NOTARIS/PPAT
Dalam pemagangan lama waktu yakni 107 Jam dalam dari awal hingga akhir
Terdiri dari :
• 6 Jam Pembekalan
• 46 Jam Kelas dan Pemaparan Materi Serta Review Tugas oleh Para Mentor ( Bu
Mira, Bu Dyah dan Pak Aji)
• 55 Jam Mengerjakan tugas dari para mentor (Bu Mira, Bu Dyah dan Pak Aji)
Administrasi Perkantoran
Waktu Kode Etik Notaris/PPAT
Akta
Kode Etik Notaris/PPAT
1. Dasar Hukum
Notaris merupakan pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 2 Tahun
2014 (Pasal 1 angka 1 UUJN). Sedangkan PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (Pasal 1 angka 1 PP 37/1998
2. Daerah Kerja Notaris/PPAT
wilayah yang menjadi praktik kerja Notaris dan PPAT direkomendasikan mengikuti formasi ketersediaan Notaris/PPAT yang ditetapkan kementerian terkait. Jika kuota
Notaris dan PPAT di satu wilayah sudah terpenuhi, maka Notaris maupun PPAT yang baru disarankan mencari formasi di wilayah lainnya. Setiap landasan hukum bagi
Notaris maupun PPAT sudah menjelaskan perihal wilayah kerja masing-masing. Setiap Notaris/PPAT hanya boleh memiliki satu wilayah kerja saja di kota/kabupaten
3. Akta yang dibuat Notaris/PPAT
Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan
dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-
undang. (Pasal 15 ayat (1) UU 2/2014)
PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum yaitu : jual beli; tukar menukar; hibah; pemasukan ke dalam perusahaan
(inbreng); pembagian hak bersama; pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah Hak Milik; pemberian Hak Tanggungan; pemberian Kuasa membebankan Hak
Tanggungan. (Pasal 3 Ayat (1) jo. Pasal 2 ayat (2) PP 37/1998)
4. Larangan Notaris/PPAT
Larangan etika bagi notaris diatur dalam pasal 4 Kode Etik Notaris tahun 2015
5. Kewajiban Notaris/PPAT
Kewajiban notaris diatur dalam Pasal 3 Kode Etik Notaris Tahun 2015
6. Sanksi
a. teguran tertulis;
b.pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat;
d.pemberhentian dengan tidak hormat.
Administrasi perkantoran
Waktu Prosedur Pembuatan
Akta
Akta
Akta Jenis Akta
1. Perbedaan akta Notaris dan PPAT
Akta Resmi (Otentik)
Akta Resmi adalah akta yang dibuat secara resmi oleh seorang pejabat umum.
Akta Notaris
Sebuah akta resmi harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Perjanjian jual beli.
1.Akta harus dibuat ketika disaksikan oleh pejabat umum
b. Perjanjian sewa menyewa.
2.Akta harus dibuat sesuai dengan ketentuan undang-undang
c. Pendirian Perseroan Terbatas (PT) atau badan usaha lainnya.
3.Pejabat umum yang menyaksikan pembuatan akta, haruslah pejabat umum yang memiliki wewenang
d. Perubahan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham.
untuk membuat akta tersebut
e. Pendirian Yayasan.
f. Akta Warisan.
Akta Bawah Tangan (Underhand)
Akta Bawah Tangan adalah akta yang tidak terlalu mengikat karena hanya dibuat oleh oleh orang-orang
Akta PPAT
yang bersengketa dan dan biasanya akan ditambahkan dengan tanda tangan saksi sehingga akta menjadi
a. Akta Jual Beli;
sedikit lebih kuat. Akta Bawah Tangan diatur dalam Pasal 101 Ayat B Undang-undang No. 5 tahun 1986
b. Akta Tukar Menukar.
tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Pasal ini secara rinci menyebutkan bahwa “Akta Bawah tangan
c. Akta Hibah;
merupakan surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan maksud untuk
d. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan;
dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa hukum yang tertera di dalamnya”. Akta Bawah Tangan
e. Akta Pembagian Hak Bersama;
memiliki kelemahan dan kelebihan, yaitu:
f. Akta Pemberian Hak Tanggungan;
•Kelemahan: Akta Bawah Tangan akan lemah apabila salah satu pihak tidak mengakui tanda tangannya alias
g. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Milik.
menganggap tanda tangan tersebut adalah palsu.
h. Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik.
•Kelebihan: Akta Bawah Tangan lebih mudah dibuat dan tidak memerlukan syarat-syarat khusus dan
prosedur yang rumit. Hanya perlu kedua belah pihak yang bersengketa dan seorang saksi sehingga akta
tersebut bisa lebih kuat.
Administrasi Perkantoran
Waktu Prosedur Pembuatan Kode Etik Notaris PPAT
Akta
TERIMA KASIH