka berkaitan
dengan Maternitas yang Aman. Apakah mereka mengenal seseorang yang mengalami
komplikasi pada kehamilan atau kelahiran? Apa tindakan yang diambil? Apa yang
seharusnya dapat dilakukan?

124
LEMBAR MATERI MODUL 17
DAFTAR GEJALA DAN TANDA-TANDA DI BERBAGAI TAHAP KEHAMILAN
Tahap Awal atau Trimester Pertama, 0-13 minggu:

Tahap Pertengahan atau Trimester Kedua, 14-27 minggu:


ba

Tahap Akhir atau Trimester Ketiga: 28 minggu hingga kelahiran:

yang berarti, menjadi eksistensi yang independen

KETIDAKNYAMANAN YANG BIASA TERJADI SAAT KEHAMILAN


1. Mual, Mulas, Konstipasi
2. Sering Buang Air Kecil
3. Sakit Punggung
4. Sesak Napas

KEBUTUHAN SEORANG PEREMPUAN HAMIL


Seorang perempuan hamil memerlukan:
1. Makanan yang Penuh Nutrisi
2. Olahraga
3. Beristirahat, Berelaksasi, dan Tidur
4. Dukungan Emosional
5. Kebersihan Pribadi
6. Pakaian
7. Kunjungan Rutin ke Klinik Antenatal

KEBUTUHAN PEREMPUAN SETELAH MELAHIRKAN


1. ISTIRAHAT
2. DUKUNGAN EMOSIONAL
3. KEBERSIHAN
4. PEMULAIAN KEMBALI HUBUNGAN SEKSUAL
5. KONSUMSI MAKANAN YANG LEBIH BAIK
6. ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TAMBAHAN
7. KUNJUNGAN PEKERJA KESEHATAN PROFESIONAL SETELAH KELAHIRAN

125
Pengasuhan
PENGASUHAN BAYI BARU LAHIR
Setelah seorang bayi dilahirkan, ada beberapa langkah yang harus diambil secepatnya.

1. Pengasuhan Bayi
Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat. Ruang kelahiran seharusnya dibuat cukup
hangat di musim dingin. Seorang bayi sebaiknya diterima saat kelahiran di kain yang kering,
bersih, dan hangat. Jangan mandikan bayi pada tujuh hari pertama setelah kelahiran – cukup
menyeka tubuhnya dengan kain yang lembap dan bersih, dimulai dari kepala. Bungkus bayi
dengan baik dan berikan kepada sang ibu. Kontak fisik yang dekat dengan sang ibu membuat
bayi tetap hangat dan mencegah hipotermia. Bayi sebaiknya dibaringkan menyamping dengan
kepalanya sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Ini dilakukan untuk mengeluarkan lendir dan
cairan dari mulut dan hidung bayi.

2. Perawatan Tali Pusar


Beberapa menit setelah kelahiran bayi, tali pusar akan berhenti memasok oksigen kepada bayi.
Tali pusar harus diikat dengan tali yang bersih dengan jarak kira-kira 5 cm dari pusar bayi,
kemudian potong tali pusar tersebut dengan pisau yang baru dan bersih. Jangan berikan apa
pun pada tali pusar, tapi biarkan terbuka dan berkontak dengan udara. Informasikan kepada ibu
bahwa daerah sekitar pusar perlu dipertahankan tetap bersih dan kering (popok dilipat di
bawah pusar). Bagian tali pusar yang tersisa akan mengering dan jatuh dengan sendirinya
dalam tujuh hingga sepuluh hari. Jangan berikan rempah atau bahan apa pun karena dapat
mengakibatkan infeksi parah seperti tetanus dan dapat membunuh bayi. Jika ada daerah sekitar
pusar kemerahan, ada bau tidak enak, atau keluar cairan, bayi harus di bawa ke pusat
kesehatan. Beberapa menit setelah tali pusar dipotong, sebaiknya diperiksa untuk melihat
apakah ada pendarahan, yang mungkin dapat terjadi karena penipisan tali pusar dan
pengenduran ikatan. Jika pendarahan tetap terjadi, ikat dengan benang yang bersih.

3. Perawatan Mata
Bersihkan kedua mata dengan kain yang bersih, lembut, dan lembap atau kapas, mulai dari
dekat
hidung. Jangan teteskan apa pun ke dalam mata.

4. Memeriksa Bayi yang Baru Lahir dan Berat Badannya


Bidan sebaiknya memeriksa apakah bayi bernapas dengan normal (dan tidak berwarna biru)
dan tubuhnya dalam keadaan normal. Jika ada kecacatan pada bayi, seharusnya hal tersebut
dicatat, dan bayi harus direferensikan ke pusat kesehatan jika serius, seperti kepala yang besar
atau tulang belakang yang terbuka. Berat seorang bayi sebaiknya dicatat secepatnya setelah
kelahiran. Jika bayi beratnya di bawah 2.5 kg, ia memerlukan perawatan khusus. Ia juga perlu
dirujuk kepada instansi kesehatan yang memiliki fasilitas untuk perawatan bayi baru lahir, jika
tidak dapat menyedot atau bernapas dengan baik. Ibu sebaiknya membawanya ke rumah sakit,
dan menjaga kontak tubuh yang dekat dengan.

126
5. Meletakkan Bayi di Payudara
Semua bayi yang baru lahir dan menangis secepatnya setelah kelahiran dan tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit apa pun, perlu diletakkan dekat ibunya dan ditaruh di atas payudara ibu
setelah kelahiran. Menyusui secara eksklusif selama enam bulan dapat menyelamatkan banyak
nyawa bayi dengan mencegah malnutrisi dan infeksi seperti diare dan pneumonia. Jangan
berikan cairan seperti air putih, karena dapat membuat bayi sakit keras jika air, tempat
memasak atau bahan masakannya tidak bersih. ASI memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan
bayi; dan merupakan makanan terbaik baginya.

KOMPLIKASI SERIUS PADA BAYI BARU LAHIR


Di bawah ini adalah TANDA-TANDA penting yang dapat membantu Anda mengenali komplikasi
serius dari bayi yang baru lahir. Sang bayi sebaiknya di bawa ke rumah sakit secepatnya bila
TANDA-TANDA ini muncul:

1. Kondisi Bayi yang Kurang Baik pada saat Kelahiran


Dapat dikenali jika seorang bayi memiliki kesulitan bernapas seperti napas yang lebih cepat dari
60 napas per menit, lemah dan lesu, kulit bayi tidak berwarna normal dalam satu jam setelah
kelahiran atau dingin saat disentuh.

2. Penyakit Kuning
Biasanya, bayi dapat mengalami penyakit kuning selama dua minggu pertama di hidupnya saat
mata dan kulit akan berwarna kuning, tapi ini akan hilang dengan sendirinya tanpa obat. Akan
tetapi, jika penyakit kuning tidak hilang secepatnya dan bayi terlihat sakit dan tidak makan
dengan lancar, hal ini dapat menjadi komplikasi serius.

3. Sepsis
Jika dasar tali pusar terinfeksi, bayi dapat mengalami sepsis. Jika seorang bayi tidak makan degan
baik, tidur dalam waktu yang lama, atau muntah dalam frekuensi yang tinggi, mengeluarkan
ekskresi cair berwarna hijau, memiliki kulit yang panas atau dingin dan bernapas terlalu cepat
atau terlalu lambat, sebaiknya ia dibawa ke rumah sakit secepatnya

127
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 17

AJAK peserta memikirkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mendorong anak laki-laki dan
laki-laki dewasa untuk berpartisipasi pada masa kehamilan, kelahiran dan membesarkan anak

Cara-cara keterlibatan anak laki-laki Cara-cara keterlibatan laki-laki dewasa

128
Modul 18
Keterampilan Literasi

1. Tujuan :
Umum :
Literasi tidak hanya kemampuan membaca dan menulis tapi kemampuan individu untuk
menggunakan segenap potensi dan keterampilan dirinya dalam hidup. Oleh karena itu,
beberapa literasi keterampilan diperlukan agar remaja menjadi cakap dalam kehidupannya

Khusus :

1. Mengeahui Literasi Keuangan


2. Memahami Literasi Media dan Internet
3. Memahami Literasi Lingkungan

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SAMBUT peserta
2. INGATKAN peserta tentang kesepakatan yang telah dibuat terkait peraturan selama sesi
berlangsung dan bahas Lembar Kerja Orangtua dari materi sebelumnya sebagai pengingat dan
keterkaitan dengan materi. Catatan Fasilitator: Pasang kembali kertas flipchart yang berisi
kesepakatan bersama.
3. MINTA peserta untuk menjelaskan apa yang mereka pikirkan saat mereka mendengar kata
“keuangan, media dan internet, serta lingkungan hidup”. Tuliskan respons mereka di atas
flipchart atau di papan tulis.
4. BERIKAN studi kasus pada skenario dibawah ini untuk BERMAIN PERAN
1. BERIKAN waktu kepada peserta untuk memikirkan strategi mereka. Mulai permainan
peran.
2. DEBAT akan menjadi konflik besar antara berbagai kelompok. Untuk beberapa saat
biarkan setiap kelompok menyatakan pendiriannya.

129
3. MEDIASIKAN antar peran agar tidak terjadi perpecahan antar peran
4. BACAKAN dan JELASKAN skenario ini kepada peserta dan bagi peserta menjadi
kelompok berikut:
SKENARIO

Beberapa orang di suatu desa ingin izin untuk membangun sebuah industri di wilayah hutan
dekat desa Anda. Beberapa warga desa merasa bahwa hal ini akan memberikan mereka sumber
pendapatan alternatif. Sementara lainnya merasa dan dapat informasi dari internet bahwa hal
ini hanya akan berakibat kepada kedatangan banyak orang dari tempat lain, yang akan
mengurangi sumber daya di wilayah mereka yang saat ini sudah terbatas, hal ini mempengaruhi
keadaan keuangan masyarakat serta mempengaruhi nilai-nilai sosial. Pihak-pihak lain yang ada
adalah pemerintah daerah dan pengawas kehutanan yang akan memberikan izin untuk
pembangunan kompleks industri tersebut. Pihak yang terakhir adalah Kelompok Lingkungan
Hidup Anak Muda.

1. Warga desa.
2. Kelompok pro-industri yang ingin mempromosikan industri & bisnis dengan cara
apa pun termasuk pengusaha (sumber keuangan) dan media sosial/internet.
3. Kelompok anti-industri/aktivis lingkungan: mereka yang menolak, beradvokasi
melawan, dan berusaha menghentikan pembangunan/aktivitas industri yang
berdampak negatif kepada masyarakat (setempat dan lainnya) serta lingkungan
hidup.
4. Pemimpin adat tradisional, yang memiliki peran besar dalam mengambil
keputusan.
5. Kelompok Lingkungan Hidup Anak Muda: Kelompok yang berusaha mengambil
pendekatan yang rasional dan seimbang terhadap konservasi. Kelompok ini
menekan pentingnya preservasi ekosistem alami untuk memberikan produk dan
layanan untuk masyarakat setempat. Visi mereka adalah penggunaan tanah yang
lebih berkelanjutan.
6. Pegawai Pemerintahan: Gubernur, kepala pemerintahan setempat, dan stafnya
menentukan pola perencanaan penggunaan tanah yang rasional. Seperti
konversi tanah dari bentuk agrikultur menjadi non-agrikultur.
7. Pegawai Pengawas Kehutanan: Kelompok ini ingin mengonservasi sumber daya
alam & melindungi hutan dengan segala cara tanpa terlalu memperhatikan
masyarakat setempat.

5. TANYAKAN kepada peserta bagaimana kesan mereka setelah bermain peran.

130
LEMBAR MATERI MODUL 18

Literasi Keuangan
Literasi keuangan atau Financial Literacy adalah tingkat pengetahuan, keterampilan, keyakinan
masyarakat terkait lembaga keuangan serta produk dan jasanya. Literasi keuangan membantu
dalam memberikan pemahaman tentang mengelola keuangan dan peluang untuk mencapai
kehidupan yang lebih sejahtera dimasa yang akan datang.

Literasi keuangan sangat penting untuk seseorang dalam membuat keputusan terutama yang
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti dalam mengambil keputusan untuk menabung
(saving) atau investasi (Investment) untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Literasi keuangan selain bermanfaat bagi individunya sendiri juga bermanfaat untuk
keberlangsungan sistem perekonomian suatu Negara.

Menurut Nababan dan Sadalia (Budiono, 2012:11), literasi keuangan terbagi menjadi lima aspek
pemahaman, yaitu:

1. Basic Personal Finance. Basic Personal Finance mencakup berbagai pemahaman dasar
seseorang dalam suatu sistem keuangan seperti perhitungan bunga sederhana, bunga
majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu, likuiditas aset, dan lain-lain.
2. Money Management (pengelolaan uang). Money management mempelajari bagaimana
seorang individu mengelola uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman
mengenai financial literacy maka semakin baik pula individu tersebut mengelola uang
pribadi mereka.
3. Credit and debt management. Manajemen perkreditan adalah suatu rangkaian kegiatan
dan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis dalam
proses pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan suatu bank.
4. Saving and investment. Tabungan (saving) merupakan bagian dari pendapatan
masyarakat yang tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi, sedangkan bagian dari
tabungan yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa)
yang menguntungkan disebut dengan investasi (investment).
5. Risk management. Risiko adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu
ketidakpastian. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga kerugian
yang dialami dapat diminimalisir atau keuntungan yang akan diperoleh dapat
dioptimalkan.

Literasi Media dan Internet


Setiap kemajuan memang memberikan efek positif dan negatif. Kita tentu tidak akan
berkeberatan dengan efek yang bersifat positif. Kita hanya perlu mewaspadai dan menghindari
efek-efek yang bersifat negatif. Keberadaan internet sama dengan media lain yang memiliki
efek tertentu berkaitan dengan penggunaan.

131
Fungsi media sebenarnya adalah untuk pendidikan, bukan untuk hiburan. Namun masyarakat
kita cenderung memanfaatkan media terutama media sosial untuk hal-hal yang bersifat
hiburan.

Istilah literasi digital dikemukakan pertama kali oleh Paul Gilster (1997) (dalam Kurnianingsi,
dkk : 2017) sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber
digital. Ia mengemukakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan menggunakan
teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks,
seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari. Kini proses komunikasi hingga
pembelajaran telah banyak yang menggunakan teknologi sebagai medianya, karena selain
mudah digunakan, masyarakat tidak perlu kesulitan dalam mencari apa yang dibutuhkan.

Literasi digital adalah suatu proses dan kemampuan individu dalam mengoperasikan media
atau alat digital untuk mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, proses pembelajaran
hingga komunikasi dengan orang lain agar dapat saling terjalin interaksi dan partisipasi antar
masyarakat.

Literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk menerapkan keterampilan
fungsional pada perangkat digital sehingga ia dapat menemukan dan memilih informasi,
berpikir kritis, berkreativitas, berkolaborasi bersama orang lain, berkomunikasi secara efektif,
dan tetap menghiraukan keamanan elektronik serta konteks sosial-budaya yang berkembang
(Hague & Payton: 2010 dalam Akbar dan Anggaraeni: 2017).

Literasi Lingkungan
Hari Bumi kembali diperingati pada tanggal 22 April. Tahun ini dunia memeringati Hari Bumi
yang ke-47 sejak ditetapkannya peringatan Hari Bumi Internasional atau International Mother
Earth Day pada 22 April 1970.

Program Lingkungan PBB (UN Environment) menyatakan tanggal tersebut menjadi penanda
meluasnya kesadaran lingkungan dan lahirnya generasi aktivis sosial dan lingkungan
baru. Dunia menyadari pentingnya pemahaman yang lebih mendalam terkait bumi dan
ekosistemnya, sehingga berbagai kesepakatan lingkungan lokal, nasional dan global terus
tercipta.

Kesepakatan ini mengatur berbagai topik mulai dari penyelamatan lapisan ozon, wilayah
konservasi, perlindungan keanekaragaman hayati, hingga kesepakatan untuk mengurangi polusi
dan mencegah perubahan iklim.

Tanpa adanya literasi lingkungan (kemampuan diri untuk memahami apa yang terjadi pada
lingkungannya), aksi di tingkat negara tidak akan didukung oleh komunitas atau masyarakat.
Untuk itu tahun ini Perserikatan Bangsa-Bangsa kembali menekankan pentingnya pendidikan
lingkungan atau literasi lingkungan yang menjangkau semua golongan dan kelompok usia.

132
Bumi akan dihuni oleh 9 miliar jiwa pada 2050. Jika manusia tidak bisa menjadi bagian dari
solusi mereka akan menjadi masalah terbesar yang ditanggung oleh bumi ini. Mendidik mereka
untuk beraksi menjaga bumi adalah tugas bersama dan harus menjadi mimpi bersama.

Kesenjangan kesadaran dalam menjaga lingkungan, misalnya dalam menjaga kebersihan,


antara masyarakat negara maju dan masyarakat negara berkembang masih sangat lebar.
Padahal lingkungan yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.

133
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 18

Impian itu seperti gambar – mereka terdiri dari rincian-rincian yang kecil. Di bawah ini, isikan
sebanyak mungkin rincian masa depan Anda.
Contohnya apakah memiliki rumah, HP adalah sebuah bagian dari impian Anda? Bagaimana
dengan teman? Maka, untuk setiap bagian impian Anda, periksa apakah Anda memiliki uang
untuk mendapatkannya atau tidak. Bisakah mendapatkan dari lingkungan sekitar. Identifikasi
darimana mendapatkan sumber informasi agar dapat efektif dalam mencapai impian.

Impian terdiri Memerlukan Tidak Memerlukan Sumber Daya Sumber


dari Uang Uang Lingkungan Informasi

134
Modul 19
Rencana Aksi Bersama

1. Tujuan :
Umum :
Sesi Aksi Bersama ini adalah sesi terakhir dalam modul. Setelah banyak berdiskusi dan
mendapatkan banyak informasi, diharapkan pada akhir sesi ini peserta dapat mengetahui
bentuk layanan kesehatan ramah remaja di daerahnya dan merumuskan sebuah rencana aksi
yang dapat mereka lakukan secara bersama-sama dan memberikan dampak terhadap orang
lain. Aksi bersama ini pun juga adalah menjadi semacam pembuktian hasil apa saja yang telah
mereka dapatkan selama mengikuti diskusi.

Khusus :

1. Mengetahui Layanan Ramah Remaja di daerah sekitar


2. Rencana Aksi Bersama termasuk bagaimana Mekanisme Rujukan untuk remaja

2. Waktu : 90 menit (2 JP)

3. Metode :
a. Partisipatori
b. Penugasan
c. Diskusi (curah pendapat)

4. Perlengkapan :
a. Flip chart
b. Spidol
c. Slide/OHP

5. Proses :

1. SALAM sapa peserta dan lakukan pemanasan dengan permainan yang menarik atau tepuk
semangat karena ini adalah sesi terahir dari modul
2. BAGI peserta dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah peserta
3. JELASKAN tentang bentuk layanan ramah remaja di daerahnya.
4. DISKUSIKAN Lembar Kerja Orangtua sebagai bentuk rencana aksi bersama

135
LEMBAR MATERI MODUL 19

Bentuk-bentuk Layanan Ramah Remaja

PROMOSI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI BAGI KELOMPOK KEGIATAN PIK


REMAJA (PIK R)
Pendekatan yang langsung ke remaja diimplementasikan melaui wadah Pusat Informasi dan
Konseling (PIK) Remaja. PIK Remaja merupakan wadah kegiatan pembinaan ketahanan remaja
dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang dikelola dari, oleh dan untuk
remaja. Dalam menjalankan kegiatannya, PIK Remaja mengacu pada empat fungsi, yaitu (1)
berbagi informasi, (2) aktivitas yang inovatif, (3) konseling, dan (4) rujukan. Empat substansi
materi yang disampaikan dalam PIK Remaja adalah: (1) Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (pengendalian penduduk dan 8 fungsi keluarga); (2) Kesehatan Reproduksi Remaja
(seksualitas, HIV AIDS dan NAPZA, terutama alat/organ, fungsi dan sistem reproduksi, hak-hak
reproduksi); (3) Persiapan Kehidupan Berkeluarga (usia menikah ideal, jarak kehamilan,
KB/alkon, penyiapan karir, gizi remaja putri sbg calon ibu); dan (4) Keterampilan Hidup/Life
Skill, terutama Soft Skill (percaya diri/self confidence, harga diri/self esteem, kemampuan
bernegosiasi, pengambilan keputusan).

PROGRAM BINA KELUARGA REMAJA (BKR)


BKR merupakan implementasi pendekatan keluarga karena pola asuh orangtua telah
diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja,
termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Materi yang disampaikan dalam BKR
meliputi (1) Perencanaan Keluarga (PUP, 8 Fungsi Keluarga, NKKBS), (2) TRIAD KRR (Seksualitas,
NAPZA, HIV dan AIDS), (3) Komunikasi Efektif Orangtua terhadap Remaja, (3) Peran Orangtua
dalam Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja,(4) Kebersihan dan Kesehatan Diri Remaja, dan (5)
Pemenuhan Gizi Remaja.

PUSKESMAS DENGAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)


Kriteria Puskesmas mampu melaksanakan PKPR sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan konseling yang
kontak dengan petugas PKPR.
b. Melakukan pembinaan pada minimal 1 (satu) sekolah dalam 1 (satu) tahun di sekolah
umum atau sekolah berbasis agama, dengan minimal melaksanakan kegiatan KIE di
sekolah binaan minimal 2 kali dalam setahun.
c. Melatih konselor sebaya di sekolah minimal sebanyak 10% dari jumlah murid sekolah
binaan.

136
LEMBAR KERJA REMAJA MODUL 19
1. Sampaikan bahwa tujuan diskusi adalah mereka merencanakan kegiatan yang dapat mereka
lakukan sebagai akhir dari kegiatan program
2. MINTA mereka mendiskusikan kegiatan termasuk MEKANISME RUJUKAN BAGI REMAJA
tersebut dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
i. Bentuk kegiatan
ii. Tujuan kegiatan
iii. Sasaran kegiatan (untuk siapa kegiatan tersebut dilakukan, siapa penerima
manfaatnya)
iv. Waktu (berapa lama dan kapan)
v. Siapa saya yang terlibat
vi. Pembagian tugas
vii. Biaya (besar biaya dan dari mana biaya tersebut berasal/bagaimana mendapatkan
biaya kegiatan?)
viii.Perijinan kegiatan
3. MINTA setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
4. BAHAS hasil dari setiap kelompok. Ajukan pertanyaan jika ada hal yang belum jelas.
5. PASTIKAN bahwa kegiatan tersebut memang realistis untuk dilaksanakan dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama.

137
138
BAB IV

PENUTUP

Modul tentang Pusat Informasi dan Konseling Remaja merupakan salah satu sumber bacaan dan
belajar bagi PKB/PLKB dalam memahami pentingnya memberikan perhatian terhadap remaja
sebagai penerus bangsa. Kemajuan teknologi menyajikan berbagai informasi tanpa batas wilayah
sedikit banyak memberikan dampak besar terhadap kehidupan remaja, baik dampak positif
maupun negatif. Peran orangtua sangat memegang peran penting dalam meminimalkan dampak
negatif ini antara lain dengan membekali keterampilan hidup untuk mengarahkan perilaku
remaja. Selain orangtua, remaja dan masyarakat luas juga dituntut berperan aktif dan
bertanggungjawab atas peningkatan kualitas remaja menuju Tegar Remaja.

Keberadaan PIK remaja menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk menepis dampak negatif
sekaligus mempersiapkan remaja untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik.
Informasi ini menjadi sangat penting bagi Anda dalam menjaga kesinambungan dan
mengembangkan PIK remaja bersama masyarakat, tokoh agama/masyarakat maupun dengan
mitra kerja di wilayah Anda. Melalui modul ini diharapkan Anda dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan arti pentingnya kepedulian terhadap kehidupan para remaja yang berkualitas.

139
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI Remaja)
2017. Jakarta.

BKKBN. 2009. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja. Jakarta.

BKKBN. 2011.GenRe- Generasi Berencana yang Sehat dan Berakhlak Mulia. Jakarta.

Plan International. 2017. Modul Pilih Masa Depanmu. Jakarta

140

Anda mungkin juga menyukai