TIMBUL KARENA : 1. Peraturan perundangan yang ada belum lengkap atau tidak jelas atau tidak mengaturnya atau bertentangan peraturan perundangan yang satu dengan lainnya. 2. Kurang atau tidak menghargai akta yang di buat oleh atau di hadapannya sendiri. 3. REKAYASA ATAU PENYELUNDUPAN HUKUM.
4. KURANG SEKSAMA DAN KONTROL
TERHADAP KARYAWAN 5. HUBUNGAN DENGAN SESAMA NOTARIS PPAT DISALAH GUNAKAN
6. PEMBERIAN KEMUDAHAN KEPADA
KLIEN WALAUPUN DI LAKUKAN DENGAN PELANGGARAN KODE ETIK / HUKUM YANG BERLAKU MASALAH DALAM PRAKTEK NOTARIS – PPAT : * Hari, tanggal dan bulan dalam akta berbeda dengan hari, tanggal dan bulan menghadap Notaris- PPAT. * Para penghadap tidak bersamaan menghadap.
* Para penghadap mengakui tidak pernah
menghadap atau tidak di bacakan aktanya. * Pada awal akta sebagaimana di maksud Pasal 38 ayat 2 UU no. 30 Tahun 2004 di tambahkan rumusan lain yang diangggap lebih keren.
* Teknik Pembuatan Akta yang di abaikan .
* Pelaksanaan legalisasi dan Waarmerking surat-surat di bawah tangan tidak memperhatikan Pasal 1874 BW, 1874A BW, stbl 1916 nomor 46 jo nomor 43. * Penulisan Akta melanggar Pasal 42 UU No. 30 Tahun 2004
* Tanpa janji kawin, suami – isteri
mendirikan CV atau PT. * Peminjaman “ nama orang lain” sebagai pemegang saham dalam PT.
* Pembuatan PKR atas keputusan
RUPS PT yang banyak sengketa / di palsukan. * Pembuatan akta pengakuan utang di ikuti dengan “jaminan” kuasa untuk menjual barang agunan.
* Perjanjian pengikatan jual-beli
tanah dimana uang harga jual- belinya lunas tetapi di ikuti dengan pembuatan akta kuasa untuk menjual. * Perjanjian pengikatan jual beli tanah dimana uang harga jual-belinya belum di bayar lunas tetapi di ikuti dengan pembuatan akta kuasa untuk menjual. * Para Notaris-PPAT melakukan kebiasaan mencantumkan dalam akta jual-beli dengan kalimat sebagai berikut: “ Jumlah uang tersebut diatas telah di bayarkan oleh pihak kedua kepada pihak pertama pada saat penanda-tanganan akta ini dan untuk penerimaan uang oleh pihak pertama tersebut akta ini berlaku pula sebagai tanda penerimaannya yang sah . * Dengan alasan Notaris-PPAT sedang sibuk, pembacaan akta Notaris-PPAT dilakukan oleh asisten Notaris-PPAT demikian pula penanda-tanganan akta di hadapan asisten notaris.
* Kebiasaan Notaris-PPAT membuat
Cover Note yang berakibat hukum kerugian salah satu pihak. * Notaris membuat akta di luar tempat kedudukannya.
* Notaris kurang memperhatikan fungsi
dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan protokol notaris.
ANALISIS YURIDIS KEABSAHAN AKTA PERJANJIAN KAWIN YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS YANG TIDAK DI REGISTRASI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 598 PK-PDT-2016 Tanggal 24 Nopember 2016)