Anda di halaman 1dari 85

Deskripsi

Pelaksanakan Demokrasi Terpimpin di Indonesia dimulai dengan


dikeluarkannya Dekrit presiden Pada tanggal 5 Juli 1959 oleh Presiden
Soekarno.
1. Pembubaran Konstituante
2. Berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
..
💀 Demokrasi Terpimpin diartikan sebagai Demokrasi yang
dipimpin oleh kebijakan dalam permusyawaratan dan
perwakilan. Pada pelaksanaannya pengertian Demokrasi
Terpimpin lebih cenderung kepada Demokrasi yang
dipimpin oleh Presiden sebagai panglima besar revolusi..
Latar
Belakang
Pembentukan Demokrasi
Terpimpin
Sususnan Ketua Dan Wakil Ketua MPRS

💀 Ketua : Chaerul Saleh.


💀 Wakil Ketua : Mr. Ali
Sastroamidjojo.
💀 Wakil Ketua : K.H. Idham
Khalid.
💀 Wakil Ketua : D.N. Aidit.
💀 Wakil Ketua : Kolonel Wiluyo
Puspoyudo.
💀 Dari segi keamanan nasional, banyaknya gerakan separatis pada masa
Demokrasi Liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
💀 Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal.
Menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak
dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi
tersendat.
💀 Dari segi politik, Konstituante gagal dalam merumuskan UUD baru
untuk menggantikan UUDS 1950.
Pembentukan MPRS dengan ketua Chaerul Saleh

💀 Sidang MPRS 1 tanggal 10 November – 7 Desember 1960 di Bandung


Menghasilkan
Ketetapan MPRS Nomor1/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik sebagai
GBHN
💀 Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960
Tentang
Garis Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta
Berencana Tahapan 1 1961 - 1969
💀 Sidang MPRS ke 2 MPRS 15 Mei – 22 Mei 1963
Menetapkan
Ketetapan MPRS Nomor 111 /MPRS /1963
Tentang
Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur
hidup 18 Mei 1963
Pembentukan Dewan
Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
dibentuk berdasakan Penpres No. 3 Tahun 1959.
Lembaga tinggi Negara diketuai oleh presiden dan
Roeslan Abdulgani sebagai wakilnya. Tugas DPAS
adalah member jawaban atas pertanyaan presiden
dan mengajukan usul kepada pemerintah.
Pidato Presiden
💀 17 Agustus 1945 Tujuh Belas Agustus
💀 17 Agustus 1946 Sekali Merdeka Tetap Merdeka
💀 17 Agustus 1947 Rawe Rawe Rantas Malang Malang
Putung
💀 17 Agustus 1948 Seluruh Nusantara Berjiwa Republik
💀 17 Agustus 1949 Tetaplah Bersemangat Elang Rajawali
💀 17 Agustus 1950 Dari Sabang Sampai Merauke
💀 17 Agustus 1951 Capailah Tata Tentram Kerta Raharja
💀 17 Agustus 1952 Harapan Dan Kenyataan
💀 17 Agustus 1953 Jadilah Alat Sejarah
💀 17 Agustus 1954 Berirama dengan Kodrat
💀 17 Agustus 1955 Tetaplah Terbang Rajawali
💀 17 Agustus 1956 Berilah Isi Kepada Hidupmu
💀 17 Agustus 1957 Satu Tahun Ketentuan
💀 17 Agustus 1958 Tahun Tantangan
💀 17 Agustus 1959 Penemuan Kembali Revolusi Kita
💀 17 Agustus 1960 Laksana Malaikat Yang Menyerbu Dari
Langit Jalannya Revolusi Kita
💀 17 Agustus 1961 Tri RESOPIM Revolusi, Sosialisme
Indonesia, Pimpinan Nasional
💀 17 Agustus 1962 TAKEM
💀 17 Agustus 1963 GESURI
💀 17 Agustus 1964 Tahun Vivere Pericoloso
💀 17 Agustus 1965 Tahun Berdikari
💀 17 Agustus 1966 JASMERAH Jangan Sekali Kali
Meninggalkan Sejarah
Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden
sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang
mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI
17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ’’Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang
dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai
GBHN berdasarkan Penpres No. 1 tahun I960.
Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian
Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK.
Pembentukan DPR-GR
Pembubaran DPR hasil Pemiu 1955 disebabkan oleh penolakan DPR
terhadap RAPBN tahun 1960 yang diajukan oleh pemerintah. Presiden
kemudian mengeluarkan Penpres yang menyatakan DPR dibubarkan.
Sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-
Royong (DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh presiden. Tugas DPR-GR
adalah: melaksanakan manifesto politik, mewujudkan amanat penderitaan
rakyat, melaksanakan demokrasi terpimpin.
Dewan Pertimbangan Rakyat Gotong
Royong dilantik 25 Juni 1960
💀 Anggota DPR-GR ditunjuk
Presiden Soekarno sehingga
selalu tunduk terhadap keputusan
Soekarno.
💀 DPR yang menurut UUD 1945
sejajar dengan Presiden
kenyataannya berada di bawah
presiden. Ketua DPR-GR Zainul
Arifin Pohan adalah anggota
mentei
Pembentukan Front Nasional
Tugas dari Front Nasional adalah:
💀 Menyelesaikan revolusi nasional
💀 Melaksankan pembangunan
💀 Mengembalikan Irian Barat
Pembubaran Masyumi dan PSI
Pada tanggal 17 Agustus 1960, Presiden Soekarno membubarkan Partai Masyumi
dan PSI dikarenakan pemimpin-pemimpinnya turut serta pemberontakan PRRI
dan Permesta.
Pembubaran partai politik merupakan gagasan Soekarno karena keberadaan partai
politik pada Demokrasi Liberal yang memunculkan ketidakstabilan dalam
pemerintahan
Pembentukan Dewan Perancang
Nasional (Depernas)
Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan beranggotakan 50 orang. Pada
tahun 1963, Depernas berganti naman menjadi Badan Perancang Pembangunan
Nasional (Beppenas).
Ketua badan ini diambil alih oleh Presiden. Tugas Beppenas
adalah:
💀 Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek
💀 Mengawasi pelaksanaan pembangunan
💀 Menilai hasil kerja mendataris MPRS
Ekonomi Terpompin

• Melakukan pemotongan nilai mata uang atau


senering pada tanggal 25 Agustus 1959 yang isinya :
• uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50,
uang kertas pecahan Rp. 1.000 menjadi Rp. 100.
Ekonomi terpimpin
• Deklarasi Ekonomi atau Dekon • Deklarasi Ekonomi (Dekon) sebagai
disusun oleh Panitia 13 anggotanya strategi dasar ekonomi Indonesia
para ahli ekonomi, dan pimpinan dalam rangka pelaksanaan Ekonomi
partai politik, anggota Musyawarah Terpimpin
Pembantu Pimpinan Revolusi • Adanya devaluasi 13 Desember
(MPPR), pimpinan DPR, DPA. 1965 terhadap mata uang Rp. 1.000
Panitia ini menghasilkan konsep menjadi Rp. 1
yang kemudian disebut Deklarasi
Ekonomi (Dekon) • Pembentukan Bank Tunggal Milik
Negara
Politik Gemokrasi Terpimpin
Pada saat pelaksanaan ASEAN Games
💀 .

ke-4 di Jakarta, Indonesia tidak


mengundang Israel dan Taiwan
Asian Games IV di tahun 1962 kala itu diikuti oleh 12 negara di Asia dengan 13
cabang olahraga yang ditandingkan. Pada saat itu, Indonesia sebagai tuan rumah
tidak mengundang tim dari Israel dan Taiwan yang merupakan anggota Federasi
Asian Games, untuk menghormati negara-negara Arab dan Republik Rakyat
Tiongkok yang sedang memiliki hubungan diplomasi tidak baik dengan negara
tersebut.
Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau
Games of the New Emerging Forces (GANEFO),
adalah suatu ajang olahraga yang didirikan mantan
presiden Indonesia, Soekarno, pada akhir tahun 1962
sebagai tandingan Olimpiade. GANEFO menegaskan
bahwa politik tidak bisa dipisahkan dengan olahraga,
hal ini menentang doktrin Komite Olimpiade
Internasional (KOI) yang memisahkan antara politik
dan olahraga.
Indonesia mendirikan GANEFO setelah kecaman KOI
yang bermuatan politis pada Asian Games 1962,
karena Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan
dengan alasan simpati terhadap Tiongkok dan negara-
negara Arab. Aksi ini diprotes KOI karena Israel dan
Taiwan merupakan anggota resmi KOI. Akhirnya KOI
menangguhkan keanggotaan Indonesia, dan Indonesia
diskors untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas 1964
di Tokyo Ini pertama kalinya KOI menangguhkan
keanggotaan suatu negara.
GANEFO I diadakan di Jakarta pada 10-22 November 1963.

Partisipasi
Jumlah peserta sekitar 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin
Afghanistan, Albania, Aljazair, Arab Saudi, Republik Arab Bersatu (sekarang Mesir), Argentina,
Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Bulgaria, Ceylon, Cekoslovakia, Chili, Dominika, Filipina,
Finlandia, Guinea, Hungaria, Indonesia, Irak, Italia, Jepang, Jerman Timur, Kamboja, Korea
Utara, Kuba, Laos, Lebanon, Mali, Maroko, Meksiko, Mongolia, Myanmar, Nigeria, Pakistan,
Palestina. Polandia, Prancis, Rumania, Senegal, Suriah, Somalia, Thailand, Tunisia, Tiongkok
(China), Uni Soviet, Uruguay, Vietnam Utara, Venezuela dan Yugoslavia.
Perolehan Medali
Pada GANEFO I, Tiongkok menduduki peringkat pertama dengan 65 medali emas, disusul Uni
Soviet, Indonesia, Republik Arab Bersatu, dan Korea Utara.
GANEFO II (1966)
Awalnya GANEFO II akan diadakan di Kairo, Republik Arab Bersatu pada 1967. Namun
karena pertimbangan politik, akhirnya dipindahkan ke Phnom Penh, Kamboja pada 25
November-6 Desember 1966.
Partisipasi
Sekitar 2.000 atlet dari 17 negara berpartisipasi dalam GANEFO II (Tiongkok,
Indonesia, Irak, Jepang, Kamboja, Korea Utara, Laos, Lebanon, Mongolia, Nepal,
Pakistan, Palestina, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Vietnam Utara, dan Yaman).

Perolehan Medali
Pada GANEFO II, Tiongkok menduduki peringkat pertama dengan 108 medali
emas, disusul Korea Utara pada peringkat kedua, dan Kamboja pada peringkat
ketiga.
GANEFO III (1970, batal dan bubar)
Awalnya GANEFO III direncanakan diadakan di Beijing, Tiongkok. Namun
Beijing membatalkan niatnya dan diserahkan ke Pyongyang, Korea Utara.
Tetapi GANEFO III tidak pernah diadakan dan GANEFO bubar.
Politik Demokrasi terpimpin
💀 .Presiden Soekarno membagi kekuatan dunia menjadi
dua yaitu
1. Oldefo (Old Established Forces)
2. Nefo (New Emerging Forces)
Politik Demokrasi terpimpin
💀 Bersama dengan Yugoslavia, India,
Ghana, Mesir, dan Indonesia
memprakarsai berdirinya Gerakan
Non Blok
1- 6 September 1961 di Beograd
Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) adalah sebuah
organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang
tidak menganggap dirinya bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok
kekuatan besar manapun.
Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok
Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-negara Blok
Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-
tiap blok berusaha menarik dukungan dari negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak
terkena pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, maka didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

Kata "Non-Blok" dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India) dalam
pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka.
Indonesia sebagai negara yang anti kapitalis termasuk dalam Nefo bersama dengan
negara-negara komunis. Hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat dan negara
Blok Barat lainnya pada waktu itu semakin renggang, karena Blok Barat bersifat pasif
terhadap masalah pembebasan Irian Barat. Sikap anti Barat juga berkembang ke masalah
Malaysia. Sebaliknya, hubungan Indonesia dengan Blok Timur semakin erat, karena Uni
Soviet memberikan kredit kepada Indonesia dalam pembelian senjata dan perlengkapan
angkatan perang. Selain itu, Indonesia juga mengadakan hubungan bilateral dengan
negara-negara penganut komunis. Misalnya, dengan dibukanya Poros Jakarta - Peking
(Indonesia dan RRC) dan Poros Jakarta - Pnom Penh - Hanoi - Peking - Pyongyang
(Indonesia - Kamboja - Vietnam Utara - RRC - Korea Utara).
Kim Il Sung dan Soekarno
Soekarno dan Mao Zedong

Kim Il Sung dan Cerita Anggrek Kimilsungia Hadiah


dari Presiden Soekarno
Soekarno, Gamal Abdel Nasser,
dan Zhou Enlai,
Khrushchev
Pembebasan Irian Barat
Pada Demokrasi Liberal Setiap Perdana Menteri
berupaya mengembalikan Irian Barat namun
belum berhasil Perjuangan Irian Barat kemudian
berlangsung pula pada masa Demokrasi
Terpimpin.
Pembenasan Irian Barat
💀 Trikora pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno
dalam sebuah pidato di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember
1961. Hal ini sebagai bentuk respon cepat dari pemerintahan
Indonesia atas tindakan kolonial Belanda yang
mendeklarasikan kemerdekaan Negara boneka Irian Barat.
Isi TRIKORA
💀 Gagalkan pembentukan Negara boneka
Papua buatan Belanda Kolonial
💀 Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat
Tanah Air Indonesia;
💀 Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk
mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Maka terjadilah perebutan antara keduanya, yang kemudian
dibicarakan dalam berbagai pertemuan berbagai forum internasional.
Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Indonesia dan
Belanda tidak mencapai kesepakatan, tetapi sepakat masalah ini akan
dibicarakan kembali dalam satu tahun kedepan.
Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian
Barat melalui forum internasional.
Beberapa upaya yang dilakukan:
💀 Konferensi Colombo pada April 1954.
💀 Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
💀 Siding Umum PBB pada 1954-1957.
Konfrontasi Politik
💀 ndonesia secara 💀 Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali
sepihak
Sastroamidjojo membentuk
membatalkan hasil
KMB yang pemerintahan Propinsi Irian
dikukuhkan dalam Barat dengan ibukota Soasiu
UU No. 13 Tahun dengan Gubernur Sultan Tidore
1956 Zainal abidin Syah
💀 Tujuannya untuk mendeklarasikan
pembentukan Provinsi Irian Barat
sebagai bagian dari Republik
Indonesia
Konfrontasi Ekonomi
Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan UU nomor 86
tahun 1958 tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi seperti:
1. Perusahaan Perkebunan
2. Nederlandsche Handel-Maatschappij
3. Perusahaan Listrik
4. Perusahaan Perminyakan
5. Rumah Sakit (CBZ) menjadi RSCM
Konfrontasi Ekomomi
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:

1. Memindahkan pasar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman


Barat)
2. Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia
3. Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah
Indonesia
4. Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda
Persetujuan New York 15 Agustus 1962 di Markas Besar PBB di New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika Seri
Delegasi Indonesia Dr Subandrio dan Adam Malik sedangkan Delegasi Belanda D
Jan Herman. Van Roijen dan CWA Schurmann
Isi perjanjian :
1. Penghentian permusuhan
2. PBB membentuk UNTEA 1 Oktober 1962
3. Bendera Indonesia mulai berkibar berdampingan bendera PBB
4. UNTEA akan meyerahkan Irian Barat kepada pemerintah Indonesia 1 Mei
1963
5. Akan di adakan PEPERA
💀 Tahap Eksploitasi (awal 1963),yaitu mengadakan
serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan
menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang
penting.
💀 Tahap Konsolidasi (awal 1964),yaitu dengan
menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan
Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
💀 Pelaksanaannya Indonesia menjalankan tahap infiltasi,
selanjutnya melaksanakan operasi Jayawijaya, tetapi
sebelum terlaksana pada 18 Agustus 1962 ada sebuah
perintah dari presiden untuk menghentikan tembak-
menembak.
Prtempuran Laut Aru
💀 Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, ketika 3
kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan
Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang
dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo,
berpatroli pada posisi 4°49' LS dan 135°02' BT. pukul 21:00 WIT,
Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal
itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. di mana berarti
kapal itu sedang berhenti.
💀 Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis
Neptune yang sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu
dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut.
💀 Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat
KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan
tembakan balasan, namun tidak mengenai sasaran. Akhirnya, Yos
Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali KRI Macan
Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan. [3]
💀 Kapal Belanda mengira itu
merupakan manuver berputar
untuk menyerang, sehingga kapal
itu langsung menembaki KRI
Macan Tutul. Komodor Yos
Sudarso gugur pada
pertempuran ini setelah
menyerukan pesan terakhirnya
yang terkenal,"Kobarkan
semangat pertempuran".
PEPERA
💀 Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan
pemerintahan Papua bagian barat kepada Indonesia.
Ibukota Hollandia dinamai Kota Baru, dan pada 5
September 1963, Papua bagian barat dinyatakan sebagai
"daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan
Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu
kebangsaan Papua.
💀 Gubernur Papua 1 adalah Elias Jan Bonai
Dwikora
💀 Mengumukan Dwi
Komando Rakyat
(Dwikora) pada 3 Mei
1964, yang isinya:
-Perhebat ketahanan
Revolusi Indonesia
-Bantu perjuangan rakyat
Malaysia untuk
membebaskan diri dari
Nekolim Inggris.
Politik Konfrontasi Malaysia

• Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini


disebabkan karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara
federasi Malaysia yang dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang
membahayakan Indonesia dan negara-negara blok Nefo.
• Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando
Rakyat (Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964.
• Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan
Barat menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam
negeri Malaysia.
💀 Malaysia terpilih menjadi 💀 Soekarno yang marah
anggota tidak tetap Dewan mengumumkan bahwa
Keamanan PBB Indonesia keluar dari
keanggotaan PBB tanggal 7
Januari 1966
💀 .Presiden Soekarno
merencanakan akan
membentuk Conference of
The New Emerging Forces
(Conefo) sebagai tandingan
dari PBB secara resmi
didirikan tanggal 7 Januari
1965
3. Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet kerja. Karena
tidak ada wakil presiden, maka presiden mengadakan jabatan menteri
pertama. Ir. Juanda ditunjuk untuk memegang jabatan itu. Program
kabinet kerja disebut dengan Tri Program meliputi:
💀 mencukupi kebutuhan sandang pangan,
💀 menciptakan keamanan Negara,
💀 mengembalikan Irian Barat.
Susunan Kabinet Kerja I

Kabinet Kerja I bertugas pada periode 10 Juli 1959 - 18 Februari 1960.

No Jabatan Nama
1. Perdana Menteri Soekarno
2. Menteri Pertama Djuanda Kartawidjaja
Menteri Keamanan dan
3. AH Nasution Djuanda AH Nasution
Pertahanan Soekarno
Kartawidjaja
4. Menteri Keuangan Djuanda Kartawidjaja
5. Menteri Produksi Suprajogi
6. Menteri Distribusi J. Leimena
7. Menteri Pembangunan Chaerul Saleh
8. Menteri Kesejahteraan Rakyat Muljadi Djojomartono
9. Menteri Luar Negeri Subandrio J. Leimena Chaerul Saleh Subandrio
Menteri Dalam Negeri dan
10. Ipik Gandamana
Otonomi Daerah
11. Menteri Sosial dan Kebudayaan Mohammad Yamin
Mohammad Yamin
Ipik Gandamana
Susunan Kabinet Kerja II

Kabinet Kerja II bertugas pada periode 18 Februari 1960 - 6 Maret 1962.


Menteri
No Jabatan Nama
4. Menteri Keamanan Nasional AH Nasution
1. Perdana Menteri Sukarno
2. Menteri Pertama Djuanda Kartawidjaja 5. Menteri Luar Negeri Subandrio
3. Wakil Menteri Pertama J. Leimena
6. Menteri Dalam Negeri dan Ipik Gandamana
Otonomi Daerah

7. Menteri Kehakiman Sahardjo

8. Menteri Keuangan Djuanda


9. Menteri Distribusi J. Leimena

Djuanda 10. Menteri Pembangunan Chaerul Saleh


Sukarno J. Leimena
Kartawidjaja

AH Nasution Subandrio Ipik Gandamana Saharjo J. Leimena Chaerul Saleh


Susunan Kabinet Kerja III
Kabinet Kerja III adalah kabinet Indonesia yang dibentuk pada tanggal 6 Maret 1962 sebagai hasil reshuffle
kabinet sebelumnya oleh Presiden Sukarno. Kabinet ini terdiri dari perdana menteri, dua wakil menteri pertama,
delapan wakil perdana menteri dan 36 menteri serta 13 anggota yang memimpin badan-badan pemerintah.
Kabinet ini bertugas hingga tanggal 13 November 1963.

Jabatan Nama
Bidang Luar Negeri/Hubungan Ekonomi Luar Negeri
Perdana Menteri Sukarno
Menteri Pertama Djuanda Kartawidjaja Wakil Menteri Pertama/Menteri Subandrio
Wakil Menteri Pertama I J. Leimena Luar Negeri
Wakil Menteri Pertama II Subandrio

Subandrio
Sukarno Djuanda Kartawidjaja J. Leimena
Susunan Kabinet Kerja IV
Kabinet Kerja IV adalah kabinet pemerintahan Presiden Soekarno. Kabinet ini bertugas
pada 13 November 1963 dan berakhir pada 27 Agustus 1964.

Kompartemen Luar Negeri dan


Perdana Menteri Soekarno
Hubungan Ekonomi Luar Negeri
Wakil Perdana Menteri I Subandrio
Menteri Koordinator Luar Negeri dan
Wakil Perdana Menteri II J. Leimena
Hubungan Ekonomi Luar
Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh
Negeri:Subandrio

Soekarno Soebandrio
J.Leimena Chaerul Saleh Soebandrio
Susunan Kabinet Dwikora I
Kabinet Dwikora I adalah nama kabinet pemerintahan di Indonesia dengan masa kerja
dari 27 Agustus 1964 sampai 22 Februari 1966.Presiden pada kabinet ini adalah
Soekarno. Presidium
# Jabatan Nama
Presiden/ Perdana Menteri / Dr. Subandrio
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata / 2 Wakil Perdana Menteri I Dr. Subandrio
Mandataris MPRS / Pemimpin Besar 3 Wakil Perdana Menteri II Dr. Johannes Leimena
Revolusi 4 Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh

Soekarno Dr. Johannes Leimena


Adam Malik
Chaerul Saleh
Menteri Koordinator di bawah Presiden melalui Presidium
# Jabatan Nama

5 Menteri Koordinator Pelaksanaan Ekonomi Terpimpin Adam Malik

Mayjen TNI Dr. Soemarno Mayjen TNI Dr.


6 Menteri/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Sosroatmodjo Soemarno
Sosroatmodjo
Susunan Kabinet Dwikora II
Kabinet Dwikora II atau Kabinet Dwikora Yang
Disempurnakan Presiden pada kabinet ini adalah
Ir. Soekarno. Kabinet ini diumumkan pada 21
Februari 1966 dan dilantik pada 24 Februari 1966 Presiden
dan berakhir pada 27 Maret 1966.

Soekarno
Presidium/Perdana Menteri

No. Jabatan Nama

Presiden / Perdana Menteri / Panglima


1 Tertinggi Angkatan Bersenjata / Mandataris Ir. Soekarno
MPRS / Pemimpin Besar Revolusi
Ir. Soekarno Subandrio
Dr. Subandrio Idham Chalid
(sampai dengan 18 Maret 1966),
2 Wakil Perdana Menteri I
Sultan Hamengkubuwono IX
(ad-interim sejak 18 Maret 1966)

3 Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena

Chaerul Saleh
(sampai dengan 18 Maret 1966)
4 Wakil Perdana Menteri III
Adam Malik Sultan J. Leimena
(ad-interim sejak 18 Maret 1966) Hamengkubuwono IX Roeslan Abdulgani
5 Wakil Perdana Menteri IV K.H. Idham Chalid
Dr. Roeslan Abdulgani (sejak 18
6 Wakil Perdana Menteri V
Maret 1966)

Mayjen Achmadi
Menteri Penerangan diperbantukan ke (sampai dengan 18 Maret 1966),
7
Presidium W.J. Rumambi Chaerul Saleh
(ad-interim sejak 18 Maret 1966) Adam Malik
W.J. Rumambi
Kompartimen Luar Negeri

8 Menteri Koordinator Dr. Subandrio


Dr. Subandrio
Menteri Luar Negeri & Hubungan (sampai dengan 18 Maret 1966 ],
9
Ekonomi Luar Negeri Adam Malik
(ad-interim sejak 18 Maret 1966)

Subandrio Adam Malik


Susunan Kabinet Dwikora III
Kabinet Dwikora III atau Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan Lagi adalah nama
kabinet pemerintahan di Indonesia yang diumumkan secara langsung oleh Presiden
Soekarno pada 27 Maret 1966 dan bertugas mulai 31 Maret 1966 sampai 25 Juli 1966.

Presiden Perdana Menteri

Presiden / Perdana Menteri /


Panglima Tertinggi Angkatan
Soekarno
Bersenjata / Mandataris MPRS /
Pemimpin Besar Revolusi

Soekarno
Menteri yang di bawah koordinasi Waperdam N
Jabatan Nama
Umum o.
Berikut ini adalah menteri-menteri yang dikoordinasi Wakil Perdana Menteri untuk
2 J. Leimena
langsung oleh Waperdam Umum : Urusan Umum
• Sekretariat Negara Mohammad
3 Menteri Sekretaris Negara
Sekretaris Negara dibagi menjadi 4, yaitu Sekretaris Ichsan, S.H.
Negara, Sekretaris Pribadi Presiden untuk Urusan Sekretaris Pribadi Presiden S. Munadjat
Khusus, Sekretaris Kabinet/Presidium (ketiga 4
untuk urusan Khusus Danusaputro
Sekretaris tersebut berstatus sebagai Menteri), dan
Menteri Sekretaris Brigjen Hugeng
Wakil Sekretaris Negara/Sekretaris Presiden yang 5
Kabinet/Presidium Imam Santoso
berstatus sebagai Deputi Menteri.
Wakil Sekretaris
• Kantor Urusan Pelayanan Umum Sipil 6 Djamin Ginting
Negara/Sekretaris Presiden
• Kantor Administrasi Negara
• Badan Urusan Pangan

Brigjen Hugeng
J. Leimena
Imam Santoso Djamin Ginting
Sosial dan Politik

Wakil Perdana Menteri untuk


7 Adam Malik
urusan Sosial dan Politik
Asisten Wakil Perdana
8 Menteri untuk urusan Sosial Mayjend. Mursid
dan Politik
Mayjen. Basuki
9 Menteri Dalam Negeri
Rachmat
Mayjen. Basuki Adam Malik Basuki Rachmat
10 Departemen Dalam Negeri
Rachmat
Departemen Pembangunan
11 Aminuddin Azis
Komunitas Desa
Rudolf
12 Departemen Urusan Pertanian
Hermanses
Laksamana
13 Departemen Transmigrasi Madya Sujono
Suparto
14 Menteri Luar Negeri Adam Malik
15 Menteri Penerangan W.J. Rumambi
Menteri Pendidikan dan Sarino W.J. Rumambi Sarino
16
Kebudayaan Mangunpranoto Mangunpranoto
Menteri Perindustrian Dasar dan Ringan : Brigjen. M. Jusuf
• Departemen Perindustrian Dasar : Brigjen. M. Jusuf
• Departemen Perindustrian Ringan : Laksda. Suharnoko Harbani
• Departemen Perindustrian Laut : Mardanus
• Departemen Perindustrian Udara : Komodor Udara Jacob Salatun

Menteri Perindustrian Tekstil dan Kerajinan : Hadi Thayeb


• Departemen Perindustrian Tekstil : Sjafiun
• Departemen Perindustrian Kerajinan (ad interim) : Hadi Thayeb
Hadi Thayeb Frans Seda
Menteri Pertanian : Frans Seda
• Departemen Perkebunan : Frans Seda
• Departemen Kehutanan : Soedjarwo
• Departemen Perikanan dan Hasil Laut : Laksda. Hamzah Atmohandojo

Soedjarwo

Jacob Salatun
Suharnoko
Harbani
Menteri Pembangunan untuk Proyek Khusus : Laksda.
Makki Perdana Kusumah
• Departemen Pembangunan Trans Sumatera :
Slamet Bratanata
• Departemen Proyek Khusus : Laksda. Makki
Perdana Kusumah

Menteri Perhubungan : Laksda. Jatidjan


• Departemen Perhubungan Darat : Brigjen. Utojo Slamet Bratanata
Utomo
• Departemen Perhubungan Laut : Komodor Susatyo
Mardi
• Departemen Perhubungan Udara : Partono
• Departemen Pos dan Telekomunikasi : SH
Simatupang

Jatidjan
Susunan Kabinet Ampera I
Kabinet Ampera I adalah Kabinet yang diumumkan pada 25 Juli 1966 dan bertugas mulai
tanggal 28 Juli 1966 sampai dengan 14 Oktober 1967. Kabinet ini diumumkan langsung oleh
Letjen Soeharto sebagai Ketua Presidium Kabinet atas persetujuan Presiden Soekarno.
Pada 12 Maret 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dan dicabut mandatnya sebagai
Presiden RI oleh MPRS sehingga sejak saat itu Kabinet tersebut dilanjutkan secara
langsung oleh Ketua Presidium Kabinet Ampera.
Presiden

Soekarno Soeharto
(Sampai dengan 12 Maret 1967) (Mulai dari 12 Maret 1967
sebagai Pejabat Presiden)
Jendral
Presidium dan Menteri Utama

No. Jabatan Nama

1 Ketua Presidium Kabinet Ampera Soeharto


Menteri Utama bidang Pertahanan
2 Soeharto
dan Keamanan
3 Menteri Utama bidang Politik Adam Malik Soeharto Adam Malik Idham Chalid
Menteri Utama bidang
4 Idham Chalid
Kesejahteraan Rakyat
Menteri Utama bidang Ekonomi dan Sri Sultan
5
Keuangan Hamengkubuwono IX
Menteri Utama bidang Industri dan
6 Sanusi Hardjadinata
Pembangunan
Sri Sultan Sanusi Hardjadinata
Hamengkubuwono
IX
Menteri yang dibawah koordinasi Menteri Utama bidang Pertahanan dan
Keamanan

Menteri/Panglima Jenderal TNI


7
Angkatan Darat Soeharto
Menteri/Panglima
8 Laksda Laut Muljadi
Angkatan Laut
Menteri/Panglima Laksda Udara Jenderal TNI
9 Rusmin Nurjadin
Angkatan Udara Rusmin Nurjadin Soeharto
Sutjipto Judodihardjo
Menteri/Panglima Komjen Pol Sutjipto
10
Angkatan Kepolisian Judodihardjo
Menteri Veteran dan
11 Mayjen Sarbini
Demobilisasi

Mayjen Sarbini
Menteri yang dibawah koordinasi Menteri Utama Menteri yang dibawah koordinasi Menteri Utama
bidang Politik bidang Kesejahteraan Rakyat
Menteri Pendidikan
12 Menteri Luar Negeri Adam Malik 16 Sarino Mangunpranoto
dan Kebudayaan
13 Menteri Dalam Negeri Mayjen Basuki Rahmat 17 Menteri Agama K.H. Sjaifuddin Zuchri
14 Menteri Kehakiman Prof. Oemar Senoadji, SH 18 Menteri Sosial A.M. Tambunan
15 Menteri Penerangan B.M. Diah 19 Menteri Kesehatan Prof. G.A. Siwabessy
Kombes Pol. Awaluddin
20 Menteri Tenaga Kerja
Djamin

Adam Malik Basuki Rahmat Prof. Oemar


Senoadji, SH
Sjaifuddin Zuchri
Sarino A.M. Tambunan G.A. Siwabessy
Mangunpranoto

B.M. Diah Awaluddin Djamin


Menteri yang dibawah koordinasi Menteri Utama Menteri yang dibawah koordinasi Menteri Utama
bidang Keuangan dan Ekonomi bidang Industri dan Pembangunan

21 Menteri Perdagangan Mayjen Ashari Danudirdjo Menteri Perindustrian Dasar Mayjen M.


27
Ringan dan Tenaga Jusuf
22 Menteri Keuangan Dr. Frans Seda
Menteri Perindustrian Tekstil Muhammad
23 Menteri Perhubungan Komodor Udara Sutopo 28
dan Kerajinan Sanusi
24 Menteri Maritim Laksda Laut Jatidjan
29 Menteri Pertambangan Ir. Bratanata
25 Menteri Pertanian Brigjen Sutjipto
30 Menteri Pekerjaan Umum Sutami
26 Menteri Perkebunan P.C. Harjasudirdja

Frans Seda Laksda Laut


Jatidjan
Mayjen M. Jusuf Ir. Bratanata
Sutami
Susunan Kabinet Ampera II

Kabinet Ampera II adalah Kabinet yang diumumkan pada 11 Oktober 1967 dan bertugas
mulai tanggal 14 Oktober 1967 sampai dengan 6 Juni 1968. Kabinet ini diumumkan
langsung oleh Pejabat Presiden RI, Jenderal TNI Soeharto.
Pimpinan Kabinet

Soeharto
No Jabatan Nama
Sultan
Menteri Negara Ekonomi,
1 Hamengkubuwana
Keuangan, dan Industri
IX
Menteri Negara Kesejahteraan
2 Idham Chalid
Rakyat Oemar Seno
Menteri Pertahanan dan Sultan Idham Chalid Adji
3 Jenderal Soeharto Hamengkubuwana IX
Keamanan
4 Menteri Luar Negeri Adam Malik
Awaluddin Djamin Letjen Basuki
5 Menteri Dalam Negeri
Rahmat
Prof. Oemar Seno
6 Menteri Kehakiman
Adji, SH
7 Menteri Penerangan B.M. Diah
Menteri Pendidikan dan Sanusi
8 Adam Malik
Kebudayaan Hardjadinata
Soeharto
K.H. Muhammad Basuki Rahmat
9 Menteri Agama
Dahlan
Prof. G.A.
A.M. Tambunan 10 Menteri Kesehatan
Siwabessy
Brigjen Pol
11 Menteri Tenaga Kerja
Awaluddin Djamin
12 Menteri Sosial A.M. Tambunan
B.M. Diah Sanusi
Hardjadinata
G.A. Siwabessy
13 Menteri Keuangan Dr. Frans Seda
14 Menteri Perdagangan Mayjen M. Jusuf
15 Menteri Pertanian Mayjen Sutjipto
Prof. Dr. Thoyib
16 Menteri Perkebunan
Hadiwidjaja
17 Menteri Perhubungan Marsma Soetopo
Laksda Laut
18 Menteri Maritim
Jatidjan Thoyib Laksda Laut
Frans Seda M. Jusuf
19 Menteri Pekerjaan Umum Sutami Hadiwidjaja Jatidjan
Menteri Perindustrian Dasar, Mayjen Ashari
20
Ringan dan Tenaga Danudirdjo
Menteri Perindustrian Tekstil Muhammad
21
dan Kerajinan Sanusi
Prof.Dr.Ir.
22 Menteri Pertambangan Soemantri
Brodjonegoro
Menteri Transmigrasi, Letjen M. Sarbini Prof.Dr.Ir. Soemantri
23 Letjen M. Sarbini Sutami
Veteran, dan Demobilisasi Brodjonegoro

Anda mungkin juga menyukai