Nim : 051156627
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dalam empat tahap, menurut
Permen ATR/BPN 19/2021. Perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
penyerahan hasil adalah keempat langkah tersebut.Pada tahap perencanaan ini,
pengadaan tanah dilakukan dengan mempertimbangkan rencana tata ruang dan
prioritas pembangunan. Instansi yang memerlukan tanah dapat melibatkan
kementerian atau lembaga lain di bidang pertanahan serta instansi yang terkait
dalam perencanaannya. Produk perencanaan pengadaan tanah (DPPT) dibuat dan
hanya berlaku selama dua tahun. Ini memiliki dua muatan: muatan wajib dan
muatan tambahan.Pada tahap persiapan, Permen ATR/BPN 19/2021 Nomor 19
Tahun 2021 menyatakan bahwa kepala daerah akan membentuk tim verifikasi
DPPT sejak DPPT diterima. Tim verifikasi ini akan terdiri dari anggota Pemda
dan dinas teknis terkait. Setelah verifikasi selesai, tim persiapan pengadaan tanah
terdiri dari lima hari setelah verifikasi DPPT. Nanti, selama tahap persiapan,
konsultasi publik akan dilakukan untuk mencapai kesepakatan dengan pihak yang
berhak. Jika diperlukan, Kepala Daerah dapat membentuk tim untuk menyelidiki
keberatan. Menurut Nurhadi Putra, Direktur Bina Pengadaan dan Pencadangan
Tanah (BPPT) Kementerian ATR/BPN, lembaga yang menyelenggarakan
pengadaan tanah dapat mengajukan permohonan pelaksanaan pengadaan tanah
dengan melengkapi dokumen yang diperlukan. Untuk penyerahan hasil pengadaan
tanah, menurut Perm, dokumen yang diperlukan termasuk SK Penetapan Lokasi;
DPPT; data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah; data awal
masyarakat terkena dampak; berita acara kesepakatan; surat pernyataan
pemasangan tanda batas bidang tanah; surat pernyataan izin alih status
penggunaan atau pelepasan; dan surat pernyataan kesiapan dokumen anggaran
yang telah mengalokasikan biaya operasional dan biaya pendukung dan ganti rugi.
ATR/Kepala BPN Nomor 19 Tahun 2021, tidak lebih dari empat belas hari
setelah hak objek pengadaan tanah diberikan. Berita Acara Penyerahan Hasil
Pengadaan Tanah digunakan untuk menyerahkan hasil pengadaan tanah, dan
organisasi yang membutuhkan tanah harus menyertipikatkan tanah yang telah
diserahkan. Nurhadi juga mengatakan bahwa dokumen Pelaksanaan Pengadaan
Tanah harus diintegrasikan secara elektronik.Proses ganti kerugian terjadi selama
proses pengadaan tanah, yang mencakup penilaian pertanahan dan appraisal.Ada
beberapa kondisi yang harus dipertimbangkan. Di antaranya masih kurangnya
pemahaman tentang standar penilaian dan aturan pengadaan tanah. Menurut Arie
Yuriwin, Tenaga Ahli Menteri ATR/Kepala BPN Bidang Pengadaan Tanah,
"Penilai masih ragu untuk terlibat dalam pengadaan tanah karena dampak hukum
dari kegiatan penilaiannya."
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dalam empat tahap, menurut
Permen ATR/BPN 19/2021. Perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
penyerahan hasil adalah keempat langkah tersebut.Pada tahap perencanaan ini,
pengadaan tanah dilakukan dengan mempertimbangkan rencana tata ruang dan
prioritas pembangunan. Instansi yang memerlukan tanah dapat melibatkan
kementerian atau lembaga lain di bidang pertanahan serta instansi yang terkait
dalam perencanaannya. Produk perencanaan pengadaan tanah (DPPT) dibuat dan
hanya berlaku selama dua tahun. Ini memiliki dua muatan: muatan wajib dan
muatan tambahan.Pada tahap persiapan, Permen ATR/BPN 19/2021 Nomor 19
Tahun 2021 menyatakan bahwa kepala daerah akan membentuk tim verifikasi
DPPT sejak DPPT diterima. Tim verifikasi ini akan terdiri dari anggota Pemda
dan dinas teknis terkait. Setelah verifikasi selesai, tim persiapan pengadaan tanah
terdiri dari lima Dalam Permen ATR/BPN 19/2021 disebutkan terdapat empat
tahap pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Keempat tahap tersebut adalah
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, serta penyerahan hasil.
Pada tahap perencanaan ini, pengadaan tanah didasarkan pada rencana tata ruang
dan prioritas pembangunan. Dalam perencanaannya, instansi yang memerlukan
tanah dapat melibatkan kementerian/lembaga lain di bidang pertanahan maupun
instansi yang terkait. Produk perencanaan pengadaan tanah yang dihasilkan
adalah DPPT. DPPT hanya berlaku selama dua tahun. DPPT ini memuat dua
muatan, yakni muatan wajib serta muatan tambahan. Berlanjut pada tahap
persiapan, dalam Permen ATR/BPN 19/2021 Nomor 19 Tahun 2021, kepala
daerah akan membentuk tim verifikasi DPPT sejak diterimanya DPPT. Tim
verifikasi tersebut melibatkan unsur Pemda serta dinas teknis terkait. Setelah
dilakukan verifikasi, dibentuk tim persiapan pengadaan tanah, lima hari setelah
DPPT terverifikasi. Dalam tahapan persiapan nantinya akan dilaksanakan
konsultasi publik untuk mendapatkan kesepakatan dengan pihak yang berhak dan
apabila diperlukan Kepala Daerah dapat membentuk tim kajian keberatan.
Lebih lanjut, Direktur Bina Pengadaan dan Pencadangan Tanah (BPPT)
Kementerian ATR/BPN, Nurhadi Putra mengatakan, instansi yang
menyelenggarakan pengadaan tanah dapat mengajukan permohonan pelaksanaan
pengadaan tanah dengan melengkapi beberapa dokumen yang diperlukan.
Dokumen tersebut antara lain, SK Penetapan Lokasi; DPPT; data awal pihak yang
berhak dan objek pengadaan tanah; data awal masyarakat terkena dampak; berita
acara kesepakatan; surat pernyataan pemasangan tanda batas bidang tanah; surat
pernyataan izin alih status penggunaan/pelepasan; dan surat pernyataan kesiapan
dokumen anggaran yang telah mengalokasikan Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung dan ganti rugi. “Sedangkan untuk penyerahan hasil pengadaan tanah,
menurut Permen ATR/Kepala BPN Nomor 19 Tahun 2021, paling lama 14 hari
sejak pelepasan hak objek pengadaan tanah. Bentuk penyerahan hasil pengadaan
tanah berupa Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah dan instansi yang
memerlukan tanah wajib menyertipikatkan tanah yang sudah diserahkan tersebut.
Selain itu, Dokumen Pelaksanan Pengadaan Tanah harus diintegrasikan secara
elektronik,” kata Nurhadi. Dalam proses pelaksanaan pengadaan tanah terdapat
proses ganti kerugian, yang melibatkan penilai pertanahan/appraisal.] terdapat
beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. “Di antaranya masih kurangnya
pemahaman terhadap aturan terkait pengadaan tanah dan standar penilaian. Selain
itu, penilai masih memiliki keraguan untuk terlibat dalam pengadaan tanah
karena terdapat dampak hukum dari kegiatan penilaiannya,” kata Tenaga Ahli
Menteri ATR/Kepala BPN Bidang Pengadaan Tanah, Arie Yuriwin
Dalam Permen ATR/BPN 19/2021 disebutkan terdapat empat tahap pengadaan
tanah untuk kepentingan umum. Keempat tahap tersebut adalah perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, serta penyerahan hasil. Pada tahap perencanaan ini,
pengadaan tanah didasarkan pada rencana tata ruang dan prioritas
pembangunan. Dalam perencanaannya, instansi yang memerlukan tanah dapat
melibatkan kementerian/lembaga lain di bidang pertanahan maupun instansi yang
terkait. Produk perencanaan pengadaan tanah yang dihasilkan adalah DPPT.
DPPT hanya berlaku selama dua tahun. DPPT ini memuat dua muatan, yakni
muatan wajib serta muatan tambahan.Berlanjut pada tahap persiapan, dalam
Permen ATR/BPN 19/2021 Nomor 19 Tahun 2021, kepala daerah akan
membentuk tim verifikasi DPPT sejak diterimanya DPPT. Tim verifikasi tersebut
melibatkan unsur Pemda serta dinas teknis terkait. Setelah dilakukan verifikasi,
dibentuk tim persiapan pengadaan tanah, lima hari setelah DPPT terverifikasi.
Dalam tahapan persiapan nantinya akan dilaksanakan konsultasi publik untuk
mendapatkan kesepakatan dengan pihak yang berhak dan apabila diperlukan
Kepala Daerah dapat membentuk tim kajian keberatan. Lebih lanjut, Direktur
Bina Pengadaan dan Pencadangan Tanah (BPPT) Kementerian ATR/BPN,
Nurhadi Putra mengatakan, instansi yang menyelenggarakan pengadaan tanah
dapat mengajukan permohonan pelaksanaan pengadaan tanah dengan melengkapi
beberapa dokumen yang diperlukan. Dokumen tersebut antara lain, SK Penetapan
Lokasi; DPPT; data awal pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah; data
awal masyarakat terkena dampak; berita acara kesepakatan; surat pernyataan
pemasangan tanda batas bidang tanah; surat pernyataan izin alih status
penggunaan/pelepasan; dan surat pernyataan kesiapan dokumen anggaran yang
telah mengalokasikan Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dan ganti rugi.
“Sedangkan untuk penyerahan hasil pengadaan tanah, menurut Permen
ATR/Kepala BPN Nomor 19 Tahun 2021, paling lama 14 hari sejak pelepasan
hak objek pengadaan tanah. Bentuk penyerahan hasil pengadaan tanah
berupa Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah dan instansi yang
memerlukan tanah wajib menyertipikatkan tanah yang sudah diserahkan tersebut.
Selain itu, Dokumen Pelaksanan PengadaanTanah harus diintegrasikan secara
elektronik,” kata Nurhadi.
Dalam proses pelaksanaan pengadaan tanah terdapat proses ganti kerugian, yang
melibatkan penilai pertanahan/appraisal.] terdapat beberapa kondisi yang perlu
diperhatikan. “Di antaranya masih kurangnya pemahaman terhadap aturan terkait
pengadaan tanah dan standar penilaian. Selain itu, penilai masih memiliki
keraguan untuk terlibat dalam pengadaan tanah karena terdapat dampak hukum
dari kegiatan penilaiannya,” kata Tenaga Ahli Menteri ATR/Kepala BPN Bidang
Pengadaan
Tanah, Arie Yuriwin