Anda di halaman 1dari 3

Nama : Imro’ah Qurrotul ‘Aini

NIM : 18410548

Mata Kuliah : Hukum Agraria (F)

Merangkum materi tentang hak pencabutan tanah

Menurut pasal 2 undang-undang no. 20 tahun 1961 tentang prosedur pencabutan hb


disertai : rencana peruntukkannya dan alasannya bahwa pencabutan tersebut untuk
kepentingan umum, keterangan mana yang berhak, letak, luas, macam-macam hak atas tanah
yang dicabut serta benda-benda diatasnya. Rencana penampungan orang-orang yang haknya
dicabut antara lain : Sewa dan Hak tanggungan

Uang ganti rugi, menurut harga dasar yang ditetapkan oleh daerah tingkat ii berdasarkan
permendagri nomor 1 tahun 1975 yang setiap 6 (enam) bulan akan ditetapkan atau dengan
njop panitia penaksir harga, yaitu unsur pemerintah yang dibentuk oleh kanwil bpn apabila
kurang adil dalam penentuan harga maka boleh minta banding ke pt dengan prosedur pp no.
34/1973 , masalah besarnya uang ganti rugi , tidak menjadi alasan untuk menunda
pencabutan. Dalam keadaan mendesak Kanwil BPN mengirimkan berkas permohonan dari
instansi yang bersangkutan ke kepala BPN dan sekaligus membuat sk pencabutan hak
tersebut.

Panitia pembebasan tanah (pmdn no. 15 tahun 1975), kepala direktorat agraria kabupaten
(ketua dan anggota) anggota :

 Pejabat dari pemda


 Kantor ipeda (seorang pejabat)
 Seorang pejabat dari yang memerlukan tanah
 Kepala dinas pekerjaan umum tingkat ii
 Kepala kecamatan
 Kepala desa
 Sekretaris
 Seorang pejabat dari kantor sub direktorat agraria. (bukan anggota).

Tugas panitia

 Menyelidiki dan menginventarisasi tentang keadaan tanah


 Mengadakan perundingan dengan pemegang hak atas tanah
 Menaksir harga ganti rugi
 Membuat berita acara dan fatwa pertimbangan
 Menyaksikan pelaksanaan pembayaran ganti rugi

Pembebasan tanah permendagri nomor 15 tahun 1975, Keharusan panitia mengadakan


musyawarah dengan para pemilik /pemegang hak berdasarkan harga umum setempat,
kemungkinan pemukiman kembali dari para penduduk yang terkena pembebasan. Ganti rugi
dapat berupa : - uang, tanah dan atau fasilitas lainnya. Pembayaran grr dan pembebasan hak
terjadi serentak dengan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 4 orang anggota panitia
pembebasan tanah antara lain :

 Kepala kecamatan dan kepala desa yang bersangkutan


 Jika tidak dapat menerima uang pembebasan tanah, dapat naik banding kepada
 Gubernur kepala daerah, yang dapat tetap pada putusan panitia atau menaikkan
jumlah uang pembebasan tersebut
 Permendagri mengatur suatu soal yang telah diatur oleh uu no. 20/1961 dan isi
permendagri tersebut bertentangan dengan uu yang dimaksud.

Masalah – masalah yang timbul

1. Target
2. Tanah negara diakupasi
3. Investor menetapkan gr terlalu rendah

Permendagri nomor 5 tahun 1975, Sama sekali tidak menyebutkan alasan untuk
pembebasan tanah-tanah. Hanya menyatakan pembebasan tanah ialah melepaskan hubungan
hukum yang semula terdapat diantara pemegang hak/penguasa atas tanahnya dengan cara
pemberian ganti rugi. Pembebasan tanah permendagri nomor 15 tahun 1975 :

 Formil : tidak memenuhi persyaratan yuridis


 materiil : perlindungan kepada pemegang hak atas tanah yang akan dibebaskan tidak
ada permendagri nomor 15 tahun 1975 : mendagri tidak mempunyai wewenang
membuat peraturan yang mengikat umum, tanpa adanya pendelegasian wewenang
mengenai pencabutan hak, uu no. 20/1961 telah menunjuk presiden sebagai instansi
yang berwenang memutus.

Batal pemendagri no. 15/1975

1. Mendagri tidak mempunyai wewenang membuat peraturan yang mengikat umum,


tanpa adanya pendelegasian wewenang.
2. Mengenai pencabutan hak uu no. 20/1961 menunjuk presiden sebagai instansi yang
berwenang
3. Permendagri mengatur soal yang sama yang diatur dengan uu no. 20/1961

Isi permendagri tersebut bertentangan dengan uu no. 20 tahun 1961 didelegasikan kepada
bupati/walikota dan merangkap sebagai panitia pembebasan tanah.

Keppres nomor 55 tahun 1993 = Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum.

Pasal : pelepasan atau penyerahan hak atas tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap hak atas tanah
yang bersangkutan
Pasal 2 : pengadaan tanah semata-mata hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

Pasal 2 ayat 3: dilakukan dengan cara jual beli , tukar-menukar atau cara lain yang dimufakati
secara sukarela.

Musyawarah, Pasal 9, 10, dan 11: musyawarah tersebut yaitu langsung antara instansi
pemerintah dengan para pemilik hak atas tanah uang ganti rugi / besarnya :

 Tanah sudah bersertifikat : 100 %


 Tanah belum sertifikat : 90 %

Anda mungkin juga menyukai