KONTA
kajian.kesehatan@bapeten.go
Telp/fax. 021 630 21
P2STPFRZR – BAPETEN
JAKARTA, 14 NOVEMBER 2016 1
PENDAHULUAN
DASAR HUKUM
1. PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif;
2. Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 8 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik dan Intervensional;
3. Rekomendasi IAEA dan WHO Tahun 2012 hasil “International
Conference on Radiation Protection in Medicine: Setting the Scene for the
Next Decade” yang diberi nama Bonn Call-for-Action;
4. Rekomendasi IAEA dalam Basic Safety Standard (BSS), General Safety
Requirements (GSR) Part 3 Tahun 2014; dan
5. Hasil “Technical Meeting on Patient Dose Monitoring and the Use of
Diagnostic Reference Levels for the Optimization of Protection in Medical
Imaging”, IAEA, Juni 2016.
2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
1. Regulasi kita mengharuskan adanya upaya proteksi dan keselamatan
radiasi bagi pasien melalui optimisasi dosis pasien pada pemeriksaan
radiologi.
2. Indonesia belum punya profil dosis pasien pada pemeriksaan radiologi
diagnostik dan intervensional.
3. Beberapa survei dosis pasien telah dan sedang dilakukan oleh berbagai
pihak seperti PTKMR BATAN, BAPETEN, Universitas, dan lainnya.
Namun memiliki keterbatasan sumber daya.
4. Sebagai negara anggota UNSCEAR, Indonesia diminta aktif
berkontribusi untuk memberikan informasi mengenai data dosis
pasien. Kontak person PTKMR BATAN.
5. Indonesia sudah punya tingkat panduan dosis atau Diagnostic
Reference Level (DRL) nasional sebagai hasil adopsi dari standar IAEA
(BSS 115), dan ada kebutuhan untuk punya DRL sesuai kondisi 3
sumber daya di Indonesia.
PENDAHULUAN
TUJUAN
1. Mencari dan menginisiasi suatu program aplikasi yang memanfaatkan
sistem informasi berbasis web untuk membantu dalam upaya
pengumpulan dan pelaporan data dosis pasien.
2. Menginisiasi adanya program sistem manajemen dosis pasien di
fasilitas radiasi.
3. Memiliki data base dosis radiasi bagi pasien radiologi
4
PENDAHULUAN
SASARAN
1. Terbangun suatu program nasional untuk optimisasi proteksi radiasi
bagi pasien
2. Terbangun sistem yang berkelanjutan untuk penetapan, perbaikan,
reviu DRL.
3. Terbentuk suatu mekanisme pengumpulan dan pelaporan data dosis
pasien.
4. terdorong adanya kebutuhan untuk penyediaan peralatan dosimetri,
kendali mutu, dan meningkatkan peran kalibrasi
5
REFERENSI
1. ARPANSA AUSTRALIA
6
REFERENSI
2. Rekomendasi IAEA & WHO :
7
REFERENSI
3. Hasil Technical Meeting on Patient Dose Monitoring and
the Use of Diagnostic Reference Levels for the
Optimization of Protection in Medical Imaging”, 2016.
8
Si-INTAN ver 2.0
Tahun Deskripsi
2013 Perencanaan pembuatan aplikasi online untuk survei
2014 Pembuatan aplikasi data dosis untuk modalitas CT Scan
2015 Demo, uji coba, perbaikan minor, launching aplikasi Si-INTAN ver 1.0
2016 • Penambahan fitur untuk data dosis pada modalitas fluoroskopi
• Launching aplikasi Si-INTAN ver 2.0
• Pengenalan aplikasi Si-INTAN untuk sistem manajemen dosis
• Penjajagan Koordinasi dan kerjasama dengan KEMENKES dan
asosiasi profesi.
2017 • Penambahan fitur untuk data dosis pasien diagnostik kedokteran nuklir
• Penjajagan kerja sama dengan PTKMR BATAN, & institusi pendidikan
• Workshop sistem manajemen dosis 9
• pengenalan aplikasi
Si-INTAN Ver 2.0
13
Bagaimana Mengakses
Si-INTAN Ver 2.0 ?
14
Bagaimana Mengakses
Si-INTAN Ver 2.0 ?
15
• Input awal:
- Identitas
RS/Klinik/Puskesmas
- Identitas dokter
spesialis radiologi
- Identitas kontak person
(Fisikawan medik / PPR
/ Radiografer)
- Modalitas radiasi (CT
Scan, angiografi, C-
• Data Input berfungsi untuk Registrasi Arm/U-Arm,
dan dapat di update setelah punya fluoroskopi)
akun.
16
Parameter yang diinputkan:
•Identitas pasien :
– Kelompok umur
– Berat badan
– Jenis kelamin
•Jenis & kondisi penyinaran (faktor eksposi)
•Data dosis
– CT Scan (CTDI & DLP)
– Fluoroskopi (DAP, KAP, Kerma Total, Waktu
Fluoro Total, laju kerma) 17
INPUT DATA DOSIS
18
INPUT DATA DOSIS
19
INPUT DATA DOSIS
20
HASIL DAN LAPORAN
21
HASIL DAN LAPORAN
22
HASIL DAN LAPORAN
23
HASIL DAN LAPORAN
24
HASIL DAN LAPORAN
25
HASIL DAN LAPORAN
26
HASIL DAN LAPORAN
27
HASIL DAN LAPORAN
28
HASIL DAN LAPORAN
29
Outcome aplikasi Si-INTAN
1. Terbangunnya sistem yang berkelanjutan untuk manajemen
dosis pasien radiologi diagnostik dan intervensional yang
memungkinkan adanya perbaikan dan reviu secara berkala.
2. Indonesia memiliki sebuah profil dosis pasien untuk tiap jenis
pemeriksaan radiologi diagnostik dan intervensional sebagai
bahan kebutuhan untuk pengawasan yang lebih baik.
3. Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan memiliki tool
untuk upaya optimisasi proteksi dan keselamataan radiasi bagi
pasien dan sebagai upaya pelaporan pemantauan dosis pasien
(manajemen dosis pasien).
4. Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan dapat memiliki
DRL lokal.
5. Indonesia memiliki DRL Nasional sesuai dengan sumber
dayanya yang memungkinkan untuk di update dan reviu secara
berkala. 30
Terima Kasih
31