Anda di halaman 1dari 3

Tuga 2 Administrasi pertanahan

Nama: Muslim Hi. M Karim

1. Adapun Catur Tertib Pertanahan meliputi :

1. Tertib Hukum

2. Tertib Administrasi

3. Tertib Penggunan Tanah

4. Tertib pemeliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup.

2. Macam-macam pengadilan landreform

Perkara-perkara yang timbul di dalam pelaksanaan peraturan-peraturan landreform perlu mendapat


penyelesaian yang cepat, agar tidak menghambat pelaksanaan landreform; berhubung dengan sifat-
sifat yang khusus dari perkara-perkara yang timbul karena pelaksanaan landreform diperlukan suatu
badan pengadilan tersendiri dengan susunan, kekuasaan dan acara yang khusus pula, dengan
membentuk Undang-Undang Pengadilan HAM.

Dasar hukum Undang-Undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 24 Undang
Undang Dasar; Undang-Undang Nomor 19 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor I/
MPRS/1960 dan Nomor II/MPRS/1960; Undang Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok Pokok Agraria; dan Undang Undang Nomor 10 Prp tahun 1960 jo Keputusan Presiden
Nomor 239 tahun 1964.

Dalam Undang-undang ini mengatur tentang : Pengadilan Landreform. Pengadilan Landreform ini
tidak bermaksud untuk memutus segala perkara mengenai tanah atau agraria sebagai suatu
kebulatan. Hal ini disebabkan, karena sifatnya yang khusus untuk memperlancar berjalannya
landreform dan lagi pula tidak mengurangi wewenang Pengadilan Negeri untuk memutus tentang
soal-soal tanah, soal waris-mewaris dan sebagainya yang bila juga akan dibebankan kepada
Pengadilan landreform, pasti akan menghambat pelaksanaan Landreform. Pengadilan Landreform
diadakan dalam dua tingkat, Pengadilan Landreform sehari-hari adalah Pengadilan Landreform
Daerah, sedang di Jakarta diadakan sebuah Pengadilan Landreform Pusat yang berdaerah hukum
seluruh wilayah Republik Indonesia dan ditugaskan sebagai Pengadilan Banding. Tentang Hukum
Acara ditentukan bahwa pada umumnya dipergunakan Hukum Acara yang berlaku untuk Pengadilan
Negeri bagi Pengadilan Landreform Daerah atau Pengadilan Tinggi bagi Pengadilan Landreform
Pusat. Pengecualian terdapat dalam pasal-pasal yang bersangkutan. Hukum Acara tersebut berlaku
juga dalam pemeriksaan pidana landreform, terhadap tertuduh anggota Angkatan Perang, hanya
Ketua sidang adalah Ketua atau Ketua Pengganti atau hakim Pengadilan Tentara dari angkatan yang
bersangkutan, demikian juga jaksa dan penyidiknya

3. Tata cara Pengadaan tanah untuk pembangunan umum

a. Persiapan

Instansi pemerintah yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penetapan lokasi Kepada
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah DKI Jakarta dengan tembusan Disampaikan kepada
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Permohonan penetapan
Lokasi diatur sebagai berikut :

- Untuk lokasi yang terletak di 2 (dua) Kabupaten/Kota atau lebih dalam 1 (satu) Provinsi
diajukan kepada Gubernur.
- Untuk lokasi yang terletak di 2 (dua) provinsi atau lebih diajukan kepada Kepala BPN-RI

2. Pelaksanaan

a. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar. Khusus
pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya lebih dari 1 (satu) Hektar
berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah Dengan Perpres
Nomor 65 Tahun 2006, dibentuk Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten/Kota dengan
Keputusan Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah DKI Jakarta.

Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten/Kota terdiri dari paling banyak 9


(Sembilan) orang dengan susunan sebagai berikut :
1) Sekretaris Daerah sebagai Ketua merangkap Anggota;
2) Pejabat dari unsur perangkat daerah setingkat eselon II sebagai Wakil Ketua Merangkap
Anggota;
3) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai Sekretaris
merangkap Anggota; dan
4) Kepala Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang terkait dengan pelaksanaan Pengadaan
tanah atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota.

Tugas Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten/Kota adalah :

1) Penyuluhan kepada masyarakat;


2) Inventarisasi bidang tanah dan/atau bangunan dan/atau tanaman;
3) Penelitian status hak tanah;
4) Pengumuman hasil inventarisasi;
5) Menerima hasil penilaian harga tanah dari Lembaga atau Tim Penilai Harga Tanah;
6) Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah antara Pemilik dengan Instansi Pemerintah yang
memerlukan tanah;
7) Penetapan besarnya ganti rugi atas dasar kesepakatan harga yang telah dicapai Antara
pemilik dengan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah;
8) Menyaksikan penyerahan ganti rugi;
9) Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak;
10) Mengadministrasikan dan mendokumentasikan berkas pengadaan tanah
11) Menyampaikan permasalahan disertai pertimbangan penyelesaian pengadaan Tanah kepada
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah DKI Jakarta apabila Musyawarah tidak
tercapai kesepakatan untuk pengambilan keputusan.

Panitia Pengadaan Tanah dalam melaksanakan tugasnya diberikan sejumlah dana


Yang disebut sebagai biaya operasional dalam rangka membantu pengadaan tanah
Bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Biaya Panitia Pengadaan
Tanah tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.02/2008
Tanggal 23 April 2008 tentang Biaya Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Biaya operasional tersebut digunakan Untuk
pembayaran honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetak/stensil,
Fotocopy/penggandaan, penunjang musyawarah, sosialisasi, sidang-sidang yang Berkaitan
dengan proses pengadaan tanah, satuan tugas (satgas), biaya keamanan, Dan biaya
perjalanan dalam rangka pengadaan tanah.9

- Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang Luasnya tidak Lebih dari 1 (Satu) Hektar
dan Pengadaan Tanah Selain untuk Kepentingan Umum Pengadaan tanah selain bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum Adalah pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan Instansi Pemerima
- Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/sebenarnya dengan
- memperhatikan Nilai Jual Obyek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian
- Lembaga/Tim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk nya ganti rugi didasarkan atas a. Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/sebenarnya dengan

Sumber: BMP ADPU 4335 (ADMINISTRASI PERTAHANAN)

https://sumsel.bpk.go.id/wp-content/uploads/2019/04/1.-Tulisan-Hukum-Tahapan-Pengadaan-
Tanah_edit.pdf

Anda mungkin juga menyukai