Anda di halaman 1dari 18

JURNAL READING

Symptom Recurrence &


Associated Factors in
Postoperative Patients with
Lumbar Degenerative Disease
Satomi Matsushima, RPT, MS; Shuntaro Tsuchida, MD; Tomoya Muta, MD; Jyunichi Yamashita,
RPT, Ph.D.; Ko Onoda, RPT, Ph.D.; Takayoshi Saito, RPT, Ph.D.; Yukari Horimoto, RPT, Ph.D.

Maeike Grestiana Sinaga, S.Ked.


Dosen Pembimbing: dr. M. Iman Indransyah, Sp.S.
COVER
Abstrak
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perubahan bertahap dan hubungan antara
pra operasi dan akhir pasca operasi 3 bulan pada pasien dengan penyakit
degeneratif lumbal

Metode :
Melibatkan 160 pasien, terbgi menjadi 2 kelompok “good progress” dan
“recrudescence”. Menganalisis perubahan skor Japan orthopedics Associations
(JOA), JOA back pain evaluation questionnaire (JOABPEQ) dan numeric rating
scale (NRS)

Hasil :
Perbedaan ditemukan pada NRS pra operasi untuknyeri punggung bawah, skor
JOA (temuan lain) pada 3 bulan pasca operasi, dan NRS untuk nyeri pinggang
pada 3 bulan pasca operasi

COVER
• Perubahan spinal terlibat secara rumit dan dipengaruhi 2 faktor,
yaitu faktor statis (ligament kuning, disc intervertebral, sendi
interventebral dan osteophytes) & faktor dinamis
(postur,pergerakan dan ketidakstabilan spinal)
• Kelompok hasil operasi dianggap lebih baik dari kelompok
tatalaksana konservatif.
• Tingkat kekambuhan dari hernia disk lumbal lebih tinggi
dengan periode follow up yang lebih lama. Rentang dari 0.5%
sampai 4.0% dalam 1 year, 1.6% sampai 9.6% dalam 2 years,
dan 1.5% sampai 8.5% dalam 5 tahun setelah operasi.
• Beberapa laporan menyarankan tingkat kekambuhan hernia
sedikit lebih tinggi. Walaupun beberapa laporan diskusi operasi
ulang dini, fungsi motorik, kualitas hidup setelah operasi dan
hasil pasien-centered tetap tidak jelas.

PENDAHULUAN
Koshi melaporkan penyebab utama sindrom setelah operasi spinal
adalah:
• kegagalan diagnostik lokal
• penyakit sistemik yang terabaikan
• teknik operasi yang tidak layak
• komplikasi operasi
• kekambuhan dan progresi penyakit
• faktor psikososial
• hubungan dokter-keluarga pasien yang tidak baik dan
• penyebab yang tidak diketahui. Bagaimanapun, kami tidak
menemukan laporan apapun di pencarian kami pada kelayakan
dari operasi-revision dalam kasus-kasus tersebut.

PENDAHULUAN
Penelitian menyelidiki trend dalam gejala dan fungsi
fisik dari pasien setelah operasi dengan penyakit
degenerasi lumbal, yang dimana gejala-gejala dinilai
memburuk dari segi fisik sebelum dan 3 bulan setelah
operasi dan dikonfirmasi hubungan dari faktor-faktor
tersebut.

Kepercayaan dari penelitian ini terpusat dalam informasi


yang telah didapatkan yang bisa berkontribusi untuk
mencegah fenomena.

PENDAHULUAN
• Penelitian ini telah disetujui oleh Ethics Committee of The International
University of Health and Welfare (22-Ifh-008) and the Ethics Committee of
Seikokai Fuji Toranomon Orthopaedic Surgery Hospital (2022-1).
• Penelitian tersebut dilakukan di Seikokai Fuji Toranomon Orthopedic Hospital
selama April 2021- Maret 2022 dan merupakan study retrospective.

PARTISIPAN
• Jumlah: 160 pasien
• Rentang Usia: antara 49-79 tahun (64.2 ± 15.1)
• Diagnosa: Penyakit degeneratif lumbar (stenosis kanal spinal lumbar, herniasi
diskus lumbar)

PROSES BEDAH
• Jenis prosedur: Discektomi endoskopik (MED), Discektomi endoskopik perkutan
(PED), Discektomi lumbar
• Pasien mulai fisioterapi hari berikutnya pascaoperasi
• Durasi fisioterapi: 20-40 menit per hari
• Instruksi latihan: Stretching, latihan kekuatan, latihan berjalan, aktivitas sehari-
hari

PARTISIPAN
DATA & ANALISIS
• Data yang dikumpulkan: Umur, tinggi, berat, BMI, prosedur bedah, jumlah elevasi bedah, kehilangan darah saat bedah, jumlah
hari di rumah sakit, jumlah sesi fisioterapi rawat jalan
• Analisis statistik: T-test, Wilcoxon rank-sum test, Grafical modeling (GM), Structural equation modeling (SEM)
• Alat ukur:
⚬ Japanese Orthopaedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire (JOABPEQ): Ini adalah kuesioner yang terdiri dari 25
pertanyaan yang menilai lima faktor: disabilitas terkait nyeri, disfungsi tulang belakang lumbar, disabilitas kehidupan sosial,
disfungsi berjalan, dan disabilitas psikologis. Skor untuk setiap faktor dihitung pada skala 0–100, dengan skor yang lebih
rendah menunjukkan gejala yang lebih parah. Ini digunakan untuk mengevaluasi dampak nyeri punggung pada kehidupan
individu.
⚬ Japanese Orthopaedic Association Back Pain Evaluation Criteria (JOA score): Skor ini terdiri dari empat grup: gejala
subjektif, temuan objektif, aktivitas kehidupan sehari-hari, dan fungsi kandung kemih, dan dinilai pada skala 29 poin. Dalam
penelitian ini, skor untuk setiap grup dan skor total digunakan untuk mengevaluasi JOABPEQ, mencerminkan keparahan
nyeri punggung dan pengaruhnya pada fungsi sehari-hari.
⚬ Numerical Rating Scale (NRS): Ini adalah skala penilaian nyeri numerik yang menilai nyeri kaki-bokong, dan kesemutan.
Pasien memberi nilai intensitas nyeri mereka pada skala dari 0 (tidak ada nyeri) hingga 10 (nyeri terburuk yang dapat
dibayangkan), memungkinkan penilaian cepat dan sederhana dari tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien.

METODE
RESULTS
TINGKAT KEKAMBUHAN PASCAOPERASI
• Kulkarni et al : Tingkat kekambuhan 1.6% setelah MED, periode kekambuhan rata-rata 22 bulan
• Saejima et al : Tingkat kekambuhan 4.7% setelah MED
• Pasien PED lebih banyak melakukan reoperasi dibandingkan MED
• Rata-rata lama menginap di rumah sakit: 7.5 ± 3.5 hari

DISCUSSION
PENGARUH PEMULANGAN DINI EVALUASI NYERI & KEMBALI KE AKTIVITAS
• Pemulangan dini (keluar dari rumah sakit) dan • Grup reoperasi mengalami nyeri lebih banyak
kembali bekerja meningkatkan tingkat • Skor JOA 3 bulan pascaoperasi lebih rendah pada grup reoperasi
kekambuhan. • Pentingnya pemeriksaan periodik dan evaluasi kemampuan serta
• Pentingnya program fisioterapi yang agresif efektif ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari
untuk pencegahan kekambuhan dan menerapkan
intervensi secara intensif

TES SLR & KEKUATAN OTOT FAKTOR-FAKTOR PENCEGAH KEKAMBUHAN


• Tes SLR positif 4 bulan pascaoperasi menunjukkan • F1: Gangguan tulang belakang lumbar
risiko kekambuhan • F2: Kehidupan sehari-hari
• Kekuatan otot dalam skor JOA penting untuk • F3: Aspek sosial dan psikologis
diawasi dan dilatih • F4: Nyeri
• Aspek psikologis sangat penting: persepsi negatif tentang
pengalaman nyeri

DISCUSSION
• Keterbatasan dari penelitian ini adalah tingkat keakuratan pada rekam medis dari institusi
peneliti (diperlukan penelitian-penelitian dari institusi lain sebelum kami dapat mengatakan
kecendrungan ini dapat di generalisasikan). Sebagai tambahan, penelitian terdiri dari 12
kasus operasi ulang untuk hernia disk lumbal, menjamin pemeriksaan lebih lanjut melibatkan
kekambuhan dari penyakit degeneratif lainnya dari lumbal spinal serta bias dalam ahli bedah
dan teknik operasi terkait penelitian yang diadakan intitusi peneliti.
• Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya nyeri pungggung pada 3 bulan setelah operasi
tidak seharusnya diabaikan karena kemungkinan kambuh dan terulang. Walaupun dengan
perkembangan yang signifikan dibandingan dengan masa sebelum operasi, pasien harus di
evaluasi setelahnya setidaknya untuk 3 sampai 6 bulan setelah operasi, berfokus pada
aktivitas-aktivitas dalam kehidupan seharr-hari, nyeri, sosial, dan asek psikologi dan
memberikan perhatian pada aktivitas yang berlebihan. Dari sudut pandang pencegahan, saat
penemuan neurologis atau kelemahan otot teramati, sangat penting untuk membuat anjuran
untuk peningkatan sebelum kegiatan sehari-hari pasien terganggu.

KETERBATASAN & KESIMPULAN


Japanese Orthopedic
Association Back Pain
Evaluation Questionnaire
(JOABPEQ
TERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai