Anda di halaman 1dari 2

TUGAS LIMIT INGGRIS

Pernikahan Dini
Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang dilakukan seseorang di bawah usia
produktif untuk menikah yaitu usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Dari website https://www.bkkbn.go.id/berita-hindari-nikah-muda-untuk-kurangi-
resiko-kematian-ibu-melahirkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan “Perkawinan usia muda akan memunculkan
berbagai risiko bagi pasangan pengantin, baik risiko yang berkaitan dengan kesehatan
jasmani maupun psikologis. Begitu pun risiko bagi bayi yang akan dilahirkan”. Hasto
menuturkan, pernikahan usia muda dapat berdampak pada tingginya angka kematian ibu,
kematian bayi, serta rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak. Hal ini diperkuat dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki
kemungkinan meninggal lima kali lebih besar selama kehamilan atau melahirkan
dibandingkan dengan perempuan berusia 20-25 tahun. Sementara yang usia 15-19 tahun
kemungkinannya dua kali lebih besar. Selain itu, juga muncul risiko kesakitan dan kematian
yang timbul selama proses kehamilan dan persalinan.
Hasil studi lain menunjukkan adanya hubungan antara usia ibu saat melahirkan
dengan angka kejadian stunting: makin muda usia ibu saat melahirkan, makin besar
kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting. Selain risiko kesehatan jasmani,
pernikahan usia muda juga bisa memunculkan masalah sosial. Dalam hal ini remaja yang
menikah di usia dini seringkali mengalami masalah perekonomian keluarga sebagai
sehingga bisa memunculkan ketidakharmonisan dalam keluarga. Data menunjukkan bahwa
kasus perceraian tertinggi karena perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan
menimpa kelompok usia 20 – 24 tahun dengan usia pernikahan belum genap lima tahun.
Tingginya angka perceraian pada kelompok tersebut sebagai akibat pernikahan yang
dilakukan pada usia muda sehingga belum siap dalam menjalani kehidupan berkeluarga.

Dilansir dari :
https://www.bkkbn.go.id/storage/files/1/Pidato%20Kepala%20BKKBN/Banjarmasin.MENC
EGAH_PERKAWINAN_ANAK_MEL_PROG_KKBPK.pdf
PROVINSI DENGAN PERSENTASE PERKAWINAN DINI TERTINGGI
A. ( < 16 tahun )
1. Jawa Timur (18,44)
2. Sulawesi Barat (18,32)
3. Kalimantan Tengah (17,31)
4. Jawa Barat (17,28)
B. (17 – 18 tahun)
1. Kalimantan Tengah (24,28)
2. Kalimantan Selatan (23,67)
3. Jawa Barat (23,43)
4. Jambi (23,17)
5. NTB (23,17)
Sumber : Susenas 2017
Faktor Penyebab pernikahan dini berdasarkan aspek sosial ekonomi diantaranya
pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, seks bebas para remaja, pernikahan yang diatur,
kehamilan di luar nikah dan kultur nikah muda. Akibatnya adalah lama sekolah rendah,
subordinasi keluarga, hak kesehatan reproduksi rendah, peluang kematian ibu tinggi, KDRT,
Drop Out.
“Early marriage is associated with a number of poor social and physical outcomes for
youngwomen and their offspring. They attain lower schooling, lower social status in their
husbands’ families, have less reproductive control, and suffer higher rates of maternal
mortality and domestic violence. They are often forced out of school without an education,
their health is affected because their bodies are too immature to give birth.” Consequences of
Early Marriage for Women in Bangladesh, Erica Field Harvard University, September 2004.

Adapun pro dari pernikahan dini yaitu menghindari zina, adanya kepercayaan atau
adat istiadat yang berlaku, menghilangkan beban ekonomi kalau dari keluarga tidak mampu.
Upaya pencegahan agar tidak terjadi pernikahan dini adalah sosialisasi tentang pernikahan
dini kepada para remaja ataupun orang tua, mengadakan program pendewasaan usia
perkawinan, dll.
SIMPULAN MATERI PERNIKAHAN DINI
Jadi di pernikahan dini menimbulkan beberapa pro dan kontra. Adapun pro dari
pernikahan dini adalah untuk menghindari zina, adanya kepercayaan atau adat istiadat yang
berlaku, dan dapat menghilangkan beban ekonomi keluarga. Sedangkan kontra nya adalah
tingginya angka kematian ibu, adanya KDRT, meningkatnya kasus perceraian, dan lain lain.
Penyebab dari pernikahan dini ada macam macam yaitu kondisi perekonomian yang
tergolong kurang, rendahnya tingkat pendidikan atau pengetahuan, pergaulan bebas di
kalangan remaja, dll. Beberapa penyebab itu lah yang dapat mengakibatkan tingginya angka
perceraian, KDRT, dll.
Upaya untuk mengatasinya adalah memberikan sosialisasi mengenai pernikahan dini
dan pergaulan bebas, meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi remaja, selain
itu pemerintah mengeluarkan program pendewasaan usia perkawinan (PUP) dimana batas
usia menikah minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki – laki.

ABORSI

Anda mungkin juga menyukai