manajemen resiko
- Kelompok 3 -
Anggota Kelompok
Ahmad Syukur Munandnar
Ibnu Hakim ramadhan
Juliawan surahmat
Mita
Nanda Safitri
Puput Amelia
A.RISIKO DAN JENIS-JENIS
RISIKO
Risiko Audit didefiniskan sebagai risiko laporan keuangan tidak
benar-benar mewakili posisi keuangan organisasi yang sebenarnya
atau upaya yang disengaja untuk menyembunyikan fakta meskipun
opini audit menegaskan bahan laporan tersebut bebas dari salah
saji material.
Komponen-komponen Risiko audit pada umumnya terdiri atas tiga,
yaitu :
1.Risiko Bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan (Haryono Jusuf:2001) adalah kerentanan suatu asersi terhadap
salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah
mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat diubah oleh penerapan prosedur
audit yang paling baik sekalipun.
2)Risiko Tipe I
Adanya risiko bahwa suatu saldo akun mengandung kesalahan
yang jika digabungkan dengan kesalahan-kesalahan pada saldo akun
yang lain, dapat mengakibatkan laporan keuangan salah saji secara
material. Hal ini diakibatkan oleh adanya kesalahan yang dilakukan
oleh pegawai klien dalam memproses suatu transaksi akuntansi.
B.Audit Berbasis Risiko
The Institute of The Internal Auditor (IIA) juga mendefinisikan Audit Internal
Berbasis Risiko atau Risk Based Internal Audit (RBIA) sebagai metodologi
yang menghubungkan audit internal dengan keseluruhan kerangka kerja
manajemen risiko organisasi. RBIA memungkinkan audit internal untuk
memberikan jaminan risiko kepada dewan bahwa proses manajemen risiko
akan mengelola risiko secara efektif sehubungan dengan risk appetite.
Dalam penerapan Audit Internal Berbasis Risiko, jaminan yang diperlukan
dewan dari berbagai fungsi perlu dipertimbangkan dan wajib tercermin
dalam anggaran dasar audit internal. Hal tersebut merupakan tanggung
jawab departemen audit internal untuk memenuhi persyaratan dewan.
Pada konteks ini, dewan juga bertanggung jawab memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Keuntungan Audit Internal Berbasis Risiko
Audit internal berbasis risiko memiliki sejumlah manfaat. Berikut manfaat yang dapat
diperoleh:
a.Pelaksanaan Audit yang Adaptif
• Untuk menghubungkan rencana audit dan penilaian risiko perusahaan, serta berbagi
produk kerja lainnya. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan koordinasi dalam usaha
menjamin bahwa risiko-risiko utama dapat ditangani dengan efektif.
• Berbagi sumber daya-sumber daya tertentu untuk mendukung efisiensi. Sumber daya
yang dimaksud termasuk sumber daya keuangan, manusia, dan waktu.
• Saling meningkatkan kompetensi, peran, dan tanggung jawab setiap fungsi. Menyediakan
infrastruktur komunikasi yang konsisten.
• Menilai dan memantau risiko strategis. Dapat membentuk pemahaman yang lebih
mendalam dan treatment yang fokus untuk mengatasi risiko strategis. Berdasarkan
pengalamannya, Irene Corbe (Whirlpool Corp.) menyatakan bahwa pengadaan
pertemuan dengan divisi manajemen risiko dapat meningkatkan pemahaman fungsi
audit internal terhadap profil risiko perusahaan
Berikut adalah contoh yang menggambarkan kolaborasi fungsi manajemen risiko dan internal audit
pada beberapa perusahaan internasional:
1.Cisco Systems
Cisco Systems adalah sebuah perusahaan penyedia jasa dan peralatan networking, dimana struktur
utamanya dibentuk berdasarkan fungsi bisnis. Cisco membentuk Risk and Resilience Operating
Committee (RROC) sebagai kolaborasi antara 55 orang staf internal audit dengan 4 staf manajemen
risiko. Menurut Roush, ketua RROC, kolaborasi tersebut telah berhasil membangun kapabilitas yang
lebih tinggi pada kedua unit tersebut.
3. Whirlpool Corporation
Whirlpool Corporation merupakan perusahaan manufaktur peralatan rumah tangga. Whirlpool tidak
memiliki struktur yang menyatakan bahwa CEO manajemen risiko perlu memberikan laporan terhadap
internal audit, dan sebaliknya. Kedua fungsi tersebut memberikan laporan kepada Komite Audit.
Merujuk pada praktik yang digambarkan perusahaan-perusahaan tersebut,
kolaborasi antara fungsi manajemen risiko dan internal audit merupakan
sebuah inisiasi yang dapat mendatangkan manfaat pada berbagai jenis
perusahaan. Menurut RIMS dan IIA, manfaat-manfaat yang dapat diperoleh
dari kolaborasi tersebut berupa: