Anda di halaman 1dari 29

 Jelaskan faktor apa saja yang menjadi kekuatan perusahaan jenis

IOC dan NOC?


 Tuliskan perhitungan keuntungan perusahaan yang melakukan
QQ kegiatan dari upstream hingga midstream?
 Jelaskan faktor apa yang menyebabkan harga minyak bumi di
diskon pada saat dikumpulkan di hub suatu wilayah?
KONTRAK MIGAS
PENGANTAR TEKNOLOGI DAN BISNIS ENERGI
 UUD 1945 Pasal 33 ayat (3):

“ Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di


dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”
Mengapa Perlu
adanya Kontrak
Migas?
Jenis
Kontrak
Migas

Sumber: Petroleum Fiscal System & Contracts


 Pemerintah memberikan izin kepada Perusahaan migas atau
konsorsium untuk mengeksplorasi dan produksi hidrokarbon dalam
kurun waktu tertentu di area/blok tertentu secara ekslusif.

Sumber Pendapatan Negara:

Concessionary 1. Royalti: bagian yang diperoleh pemerintah yang diambil langsung


dari gross revenue
System 2. Bonus atau fee untuk mendapatkan izin mengelola lapangan migas
3. Pajak pada saat migas sudah diproduksi
4. Dalam beberapa kasus, pajak kelebihan keuntungan (excess profit
tax)

 Negara yang menggunakan Concessionary system Amerika, Inggris,


Norwegia, dll
Concessionary System

Sumber: Petroleum Fiscal System & Contracts


 Dalam sistem ini Pemerintah tetap pemilik sumber daya mineral,
sementara perusahaan berhak untuk mendapatkan bagi hasil dari
keuntungan produksi dari penjualan migas berdasarkan PSC
Contractual (production sharing contract) atau Service contract.

System
 Perbedaan dari PSC dan Service Contract adalah perusahaan
migas menerima kompensasi dalam bentuk uang atau sumber
daya alam (crude/gas)

Sumber: Petroleum Fiscal System & Contracts


 Pada sistem ini, Pemerintah memiliki sumber daya mineralnya.
PSC Perusahaan migas yang mengelola lapangan migas dari
eksplorasi, pengembangan, dan produksi mendapatkan sharing
(Production profit dalam bentuk sumber alam (minyak/gas).

Sharing
 Indonesia merupakan Negara pertama yang menerapkan sistem
Contract) PSC, lalu diadopsi oleh Negara-Negara lain seperti Malaysia, India,
Nigeria, dll.
PSC
(Production
Sharing
Contract)

Sumber: Petroleum Fiscal System & Contracts


Pure Service Contract Risk Service Contract

 Jenis kontrak ini terkait jasa  Jenis kontrak ini mirip


yang diberikan perusahan dengan PSC, yang berbeda
migas dalam waktu tertentu. adalah pembayaran kepada
Pemerintah akan perusahaan migas
memberikan fee untuk setiap  Pada PSC, perusahaan migas
barel oil yang diproduksi, akan memperoleh profit
misalkan perusahaan migas sharing setelah cost recovery,
Service akan memperoleh US$ 1
/barel untuk setiap barel yang
tapi di sistem ini perusahaan
migas akan memperoleh
Contract diproduksi service fee. Pembayaran
service fee biasanya dalam
bentuk uang(kas), bukan
dalam bentuk crude/gas

Service Contract merupakan jenis kontrak dimana perusahaan migas melakukan


eksplorasi, pengembangan, dan produksi migas. Jika eksplorasi berhasil, maka
Pemerintah akan mengganti biaya yang dikeluarkan dan service fee dalam bentuk uang
berdasarkan jumlah cadangan yang ada di blok/area tersebut. Pembayaran jasa
operator ini akan dikenakan pajak yang sesuai.
Perbandingan Sistem Fiskal
Sistem Konsensi PSC Service Contract

Kepemilikan Transfer di wellhead Transfer pada titik Tidak ada transfer


hidrokarbon ekspor kepemilikan
Kepemilikan fasilitas Perusahaan migas Ditransfer ke Ditransfer ke
Pemerintah Pemerintah
Biaya operasional Pengurangan Cost recovery Reimbursement atau
cost recovery
Keuntungan Pajak penghasilan Profit oil Renumeration atau
profit oil
Operator Perusahaan Kontraktor Kontraktor
Perbedaan Mekanis Tidak ada batasan Ada batasan cost Ada batasan ost
pada pengurangan recovery recovery
biaya operasional Separuh tidak ada
Menggunakan depresiasi
depresiasi

Sumber: Widjajono Partowidagdo (Migas dan Energi di Indonesia)


Sistem Kontrak Migas di Indonesia

Production Sharing
Gross Split
Contract

OIL Gorverment : Operator = 85% : 15% Gorverment : Operator = 57% : 43%

Gorverment : Operator = 70% : 30% Gorverment : Operator = 52% : 48% GAS


 Pemerintah sebagai pemegang “kuasa pertambangan” ingin
meningkatkan pengembangan suatu Wilayah Kerja dan menunjuk
Kontrak Kontraktor untuk mempercepat eksplorasi dan pengembangan
sumber daya alam di dalam Wilayah Kerja tersebut.
Kerjasama  Kontraktor memiliki kemampuan finansial, kecakapan teknis
Production dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
operasi perminyakan di Wilayah Kerja tersebut.
Sharing  Merupakan perjanjian kerja sama dalam bentuk Kontrak Bagi
Contract Hasil
 Suatu % tertentu dari seluruh Minyak Mentah dan
Gas Bumi yang diproduksi dari suatu Wilayah Kerja
pada suatu tahun tertentu, yang tidak digunakan
dalam kegiatan operasi, yang berhak
diambil/diterima oleh Para Pihak (Pemerintah dan
Kontraktor) sebelum dialokasikan kepada Kontraktor
First Trance untuk pengembalian Investment Credit dan Biaya
Petroleum Operasi
(FTP)  FTP tersebut dibagi diantara para pihak (Pemerintah
dan Kontraktor) sesuai dengan split masing-masing.
 Untuk menjamin adanya penerimaan negara sejak
awal berproduksi
 Cost Recovery (recoverables) meliputi:
 Investment Credit
 Insentiffinansial yang dapat diberikan kepada kontraktor
didasarkan pada ketentuan yang diatur didalam kontrak.
 Diberikan untuk pengeluaran modal (capital expenditures)/
Cost Recovery pembangunan fasilitas produksi dalam rangka
pengembangan lapangan migas. (Tidak berlaku bagi
produksi interim atau program pengembangan lanjutan )
 Operating Cost yang terdiri dari :
Cost category by activity: Cost Element:
Exploration & Development Personnel Cost
Production Material Cost
Administration Technical Service /Contract
Others Others
Bagi Hasil (Government and Contractor Share/Split) - ( Setelah Pajak)

 Incentive Package August 1988:


Split for Frontier Production
 < 50 MMBOPD = 80% : 20%

Government  50 to 150 BOPD = 85% : 15%


 >150 MBOPD = 90% : 10%
and  Incentive Package August 1992:
Contractor  Split for Marginal Fields and for Tertiary EOR: Conventional areas 80% : 20%
Frontier areas 75% : 25%
Share  Split for Pre-Tertiary and Deep Sea: Incremental split as for frontier
production
 Split for Oil Field development in frontier areas = 80% : 20%
Field development in areas with water depth > 1500 meters = 75% : 25%
 Split for Gas Field development in conventional areas = 65% : 35%
Field development in frontier areas = 60% : 40%
Field development in areas with water depth > 1500 meters = 55% : 45%

Kewajiban Kontraktor untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah dalam
negeri setelah produksi komersial.

DMO Quantity adalah nilai terendah antara:

Domestic • Production X ( Σ National Supply / Σ National Production), atau


• 25 % Production
Market Dikalikan dengan persentage dari split bagian Kontraktor.
Obligation
(DMO) DMO Fee:
 US$ 0.20 / barrel lapangan produksi sampai dengan 23 Feb 1989
 10% or 15% of market price untuk lapangan produksi setelah 23 Feb 1989
 Selama 5 tahun ( 60 bulan) pertama produksi DMO Fee = Market price

Kontraktor dibebaskan dari kewajiban DMO apabila

Biaya
operasional > Hasil Produksi – (FTP +
Investment Credit)
Skema Production Sharing di Indonesia

Dikarenakan Indonesia
menggunakan sistem bagi
hasil, maka FTP sebesar
20% juga dibagi untuk
Pemerintah dan Kontraktor.
Besarannya mengikuti
skema minyak atau gas.
Ringkasan Generasi PSC di Indonesia
1st Gen PSC (1965- 2nc Gen PSC (1976- 3rd Gen PSC (Since
1976) 1988) 1988)
FTP None None 20%
Cost Recovery Limit 40% 100 % (No limit) 80% (due to FTP)
Investment Credit 20% 17% - 20%
DMO DMO was defined 25% of equity oil, 25% of equity oil,
as 25% of equity oil full price for the first full price for the first
at 0.2$/barrel 60 months and 0.2 60 months and 10%
$/barrel there after of export price
there after
Equity to be split: 65% : 35% 85%: 15% 85%: 15%
Government:
contractor None 70% : 30% atau 65% 70% : 30% atau 65%
: 35% : 35%
Oil
Gas
https://finance.detik.com/energi/d-3374203/ini-alasan-jonan-ngotot-ganti-cost-recovery-
dengan-gross-split
Gross Split

http://kbr.id/berita/01-017/skema_baru_gross_split_migas__ini_untungnya_versi_wamen_esdm/
88284.html
 Sistem Gross split menghilangkan mekanisme cost recovery yang
sebelumnya ada pada sistem PSC
 Kepemilikan sumber daya migas tetap pada Pemerintahan hingga
titik transfer Hidrokarbon
 SKK Migas memiliki peran dalam manajemen operasi dan
Kontraktor menanggung seluruh resiko dan pembiayaan dalam
Gross Split proses eksplorasi dan produksi
 Sistem Gross Split memberlakukan komponen variable dan
progresif dalam penerimaan kontraktor
Tujuan Gross
Split

Sumber: Presentasi Wakil Menteri ESDM


Komponen Variable Komponen Progresif
 Status lapangan  Harga minyak
 Lokasi lapangan  Jumlah kumulatif produksi
Mekanisme  Kedalaman reservoir minyak dan gas bumi
 Ketersediaan infrastruktur
Gross Split pendukung
 Jenis reservoir  Gross Split
 Kandungan CO2 oil Government : contractor = 57% : 43%
Gas Government : contractor = 52% : 48%
 Kandungan H2S
 Berat Jenis Minyak Bumi
 Tingkat Komponen dalam negeri
 Tahapan produksi

Sumber: Peraturan Menteri ESDM No.8 Tahun 2017 tentang kontrak bagi hasil gross split
komponen progresif
Komponen Variabel
 Perusahaan yang memiliki kontrak dengan
sistem PSC yang masa berlakunya belum habis
dapat mengusulkan untuk mengubah menjadi
Siapa sistem gross split
Perusahaan  Perusahaan yang sudah habis kontrak, apabila
yang kontrak dilanjutkan maka dapat mengubah
menggunakan menjadi kontrak gross split. Apabila ingin tetap
memakai sistem PSC maka diperlukan
sistem gross persetujuan Menteri ESDM
split?  PSC yang habis masa berlakunya dan tidak
diperpanjang, maka akan otomatis
diberlakukan sistem gross split.
Manfaat Dari
Gross Split

Sumber: Presentasi Wakil Menteri ESDM


TUGAS II
Hitunglah berapa bagian pemerintah
Deadline: H+2 dari jadwal
dan kontraktor pada kondisi berikut:
kuliah
1. Jumlah produksi minyak bumi
sebesar 1000 barrels
2. Harga minyak bumi saat ini adalah
50 USD
3. Kontraktor tidak mendapatkan
invesment credit
4. Besarnya biaya operasional adalah
sebesar 15000 USD (setara dengan
300 barrels oil)
5. Pajak penghasilan yang dikenakan
ke Kontraktor adalah sebesar 40%
6. Pemerintah memberikan VAT
reimbursement sebesar 8%

Anda mungkin juga menyukai