Anda di halaman 1dari 24

12 Saraf Kranial

Billy Alexander Setiawan


112023039
Pembimbing : dr. Anastasia Maria Loho, Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana
Rumah Sakit Husada
Pendahuluan

• Saraf kranial memberikan persarafan


aferen dan eferen terutama pada
struktur kepala dan leher
• inti saraf kranial secara fungsional
disusun menjadi inti yang berbeda di
dalam batang otak. Biasanya, inti
yang lebih posterior dan lateral
cenderung bersifat sensorik, dan inti
yang lebih anterior cenderung
bersifat motoric
Saraf Olfaktorius ( N I )
• area seluas kira-kira 2
sampai 4 cm di atas concha
hidung superior dan septum
hidung). tersusun menjadi
kumpulan saraf yang disebut
olfactoria bulb, yang
bersama-sama membentuk
saraf penciuman.
• Pemeriksaan: pasien memejamkan mata, diminta membedakan bau
yang dirasakan (kopi, teh,dll)

Penilaian :
Normosmia : menghidu dengan tepat
Anosmia : hilangnya daya penghidu
Hiposmia : daya penghidu kurang tajam
Parosmia : penghidu tidak sesuai
Kakosmia : penghidu tidak sesuai dan tidak enak baunya
Nervus Optikus (N. II)

• Fungsi: saraf sensorik, untuk


penglihatan
• Cara Pemeriksaan: Dengan snelend
card, dan tes konfrontasi
• Saraf kranial II, saraf optik,
menyampaikan informasi sensorik
visual aferen somatik khusus (SSA)
dari reseptor sensorik retina batang dan
kerucut ke talamus, terutama nukleus
genikulatum lateral (LGN) dan
colliculus superior (SC)
Nervus Okulomotoris (N. III)

• Saraf kranial III, IV, dan VI (masing-


masing saraf okulomotor, troklear,
dan abducens) adalah saraf eferen
somatik umum (GSE) yang
bertanggung jawab untuk
mempersarafi otot-otot ekstraokular
di dalam orbit.
• Fungsi: saraf motorik, untuk
mengangkat kelopak mata keatas,
kontriksi pupil, dan sebagian gerakan
ekstraokuler
• Pemeriksaan: Tes putaran bola mata,
menggerakan konjungtiva, refleks
pupil dan inspeksi kelopak mata
Nervus Trochlearis (N. IV)
• Fungsi: saraf motorik, gerakan mata kebawah dan kedalam
• Cara Pemeriksaan: Sama seperti nervus III
Nervus Trigeminus (N. V)

• saraf trigeminal yang bertanggung jawab


atas persarafan sensorik somatik umum
(GSA) wajah melalui tiga cabang
utamanya, V1, V2, dan V3 (masing-masing
oftalmikus, rahang atas, dan mandibula
• Fungsi: saraf motorik, gerakan
mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi,
refleks kornea dan refleks kedip
Cara Pemeriksaan: mengigit rahang dengan keras , pasien memejamkan
mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh permukaan
kornea dengan kapas
Nervus Abdusen (N. VI)
• Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral
• Cara pemeriksaan: sama seperti nervus III
Nervus Fasialis (N. VII)
Saraf kranial VII (saraf wajah) memiliki serabut motorik dan otonom
dengan komponen somatosensori kecil. Persarafan motorik eferen visceral
khusus (SVE) menuju ke otot-otot ekspresi wajah dan keluar dari
tengkorak melalui foramen stylomastoideus jauh ke dalam kelenjar parotis

• N. petrosus major sebuah saraf parasimpatik kelenjar mukus dan


lakrimal
• N. stapedius yang mempersarafi gerakan motorik otot stapedius di
telinga tengah
• Chorda Tympani yaitu serabut saraf sensorik yang mempersarafi 2/3
lidah anterior dan serabut parasimpatik dari kelenjar submandibular dan
sublingual[2,3]

Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah, dan merasakan gula dan
garam
• Dalam keadaan diam, perhatikan :
- asimetri muka (lipatan nasolabial)

• Atas perintah pemeriksa


1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dengan kiri.
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri), kemudian pemeriksa mencoba
membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri).
3. Memperlihatkan gigi (asimetri).
4. Bersiul dan mencucu (asimetri/deviasi ujung bibir).
5. Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing).
Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)
Saraf kranial VIII, saraf vestibulocochlear, bertanggung jawab atas
indera pendengaran dan indera vestibular orientasi kepala.
Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengaran dan keseimbangan - Cara
pemeriksaan: test webber, swabach dan rinne
Nervus Glosofaringeus (N. IX)
• Saraf kranial IX (saraf
glossopharyngeal)
bertanggung jawab atas
persarafan motorik (SVE)
otot stylopharyngeus dan otot
konstriktor faring oleh
nukleus ambiguus.
• Fungsi: saraf sensorik, untuk
sensasi rasa 1/3 posterior
lidah, dan untuk sekresi
kelenjar parotis
• Cara pemeriksaan:
membedakan rasa manis dan
asam
Nervus Vagus (N. X)
• Saraf kranial X adalah saraf
vagus. Serabut eferen
parasimpatis (GVE) dari nukleus
vagal dorsal ke visera toraks dan
abdominal hingga fleksura limpa
usus besar mewakili komponen
saraf
• Serabut-serabut ini membentuk
pleksus komprehensif yang
berjalan di sepanjang serosa
esofagus hingga ke visera.
• Fungsi: saraf sensorik dan
motorik, refleks muntah dan
menelan
• Cara pemeriksaan: menyentuh
faring posterior, pasien menelan
saliva, dan diminta bersuara
Nervus Asesoris (N. XI)

Saraf kranial XI, saraf aksesori


tulang belakang, bertanggung jawab
atas persarafan motorik eferen
somatik umum (GSE) otot trapezius
dan sternokleidomastoid melalui inti
tulang belakang saraf aksesori
Nervus Asesoris (N. XI)
• Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu, kepala, leher
• cara pemeriksaan: minta pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan
tahanan sambil pasien melawan tahanan tersebut
Nervus Hipoglosus (XII)
• saraf hipoglosus, bertanggung jawab atas persarafan eferen
somatik umum (GSE) otot intrinsik dan ekstrinsik lidah dari inti
sinonim saraf.
• Fungsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah
• cara pemeriksaan: pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan
dari sisi ke sisi
• Pemeriksaan :
• Menjulurkan lidah Pada lesi unilateral, lidah akan berdeviasi kearah
lesi. Pada Bell,s palsy (kelumpuhan saraf VII) bisa menimbulkan
positif palsu.
• Menggerakkan lidah kelateral Pada kelumpuhan bilateral dan berat,
lidah tidak bisa digerakkan kearah samping kanan dan kiri.
• Tremor lidah Diperhatikan apakah ada tremor lidah dan atropi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai