Anda di halaman 1dari 20

Rente Ekonomi Perikanan

Course 10 Ekonomi Sumber daya Perikanan S2


Zuzy Anna
Surplus Nilai ikan bagi konsumen
Aspek Manfaat (j) Di atas harga yang dibayarkan
Konsumen
Biaya Perikanan
Bagian dari rente sumber Daya
Tangkap (i) yang didapat Oleh pemerintah
(Copes, 1986)
Bagian dari rente sumber
Rente (h) Daya yang didapat Oleh pemilik kapal
sumberdaya
Manfaat Bagian dari rente sumber
Sosial bersih (g) Daya yang didapat Oleh nelayan

Nilai (net social


Utilitas Benefits) Penerimaan bagi pemilik
Tangkapan (f) Kapal karena kelebihan skill (highliner)
(utility value) Surplus
Nilai Produsen Penerimaan bagi nelayan
Ikan yang (rente) (e) Karena kelebihan skill (highliner)
Didaratkan
(landed
Value) Biaya pengelolaan yg
Biaya (d) Dikeluarkan pemerintah
pengelolaan
Biaya operasi
(c) Termasuk depresiasi
Biaya
sosial Biaya normal dari Modal yang ditanamkan
Biaya (b) Pada kapal, alat dan perlengkapan
penangkapan

(a) Upah normal nelayan


(normal wages)
Manfaat dan Biaya Ekstraksi SDI
• Manfaat: social thd masyarakat dan konsumen juga pelaku usaha perikanan
(profit)
• Profit dibedakan dari sisi masyarakat (social) dan sisi pelaku usaha (nelayand
an pemilik kapal)
• Nelayan memperoleh penerimaan tapi juga membayar biaya produksi
• Keuntungan normal/normal returns=break even point
• Biaya nelayan= biaya privat=biaya social, cost ini bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan ekonomi lainnya yang memberikan manfaat social= opportunity of
capital
• Biaya tenaga kerja= biaya social= opportunity cost of labor= upah normal sector
lainnya
• High liner tidak ada biaya social/opportunity cost
Surplus Konsumen, Produsen, dan Government

• Surplus merupakan pengukuran moneter dari utilitas


P
masyarakat dan profit perusahaan (firm), yang biasanya
digunakan sebagai perkiraan dari social welfare F
• Pengukuran kesejahteraan ditingkat konsumen yang diukur
berdasarkan selisih keinginan membayar dari seseorang dengan
apa yang sebenarnya dia bayar P2
A
• Surplus Produsen sdalah surplus yang diperoleh produsen yang
merupakan selisih antara harga yang diterima oleh produsen
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi output. E
• Besaran surplus produsen juga akan tergantung dari perubahan P1
harga dan biaya.
• Didalam menilai dampak kesejahteraan akibat depresiasi
kerusakan sdi, surplus konsumen ini dapat digunakan untuk
mengukur besarnya kehilangan (loss) akibat degradasi sdi C
B
dengan mengukur perubahan konsumer surplus.
• Besaran surplus konsumen dan produsen juga akan tergantung D D
dari perubahan harga dan biaya.
• Surplus Government diperoleh dari regulasi yang diterapkan
dalam perikanan misalnya melalu pajak, sehingga akna h1
mempengaruhi besaran SP dan SK.
h2
h
Rente Ekonomi Perikanan
• Faktor krusial pemicu ekstraksi dan potensi manfaat sosek dari
pengelolaan yang baik
• Kegagalan pengelolaan adalah ketidak mampuan pengelola untuk rent
capture sdi. Kerugian global 39,4 -64,6 Billion USD/th (Arnason, 2011)
• Kerugian Indonesia : 40% of them are lost and wasted due to poor
fishery management. That’s worth around US$7.28 billion worth of
fish products annually (Nurhasan and Purnama, 2024).
Alasan Pentingnya konsern terhadap Rente sumber daya (Scherzer
dan Sinner, 2006)
• Alasan ownership
• Rente sumber daya harus diperoleh untuk menghindari alokasi penggunaan sda yang tidak
efisien, yaitu:
1. Alokasi berlebih (over allocation/congestion effect)
2. misalokasi sda (favoritism):
3. Inefisiensi dinamis, terhambatnya insentif untuk melakukan inovasi dalam memanfaatkan
ikan
• Prinsip ekonomi: sda harus dialokasikan pada yang memberikan nilai tertinggi: moneter, non
moneter, tangible dan intangible.
• Alasan Etika: prinsip fairness dan equity : sustainable dev
Konsep Formal Rente Ekonomi
• Konsep mengenai rente sumber daya pertama kali dikembangkan oleh David
Ricardo pada tahun 1817 dalam konteks sumber daya lahan.
• Rente ekonomi pada dasarnya adalah surplus yakni perbedaan antara harga yang
diperoleh dari penggunaan sumber daya dengan biaya per unit input yang
digunakan untuk menjadikan sumber daya tersebut menjadi suatu komoditas.
Selisih ini sering disebut sebagai rente per unit input atau unit rent.
• Rent atau rente juga dapat diartikan sebagai nilai dari input produktif ketika
digunakan melebihi biaya yang diperlukan.
• Rent tidak lain adalah residual setelah seluruh biaya dibayarkan dan biasanya
diterima oleh pemilik sumber daya.
• Dalam konteks sumber daya alam, rente ekonomi sering dibedakan antara scarcity
rent atau rente ekonomi yang ditimbulkan karena sifat kelangkaan sumber daya
dan rente Ricardian (Ricardian rent ) atau differential rent.
Rente Ekonomi Sumber daya alam
• Kurva supply adalah kurva Biaya marjinal
(MC) di atas harga minimum
• Harga > hargaminimum=surplus
• Pada harga P** ada selisih + harga dan
biaya marginal=surplus (rente Ricardian)
• Jika panel b dikendalikan [ada tingkat
Q=Q**<Q* dihasilkan rente kelangkaan
(scarcity rent), selain rente Ricardian
• Konsep ini biasa digunakan untuk sd yang
dapa tdikendalikan seperti Lahan
• Rente ekonomi merupakan manfaat yang
diperoleh pemilik lahan atas kepemilikan
lahan

Q**<Q*
Rente konteks Perikanan
• SDI bersifat mobile, sehingga property right tidak terdefinisikan
dnegna jelas (public goods)
• Rente terdistribusikan pada pelaku (nelayan dan pemilik modal), dan
pemerintah.
• Disagregasi rente sdi: rendi SDI (resource rent) dan rente
intramarginal rent= Ricardian rent. Rente dalam perikanan
digambarkan dalam variable input (jumlah kapal, Tk, GT, trip) yang
lebih udah dikendalikan
Rente Ekonomi Sumber Daya Perikanan
Rp
• Tanpa intervensikebijakan
MC
• Surplus pelaku tanpa kebijakan=
b
a AC abef=intra marginal rent di atas
e
normal profit
f

xo X* Input
(a)

Rp
MC
• Dengan Intervensi Kebijakan
a
b
P=AR2=MR2
Pemerintah Mengendali kan
AC input Shg penerimaan rata-rata
d c P=AR1=MR1 meningkat dari AR2>AR1
f e P=ARo=MRo • Peningkatan ini menghasilkan 2
surplus yaitu surplus sumber
daya (government rent)= abcd
X**
dan intra marginal rent =dcef)
Input

(b)
Perikanan dengan rente sumberdaya negatif
Rp
MC • Penerimaan marginal=
AC
penerimaan rata-rata
pada pasar kompetitif,
a berada di di bawah titik
Pmin minimum biaya rata-
Rente negatif rata
b
P1 AR=MR • Anelayan yang
mengalami kerugian
disebut extra marginal
• Kerugian disebut extra
marginal rent

x input
Quasi Rent (Rente Semu)
• Terjadia pada perikanan yang kekurangan investasi (under investment) atau
yang over investment
• Pada kondisi investasi masih sedikit< maka rasio produksi per input >>
nelayan memperoeh surplus>>> kondisi ini menarik investment
(penambahan input) dalam jangka panjang dan menengah, dan surplus
tidak bersifat permanen dan bisa hilang dalam jangka panjang
• Sebaliknya terjadi pada Over investment, too many boat chasing to few fish,
sementara capital bersifat non malleable (opportunity cost armada rendah
bahkan nihil), pendapatan rendah, pendapatan ini adalah quasi rent
• Kedua rente ekonomi ini adalah kondisi rente jangka pendek akibat
fenomena temporer.
Pendekatan Perhitungan Rente Ekonomi 1
1. Pendekatan surplus.
Pendekatan ini digunakan pada kasus dimana pemerintah
tidak melakukan intervensi kebijakan sehingga rente
sumber daya langsung oleh pelaku ekonomi sebagai surplus
produsen (producer’s surplus). Dalam konteks formal,
resource rent (RR) adalah luas daerah yang dibatasi oleh
kurva biaya dan harga atau:
x0
RR  PS  P0 x0   MC ( x )dx
0
Pendekatan Perhitungan Rente Ekonomi 2
2. rente sumber daya dapat pula dihitung dengan
menggunakan pendekatan harga bersih (net price method)
dimana rente sumber daya dihitung dengan formula
sebagai berikut:

RR  TR  ( IC  CE  CFC  NP )
NP  rK
TR = penerimaan total
IC = konsumsi intermediate (intermediate consumption)
CE = pembayaran terhadap tenaga kerja (compensation of employee)
CFC = pembayaran modal tetap (compensation of fixed capital)
NP = keuntungan normal (normal profit) yang dihitung dari perkalian nilai capital yang diinvestasikan
dengan suku bunga( r ) atau sering juga dikenal sebagai biaya korbanan dari modal (opportunity cost of
capital)
Pendekatan Perhitungan Rente Ekonomi 3
3. Ketiga adalah dengan pendekatan bioekonomi dimana rente sumber
daya dihitung berdasarkan selisih antara nilai dari ikan dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksi. (sudah dibahas pada
metode bio-ekonomi)
Contoh Perhitungan Rent Ekonomi (Keragaan Ekonomi dan
Finansial) (Pascoe et al., 1996
Keragaan Finansial per kapal per tahun dalam Pondsterlng) Nilai Keragaan Ekonomi per kapal (Pondsterling) Nilai

penerimaan 11505 Penerimaan 11505


Total biaya operasional 1512
Biaya operasional:
BBM dan Oli 545
Es 22
perbekalan 7
Umpan 539
Retribusi 399
Total biaya Operasional 1512 Biaya Tenaga Kerja
Kru (ABK) 1215
Upah/gaji 1215 Kapten 3408
Total tenaga Kerja 4623
Biaya tetap:
Perbaikan dan pemeliharaan 1339 Total Biaya Tetap 2529
Pajak pelabuhan 382 (-) Pembayaran bunga dan sewa 36
Asuransi 253 (+) Depressiasi 154
Administrasi 286 Total biaya ekonomi tetap 2647
Pembayaran atas bunga 10
Sewa lainnya 26 Rente Ekonomi 2723
Biaya lainnya 233 Nilai modal (capital value) 7020
Total biaya tetap 2529 Rate of return (%) 38.79

Keuntungan 6249
Keragaan Finansial dan Rente Ekonomi Kapal
Pukat Ikan Indonesia nilai tahun 2007
Keragaan Finansial per kapal per tahun dalam 1000 Rp/th Nilai Keragaan Ekonomi per kapal Nilai

penerimaan 3774834.75 Penerimaan 3774834.8


Total biaya operasional 629543.69
Biaya operasional:
BBM 523003.10
Oli 56625.15
perbekalan 40989.08
SIB 1892.289
Retribusi 3884.07
Tambat 3150
Total biaya Operasional 629543.69 Biaya Tenaga Kerja
Kru (ABK) 1215 176.67
Upah/gaji 176.67

Biaya tetap:
Perbaikan dan pemeliharaan 247250 Total Biaya Tetap 247325.64
Lain-lain 75.643 (+)Depresiasi 41645.93
Total biaya tetap 247325.64 Total biaya ekonomi tetap 288971.57

Keuntungan 2897788.7 Rente Ekonomi 2856319.49


Nilai modal (capital value) 5125000.00
rate of Return (%) 55.73
Mekanisme Rent Capture
• Rent capture diperlukan untuk recovery atas biaya pengelolaan (Rent Recovery) yang merupakan dana
public.
• Rent capture tidak sama dengacost of recovery.
• Cost recovery adalah internalisasi biaya-biaya pengelolaan, sementara rent capture dilakukan karena alasan
kepemilikan public, efisiensi dan equity pengelolana SDI
• Rent capture juga diperlukan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi di sector perikanan, dan
menjamin pemanfaatan sdi yang berkelanjutan secara sosekling
• Rent capture dilakukan melalui :
- mekanisme lelang (auction) (Stotenham et al, 2005)
- Selain itu juga dengan fisheries rent charge (pungutan rente). Ini bukan pajak melainkan pembayaran atas
upaya yang digunakan untuk proses menghasilkan ikan yang dapat dipasarkan (marketable fish) ang setara
dengan nilai atas sdi sebelum ikan tsb ditangkap
- Pembayaran bisa dalam bentuk pungutan atas ikan yang didaratkan ( bisa nilai tetap per Kg, atau
proporsional atau kombinasi keduanya)
- Mekanisme partial property right (Individual transferable quota (ITQ))
Frekuensi Pungutan dan Besaran
• Reguer (per tahun atau per bulan), atau sekali di muka
• Kelebihan sekali dimuka adalah enghindari masalah yang timbul dalam menilai
SDI, tapi menghadapi ketidak sempurnaan informasi harga input dan output yang
berubah-ubah tiap saat, juga informasi biologi yang tidak pasti
• Besaran nilai rent charge adalah issue yang krusial, terlalu besar menyebabkan
iklim investasi kurang baik, terlalu rendah menyebabkan undervalue SDI (Over
ekstraksi)
• Penentuan besaran tergantung tujuan pengelolaan, jika sebagai instrument
pengendalian effort, misalnya dengan landing charge, besaran optimal adalah jika
kita mampu mengekstraski seluruh potensial rente perikanan.
• Jika melalui kuota, maka dihitung dari nilai kuota yag dikeluarka pemerintah,
• Precautionary principle
• Mekanisme rent charge dengan berbagai instrument fiscal; pajak, subsidi, dll

Anda mungkin juga menyukai