Anda di halaman 1dari 14

PERANAN APOTEKER DI

DISTRIBUSI FARMASI
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK:
1. YESYA ERIPRATIWI (234010018)
2. SHAFIYATUN NAFISAH (234010019)
3. FEBRIANA VIEL DAFIA (234010020)
4. MEINA LISTIANA (234010021)
5. ALDANIAH ZAHRATUL. A (234010022)
6. ARIFA LUTFIANA D.N.A (234010023)
7. LIZBETH PORSIANA (234010024)
8. BARNESI DOUW (234010025)
9. RIZKYATUL K (234010026)
10. JUNIAR KARTIKA (234010027)
11. NADILA DWI N (234010028)
12. RUDIYANΤΟ (234010029)
13. M DAVID Z.S. (234010030)
14. PUTRI RAHAYUS (234010031)
15. NURUL SAFIKA (234010032)
16. ESTHER DELYVIA S (234010033)
DISTRIBUSI
FARMASI
Distribusi merupakan suatu kegiatan penyaluran persediaan
baik obat maupun bahan obat sesuai dengan persyaratan
guna menjaga kualitas yang didistribusikan tersebut.
Distribusi merupakan suatu aspek yang penting dalam
menjamin kualitas sediaan baik sampai ke tangan
konsumen. Untuk memastikan mutu sepanjang alur
pendistribusian, maka kualitas produk perlu dipantau mulai
dari produk masuk gudang hingga sampai di tangan
konsumen. Salah satu cara pemerintah dalam menjamin
mutu sediaan farmasi adalah dengan menerapkan CDOB
(Cara Distribusi Obat yang Baik).
CDOB?
Cara Distribusi Obat yang Baik adalah cara
distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat
yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan
tujuan penggunaannya.
Peranan Apoteker Dalam
Distribusi Farmasi
Dalam sistem kesehatan, peran apoteker tidak hanya terbatas pada
pelayanan di apotek, tetapi juga melibatkan distribusi farmasi yang
merupakan tahap penting dalam penyediaan obat kepada
masyarakat. Distribusi farmasi melibatkan pengelolaan,
penyimpanan, dan distribusi obat secara efisien.
Aspek Peranan Apoteker Dalam
Distribusi Farmasi:
01 Pengelolaan Distribusi
Apoteker bertanggung jawab untuk 02 Pemilihan dan Pengadaan
Obat
mengelola persediaan obat dengan Apoteker memiliki pengetahuan yang
Obat
memastikan ketersediaan obat sesuai dengan mendalam tentang obat-obatan. Oleh
permintaan dan kebutuhan pasien. Hal ini karena itu, mereka dapat berperan dalam
mencakup pemantauan tanggal kedaluwarsa, pemilihan dan pengadaan obat yang
rotasi stok, dan pengadaan obat secara berkualitas dan sesuai dengan standar. Ini
efisien. penting untuk menjamin efektivitas dan
keamanan pengobatan.
03 Penyimpanan yang
Menjaga kualitas obat adalah tugas utama
Aman
apoteker. Dalam distribusi farmasi,
mereka harus memastikan penyimpanan
obat sesuai dengan standar, termasuk suhu
dan kelembaban yang tepat, untuk
mencegah kerusakan atau penurunan
kualitas obat.
Distribusi yang
04 Apoteker
Efisien terlibat dalam perencanaan dan 05 Kepatuhan Terhadap
pelaksanaan distribusi obat ke berbagai lokasi, Peraturan
Apoteker harus memastikan bahwa semua
kegiatan distribusi farmasi sesuai dengan
seperti rumah sakit, puskesmas, dan apotek. peraturan yang berlaku. Ini termasuk
Pemahaman terhadap sistem distribusi yang pemenuhan regulasi terkait impor, ekspor,
efisien dapat membantu mengurangi risiko dan distribusi obat.
kelangkaan obat dan meningkatkan
aksesibilitas pasien.

06 Penanganan Logistik dan


Transportasi
Apoteker harus memahami prinsip-prinsip
logistik dan transportasi untuk memastikan
obat tiba di lokasi tujuan dengan aman dan
tepat waktu. Hal ini melibatkan koordinasi
dengan pihak terkait dan pemilihan metode
transportasi yang sesuai.
Tantangan Apoteker dalam Distribusi
Farmasi
Tantangan utama apoteker dalam menjalankan rantai distribusi farmasi adalah memastikan obat
yang didistribusikan terjamin mutu, khasiat, keamanan, dan keabsahannya sampai di tangan konsumen.
Apoteker juga harus memperhatikan perpindahan dari hulu sampai hilir, sehingga perbekalan farmasi
(meliputi obat, bahan obat, dan alat kesehatan) harus tetap terjamin mutu, keamanan, khasiat, dan
keabsahannya sesuai dengan GMP (Good Manufacturing Practices) , PDB (Praktik Distribusi Baik) ,
GSP (Good Storage Practice), dan GPP(Good Pharmacy Practice).
Selain itu, apoteker juga harus memastikan sistem jaminan mutu di distribusi obat sejalan dengan
sistem jaminan mutu yang telah ditetapkan. Kemajuan teknologi dan persaingan global juga menjadi
salah satu tantangan apoteker dalam distribusi farmasi. Apoteker harus terus meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam pelayanan kefarmasian, pengadaan, penyimpanan,
pengelolaan, pendistribusian, penelitian, dan pengembangan untuk menjamin mutu, khasiat, keamanan,
akses, ketersediaan, serta kecukupan pada tingkat individu maupun masyarakat.
Kontribusi Apoteker dalam
Ketersediaan Obat
Apteker berkontribusi dalam ketersediaan obat dan pengelolaan
stok yang optimal melalui beberapa cara, seperti perencanaan
obat berdasarkan data pemakaian, perhitungan stok optimal,
pengendalian safety stock, dan analisis pengendalian
persediaan. Mereka juga dapat melakukan review terhadap
kemampuan daya beli masyarakat, melakukan kompilasi
pemakaian obat, serta menyusun perkiraan perencanaan
kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan. apoteker juga
berperan dalam menghitung stok optimal untuk menentukan
jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan .
Peraturan dan Kebijakan
Apoteker dalam Distribusi
Farmasi
Peraturan dan kebijakan yang berlaku di Indonesia mendukung peran apoteker dalam
distribusi farmasi. Salah satu peraturan yang berlaku adalah Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat
yang Baik (CDOB). Peraturan ini berlaku untuk aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran
termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat. Peraturan dan kebijakan yang berlaku di
Indonesia mendukung peran apoteker dalam distribusi farmasi. Salah satu peraturan yang
berlaku adalah Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Peraturan ini berlaku untuk
aspek pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan
obat.
Apoteker dalam Menangani
Keamanan dan Kualitas obat
Beberapa tanggung jawab apoteker dalam menjamin mutu, khasiat, dan keamanan obat meliputi:

Pengawasan keamanan dan Pelatihan dan pengawasan


mutu produk praktik apoteker

Menerapkan Pedoman Cara Pengawasan terhadap


Distribusi Obat Yang Baik kesalahan pengobatan
(CDOB)

Pengawasan terhadap pendistribusian


dan penyaluran obat
KESIMPULAN
Apoteker berperan aktif dalam proses
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik
distribusi obat, sebagai tenaga
(CDOB) menjelaskan bahwa PBF adalah
kefarmasian yang menjalankan
perusahaan berbentuk badan penyimpanan,
pekerjaan kefarmasian, salah satu tugas
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
apoteker adalah distribusi obat seperti
besar sesuai ketentuan peraturan perundangan.
yang diatur dalam Undang – undang
Sebelum obat dikirim ke Apotek, Apoteker wajib
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
mengikuti pedoman teknis cara distribusi obat yang
2009 yang menyebutkan 4 4 bahwa
baik untuk memastikan obat dikirim dengan baik
Pekerjaan Kefarmasian adalah
dan mencapai tujuan penggunaannya.
pembuatan termasuk pengendalian mutu
Secara keseluruhan, apoteker memiliki peran
sediaan farmasi, pengamanan,
penting dalam distribusi farmasi, sebagai tenaga
pengadaan, penyimpanan, dan
kefarmasian yang berperan aktif dalam proses
pendistribusian atau penyaluran obat,
distribusi obat dan memastikan obat dikirim dengan
pengelolaan obat, serta pengembangan
baik ke Apotek.
obat, bahan obat dan obat tradiosional.
SEKIAN
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai